Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN LAPORAN KASUS


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

EKLAMSIA
NUR AZIZAH 11120202136
DOKTER PENDIDIK KLINIK
dr. Basyar, Sp.OG
PENDAHULUAN
Eklampsia didefinisikan sebagai kejadian kejang pada wanita hamil,
persalinan atau masa nifas yang menunjukkan gejala preeklamsia
sebelumnya, berupa hipertensi, proteinuria dan udem. Kejang pada
eklamsia dapat berupa kejang motorik fokal atau kejang tonik klonik
umum. Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti
halilintar. Kata-kata tersebut dipergunakan karena seolah-olah gejala
eklampsia timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului tanda-tanda lain
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Sumarambu, Palopo
No. RM : 403929
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA:
Ny. M, 24 tahun Hamil dengan usia kehamilan 37 minggu masuk ke RS
dengan keluhan kejang. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi dalam
kehamilan. Pasien memiliki riwayat KET pada kehamilan pertamanya. Riwayat
mengalami kejang 1x sebelum ke rumah sakit. Tidak ada riwayat pendarahan
dari jalan lahir ataupun DM.
RIWAYAT OBSTETRI
1. 2022/ KET / Laparatomi

2. 2023/ kehamilan sekarang


ANAMNESIS
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluhan tekanan darah tinggi yang dialami oleh pasien, riwayat


kejang dan riwayat Preeklamsia sebelumnya.

RIWAYAT PENGOBATAN

Tidak ada riwayat mengonsumsi obat-obatan


ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum : GCS 14 (E3M6V5)
Tanda vital
 Tekanan darah : 161/119 mmHg
 Nadi : 99 x/menit
 Nafas : 20 x/menit
 Suhu : 36,6 derajat Celcius
PEMERIKSAAN LUAR
 TFU : 31 cm
 Lingkar perut : 97 cm
 TBJ : 3007 gr
 Situs : Punggung kanan
 Bagian terbawah : Kepala
 DJJ : 134 x/m
 Gerakan janin (+) dirasakan ibu, anak kesan tunggal
PEMERIKSAAN DALAM
VAGINA
 V/V : TAK/TAK
 Portio : lunak, sedang
 Pembukaan : 3 cm
 Bagian terbawah : kepala
 Moulage : Tidak ada
 Panggul dalam kesan cukup
 Pelepasan lendir (+), darah (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS

G2P0A1 GRAVID 37 MINGGU


3 HARI + EKLAMSIA
Tatalaksana
Penatalaksanaan Preop
• Rencana Sectio sesaria
• MgSo4 10 ml + Aquades
• MgSo4 15 ml + 500 cc tetesan rumatan

Post Sc
• Pasien kejang
• Inj. Mgs04 40% 2gr Iv/extra
• IVFD RL + Oxytosin 2 amp (20 Iu)8 jam s/d botol III
• Ceftriaxone 1 gr/12jam/IV
• Metronidazole 500mg/8jam/IV
• As.Tranekamat 1 amp/8 jam/iv
• Onoiwa 2x1 tab
• Rawat ICU
PEMBAHASAN
 Eklampsia merupakan Keadaan dimana ditemukan serangan kejang tiba tiba yang dapat
disusul dengan koma pada wanita hamil, persalinan atau masa nifas yang menunjukan
gejala preeklampsia sebelumnya.
 Insiden yang eklamsia bervariasi yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti paritas,
gravida, obesitas, ras, etnis, geografi, faktor genetik dan faktor lingkungan yang
merupakan faktor risikonya.
 Menurut waktu terjadinya, beberapa peneliti menyebutkan 50% kejang terjadi pada wanita
antepartum, 25% intrapartum, dan 25% postpartum.
FAKTOR RESIKO EKLAMSIA

USIA
PARITAS
RIWATAR
HIPERTENSI
GEMELLI
GENETIK
OBESITAS

LIHAT NOTES
TATALAKSANA
Penatalaksanaan eklampsia yang utama adalah terapi suportif untuk stabilisasi
fungsi vital, yang harus selalu diingat Airway, Breathing, Circulation (ABC),
mengatasi dan mencegah kejang, mengatasi hipoksemia dan asidemia,
mencegah trauma pada pasien ketika kejang, mengendalikan
tekanan darah khususnya pada saat krisis hipertensi,
dan mencapai stabilisasi ibu seoptimal mungkin
sehingga dapat melahirkan janin pada waktu
yang tepat dan cara yang tepat.
PENGOBATAN MEDIKAMENTOSA
PEMBERIAN OBAT ANTI HIPERTENSI

PENURUNAN TD TIDAK BOLEH TERLALU AGRESIF

KOREKSI HIPOKSEMIA DAN ASIDOSIS

HINDARI PENGGUNAAN DIURETIK

LIHAT NOTES
SYARAT PEMBERIAN MgSO4
a. Harus tersedia antidotum Magnesium Sulfat yaitu Kalsium Glukonase
10%, diberikan IV secara perlahan, apabila terdapat tanda tanda
intoksikasi MgSO4.
b. Refleks patella (+)
c. Frekuensi pernafasan > 16 kali / menit.
d. Produksi urin > 100 cc dalam 4 jam sebelumnya ( 0,5 cc/ kg BB/ jam ).
Pemberian Magnesium Sulfat sampai 20 gr tidak perlu
mempertimbangkan diurese
PENGOBATAN OBSTETRIK
Sikap dasar pada semua kehamilan dengan eklampsia harus diakhiri,
tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin. Kehamilan diakhiri
bila sudah terjadi stabilisasi (pemulihan) hemodinamik dan metabolisme
ibu. Stabilisasi ibu dicapai dalam 4-8 jam setelah salah satu atau lebih
keadaan dibawah :
a. Setelah pemberian obat anti kejang terakhir.
b. Setelah kejang terakhir
c. Setelah pemberian obat-obat antihipeitensi terakhir
d. Penderita mulai sadar (responsif dan orieutasi)
TERMINASI KEHAMILAN
 Apabila pada pemeriksaan, syarat-syarat untuk mengakhiri persalinan pervaginam
dipenuhi maka persalinan tindakan dengan trauma yang minimal.
 Apabila penderita sudah inpartu pada fase aktif, langsung dilakukan amniotomi lalu
diikuti partograf. Bila ada kemacetaii dilakukan seksio sesar.
 Tindakan seksio sesar dilakukan pada keadaan :
1) Penderita belum inpartu
2) Pase laten
3) Cawat janin
4) Tindakan seksio sesar dlkerjakan dengan mempertimbangkan keadaan atau
kondisi ibu.
PROGNOSIS
Prognosis eklamsia sangat berkaitan dengan kecepatan
dan ketepatan terapi serta diagnosis. Penanganan yang
terlambat dapat menyebabkan kejang yang refrakter yang
berujung pada komplikasi-komplikasi eklamsia pada ibu
dan janin. Berdasarkan hasil studi, prognosis jangka
panjang dari eklamsia dapat berupa peningkatan tekanan
darah dan defisit neurologis. Selain itu, sebuah studi juga
melaporkan bahwa pasien yang multipara memiliki risiko
kematian akibat penyakit kardiovaskular dan renal
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai