Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN

KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL
DENGAN
ABORTUS
Kelompok 4_2A2
ANGGOTA KELOMPOK
1. DHIYA MALICHATUL (P1337420120053) 12. YUNITA WULANDARI (P1337420120078)
2. DENANDA EKA (P1337420120055) 13. WINARNI SANDRA (P1337420120080)
3. VERA AULIA (P1337420120058) 14. ALYA NUR CAHYA (P1337420120082)
4. SISKA LAILATUL (P1337420120059) 15. KHOLISUL HIMAM (P1337420120087)
5. IVANIA AYU (P1337420120060) 16. ZUMROTUS S (P1337420120090)
6. ALIFYA AFFARILLA (P1337420120061) 17. ANGGIE MONIKA (P1337420120092)
7. NUR UMARDIYANTI (P1337420120063) 18. SIGIT MAULANA (P1337420120094)
8. YULI DWI (P1337420120068) 19. AZIYATUL M (P1337420120096)
9. KURNIA RAMADHAN (P1337420120069) 20. ANITA ROHMAH (P1337420120086)
10. KIKI MUFIA (P1337420120074) 21. LAYINATUS SIFA (P1337420120084)
11. FEBI INDRIYANI (P1337420120075)
ABORTUS

1 KONSEP
DASAR
3 ASUHAN
KEPERAWATAN
ABORTUS PADA

2 KONSEP DASAR
ASUHAN
4 KESIMPULAN

KEPERAWATAN
PADA
1
KONSEP DASAR
ABORTUS
DEFINISI
ABORTUS
Abortus adalah berakhirnya suatu
kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22
minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar
kandungan dengan berat badan
janin kurang dari 500 gram

(Ratnawati, 2018).
ETIOL
OGI
FAKTOR FETAL (Abortus pada usia kehamilan awal pada umumnya disebabkan oleh
abnormalitas zigot, atau plasenta)

FAKTOR MATERNAL (Kelainan anatomi uterus dan infeksi)

PENYAKIT METABOLIK (Abortus sering dihubungkan dengan adanya penyakit


metabolik pada ibu seperti tuberkulosis, Diabetes Mellitus, Hipotiroidisme, dan
anemia)

FAKTOR IMUNOLOGI (Sindroma Antibodi Fosfolipid adalah gangguan imunologi


autoimunitas yang ditandai dengan adanya antibodi dalam sirkulasi yang melawan
fosfolipid membran dan setidaknya memperlihatkan satu sindroma klinik spesifik)

TRAUMA FISIK (sebagian besar abortus spontan terjadi beberapa waktu setelah
kematian mudigah atau janin)

FAKTOR PATERNAL (translokasi kromosom pada sperma dapat menyebabkan


abortus)
MANIFESTASI
Mengalami KLINIS
perdarahan pervagina ≥500cc maka dapat menyebabkan
rasa lemas, berisiko syok, dan penurunan kesadaran ibu, tanda-tanda
infeksi alat genital berupa demam, kram atau nyeri perut bagian bawah,
penurunan tekanan darah, denyut nadi normal atau cepat dan lemah,
Subu tubuh normal, meningkat atau menurun, mulas-mulas.

Gejala seperti perdarahan yang terjadi bisa sedikit kemudian banyak


dan disertai keluarnya hasil konsepsi, rasa mulas (kontraksi) tambah
hebat, ostium uteri eksternum atau serviks terbuka (1-2 jari), pada
pemeriksaan vaginal dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-
kadang sudah menonjol dari eksternum atau sebagian jaringan keluar,
perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa janin dikeluarkan
sehingga dapat menyebabkan syok, pada pemeriksaan plano test
ditemukan test positif atau negative, ibu anemia akibat perdarahan
PATOFISIOLOGI
Pada awal abortus, terjadi pendarahan dalam desidua basalis
kemudian diikuti oleh nekrosi jaringan sekitarnya. Pada
kehamilan kurang dari 8 minggu, hasil konsepsi itu biasanya
dikeluarkan seluruhnya karena vili korialis belum menembus
desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 dan 14
minggu, vili korinalis menembus desidua lebih dalam dan
umumnya plasenta tidak dilepaskan dengan sempurna sehingga
dapat menyebabkan banyak pendarahan. Pada kehamilan 14
minggu ke atas, umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban
pecah adalah janin, disusul setelah beberapa waktu kemudian
adalah plasenta.
PATHWAY
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
ULTRASONOGRAFI (USG) TRANSVAGINAL DAN OBSERVASI JANTUNG
JANIN
Pemeriksaan USG transvaginal penting untuk menentukan apakah janin
viabel atau non viabel1,5 dan membedakan antara kehamilan intrauteri,
ekstrauteri, mola, atau missed abortion.

BIOKIMIA SERUM IBU


Kadar human chorionic gonadotropin (hCG) kuantitatif serial

PEMERIKSAAN KADAR PROGESTERON


Kadar hormon progesteron relatif stabil pada trimester pertama,
sehingga pemeriksaan tunggal dapat digunakan untuk menentukan
apakah kehamilan viabel; kadar kurang dari 5 ng/mL menunjukkan
prognosis kegagalan kehamilan dengan sensitivitas 60%, sedangkan nilai
20 ng/mL menunjukkan kehamilan yang viabel dengan sensitivitas 100%
PENATALAKSAN
1.
AAN
Apabila abortus inkompletus disertai syok akibat perdarahan, segera berikan cairan
infus NaCl atau cairan Ringer disusul transfusi.
2. Apabila terjadi perdarahan hebat, dianjurkan segera melakukan pengeluarkan hasil
konsepsi secara manual agar jaringan yang mengganjal terjadinya kontraksi uterus
segera dikeluarkan, sehingga kontraksi uterus dapat berlangsung baik dan
perdarahan bisa berhenti.
3. Dilakukan tindakan kuretase denngan berhati-hati sesuai keadaan umum ibu dan
besarnya uterus.
4. Tindakan yang dianjurkan adalah dengan karet vakum menggunakan kanula dari
plastik.
5. Pasca tindakan, disuntikkan ergometrim (IM) untuk mempertahankan kontraksi
uterus.
KOMPLIKASI
PERDARAHAN (Dapat diatasi dengan pengosongan sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian transfusi darah)

PERFORASI (Perforasi uterus dapat terjadi, terutama pada uterus dalam


posisi hiperetrofleksi)

INFEKSI

SYOK (Syok pada abortus dapat terjadi akibat perdarahan atau syok
hemoragik dan akibat infeksi berat atau syok endoseptik. )
2
ASUHAN
KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
1. Identitas Klien
Klien bernama Ny. I usia 26 tahun, agama Islam dan suku bangsa jawa. Status perkawinann klien sudah menikah,
lama perkawinan 9 bulan. Pendidikan klien Sekolah Menengah Atas (SMA), pekerjaan klien karyawan BUMN. Nama suami
klien Tn.S usia 27 tahun, agama islam dan suku bangsa jawa. Pendidikan suami Sekolah Menengah Atas (SMA), dengan
pekerjaan TNI/AU, klien beralamat di Jalan Surya No.523 Komplek Angkasa Halim.
2. Resume Kasus
Klien datang ke Poli Obstetri dan Ginekologi RSAU dr. Esnawan Antariksa pukul 10.00 WIB dengan keluhan keluar
darah dari jalan lahir. Klien mengatakan sedang hamil 9 minggu. Hasil pemeriksaan fisik Ny.I yaitu: kesadaran
composmentis, TD 126/80 mmHg, Nadi 88 kali/menit, RR 20 kali/menit, Suhu 36,3C, konjungtiva ananemis, sklera
anikterik, tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, dada simetris, mamae simetris, akral teraba hangat dan nadi
teraba kuat. Diagnosa medis yaitu Abortus Imminens. Klien dipindahkan ke Ruang Nuri pukul 13.00 WIB, Pada saat dikaji
klien mengeluh lemas, klien mengeluh perdarahan seperti haid, klien mengatakan pusing, klien mengeluh sesak dan cepat
lelah saat beraktivitas, klien mengatakan aktivitas tergantungan oleh suami, klien mengatakan takut jika janin yang ada
dikandungan tidak berkembang dengan baik, klien mengatakan takut keguguran lagi seperti kehamilan anak pertama,
klien mengatakan tidak napsu makan, klien mengatakan bak 10 x/hari, klien mengatakan nyeri dibagian perut bawah,
klien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk, klien mengatakan skala nyeri 6, nyeri dirasakan menetap dan hilang
timbul. Klien tampak berbaring ditempat tidur, klien terpasang infus dan kateter, tampak bercak merah muda pada
pembalut, vulva tampak lembab, tercium bau amis, hasil balance cairan yaitu (-120cc), hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital yaitu tekanan darah 127/80 mmhg, nadi 82x/menit, suhu 36˚c, pernapasan 20x/menit, kulit tampak pucat, klien
terdengar suara bergetar saat menceritakan masa kehamilan pertama, klien tampak meringis kesakitan. Klien telah
mendapatkan tindakan terapi cairan glukosa 5% + MgSO4/20 tpm, ultragestron (1x200mg), ceftriaxone (3x1gram), klien
terpasang foley chateter. Berdasarkan uraian diatas masalah keperawatan yang muncul pada Ny I yaitu resiko
hipovolemia, nyeri akut, anisetas, intoleransi aktivitas dan resiko infeksi.
3. Pengkajian fisik
a. Sistem Kardiovaskular/Sirkulasi
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu Tekanan Darah 127/80 mmHg, Nadi 82 kali/menit dengan irama teratur
dan denyut kuat. Tidak ada edema, pengisian kapiler <2 detik, konjungtiva ananemis dan sklera anikterik, klien
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit jantung.
b. Sistem pernapasan
Jalan nafas bersih, frekuensi pernafasan 20 kali/menit dengan irama teratur, klien mengatakan tidak sesak nafas.
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit bronchitis, asma dan TBC. Klien terdengar suara nafas
vesikuler/normal.
c. Sistem pencernaan
Klien tampak gigi tidak caries, tidak terdapat stomatitis, lidah tampak bersih. Klien mengatakan tidak menggunakan
gigi palsu, klien tidak tercium bau mulut. Klien mengatakan mual dan tidak muntah, nafsu makan kurang dan rasa
penuh diperut. Hasil penghitungan IMT klien yaitu 33,8 terkategori gemuk. Membrane mukosa tampak lembab,
lingkar lengan atas klien 35,5 cm. klien mengatakan kebiasaan dalam BAB 1 kali sehari feses berwarna coklat, klien
mengatakan tidak memiliki hemoroid.
d. Neurosensori
Status mental klien yaitu orientasi, klien tidak memakai kacamata dan alat bantu dengar. Klien tidak mengalami
gangguan bicara. Klien mengeluh pusing.
e. Sistem endokrin
Saat perawatan tidak direncanakan oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu.
f. Sistem urogenital
Klien mengatakan BAK rutin 10 kali sehari, BAK terkontrol dengan jumlah urin 250cc berwarna kuning jernih. Klien
mengatakan tidak merasa sakit pada waktu BAK, tidak terdapat distensi kandung kemih.
g. Sistem integument
Klien tampak tugor kulit elastis, warna kulit pucat, keadaan kulit baik dan bersih.
h. Sistem musculoskeletal
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam bergerak, ekstremiras simetris, tidak terdapat oedema dan
reflek patella +/+
i. Dada dan axilla
Klien tampak mamae membesar, aerola berwarna kecoklatan dan tidak ada kolostrum.
j. Perut/ abdomen
1. Inspeksi : Perut tampak tidak membesar, tidak tampak linea nigra, tidak tampak striae lividae dan luka insisi.
2. Palpasi :Tidak dapat dipalpasi leopold I sampai IV karena usia kandungan masih 9 minggu.
3. Auskultasi :Auskultasi tidak dapat dilakukan karena usia kehamilan 9 minggu tercium bau amis, hasil balance
cairan yaitu (-120cc), hasil pemeriksaan tanda-tanda vital yaitu tekanan darah 127/80 mmhg, nadi 82x/menit, suhu
36˚c, pernapasan 20x/menit, kulit tampak pucat, klien terdengar suara bergetar saat menceritakan masa
kehamilan pertama, klien tampak meringis kesakitan.

B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1. Resiko hipovolemi berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
2. Nyeri akut berhubungan dengan kontaksi uteri.
3. Intolernasi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, tirah baring.
C. INTERVENSI

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Dx
1 Resiko hipovolemi Tujuan : setelah dilakukan a. Mandiri :
berhubungan dengan tindakan keperawatan 3x24 jam 1) Kaji perdarahan pervagina:
kehilangan cairan aktif diharapkan hipovolemia tidak warna, jumlah pembalut yang
terjadi digunakan, derajat aliran dan
Kriteria hasil : banyaknya.
a. Tanda-tanda vital dalam batas 2) Kaji adanya gumpalan darah.
normal: Tekanan darah siastole 3) Kaji adanya tanda-tanda gelisa
110-120 MmHg, diastole 80-85 taki kardia, hipertensi dan
MmHg, Nadi 60-80 x/menit, kepucatan.
Pernapasan 12-20 x/menit, Suhu 4) Observasi tanda-tanda vital
36,5˚c-37,5˚c. 5) Kaji input dan output pasien.
b. Akral hangat, tidak keluar b. Kolaborasi :
keringet dingin 6) Kolaborasi dengan dokter dala
c. Mukosa bibir lembab monitor nilai HB dan Hematok
d. Tugor kulit elastis klien.
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
2 Nyeri akut berhubungan Tujuan : setelah dilakukan tindakan a. Mandiri :
dengan kontraksi uterus keperawatan 3x24 jam diharapkan 1) Kaji rasa sakit dan karakteristik,
rasa nyeri berkurang termasuk kualitas waktu lokasi dan
Kriteria hasil : intensitas nyeri dengan menggunakan
1) Mampu mengontrol nyeri rentang intensitas pada skala 0-10
(penyebab nyeri, mampu 2) Berikan lingkungan yang nyaman
menggunakan teknik pada pasien dalam ruangan
nonfarmakologi untuk 3) Observasi tanda-tanda vital Lakukan
mengurangi nyeri, mencari tindakan yang membuat klien merasa
bantuan) nyaman seperti ganti posisi, teknik
2) Melaporkan bahwa nyeri relaksasi
berkurang dengan menggunakan b. Kolaborasi :
manajemen nyeri 4) Kolaborasi dengan dokter dalam
3) Mampu mengenal nyeri (skala, pemberian obat analgetik sesuai
intensitas, frekuensi dan tanda indikasi
nyeri)
4) Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
5) Tanda-tanda vital dalam batas
normal: Tekanan darah sistole
110-120 MmHg, diastole 80-85
MmHg, Nadi 60-80 x/menit,
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
3 Intoleransi aktivitas Tujuan : setelah dilakukan Mandiri :
berhubungan dengan tindakan keperawatan 3x24 jam 1) Anjurkan pasien agar bedrest
tirah baring, kelemahan diharapkan klien dapat 2) Observasi tekanan darah, nadi
melakukan aktifitas sesuai dan pernapasan
dengan toleransinya 3) Beri informasi untuk tidak
Kriteria hasil : melakukan hubungan seksual
1) Berpartisipasi dalam aktivitas selama pasien masih merasa
fisik tanpa disertai nyeri dan belum siap
peningkatan tekanan darah, 4) Anjurkan klien untuk tidak
pernapasan dan nadi melakukan aktifitas fisik atau
2) Mampu melakukan aktivitas mengangkat beban yang cukup
sehari-hari (ADLs) secara berat
mandiri 5) Anjurkan klien untuk tetap rileks
3) Tanda-tanda vital dalam dalam menghadapi abortus
batas normal: Tekanan darah 6) Bantu klien dalam aktivits
siastole 110-120 MmHg, perawatan diri: perineal hygiene
diastole 80-85 MmHg, Nadi
60-80 x/menit, Pernapasan
D. IMPLEMENTASI
TANG N IMPLEMENTASI RESPON PASIEN TTD
GAL/ O
WAKT .
U D
P

Rabu 1 Melakukan pemasangan RS : Perawat


6 infus cairan Klien mengatakan sakit saat disuntik
Maret   RO :
2019   Klien telah terpasang infus cairan glukose +
13.16   MgSo4 5 % per 20 tpm.
WIB     
   
   
18.00 Memberikan obat RS :
WIB utragestron 200mg via Klien mengatakan sudah meminum obatnya
  oral RO :
    Obat utragestron 200mg telah diminum.
   
     
    RS : -
    RO :
05.00 Mengobservasi tanda - tekanan darah 120/80 mmhg
WIB tanda vital N = 76 x/menit
  S = 36,7˚c
  RR = 18x/menit.
   
 
14.05 2 Mengobservasi tanda – tanda vital RS :
WIB pasien Pasien mengatakan pusing,
    RO :
    TTV
    Tekanan darah 127/80 MmHg, N = 100x/menit
    S = 36˚c
    RR = 20x/menit.
     
    RS :
  Mengkaji rasa sakit dan karakteristik, Pasien mengatakan nyeri berkurang 5, pasien mengatakan
19.45 termasuk kualitas waktu, lokasi dan nyeri masih hilang timbul, nyeri dirasakan dibagian perut
WIB intensitas nyeri dengan menggunakan bawah RO :
rentang intensitas pada skala 0 – 10 Pasien tampak berbaring ditempat tidur, tidak tampak
wajah meringis.
 
14.10 WIB 3 Mengobservasi tekanan darah, nadi dan RS :
  pernapasan Klien mengatakan pusing
    RO :
    TTV
    Tekanan darah 127/80 mmhg
    N = 82 x/menit
    RR = 20 x/menit.
     
14.45 WIB Menganjurkan pasien agar bedrest RS : -
    RO :
    Klien tampak berbaring ditempat tidur dan
    terpasang kateter.
  Mengkaji keluhan pasien  
19.30 WIB RS :
Klien mengatakan badannya masih terasa
lemas, pusing sedikit berkurang.
RO :
Klien tampak berbaring lemas di tempat tidur.
E.
EVALUASI
Tanggal /Jam Kode Evaluasi (Subjective,Objective,Assasment,Planing) TTD
Diagnosa

Rabu, 6 Maret 1 S: Perawat


2019 a) klien mengatakan 4 kali ganti pembalut,
13 : 16 WIB b) klien mengatakan alirannya tidak deras,
c) pasien mengatakan lemas, pusing sedikit berkurang.
O:
d) klien tampak keluar darah berwarna merah tua sebanyak 10cc, tidak tampak
gumpalan darah dalam pembalut,
e) tekanan darah 113/78 Mmhg, nadi 65 X/Menit, suhu 36,8˚c, pernapasan 18x/Menit,
hasil hematocrit 38% dan hemoglobin 12,1 g/dL.
A:
Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi.
P:
Rencana tindakan dilanjutkan (1,2,3,4,5)
Rabu, 6 Maret S: Perawat
2019 a) klien mengatakan nyeri berkurang 5
14 : 05 WIB b) pasien mengatakan nyeri masih hilang timbul, nyeri dirasakan dibagian perut bawah
O:
c) pasien tampak berbaring ditempat tidur, tidak tampak wajah meringis,
d) tekanan darah 119/78 mmhg, nadi 63x/menit, suhu 36,7˚c, pernapasan 20x/menit.
A:
Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi.
P:
Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan (1,2,3,4)

Rabu, 6 Maret S: Perawat


2019 a) klien mengatakan aktivitas tergantungan oleh suami,
14 : 10 WIB b) klien mengatakan badannya masih terasa lemas, pusing sedikit berkurang.
O:
c) tekanan darah 104/65 mmhg, nadi 70x/menit, pernapasan 18 x/menit,
d) pasien tampak berbaring ditempat tidur, perineal hygiene dibantu.
A:
Tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi.
P:
Rencana tindakan keperawatan dilanjutkan (1,2,4,5,6).
THANKS

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images
by Freepik and illustrations by Stories

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai