Anda di halaman 1dari 18

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP

PELANGGARAN PERIZINAN

Tri Mulyani, S.Pd., SH., MH

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SEMARANG
2021
PENDAPAT ANDA ?

Apa ya
SANKSI
PERIZINAN itu…???
PENGERTIAN

 SANKSI
Merupakan bagian penutup yang penting dalam hukum.

Sanksi merupakan suatu bentuk pemaksaan dari administrasi negara


(pemerintah) terhadap warga negara dalam hal adanya perintah –
perintah, kewajiban – kewajiban, atau larangan – larangan yang diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh
administrasi negara (pemerintah)

Dalam konteks sosiologis, sanksi merupakan bentuk upaya penegakan


hukum, artinya sanksi merupakan proses untuk mewujudkan keinginan
keinginan hukum (UU dalam rumusan peraturan) menjadi kenyataan.
JENIS – JENIS SANKSI

 Dalam HAN dikenal adanya sanksi yaitu “SANKSI


ADMINISTRATIF”

 Menurut J.B.J.M. Ten Berge, SANKSI merupakan inti dari


penegakan hukum administrasi.

 Sanksi diperlukan untuk menjamin penegakan hukum administrasi

 Menurut JJ. Oostemrink berpendapat SANKSI ADMINISTRATIF


adalah sanksi yang muncul dari hubungan antara pemerintah –
warga negara dan yang dilaksanakan tanpa perantara pihak ketiga
(kekuasaan peradilan), tetapi dapat secara langsung dilaksanakan
sendiri.
Lanjutan
 JENIS SANKSI ADMINISTRATIF  Di lihat dari segi sasarannya
1) SANKSI REPARATOIR
Artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas pelanggaran norma, yang ditujukan
untuk mengembalikan pada kondisi semula sebelum terjadi pelanggaran
Misalnya:
Bestuursdwang (Paksaan pemerintah)
Dwangsom (pengenaan uang paksa oleh pemerintah)

2) SANKSI PUNITIF
Artinya sanksi yang ditujukan untuk memberikan hukuman pada seseorang (misalnya
denda administratif)

3) SANKSI REGRESIF ---- dari segi tujuannya ---Ten Berge (khusus ketetapan)
Artinya sanksi yang diterapkan sebagai reaksi atas ketidak-patuhan terhadap ketentuan yang
terdapat dalam ketetapan yang diterbitkan
CONTOH: PENARIKAN, PERUBAHAN DAN PENUNDAAN SUATU KETETAPAN
JENIS SANKSI DALAM HAN
(PERIZINAN)

 Pada dasarnya pelanggaran di bidang perizinan bentuknya bermacam-macam


yang pada umumnya sudah secara definitif tercantum dalam peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasarnya

 Sanksi yang dapat dikenakan terhadap pelanggaran perizinan adalah sbb:

1) Bestuursdwang (Paksaan pemerintah)

2) Penarikan kembali keputusan (ketetapan) yang menguntungkan

3) Dwangsom (pengenaan uang paksa oleh pemerintah)

4) Pengenaan denda administratif


LANJUTAN

1) Bestuursdwang (Paksaan pemerintah)


Merupakan tindakan nyata yang dilakukan organ pemerintah atau atas nama
pemerintah untuk memindahkan, mengosongkan, menghalanghalangi,
memperbaiki pada keadaan semula apa yang telah dilakukan atau sedang
dilakukan yang bertentangan dengan kewajiban-kewajiban yang ditentukan
dalam peraturan perundangundangan

CONTOH:
UU N0. 51 Prp Tahun 1961 Tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa Ijin Yang
Berhak atau kuasanya
Misal: Kali jodo
Lanjutan
 Selain itu, untuk penjatuhan sanksi berupa paksaan pemerintah
(bestuurdwang) harus mengkaji secara cermat fakta pelanggaran
hukumnya, karena ada beberapa jenisnya, yaitu al:
1) Pelanggaran yang tidak bersifat substansial
Terhadap pelanggaran yang tidak bersifat substansial, pemerintah tidak
boleh langsung menggunakan paksaan pemerintah (bestuurdwang) ,
namun melalui proses yang harus didahului dengan surat peringatan
tertulis yang dituangkan dalam SK TUN, yang harus memuat hal-hal
sbb:
 Peringatan harus definitif (jelas dan tegas tertulis tindakan pemerintah)
 Organ yang berwenang harus disebut
 Peringatan harus ditujukan kepada orang yang tepat
Lanjutan
 Ketentuan yang dilanggar jelas
 Pelanggaran nyata harus digambarkan dengan jelas
 Peringatan harus memuat penentuan jangka waktu
 Pemberian beban jelas dan seimbang
 Pemberian beban tanpa syarat
 Beban mengandung pemberian alasannya
 Peringatan memuat berita tentang pembebanan biaya

CONTOH :
Seseorangyang mendirikan rumah tinggal di daerah pemukiman tanpa
IMB.
Dalam hal ini pemerintah tidak boleh langsung menggunakan paksaan
pemerintah dengan membongkar rumah tersebut, karena masih dapat
dilakukan legalisasi dengan cara memerintahkan kepada YBS untuk
mengurus IMB
Lanjutan
2) Pelanggaran yang bersifat substansial
Terhadap pelanggaran yang bersifat substansial, pemerintah dapat langsung
menerapkan paksaan pemerintah (bestuurdwang)

CATATAN
Dalam penetapan yang dikeluarkan terhadap pelanggaran keduanya tersebut di
atas harus memperhatikan ketentuan hukum yang sifatnya tertulis maupun
tertulis terkait perizinan yang dimaksud, dan juga AAUB.

