Anda di halaman 1dari 20

JURNAL PENELITIAN

MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
KESETARAAN KEDUDUKAN CUCU DENGAN ANAK KANDUNG
MENURUT HUKUM ADAT WARIS MASYARAKAT DI DESA
KOTABES, KECAMATAN AMARASI, KABUPATEN KUPANG

Jemris Yosua Missa


Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana
Jemrismissa12@gmail.com
Agustinus Hedewata, S.H.,Msi.,M.Hum.
Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana
Jl.Adisucipto Penfui, Kupang, NTT,
Indonesia
info@undana.ac.id
Yosie M.Y. Jacob, S.H.,M.Hum.
Fakultas Hukum Universitas Nusa Cendana

Abstrak :
Di dalam hukum adat sendiri komposisi keluarga adalah keluarga inti yang terdiri dari
suami,istri, dan anak-anak baik anak laki-laki atau anak perempuan. Didalam sebuah keluarga
terbentuk karena sebuah pernikahan antara seorang pria dan wanita yang menyatukan diri menjadi
satu dan mempunyai dasar Ketuhanan yang maha Esa (pasal 1 UU Perkawinan No.1 tahun 1974). Jika
sudah terbentuk sebuah keluarga maka Pewarisan akan terbuka jika salah satu atau kedua orang tua
meninggal dunia atau mengalami kematian (pasal 830 KUH Perdata).
Rumusan Masalah dalam penelitian ini yaitu (1) Apa Pertimbangan Kedudukan Cucu Disetarakan
dengan Anak Kandung menurut Hukum Adat Waris Masyarakat di Desa Kotabes? Dan (2) Apa Akibat
Hukum Dari Disetarakan Kedudukan Cucu Dengan Anak Kandung Menurut Hukum Adat Waris
Masyarakat Kotabes?
Penelitian ini merupakan penelitian empiris yaitu penelitian hukum yang menganalisis tentang
penerapan hukum dalam kenyataannya terhadap individu, kelompok, masyarakat, lembaga hukum
dalam masyarakat dengan menitikberatkan pada perilaku individu atau masyarakat, organisasi atau
lembaga hukum dalam kaitannya dengan penerapan atau berlakunya hukum. Dalam penelitian ini
menggunakan data primer dan data sekunder. Data Primer merupakan sumber yang diperoleh
langsung dari lapangan yang meliputi keterangan atau data hasil wawancara kepada pejabat yang
berwenang dalam hal Kesetaraan Kedudukan Cucu Dengan Anak Kandung Menurut Hukum Adat Waris
Masyarakat di Desa Kotabes, Kecamatan Amarasi, Kabupaten Kupang. Data Sekunder sebagai data
pendukung yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis diketahui bahwa (1) dalam Pertimbangan
Kedudukan Cucu Disetarakan dengan Anak Kandung menurut Hukum Waris Adat Di desa Kotabes tidak
ada perbedaan status antara anak kandung dengan cucu karena keduanya berasal dari satu garis
keturunan yang sama.Yang menjadi tolak ukur atau pertimbangan dasar dalam pembagian warisan
menurut hukum adat waris masyarakat di desa kotabes adalah penerima warisan haruslah anak
kandung atau cucu kandung yang dapat meneruskan keturunan dari pemberi waris (2) disimpulkan
bahwa terjadi atau tidaknya suatu akibat hukum yang menyebabkan perselisihan dalam pembagian
warisan yang menyetarakan kedudukan anak kandung dan cucu di desa Kotabes itu tergantung dari
para anggota keluarga yang merupakan garis keturunan dari si pemberi waris tersebut.

Kata Kunci: Kesetaraan, Hukum Adat Waris


1
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA

Abstract :

In this case, there is a family that has been formed because the family is part of the basic joint of the
community structure. Within customary law itself the family composition is the nuclear family consisting
of husbands, wives, and children either sons or daughters. In a family is formed because of a marriage
between a man and a woman who unite themselves into one and have the basis of the one true Godhead
(article 1 of the Marriage Law No.1 of 1974). If a family has been formed, inheritance will be open if one
or both parents die or experience death (article 830 of the Civil Code).
The formulation of the problem in this study is (1) What is the Consideration of the Position of
Grandchildren Equalized with Biological Children according to the Customary Law of Community
Inheritance in Kotabes Village? and (2) What are the legal consequences of equating the position of
grandchildren with biological children according to the customary law of inheritance of the people of
Kotabes?
This research is empirical research, namely legal research that analyzes the application of law in
reality to individuals, groups, societies, legal institutions in society with an emphasis on the behavior of
individuals or societies, organizations or legal institutions in relation to the application or enactment of
laws. In this study using primary data and secondary data. Primary Data is a source obtained directly
from the field which includes information or data from interviews with authorized officials in terms of
Equality of Grandchildren's Position with Biological Children According to the Community Inheritance
Customary Law in Kotabes Village, Amarasi District, Kupang Regency. Secondary Data as supporting data
consisting of primary legal materials, secondary legal materials and tertiary legal materials.
Based on the results of research conducted by the author, it is known that (1) in the Consideration
of the Position of Grandchildren Equalized with Biological Children according to the Customary
Inheritance Law In Kotabes village there is no difference in status between biological children and
grandchildren because both come from the same lineage. The benchmark or basic consideration in the
division of inheritance according to the customary law of inheritance of the community in the village of
Kotabes is that the recipient of the inheritance must be a biological child or biological grandson who can
pass on the descendants of the heir (2) it is concluded that whether or not there is a legal consequence
that causes disputes in the division of inheritance that equalizes the position of biological children and
grandchildren in Kotabes village depends on the family members who are the lineage of the beneficiary.

Keywords: Equality, Customary Law of Inheritance

1. Pendahuluan adalah bagian dari sendi dasar susunan

Latar Belakang bermasyarakat. Didalam hukum adat


Bangsa Indonesia adalah ragam
sendiri komposisi keluarga adalah
budaya yang mempunyai banyak pulau
keluarga inti yang terdiri dari suami,istri,
dan kota- kota di dalamnya dan di setiap
dan anak-anak baik anak laki-laki atau
kota tersebut akan menjunjung tinggi
anak perempuan. Didalam sebuah
nilai kebudayaan yang mereka anut dari
keluarga terbentuk karena sebuah
nenek moyang, setiap orang didalamnya
pernikahan antara seorang pria dan
harus selalu dijalankan dan dilakukan.
wanita yang menyatukan diri menjadi satu
Didalam hal tersebut terdapat keluarga
dan mempunyai dasar Ketuhanan yang
yang sudah terbentuk karena keluarga
2
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
maha Esa (pasal 1 UU Perkawinan No.1 salah satu orang tua yang meninggal dapat

tahun 1974) . Jika sudah terbentuk memperoleh harta peninggalan orang

sebuah keluarga maka Pewarisan akan tuanya dengan tidak merugikan orang

terbuka jika salah satu atau kedua orang lain.Keberadaan wasiat sebagai suatu

tua meninggal dunia atau mengalami proses peralihan harta ternyata telah

kematian (pasal 830 KUH Perdata). berlangsung cukup lama Pada masa-masa

Harta adalah salah satu benda sebelum kedatangan Islam, pelaksanaan

berharga yang dimiliki manusia. Karena wasiat kurang mengedepankan prinsip,

harta itu, manusia dapat memperoleh kebenaran dan keadilan.

apapun yang dikehendakinya. Harta itu Amarasi adalah sebuah kecamatan di

dapat berwujud benda bergerak atau Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur,.

benda tidak bergerak. Cara memperoleh Amarasi terletak di pesisir barat daya

harta pun kian beragam. Dari cara yang pulau Timor. Kecamatan Amarasi memiliki

halal seperti bekerja keras hingga orang 1 (satu) kelurahan dan 8 (delapan) desa :

yang menggunakan “jalan pintas”. Salah 1 Kelurahan Nonbes

satu cara memperoleh harta itu adalah 2 Desa Apren

melalui jalur warisan yaitu memperoleh 3 Desa Kotabes

sejumlah harta yang diakibatkan 4 Desa Oenoni

meninggalnya seseorang. Tentunya cara 5 Desa Oenoni II

ini pun harus sesuai dengan prosedur 6 Desa Oesena

hukum yang berlaku, Khususnya hukum 7 Desa Ponain

Islam. Melalui berbagai syarat dan 8 Desa Tesbatan

ketentuan yang di atur dalam hukum 9 Desa Tesbatan II

Islam tersebut diharapkan seorang Berbicara mengenai status hukum antara

generasi penerus keluarga atau anak dari anak kandung dan cucu yang di setarakan

3
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
(anak pusaka) dalam pembagian warisan yakni Pertama Apa Pertimbangan

menurut hukum adat di kecamatan Kedudukan Cucu Disetarakan Dengan

amarasi kabupaten kupang, dalam Anak Kandung Menurut Hukum Adat

sistem pembagian warisannya sangatlah Waris Masyarakat Didesa Kotabes?

berbeda dengan daerah-daerah lain yang Kedua, Apa Akibat Hukum Dari

ada di provinsi NTT lebih luasnya negara Disetarakan Kedudukan Cucu Dengan

Indoesia. Karena dalam proses Anak Kandung Menurut Hukum Adat

pembagian warisannya biasanya Waris Masyarakat Kotabes? Jenis

ditunjuk salah seorang anak kandung peneliian yang digunakan adalah

laki-laki (anak pusaka) dari beberapa penelitian Empiris yakni penelitian

bersaudara sebagai anak yang berhak hukum yang menganalisis tentang

mewarisi serta mengelola warisan dari penerapan hukum dalam kenyataannya

orang tua. Tetapi tidak menutup terhadap individu, kelompok,

kemungkinan bagi seorang cucu laki-laki masyarakat, lembaga hukum dalam

dari anak perempuan untuk menerima masyarakat dengan menitikberatkan

serta mengelola warisan dari kakeknya pada perilaku individu atau masyarakat,

hal ini terjadi apabila dari keturunan organisasi atau lembaga hukum dalam

kekeknya tidak mempunyai anak laki- kaitannya dengan penerapan atau

laki kandung. Maka disitulah cucu laki- berlakunya hukum Adapun jenis data

laki dari anak perempuan mempunyai yang digunakan adalah data primer

hak penuh untuk menjadi ahli waris dari maupun data sekunder, penulis

kakeknya (Anak Pusaka). menggunakan dua jenis penggumpulan

data sebagai berikut: Wawancara


2 Metode Penelitian
Berdasarkan penjelasan diatas, (Interview), Studi Kepustakaan,

terdapat dua rumusan permasalahan Observasi.

4
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN warisan pada tanggal 25 April 2022,


Pertimbangan Kedudukan Cucu
meyatakan bahwa pertimbangan yang di
Disetarakan Dengan Anak Kandung
Menurut Hukum Adat Waris Di desa pakai adaalah pertimbangan yang sudah di
Kotabes. anut dan di anggap kebiasaan masyarakat
Hukum adat waris adalah hukum
di desa kotabes bahwa cucu laki-laki
yang memuat garis-garis ketentuan
memiliki kedudukan yang setara dengan
tentang sistem dan asas-asas hukum
anak kandung.
waris, tentang harta warisan, pewaris
secara umum, cucu dalam hukum adat
dan ahli waris serta cara harta warisan
waris di desa dapat dianggap setara
itu dialihkan penguasaan dan pemiliknya
dengan anak kandung jika cucu tersebut
dari pewaris kepada waris adapun yang
dianggap sebagai ahli waris yang sah
dimaksud dengan harta warisan adalah
menurut adat istiadat yang berlaku.
harta kekayaan dari pewaris yang telah
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi
wafat, baik harta itu telah dibagi atau
kedudukan cucu dalam hukum adat waris
masih dalam keadaan tidak terbagi-bagi
di desa antara lain:
termasuk didalam harta warisan adalah
1. Garis keturunan: Beberapa adat
harta pusaka, harta perkawinan,dan
istiadat mengakui garis keturunan
harta bawaan pewaris adalah orang yang
yang lebih dekat, seperti anak
meneruskan harta peninggalan atau
kandung, lebih diutamakan dalam
orang yang punya harta warisan.Waris
hal pembagian warisan. Namun,
adalah istilah untuk menunjukan orang
beberapa adat istiadat juga
yang mendapatkan harta warisan atau
mengakui garis keturunan yang
orang yang berhak atas harta warisan.
lebih jauh, seperti cucu, jika anak
Menurut hasil wawancara dengan
kandung sudah tidak ada.
bapak Kornelis Bureran selaku pemberi
5
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
2. Jenis kelamin: Beberapa adat cucu yang memiliki status sosial

istiadat memberikan hak waris yang sama dengan anak kandung

yang lebih besar pada anak laki- dapat dianggap setara dalam hal

laki dibandingkan dengan anak pembagian warisan.

perempuan. Namun, dalam Dalam hal ini, diperlukan pengkajian lebih

beberapa kasus, cucu perempuan lanjut mengenai adat istiadat yang berlaku

dapat dianggap setara dengan di desa tersebut untuk menentukan

anak kandung laki-laki jika tidak kedudukan cucu dalam hukum adat waris.

ada anak laki-laki yang menjadi Sebaiknya, Anda berkonsultasi dengan

ahli waris. tokoh adat setempat atau ahli hukum yang

3. Status pernikahan: Beberapa adat berpengalaman dalam

istiadat membedakan antara Anak menurut bahasa adalah keturunan

keturunan dari perkawinan yang kedua sebagai hasil antara hubungan pria

sah dan tidak sah. Namun, dalam dan wanita. Dalam konsideran Undang-

beberapa kasus, cucu dari Undang No. 23 Tahun 2002 tentang

perkawinan yang tidak sah dapat perlindungan anak, dikatakan bahwa anak

dianggap setara dengan anak adalah amanah dan karuni Tuhan Yang

kandung jika tidak ada anak Maha Esa, yang dalam dirinya melekat

kandung yang menjadi ahli waris. harkat dan martabat sebagai manusia

4. Status sosial: Beberapa adat seutuhnya

istiadat mengakui status sosial Lebih lanjut dikatakan bahwa anak adalah

tertentu, seperti kepemilikan tunas, potensi, dan generasi muda penerus

tanah atau keahlian tertentu, cita-cita perjuangan bangsa, memiliki

dalam hal pembagian warisan. peran strategis dan mempunyai ciri dan

Namun, dalam beberapa kasus, sifat khusus yang menjamin kelangsungan

6
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
eksistensi bangsa dan negara pada masa Indonesia (KPAI) yang memiliki tanggung

depan. Oleh karena itu agar setiap anak jawab untuk meningkatkan efektivitas

kelak mampu memikul tanggung jawab perlindungan anak-anak adalah pesan

tersebut, maka ia perlu mendapat hidup yang kita kirim untuk masa yang

kesempatan yang seluas-luasnya untuk tidak kitalihatai generasi penerus

tumbuh dan berkembang secara optimal, sekaligus asset terbesar untuk masa

baik fisik, mental maupun sosial, dan depan.

berakhlak mulia, perlu dilakukan upaya Sebenarnya tidak ada perbedaan

perlindungan serta untuk mewujudkan status antara anak kandung dengan cucu

kesejahteraan anak dengan memberikan karena keduanya berasal dari satu garis

jaminan terhadap pemenuhan hak- keturunan yang sama.

haknya serta adanya perlakuan tanpa Di dalam pembagian warisan di desa

diskriminasi. kotabes tidak berpikir untuk salah satu di

Dari penjelasan tersebut, dapat antara anak kandung atau cucu

diketahui bahwa pembuat undang mendapatkan warisan yang lebih. Dalam

undang (DPR dan Pemerintah) memiliki pembagian warisan tersebut juga kadang

politik hukum yang responsif terhadap di bagikan secara kekeluargaan atau bisa

perlindungan anak. Anak ditempatkan di hadirkan beberapa orang tua, tokoh

pada posisi yang mulia sebagai amanah adat, yang memiliki hubungan erat dengan

Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki keluarga tersebut untuk ikut serta

peran strategis dalam menjamin menyaksikan pembagian warisan tersebut

kelangsungan eksistensi negara ini. lain hal juga warisan tersebut yang di

Melalui UU No. 35tahun 2014 tersebut, dapat oleh anak kandung tersebut bisa di

jaminan hak anak dilindungi, bahkan bagikan lagi kepada cucu tersebut untuk di

dibentuk Komisi Perlindungan Anak wariskan lagi secara turun temurun.

7
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
Yang menjadi tolak ukur atau maka cucu laki-laki dari anak

pertimbangan dasar dalam pembagian perempuanlah yang berhak mendapatkan

warisan menurut hukum adat waris warisan tersebut dan sekaligus mewarisi

masyarakat di desa kotabes adalah warisan tersebut dengan ketentuan cucu

penerimah warisan haruslah anak laki-laki mengkuti marga dari kakeknya

kandung atau cucu kandung yang dapat tersebut.

meneruskan keturunan dari pemberi Menurut hasil wawancara dengang

waris. Sehingga jika dalam garis bapak Semuel Bureran selaku anak

keturunan pemberi warisan tidak kandung dari pemberi warisan pada

memiliki anak laki-laki maka dengan tanggal 25 April 2022, mengatakan

sendirinya cucu laki-laki dari anak sebelum pewaris hendak mewariskan

perempuan berhak mendapatkan warisannya, maka terlebih dahulu pewaris

warisan tersebut.Dengan ketentuan cucu harus mempertimbangkan dahulu berapa

tersebut harus di sahkan ke dalam marga banyak harta warisan dan juga berapa

kakeknya selaku pemberi warisan. banyak anak dan cucu yang akan

Berikut syarat penerima warisan menerima warisan tersebut.

menurut hukum adat masyarakat di desa Tujuan dari pertimbangan ini agar

kotabes. dalam pembagian warisan diantara anak

Anak laki-laki sulung yang sah atau cucu yang menerima warisan

menurut hukum positif terlebih juga mendapatkan warisan yang setara

dengan hukum adat yang dianut oleh sehingga tidak ada kesalapahaman

masyarakat desa kotabes diantara penerima warisan apabila

Jika dalam garis keturunan tidak dikemudian hari pewaris meninggal dunia.

ada anak laki-laki sulung yang sah Selanjutnya adalah pewaris juga perlu

menurut hukum positif dan hukum adat mempertimbangkan warisan yang akan di

8
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
pertanggungjawabkan dan dikelola tetapi, apabila anak dan atau salah satu

tergantung wujud dari warisan tersebut seorang dari anak-anaknya meninggal

biasanya warisan tersebut berupa terlebih dahulu dari pewaris maka harta

barang-barang,tanah dan arsip atau warisannya di berikan kepada cucu

dokumen-dokumen penting lainnya sebagai ahli waris pengganti. Hubungan

sehingga dapat dijaga dan di lestarikan kewarisan menyebabkan cucu menjadi

untuk dikemudian hari bisa di wariskan ahli waris pengganti atas dasar pertalian

lagi kepada generasi penerus berikutnya. darah antara pewaris dengan anggota

Menurut Hasil wawancara dengan keluarga yang masih hidup, maka

Bapak Ferdinan Bureran selaku cucu hubungan anak dengan cucu adalah

pada tanggal 25 April 2022 menyatakan hubungan pewaris dengan keturunan

bahwa kebiasaan-kebiasaan yang sudah melalui mendiang orang tuanya sudah

di anut dan di percaya secara turun- meninggal.

temurun dalam hal ini Hukum adat, lebih Dapat di simpulkan bahwa

khususnya adalah cucu di dalam kedudukan cucu ,dapat di katakan sah

pembagian warisan di masyarakat di sebagai ahli waris pengganti sesuai

desa kotabes. Menurut Bapak Ferdinan dengan hukum adat masyarakat di desa

bureran mengenai cucu adalah ahli waris kotabes, yang menggantikan posisi orang

penganti pewaris yang telah meninggal tuanya secara penuh sebagai ahli waris

lebih dahulu. Orang yang di gantikan ini pengganti, setelah kedua orang tuanya

merupakan penghubung antara cucu sudah meninggal.

yang menggantikan dengan pewaris. Menurut Bapak Paulus Bonat selaku

Pewaris adalah Ayah dan Ibu jika, Ayah tokoh adat di desa kotabes pada tanggal 25

atau Ibu meningggal maka yang april 2022 menyatakan bahwa pada

mewarisi adalah anak (jika ada anak) dasarnya masyarakat desa kotabes sangat

9
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
menjaga kerukunan dan kedamaian dalam peraturan hukum adat, ada tiga

dalam hubungan kemasyarakatan. Hal corak yaitu;

ini di mulai dari lingkungan keluarga 1 Prinsip patrilinea

yang menanamkan rasa sayang Sistem ini pada dasarnya adalah sistem

menyayangi dan memelihara hubungan keturunan yang menarik garis keturunan

baik kekeluargaan. Keputusan yang dimana kedudukan seorang pria lebih

diambil merupakan hasil terbaik dari menonjol dan hanya menghubungkan

keputusan bersama setelah dikaji baik dirinya kepada Ayah atas ayahnya dan

buruknya latar belakang itu semua juga seterusnya atau keturunan nenek moyang

menjadikan pembagian warisan di desa laki-laki didalam pewarisan

kotabes dilakukan secara 2 Prinsip Matrilineal

kesepakatan.Untuk menghindari Dalam corak ini keluarga menarik garis

perpecahn dalam keluarga maka keturunan keatas melalui ibu, ibu dari ibu

pembagian warisan dalam keluarga di terus keatas sehingga dijumpai seorang

musyawarahkan untuk mencapai perempuan sebagai moyang akibat hukum

kesepakatan cara pembagian warisan. yang timbul adalah se,ua keluarga adalah

Jadi sebenarnya hukum waris adat keluarga ibi, anak-anak adalah masuk

tidak semata-mata hanya mengatur keluarga ibi, serta mewarisi dari keluarga

tentang warisan Dalam hubungannya ibu. Suami atau bapak tidak masuk dalam

dengan ahli waris tetapi lebih luas dari keluarga ibu atau tidak masuk dalam

itu. Secara teoritis hukum waris adat keluarga istri. Sehingga dapat dikatakan

didindonesia sesungguhnya dikenal bahwa sistem kekeluargaan yang ditarik

banyak ragam sistem kekeluargaan di dari npihak ibu ini, kedudukan weanita

dalam masyarakat. Akan tetapi secara lebih menonjol daripada pria didalam

umum yang dikenal sangat menonjol pewarisan.

10
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
3 Sistem Parental empat golongan ahli waris ab intestato di

Corak ini pada dasarnya adalah sistem mana golongan kedua baru tampil jika

yang menarik garis keturunan dimana golongan pertama tidak ada dan demikian

seseorang itu menghubungkan dirinya seterusnya.

baik ke garis Ayah maupun ke garis ibu, Pembagian golongan ini meliputi:

sehingga dalam kekeluargaan. Semacam 1. Golongan pertama

ini pada hakekatnya tidak ada perbedaan Anak-anak dan keturunannya, serta

antara pihak ibu dan oihak ayah dalam isteri atau suami yang masih hidup. Contoh

pewarisa. Amir dan Badriah kawin tanpa anak, jika

Cara memperoleh warisan: Amir meninggal, satu-satunya ahli waris

Menurut Hukum Perdata Barat ada dua Amir ialah Badriah demikian sebaliknya.

cara untuk memperoleh warisan: Namun, jika Amir dan Badriah kawin dan

Secara ab intestato (bij versterf) atau ada anak sah Cholid, Daud dan Eki, jika

menurut undang-undang (KUHPerdata) Amir meninggal, Badriah, Cholid, Daud dan

yang menetapkan siapa berhak mewaris Eki ialah para ahli waris Amir dengan

tanpa membedakan siapa yang lahir bagian yang masing-masing sama.

lebih dahulu dan jenis kelaminnya 2. Golongan kedua

pria/wanita, bahkan anak-anak luar Orang tua (ayah dan/atau ibu), saudara-

kawin yang diakui (natuurlijke erkende saudara dan keturunannya tampil jika

kinderen) merupakan ahli waris, golongan pertama tidak ada.

Secara testamentair atau ditunjuk dalam Contoh: Amir dan Badriah kawin dan

Surat Wasiat (testament). ada anak sah Cholid, Daud dan Eki. Jika

Cara Memperoleh Warisan Secara Daud meninggal tanpa meninggalkan isteri

Abintestato dan anak, ahli warisnya ialah Amir,

Menurut pasal 832 KUH Perdata ada Badriah, Cholid dan Eki dengan bagian

11
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
yang masing-masing sama. Jika Eki waris sama-sama meninggal tanpa dapat

meninggal sebelum Daud meninggal, diketahui siapa yang lebih dahulu

dengan meninggalkan isteri Febi, dan meninggal, mereka dianggap meninggal

Galang, Hamid (anak), maka bagian pada saat yang sama dan di antara mereka

warisan Eki dibagikan secara merata tidak terjadi saling mewaris (pasal 831 dan

kepada Febi, Galang dan Hamid yang 894 KUH Perdata).

mewaris menggantikan Eki. Jika semua golongan tidak ada, maka harta

3. Golongan ketiga warisan ini jatuh pada negara yang wajib

Golongan ini ialah kakek dan/atau melunasi utang-utang pewaris sekadar

nenek dan/atau leluhur mereka, yang harta warisan itu mencukupi.

tampil jika golongan kedua tidak ada. Segala kebendaan si berutang, baik yang

Jika pewaris tidak meninggalkan bergerak maupun yang tidak bergerak,

suami/isteri, keturunan dan saudara, baik yang sudah ada maupun yang baru

tanpa mengurangi ketentuan pasal 859 akan ada di kemudian hari, menjadi

KUH Perdata, warisan dibagi dua bagian tanggungan untuk segala perikatan

sama, satu bagian untuk keluarga perseorangannya (pasal 1131 KUH

sedarah dalam garis bapak ke atas dan Perdata). Legitieme Portie:

satu bagian untuk garis ibu ke atas (pasal Menurut KUH Perdata, Legitieme Portie

853 KUH Perdata) adalah suatu bagian mutlak tertentu dari

4. Golongan keempat: harta warisan terutama bagi anak sah

Golongan ini ialah sanak saudara maupun anak luar kawin yang disahkan,

dari garis ke samping seperti paman, yang dijamin hukum tidak dapat

bibi, dengan hak pergantian dihapuskan oleh siapapun termasuk

kedudukan tampil jika golongan pewaris dengan surat wasiat.

ketiga tidak ada. Jika pewaris dan ahli Hak Legitieme Portie baru timbul jika

12
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
ada ahli waris ab intestato tampil atau nenek adalah ½ (setengah) dari harta

menuntut pembatalan suatu surat wasiat peninggalan yang sebenarnya akan

dan/atau menuntut supaya diadakan diterima (pasal 915 KUH perdata)

pengurangan terhadap pembagian legitieme-portie dari anak luar kawin yang

warisan jika ia merasa dirugikan karena telah diakui adalah ½ (setengah) dari

dikurangi legitieme portienya. harta peninggalan yang sebenarnya akan

Besarnya legitieme portie menurut pasal diterima.

914 KUH Perdata ialah: Akibat Hukum Dari Disetarakan

Jika hanya ada satu orang anak sah, Kedudukan Cucu Dengan Anak

legitieme-portie adalah ½ (setengah) Kandung Menurut Hukum Adat Waris

dari harta peninggalan yang sebenarnya Masyarakat Kotabes.

akan diterima, Dalam hukum adat di Indonesia, terutama

Jika ada dua orang anak sah, legitieme- yang berbasis masyarakat patriarkis, cucu

portie masing-masing anak adalah 2/3 tidak memiliki status yang sama dengan

(dua pertiga) dari harta peninggalan anak kandung. Anak kandung dianggap

yang sebenarnya akan diterima, sebagai pewaris utama keluarga,

Jika ada tiga orang anak sah atau lebih, sedangkan cucu dianggap sebagai pewaris

legitieme portie masing-masing anak sekunder.

adalah ¾ (tiga perempat) dari harta Jika cucu disetarakan kedudukannya

peninggalan yang sebenarnya akan dengan anak kandung secara hukum, maka

diterima, hal ini bisa menimbulkan konsekuensi

Jika seorang anak belum beristeri dan hukum yang kompleks, terutama dalam hal

beranak meninggal dunia, maka warisan dan hak-hak keluarga lainnya.

legitieme portie ahli warisnya menurut Misalnya, jika cucu diberikan hak yang

garis vertikal ke atas seperti orang tua sama dengan anak kandung dalam

13
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
pembagian warisan, maka hal ini dapat undang-undang khusus yang mengtur

mengakibatkan sengketa di antara ahli waris, sehingga di Indonesia masih

waris. diberlakukan tiga sistem hukum

Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan kewarisan yaitu dalam kitab undang-

dengan matang konsekuensi hukum undang hukum perdata, hukum islam dan

yang mungkin timbul sebelum hukum adat.

mengambil keputusan untuk Pluralisme hukum waris merupakan suatu

menyamakan kedudukan cucu dengan kenyataan hukum yang tidak dapat

anak kandung dalam hukum adat. disangkal, berbagai faktor penyebab

Suatu hubungan yang dijalani manusia pluralisme, hukum waris diantaranya

selalu berkaitan dengan peristiwa adalah sejarah, budaya, ekonomi dan

hukum dan akibat hukum yang dari konstelasi politik. Hukum waris adat

setiap perbuatan hukum yang digunakan oleh masyarakat yang tunduk

dilakukannya. Salah satu peristiwa terhadap kaidah-kaidah hukum adat yang

hukum yang pasti akan dialami setiap merupakan suatu persoalan penting dan

manusia adalah pewarisan. pewarisan salah satu tiang diantara tiang-tiang

sebagai peristiwa hukum, maka, akibat hukum adat yang secara mendasar dan

hukum yang timbul selanjutnya adalah ditetapkan dengan bentuk yang sang

masalah bagaimana pengurusan dan sangat teratur dan adil.

kelanjutan hak dan kewajiban seseorang Sistem pewarisan diatur dalam hukum

yang akan mewarisi harta warisan. perdata dan juga diatur dalam hukum adat

Di Indonesia hukum waris masih bersifat yang setiap masyarakat adat tersebut

pluralistik, kaarena Indonesia belum memiliki beragam sistem kekerabatan

memiliki undang-undang hukum waris dimana setiap pulau dengan daerahnya

nasional yang berlaku. Belum ada mempunyai perbedaan dan persamaan

14
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
sistem kekerabatannya. Salah satunya dan membantu mengurus

ahli waris yang berhak menerima kakek/neneknya yang sudah lanjut

warisan kedudukan atau jabatan yang usia dengan cara yang sama dengan

ditinjau atau berdasarkan sistem anak kandung.

kekerabatan adat patrilineal, matrilineal, 3. Dalam hal terjadi perselisihan

dan parental. mengenai warisan, cucu memiliki hak

untuk mengajukan gugatan untuk


Namun secara umum, jika dalam suatu
mempertahankan haknya sebagai
masyarakat adat waris kedudukan cucu
pewaris yang setara dengan anak
disetarakan dengan anak kandung, maka
kandung.
hal ini bisa memiliki beberapa akibat

hukum, antara lain: Akibat hukum dari disetarakan kedudukan

cucu dengan anak kandung menurut


1. Cucu memiliki hak yang sama
hukum adat waris masyarakat adalah
dengan anak kandung dalam
bahwa cucu memiliki hak yang sama
mewarisi harta peninggalan orang
dengan anak kandung dalam hal
tua atau kakek/neneknya. Dengan
memperoleh warisan dari orang tua atau
demikian, cucu berhak
kakek-neneknya. Ini berarti bahwa jika
mendapatkan bagian yang sama
seseorang meninggal dan meninggalkan
besar dengan anak kandung dalam
harta warisan, maka cucu yang diakui
pembagian harta tersebut.
sebagai ahli waris akan mendapatkan
2. Cucu juga memiliki kewajiban yang
bagian yang sama dengan anak kandung
sama dengan anak kandung dalam
dari pewaris tersebut.
hal memenuhi kewajiban terhadap

orang tua atau kakek/neneknya.


Namun, penting untuk dicatat bahwa
Misalnya, cucu harus memelihara
hukum adat waris masyarakat tidak
15
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
memiliki kekuatan hukum yang sama warisan pada tanggal 25 april 2022,

dengan hukum positif yang diatur oleh mengatakan bahwa Timbulnya akibat

negara melalui undang-undang. Oleh hukum dari disetarakannya anak kandung

karena itu, jika terjadi perselisihan atau dengan cucu di desa Kotabes kecamatan

konflik mengenai warisan antara ahli amarasi ialah adanya dorongan dari pihak

waris, maka hukum positif yang diatur ketiga yang merupakan anggota keluarga

oleh negara lah yang akan menjadi dasar lainnya yang merasa tidak dengan hasil

penyelesaian pembagian warisan tersebut sehingga

Di desa Kotabes Kecamatan Amarasi pihak ketiga tersebut menuntut kepada

sendiri apabila ada akibat hukum dari pemberi warisan dengan alasan

suatu proses pewarisan maka mayoritas ketidakpuasannya terhadap cucu yang

penduduknya menganut aturan adat juga mendapat pembagian warisan yang

dalam hal pnyelesaian kasus pewarisan sama dan merata dengan anak kandung.

yang sudah digunakan secara turun- Hal inilah yang memicu timbulnya akibat

temurun. Hukum adat sendiri digunakan hukum antara anak dengan cucu. Oleh

sebagai dasar keputusan yang biasanya karena itu apabila terjadi perselisihan

digunakan untuk mengatur dan dalam pembagian warisan biasanya

membatasi tingkah laku masyarakat adat diselesaikan terlebih dahulu secara

di desa Kotabes Kecamatan Amarasi musyawarah dan secara kekeluargaan.

Apabila terjadi pertikaian atau Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi atau

perselisihan dalam hal pembagian tidaknya suatu akibat hukum yang

warisan. menyebabkan perselisihan dalam

pembagian warisan yang menyetarakan

Menurut hasil wawancara dengan bapak kedudukan anak kandung dan cucu di desa

Kornelis bureran selaku pemberi Kotabes itu tergantung dari para anggota

16
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
keluarga yang merupakan garis meneruskan keturunan dari pemberi

keturunan dari si pemberi waris waris. Sehingga jika dalam garis keturunan

tersebut. pemberi warisan tidak memiliki anak laki-

laki maka dengan sendirinya cucu laki-laki

4 KESIMPULAN dari anak perempuan berhak mendapatkan

1 Kesimpulan warisan tersebut. Dengan ketentuan cucu


Berdasarkan Hasil Penelitian Diatas
tersebut harus di sahkan ke dalam marga
Maka Peneliti Menarik Kesimpulan
kakeknya selaku pemberi warisan.
Tentang Pertimbangan Kedudukan Cucu
Berikut syarat penerima warisan menurut
Disetarakan Dengan Anak Kandung
hukum adat masyarakat di desa kotabes.
Menurut Hukum Adat Waris Di Desa
Anak laki-laki sulung yang sah menurut
Kotabes Sebagai Berikut :
hukum positif terlebih juga dengan hukum
Sebenarnya dalam Pertimbangan
adat yang dianut oleh masyarakat desa
Kedudukan Cucu Disetarakan Dengan
kotabes
Anak Kandung Menurut Hukum Waris
Jika dalam garis keturunan tidak ada anak
Adat Di desa Kotabes tidak ada
laki-laki sulung yang sah menurut hukum
perbedaan status antara anak kandung
positif dan hukum adat maka cucu laki-laki
dengan cucu karena keduanya berasal
dari anak perempuanlah yang berhak
dari satu garis keturunan yang
mendapatkan warisan tersebut dan
sama.Yang menjadi tolak ukur atau
sekaligus mewarisi warisan tersebut
pertimbangan dasar dalam pembagian
dengan ketentuan cucu laki-laki mengikuti
warisan menurut hukum adat waris
marga dari kakeknya tersebut.
masyarakat di desa kotabes adalah

penerima warisan haruslah anak Berdasarkan Hasil Penelitian Diatas Maka

kandung atau cucu kandung yang dapat Peneliti Menarik Kesimpulan Tentang

17
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
Akibat Hukum Dari Disetarakan pembagian warisan yang menyetarakan

Kedudukan Cucu Dengan Anak Kandug kedudukan anak kandung dan cucu di desa

Menurut Hukum Adat Waris Masyarakat Kotabes itu tergantung dari para anggota

Kotabes : keluarga yang merupakan garis keturunan

Timbulnya akibat hukum dari dari si pemberi waris tersebut.

disetarakannya anak kandung dengan 5. DAFTAR PUSTAKA

cucu di desa Kotabes kecamatan amarasi Al-Azhar Mesir Universitas Komite Fakultas
Syari'ah, Hukum Waris Terlengkap,
ialah adanya dorongan dari pihak ketiga
Senayan Abadi Publishing, Jakarta
Selatan, 2004.
yang merupakan anggota keluarga Ali Zainuddin, Pelaksanaan Hukum Waris di
lainnya yang merasa tidak puas dengan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008
hasil pembagian warisan tersebut
Asri Thabranidan Asri Benyamin, Dasar-
Dasar Hukum Waris Barat (Sualu
sehingga pihak ketiga tersebut menuntut Pembahasan Teoritis dan Praktik),
Tarsito, Bandung, 1988
kepada pemberi warisan dengan alasan
Basrowi dan Suwandi. 1985. Memahami
Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka
ketidakpuasannya terhadap cucu yang
Cipta. Juliansyah, Noor. 2011
Djaren siragih, Hukum Adat Indonesia.
juga mendapat pembagian warisan yang Hartono Sumarjati, Apakah The rule of
law itu, Bandung,1986
sama dan merata dengan anak kandung. Eman, Suparman Hukum waris indonesia,
dalam perspektif islam, Adat, dan Bw,
Hal inilah yang memicu timbulnya akibat
Jakarta: Rafika Aditama
Arief, Barda Nawawi, Kapita Selekta
hukum antara anak dengan cucu. Oleh
Hukum Pidana, Bandung: Citra Aditya,
karena itu apabila terjadi perselisihan
2013
dalam pembagian warisan biasanya
Chazawi, Adami, Pelajaran Hukum Pidana,
diselesaikan terlebih dahulu secara
Bagian I, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
musyawarah dan secara kekeluargaan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi Husen, Harun M, Kejahatan dan


Penegakan Hukum adat Di Indonesia,
atau tidaknya suatu akibat hukum yang
Jakarta: Rineka Cipta,1990.
menyebabkan perselisihan dalam
18
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA
Kartono, Kartini, Pathologi Sosial, Jilid I,
Jakarta: Rajawali, 1981.

Muhaimin, Metode Penelitian Hukum, Sitompul, Josua, Cyberspace Cybercrimes


Cetakan Pertama, Mataram-NTB: Cyberlaw: Tinjauan aspek Hukum
Mataram University Press, 2020. pidana, Jakarta: PT. Tatanusa, 2002.

Prasetyo, Teguh, Hukum Pidana, Edisi Soekanto, Soerjono, Faktor-Faktor yang


Revisi I, Jakarta: Rajawali Pers, 2016. Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008.

Tiyarto, Sugeng, Penegakan Hukum


Terhadap Tindak Pidana Perjudian,
Yogyakarta: Genta Press, 2015.

Tomalili, Rahmanuddin, Hukum Pidana,


Yogyakarta: CV. Budi Utama, 2012

http://catatansurya09.blogspot.com/2013/11/
ketaatan-hukum.
https://www.hukumonline.com/
https://eprints.umm.ac.id/
https://id.wikipedia.org/wiki/
https://www.kompasiana.com/yoganandaprata
ma/620c51bebb44865b5e51e0a2/

19
JURNAL PENELITIAN
MARET 2023
FAKULTAS HUKUM UNDANA

Note :

No Hp : 085738951953

20

Anda mungkin juga menyukai