Anda di halaman 1dari 54

PANCASILA SEBAGAI

SISTEM FILSAFAT
Oleh :
PURBODJATI
Dosen Tim MKWU Pend. Pancasila-UNESA

LITERATUR: BAHAN AJAR. 2012,


RISTEKDILTI, 2016 (EBOOK)
TIM MKWU PENDIDIKAN PANCASILA-
UNESA, 2014,2017
CAPAIAN KOMPETENSI MINIMAL:

Capaian kompetensi minimal: Mahasiswa mampu memahami Mampu


mengimplementasikan nilai-Nilai Pancasila sebagai sistem filsafat. 2.
Indiktor capaian kompetensinya, mahasiswa mampu memahami,
menjelaskan (tuli & lisan), dan mengimplementasikan dalam perkuliahan
serta kehidupan berbangsa & bernegara: a. Pengertian sistem filsafat. b.
Mendeskripsikan pokok-pokok pikiran dalam Pancasila sebagai sistem
filsafat yang sistematis, hirarkhis dan logis. c. Menguraikan dan merinci
unsur-unsur Pancasila sebagai sistem filsafat. d. Menjelaskan hakekat
nilai, moral dan norma dalam Pancasila. e. Menganalisis Pancasila
sebagai nilai dasar dan maknanya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
DEFINISI FILSAFAT
segi etimologi

philos Sophia
(cinta) (Bijaksana)

Rene
Descartes cinta akan
(1590-1650) kebijaksanaan
Filsafat merupakan kumpulan segala
pengetahuan dimana Tuhan, alam
dan manusia menjadi pokok
penyelidikan
CIRI CIRI FILSAFAT

Memberi
Koheren Rasional Holistik visi
Memberi jawaban
Fungsi
Fungsi
Filsafat
perangkat
dan pemersatu

kebenaran
Landasan Ontologis Pancasila Landasan Epistemologis Pancasila Landasan Aksiologis Pancasila
Mengatakan

Landasan Ontologis
“ Ilmu yang menyelidiki
Pancasila Aristoteles tentang hakikat sesuatu
(384 SM – 322 SM) atau tentang ada,
keberadaan atau eksistensi
dan disamakan artinya
dengan metafisika.”
Subjeknya adalah
Manusia Yang berlandaskan
Mengatakan

Landasan Epistomolgi
“Epistemology is the
Pancasila J.F. Ferier branch of philosophy
(16 Juni 1808 -11 Juni 1864) which investigates the
origin, stucture, methods
and validity of
knowledge”
P
P
E
E
N N
A G
L H
A AY
R A
A T
N A
N

K
E
S
U
S
I
L
A
A
N
Mengatakan

Landasan Aksiologis
Cabang Ilmu yang
Theodore Brameld menyelidiki
Pancasila (20 January 1904 – 1987)
Yang menjadi Batu tumpuan
(Fundamental)
Inti dari semua

Filsafat Bangsa

Sebagai sumber
Paham-paham lain yang
segala sumber
bertentangan dengan
Tidak menerima hukum
pancasila sebagai
ideologinya
Dengan alasan

Secara Formal-Konstitusional Secara Potensial

Secara Praktis-fungsionalis Secara Psikologis dan kultural


Nilai Dasar Pancasila
Sifat

Tidak tetap

terdapat

Pembukaan UUD 1945


•Artinya bangsa Indonesia
adalah bangsa yang
mempercayai adanya
Tuhan
•Nilai kemanusian ini mengandung
arti bahwa kesadaran sikap dan
perilaku yang sesuai dengan nilai-
nilai moral dalam hidup bersama
atas dasar tuntutan hati nurani
dengan memperlakukan sesuatu hal
sebagaimana mestinya.
•ini mengandung arti bahwa
bangsa kita harus bersatu
dalam kebulatan rakyat untuk
membina rasa nasionalisme
dalam NKRI
•Memiliki arti bahwa negara kita
menggunakan prinsip demokrasi,
pemerintahaan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat yang mana untuk
menyelesaikan masalah diselesaikan dengan
jalan musyawarah mufakat melalui lembaga-
lembaga perwakilan (legislatif seperti DPR)
• mengandung arti bahwa
salah satu tujuan yang
hendak dicapai oleh bangsa
kita adalah tercapainya
masyarakat yang adil dan
makmur secara lahiriah
maupun batiniah.
PANCASILA SEBAGAI SISTEM
FILSAFAT
Dasar mutlak dalam berpikir dan
berkarya sesuai dengan pedoman
saling menguatkan antara sila yang
satu dengan yang lainnya
FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI
PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA

Pancasila memberi petunjuk mencapai


kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia
tanpa dengan membedakan suku, agama
dan ras
FILSAFAT PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN
HIDUP BANGSA DAN NEGARA

Artinya semua aturan kehidupan hukum


kegiatan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara berpedoman pada Pancasila, karena
Pancasila merupakan sumber dari segala sumber
hukum bangsa dan negara republik Indonesia.
NILAI OBJEKTIF DAN SUBYEKTIF
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

1. Nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia itu


sendiri
2. Nilai pancasila merupakan filsafat bangsa
Indonesia
3. Pancasila merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan
hati nurani bangsa Indonesia
POKOK PIKIRAN
Yang dimaksud pokok pikiran adalah suatu hal
yang terdapat didalam UUD yang meliputi
suasana kebatinan dari UUD Negara Indonesia.
Pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum
(Reichtsidee) yang menguasai dasar hukum
negara baik hukum dasar tertulis (UUD) maupun
hukum dasar tidak tertulis (convensi).
4 POKOK PIKIRAN DIANTARANYA:
Pokok Pikiran Pertama: “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar asas persatuan
dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dalam pengertian ini diterima pengertian negara persatuan, negara yang
melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Rumusan ini
menunjukkan pokok pikiran ‘persatuan’ dengan pengertian yang lazim,
negara, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib
mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan ataupun
perseorangan. Letak pokok pikiran pertama yaitu pada Sila Ketiga
Pancasila dan penjabaran pada Pembukaan.
Pokok Pikiran Kedua: “Negara hendak mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

Pokok pikiran kedua merupakan pokok pikiran ‘keadilan


sosial’ yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia
Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Letak pokok pikiran kedua yaitu pada Sila Kelima Pancasila
dan penjabaran terletak pada Pembukaan.
Pokok Pikiran Ketiga: “Negara yang berkedaulatan rakyat,
berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan”.

Pokok pikiran ini dalam ‘pembukaan’ mengandung konsekuensi logis


bahwa sitem negara yang terbentuk dalam UUD harus bedasarkan atas
kedaulatan rakyat dan berdasarkan permusyawaratan/perwakilan.
Memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. Ini adalah
pokok pikiran ‘kedaulatan rakyat’, yang menyatakan bahwa kedaulatan
di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Pokok pikiran inilah yang merupakan Dasar
Plotik Negara. Letak pokok pikiran ketiga yaitu pada Sila Keempat
Pancasila dan penjabaran terletak pada Pembukaan.
Pokok Pikiran Keempat: “Negara berdasarkan atas Ketuhan Yang
Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Undang-Undang Dasar harus mengandung isi mewajibkan pemerintah
dan penyelenggara negara yang lain untuk memelihara budi pekerti
kemanusia yang luhur. Hal ini menegaskan pokok pikiran ‘Ketuhanan
Yang Maha Esa menurut Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab’
yang mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia ataunilai
kemanusiaan yang luhur. Pokok pikiran keempat merupakan Dasar
Moral Negara. Letak pokok pikiran keempat yaitu pada Sila Pertama
dan Sila Kedua Pancasila dan penjabaran terletak pada Pembukaan.
PENGERTIAN NILAI, MORAL, DAN NORMA
NILAI
Nilai dalam bahasa inggris disebut Value.
Nilai adalah sesuatu yang berguna dan baik yang dicita-
citakan dan dianggap penting oleh masyarakat oleh
masyarakat. Sesuatu dikatakan mempunyai nilai,apabila
mempunyai kegunaan, kebenaran, kebaikan, keindahan dan
religiositas
Nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik atau buruk
bagi kehidupan.
PENGERTIAN NILAI MENURUT
BEBERAPA AHLI
Djahiri (1999), nilai adalah harga, makna, isi dan
pesan, semangat, atau jiwa yang tersurat dan tersirat
dalam fakta, konsep, dan teori, sehingga bermakna
secara fungsional.

Dictionary dalam Winataputra (1989), nilai adalah


harga atau kualitas sesuatu.
TIGA MACAM NILAI MENURUT
NOTO NEGORO, ANTARA LAIN:
a) Nilai Material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan manusia yang
menyangkut jasmani/ material manusia.
b) Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk mengadakan
aktifitas/ kegiatan.
c) Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai
ini dapat dibedakan atas:
1) Nilai Kebenaran, yang bersumber pada akal manusia.
2) Nilai Keindahan, yang bersumber pada perasaan manusia.
3) Nilai kebaikan/ moral, yang bersumber pada kehendak manusia.
4) Nilai Religius, yang merupakan nilai kerohanian tertinggi dan mutlak bersumber
pada kepercayaan dan keyakinan manusia
MORAL

Moral berasal dari kata mos (mores) yang memiliki arti


kesusilaan, tabiat, kelakuan. Moral adalah ajaran tentang
hal yang baik dan yang buruk, yang menyangkut tingkah
laku dan perbuatan manusia.

Norma merupakan pedoman atau patokan bagi


perilaku dan tindakan seseorang atau masyarakat
yang bersumber pada nilai.
1. Aspek konsep moral 3) Empati, Empati kita pada orang yang

1) Kesadaran moral tertekan

2) Kesadaran hidup berdemokrasi 4) Cinta kebaikan, Cinta kita terhadap


musyawarah
3) Pengetahuan nilai moral
5) Pengendalian diri, Pengendalian diri kita
4) Pemahaman materi demokrasi
terhadap kebebasan
5) Pandangan ke depan
6) Manfaat demokrasi ke depan 6) kerendahan hati, Menjunjung tinggi dan hormati pendapat lain

7) Penalaran moral Perilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan

8) Alasan senang demokrasi (compalance), Kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).

9) Pengambilan keputusan
10) Bagaimana cara hidup demokratis  3. Aspek perilaku moral

2. Aspek sikap moral 1) kemampuan, Kemampuan menghormati hidup demokrasi


1) kata hati, Kata hati kita tentang hidup
2) kemauan, Kemauan untuk hidup berdemokrasi
bebas
3) kebiasaan
2) Rasa percaya diri, Rasa percaya diri kita
pada bebas berpendapat
NORMA

Norma adalah sumber dasar hukum yang menguatkan kedudukan konsep,


nilai, dan moral serta perilaku yang dilakukan. Norma merupakan kesadaran
dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untukdipatuhi. Norma
memiliki kekuatan untuk dapat dipatuhi, yang dikenal dengan sanksi,
misalnya:
1. Norma Agama, dengan sanksi dari Tuhan
2. Norma kesusilaan,dengan sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap diri
sendiri
3. Norma Kesopanan, dengan sanksinya berupa mengucilkan dalam
pergaulan masyarakat
4. Norma Hukum, dengan sanksinya berupa penjara atau kurungan atau
denda yang dipaksakan oleh alat negara
HUBUNGAN NILAI, NORMA, DAN MORAL
Agar nilai tersebut menjadi lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku manusia, maka perlu
lebih dikongkritkan lagi serta di formulasikan menjadi lebih objektif sehingga memudahkan manusia untuk
menjabarkannya dalam tingkah laku secara kongkrit. Maka wujud yang lebih kongkrit dari nilai tersebut
adalah merupakan suatu norma. Terdapat berbagai macam norma, dan dari berbagai macam norma tersebut
norma hukumlah yang paling kuat keberlakuannya, karena dapat dipaksakan oleh suatu kekuasaan atau
penegak hukum.
Selanjutnya nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika. Istilah moral mengandung
integritas dan martabat pribadi manusia. Derajat kepribadian seeorang mat ditentukan oleh moralitas yang
dimilikinya. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercemin dari sikap dan tingkah
lakunya. Dalam pengertian inilah maka kita memasuki wilayah norma sebagai penuntunn sikap dan tingkah
laku manusia.
Hubungan antara moral dengan etika memang sangat erat sekali dan kadang kala kedua hal tersebut
memiliki perbedaan. Moral yaitu merupakan suatu ajaran – ajaran baik lisan maupun tertulis tentang
bagaiamana manusia harus hidup dan bertindak agar manusia menjadi lebih baik. Etika adalah suatu cabang
filsafat yaitu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajara – ajaran moral tersebut. Demikianlah hubungan
yang sistematik antara lain nilai. Norma dan moral yang pada gilirannya ketiga aspek tersebut terwujud
dalam suatu tingkah laku praksis dalam kehidupan manusia.
PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR DAN MAKNANYA

Keadilan Sosial bagi


Kerakyatan yang seluruh rakyat
Dipimpin oleh Indonesia
Persatuan Hikmat
Indonesia kebijaksanaan
dalam
Kemanusiaan Permusyawaratan
yang Adil dan Perwakilan
Beradab
Ketuhanan
yang Maha
Esa
KETUHANAN YANG MAHA ESA
1. Memiliki arti sebagai bentuk pengakuan adanya kuasa yang satu yaitu
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Memberikan kebebasan dan keamanan dalam memeluk dan beribadah
menurutkepercayaan agamanya masing-masing.
3. Tidak memberikan paksaan terhadap warga-warganya untuk memeluk
suatu agama atauberpindah ke agama lain.
4. Memberikan jaminan perkembangan dan pertumbuhan ajaran agama
masing-masing.
5. Negara memberikan kebebasan dan menjadi fasilisator bagi tumbuh
kembang agama yang dianut oleh masyarakatnya.
KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

1. Memberikan hak dan kewajiban kepada masyarakatnya


dalam mengeluarkan pendapat sebagai bukti keadilan.
2. Kemerdekaan merupakan hak setiap masyarakat
Indonesia, mereka berhak mendapatkan kebebasan dan
keamanan dalam kehidupan mereka.
3. Menegakkan keadilan dan menjunjung tinggi kemerdekaan
bagi setiap rakyat Indonesia.
PERSATUAN INDONESIA
1. Sikap nasionalisme yang wajib dimiliki tiap-tiap warga Indonesia.
2. Mencintai bangsa dan tanah air Indonesia.
3. Menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
4. Menumbuhkan rasa tanggung jawab dan tolong-menolong terhadap
sesama rakyat Indonesia.
5. Mencegah terjadinya kekuatan dan kekuasaan perseorangan.
6. Tidak adanya perbedaan dan permusuhan ketika adanya perbedaan
budaya dan warna kulit.
KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN
PERWAKILAN
1. Hakikat sila keempat adalah negara menggunakan sistem
demokrasi.
2. Permusyawaratan memiliki makna bahwa setiap persoalan
dan permasalahan diputuskan secara bersama, disetujui
bersama, dan diselesaikan secara bersama-sama.
3. Rakyat dipimpin oleh pemimpin yang hikmat dan bijaksana
dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan negara.
KEADILAN SOSIAL BAGI
SELURUH RAKYAT INDONESIA

1. Kemakmuran dan kesejahteraan merupakan hak


bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Memberikan perlindungan kepada yang lemah dan
yang memiliki kekurangan.
3. Kekayaan alam Indonesia dipergunakan untuk
kebahagiaan dan kepentingan bersama.
PENGERTIAN NILAI
MORAL DAN NORMA

PANCASILA SEBAGAI NILAI


DASAR DAN MAKNANYA
PENGERTIAN NILAI MORAL DAN NORMA
Nilai adalah sesuatu yang didambakan, sesuatu yang
diinginkan dan sesuatu yangdiidealkan, setiap orang
memiliki nilai, yaitu sesuatu yang didambakan dn
siidealkan, bisa berupa kebaikan, keindahan, kebenaran,
keadilan, dll.

Tim MKU Pendidikan Pancasila Universitas Negeri Surabaya, 2014, Pendidikan Pancasila,Penerbit
Unesa University Press, Anggota IKAPI, ISBN 9789790286276, hal 180 - 184
Dalam kehidupan nilai-nilai, dijabarkan ke
dalam ukuran-ukuran perilaku yang harus
dilakukan agar nilai-nilai tersebut tercapai. Suatu
nilai agar terwujud harus dijabarkan kedalam
aturan-aturan (norma). Jika tidak dijabarkan ke
dalam aturan-aturan (norma), nilai hanya akan
ada di dalam pikiran (abstrak)

Tim MKU Pendidikan Pancasila Universitas Negeri Surabaya, 2014, Pendidikan Pancasila,Penerbit
Unesa University Press, Anggota IKAPI, ISBN 9789790286276, hal 180 - 184
Oleh karena itu, dalam kehidupan
suatu masyarakat, termasuk dalam
kehidupan keluarga ada nilai dan
norma. Nilai dijabarkan dalam norma
(aturan) untuk mengatur perilaku
anggotanya
Tim MKU Pendidikan Pancasila Universitas Negeri Surabaya, 2014, Pendidikan
Pancasila,Penerbit Unesa University Press, Anggota IKAPI, ISBN 9789790286276, hal
180 - 184

HOME
PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR DAN
MAKNANYA
Proses merumuskan dasar Negara melibatkan banyak
pemikir, masing-masing pemikir mengajukan usulan dengan
argumentasi masing-masing. Mereka mencoba menggali nilai-
nilai yang terdapat dalam budaya masyarakat Indonesia.
Akhirnya, melalui diskusi dan refleksi yang mendalam, para
elit bangsa sepakat bahwa dasar Negara yang akan
diproklamasikan adalah Pancasila.
Tim MKU Pendidikan Pancasila Universitas Negeri Surabaya, 2014, Pendidikan Pancasila,Penerbit
Unesa University Press, Anggota IKAPI, ISBN 9789790286276, hal 184 - 188
Selain sebagai dasar negara, pancasila bagi bangsa
Indonesia memilki beberapa fungsi, yaitu sebagai
pandangan hidup bangsa dan ideology. Selain itu,
pancasila juga berfungsi sebagai pemersatu bangsa,
sebagai jiwa bangsa, sebagai epribadian bangsa, dan
sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum.

Tim MKU Pendidikan Pancasila Universitas Negeri Surabaya, 2014, Pendidikan Pancasila,Penerbit Unesa
University Press, Anggota IKAPI, ISBN 9789790286276, hal 184 - 188
Sebagai nilai dasar, sila-sila pancasila hanya
memberi gambaran tentang Negara yang dicita-
citakan dan bagaimana Negara ini harus
dijalankan. Tanpa dijabarkan ke dalam nilai-
nilai instrumental, sila-sila pancasila belum bisa
dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan
Negara.

Tim MKU Pendidikan Pancasila Universitas Negeri Surabaya, 2014, Pendidikan Pancasila,Penerbit
Unesa University Press, Anggota IKAPI, ISBN 9789790286276, hal 184 - 188
Meskipun pencasila sebagai dasar dalam
penyelenggaraan Negara, dalam sila-sila pancasila,
belum memuat bentuk Negara, lembaga Negara,
serta kewenangan dari masing-masing lembaga
Negara. Oleh karena itu, nilai-nilai pancasila
kemudian dijabarkan ke dalam Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai nilai Instrumental dalam
penyelenggaraan Negara.
Tim MKU Pendidikan Pancasila Universitas Negeri Surabaya, 2014, Pendidikan
Pancasila,Penerbit Unesa University Press, Anggota IKAPI, ISBN 9789790286276, hal 184 - 188
Sebagai nilai Instrumental, Undang-Undang Dasar
1945 mengatur bagaimana Negara Indonesia harus
dijalankan, lembaga apa saja yang harus ada dalam
Negara Indonesia, hak dan wewenang dari masing-
masing lembaga Negara.
Tim MKU Pendidikan Pancasila Universitas Negeri Surabaya, 2014, Pendidikan Pancasila,Penerbit
Unesa University Press, Anggota IKAPI, ISBN 9789790286276, hal 184 - 188
Sebagai penjabaran dari pancasila, maka Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum tertinggi di
Negara Indonesia. Undang-Undang Dasar 1945 merupakan hukum dasar dalam penyelenggaraan
Negara Indonesia

Tim MKU Pendidikan Pancasila Universitas Negeri Surabaya, 2014, Pendidikan Pancasila,Penerbit
Unesa University Press, Anggota IKAPI, ISBN 9789790286276, hal 184 - 188

END
PENGUATAN CAPAIAN
KOMPETENSI:
1. Berilah contoh penerapan nilai nilai pancasila di
kehidupan sehari-hari!
2. Mengapa pancasila di nilai masih belum cukup dijadikan
sebagai pedoman penyelenggaraan pemerintah dan
ketatanegaraan bangsa indonesia?
3. Di bagian mana dari UUD 1946 yang menerangkan
tentang cita-cita dan tujuan dari pancasila? sebutkan!
Thank You
For Your Attention. Fin, Paris City

Anda mungkin juga menyukai