CONTOH:
Pengusaha yang membangun industri di daerah pemukiman penduduk, yang
berarti tidak sesuai dengan RTRW yang ditetapkan pemerintah, maka
langsung dapat menerapkan Bestuursdwang , namun didahului peringatan
tertulis dalam bentuk ketetapan TUN
LANJUTAN

2) Penarikan kembali keputusan (ketetapan) yang menguntungkan


Penarikan kembali Ketetapan TUN yang menguntungkan dilakukan dengan mengeluarkan
suatu ketetapan baru yang isinya menarik kembali dan/atau menyatakan tidak berlaku
ketetapan yang terdahulu.

Ini diterapkan dalam hal :


 Jika yang berkepentingan tidak mematuhi pembatasan - pembatasan, syarat – syarat yang
ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang terkait izin
 Jika yang berkepentingan pada waktu mengajukan izin telah memberikan data yang tidak
benar / tidak lengkap, hingga apabila data itu diberikan secara benar / lengkap maka
keputusan yang ditimbulkan berlainan (dapat dianggap dari permulaan tidak ada)

Atau terdapat kesalahan dari pihak pemerintah, artinya keputusan tersebut ternyata keliru,
atau mengandung cacat lainnya dan diketahui dengan jelas.
Lanjutan

CATATAN:
Penarikan kembali ketetapan ini menimbulkan persoalan yuridis karena dalam HAN
dikenal asas “HET VERMOEDDEN VAN RECHMATIGHEID atau
PRESUMTIO JUSTEA CAUSA” yaitu pada dasarnya ketetapan yang
dikeluarkan Badan TUN atau Pejabat TUN dianggap benar oleh hukum.

Oleh karena itu Ketetapan TUN yang sudah dikeluarkan pada dasarnya tidak untuk
dicabut kembali, sampai dibuktikan sebaliknya oleh hakim di pengadilan

Artinya bahwa HAN juga memberikan kemungkinan untuk mencabut ketetapan


TUN yang menguntungkan sebagai akibat dari kesalahan si penerima ketetapan
TUN sehingga pencabutan merupakan sanksi baginya
LANJUTAN

3) Dwangsom (pengenaan uang paksa oleh pemerintah)


Uang paksa sebagai hukuman atau denda, jumlahnya berdasarkan syarat
dalam perjanjian, yang harus dibayar karena tidak menunaikan, tidak
sempurna melaksanakan atau tidak sesuai waktu yang ditentukan dalam
hal ini berbeda dengan biaya ganti kerugian, kerusakan dan pembayaran
bunga. (N.E. Algra)

Menurut HAN, pengenaan uang paksa dapat dikenakan kepada


seseorang atau warga negara yang tidak mematuhi / melanggar ketentuan
yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebaga alternatif dari tindakan
paksaan pemerintahan
LANJUTAN
Proses pengenaan uang paksa dalam perizinan
 Dalam kaitannya dengan diterbitkannya keputusan TUN yang menguntungkan,
biasanya pemohon izin disyaratkan untuk memberikan uang jaminan.

 Jika terjadi pelanggaran atau pemegang izin tidak segera mengakhirinya maka
uang jaminan tersebut dipotong sebagai Dwangsom

 Jadi uang jaminan tersebut lebih banyak digunakan ketika pelaksanaan


bestuurdwang sulit dilakukan

 Organ pemerintah menetapkan uang paksa apakah di angsur atau dibayar sekali,
dengan besaran sesuai dengan berat kepentingan yang dilanggar dan tujuan
ditetapkannya uang paksa
LANJUTAN

4) Pengenaan denda administratif

Menurut P De Haan, dkk,


Menyatakan bahwa terdapat perbedaan dalam hal pengenaan denda administratif
yaitu bahwa berbeda dengan pengenaan uang paksa yang ditujukan untuk
mendapatkan situasi konkret yang sesuai dengan norma, denda administrasi tidak
lebih dari sekedar reaksi terhadap pelanggaran norma yang ditujukan untuk
menambah hukuman yang pasti.

CONTOH:
Pengenaan denda fiskal yang ditarik oleh inspektur pajak dengan cara
meninggikan pembayaran dari ketentuan semula sebagai akibat dari kesalahan
yang telah dilakukan
Lanjutan
 Hal hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan sanksi tersebut di
atas:
1) Unsur – unsur yang dijadikan dasar sanksi tersebut diterapkan
2) Jenis sanksi yang dikenakan
3) Jangka waktu pengenaan sanksi
4) Tata cara penetapan sanksi
5) Mekanisme pengguguran sanksi
TUGAS

MENURUT ANALISA SAUDARA,


BAGAIMANAKAH IMPLEMENTASI
PENEGAKAN HUKUM PERIZINAN DI
INDONESIA SAAT INI, JELASKAN DENGAN
CONTOH KASUS !
DI A
C EH

A N
N.SUMATRA
A NT
IM
AL E SI
E.K LAW
RIAU N.SU
RI
AU

T AN AN
W

MA N C.SULAWESI MALUKU
A LI NT
.S

W.K A
UM

JAM
BI LIM
AT

JAMBI KA
C. N
RA

TA
MA TR A AN
S.SU IM
BE AL S.KALIMANTAN IRIAN
PAPUAJAYA
NG C.K
K UL LAMPUNG S.SULAWESI SE.SUL
U AWESI
C.JAVA
E.JAVA
WW.JAVA
.JAVA
BALI

DI YOGYAKARTA
W.NUSA TENGGARA E.NUSA TENGGARA

Anda mungkin juga menyukai