Anda di halaman 1dari 43

PEWARISA

N SIFAT
NAMA KELOMPOK :
A.AGNES ASTRID
B.GRACIA EMMANUELLA
C.MITA
D.NOVALINA SITORUS
E.SABINA RATNA
F.SRI REJEKI
Penelitian Mendel tentang Hereditas

Pada tahun 1842, Gregor Johann Mendel mengadakan penelitian untuk


mengetahui penurunan sifat makhluk hidup dengan menyeleksi tanaman ercis,
yang tinggi dan pendek galur murni (tanaman yang jika diadakan penyerbukan
sendiri akan menghasilkan keturunan yang semuanya mempunyai sifat yang
sama dengan induknya). Dalam percobaannya persilangan antara dua individu
dengan satu sifat (monohibrid) beda dan dua individu dengan beberapa sifat
beda.
Kriteria tanaman ercis yang menguntungkan yang dipilih oleh Mendel
adalah :
a. Kacang ercis berumur pendek sehingga mudah dan cepat dilihat
hasilnya
b. Dapat melakukan penyerbukan sendiri dan silang
c. Ukuran tanaman yang relatif kecil
d. Memiliki banyak ciri pasangan yang berlawanan dan mencolok,
contohnya bentuk biji, warna biji, warna bunga dan tempat
munculnya bunga
Hasil penelitian Mendel diberi
nama prinsip-prinsip sifat
Mendel, yaitu :

a. Sifat diwariskan melalui gen, yang muncul secara berpasangan dan


disebut alel
b. Prinsip gen dominan
c. Prinsip segregasi atau monohibrid (Hukum I Mendel)
d. Prinsip pemilahan secara bebas atau dihibrida (Hukum II Mendel)
Persilangan Monohibrid

Persilangan Monohibdrid adalah persilangan antara dua individu


yang mempunyai satu sifat beda. Pada persilangan ini Mendel
menyilangkan tanaman berbatang pendek dengan cara
menyerbukkan serbuk sari dari tanaman berbatang pendek.
Dalam penyilangan ini dapat dikatakan bahwa gen yang
menentukan sifat tinggi adalah T, sedangkan gen yang
menentukan sifat resesif yaitu t. Gen didalam tubuh selalu dalam
keadaan berpasangan contohnya TT atau tt. Individu yang
mempunyai susunan gen yang kembar disebut Individu
homozigot
Pada saat pembentukan gamet dari parental, kedua pasangan
alel akan dipisahkan sehingga terbentuk gamet T dan t. gamet
ini kemudian akan melebur membentuk individu baru generasi
pertama (F1) dengan susunan gen Tt dengan sifat yang muncul
adalah tinggi. Individu yang berbeda seperti Tt disebut
individu heterozigot.
Persilangan dihibrid

Persilangan didihihibrid adalah persilangan antara dua


individu dengan dua sifat yang beda.
Angaka perbandingan fenotipe pada dihibrid adalah
9:3:3:1
Pada persilangan ini Mendel melakukan penyilangan
antara tanaman berbatang tinggi berbunga ungu
dengan tanaman pendek berbunga putih yang
mempunyai dua sifat yang beda,yaitu bentuk dan warna
bunga.
Misalnya,pada keturunan F1 tanaman yang
dihasilkan berbatang tinggi berbunga ungu
(TtUu).
P : TTUU >< ttuu
(tinggi ungu) (pendek
putih)
G : TU tu
F1 : TtUu
(tinggi ungu)
Gamet F1 :TU,Tu,Tu,tu
TU Tu tU tu
TU TTUU TTUu TtUU TtUu
(tinggi ungu) (tinggi ungu) (tinggi ungu) (tinggi ungu)
Tu TTUu TTuu TtUu Ttuu
(tinggi ungu) (tinggi putih) (tinggi ungu) (tinggi putih)
tU TtUU TtUu ttUU ttUu
(tinggi ungu) (tinggi ungu) (pendek ungu) (pendek ungu)
tu TTUu TTuu TtUu ttuu
(tinggi ungu) (tinggi putih) (tinggi putih) (pendek putih)
Dari tabel diatas terlihat bahwa pada
persilangan dihibrid akan dihasilkan F2 dengan
rasio fenotipe;
Tinggi ungu: tinggi putih : pendek ungu:
pendek putih
9 :3 :3 :1
Genotipe yang dihasilkan dari persilangan
dihibrid tersebut ada 9 macam.
perhitungan kemungkinan fenotipe,
genotipe, rasio fenotipe, dan
jumlah gamet pada
polihibrid.

cara mencari gamet pada persilangan polihibrid (banyak sifat) dapat


dilakukan dengan cara menggunakan diagram garpu
 Test Cross
Test cross digunakan untuk mengetahui keadaan genotipe dari suatu
individu tergolong homozigot atau heterozigot.
Misalnya pada kasus penyilangan tanaman berbunga ungu dengan tanaman
berbunga putih dihasilkan F2 dengan rasio berbunga ungu sebanyak 3 buah
dan berbunga putih 1 buah. Diantara ketiga tanaman yang berbunga
ungu ,kita tidak mengetahui manakah yang tergolong homozigot dan
manakah yang bersifat heterozigot.cara untuk mengetahuinya adalah
dengan cara menyilangkannya dengan tanaman yang bersifat homozigot
resesif (tanaman berbunga putih).
 Jika tanaman berbunga ungu F2 tadi disilangkan dengan tanaman
berbunga putih dan menghasilkan keturunan yang semuanya berbunga
ungu (100%) maka dapat dipastikan bahwa tanaman bersifat homozigot
dominan.
 Jika dalam persilangan menghasilkan tanaman berbunga ungu dan
berbunga putih maka dapat dipastikan tanaman tersebut bersifat
heterozigot.
Perhitungan kombinasi F2

Dapat dilakukaN dengan menggunakan segitiga pascal maupun dengan diagram


garpu (Bracket).

Segitiga pascal Diagram garpu


Jumlah gamet pada Untuk menentukan kemungkinan
generasi kedua (F2) & fenotipe F2 terutama untuk
jumlah kombinasi yang persilangan dengan jumlah sifat
mungkin terjadi dapat di beda lebih dari 2 .
lakukan menggunakan Untukn menggunakan diagram
segitiga pascal. Fenotip garpu kita ambil contoh : ercis
dapat dicari dengan cara berbunga ungu berbiji bulat
menjumlakan setiap heterozigot (UuBb) dengan
angka yang terdapat pada sesamanya yang juga bersifat
segitiga pascal. heterozigot.
Penyimpangan Semu Hukum Mendel
ATAVISME

Bentuk jengger ayam yang berbeda-beda merupakan suati fenomena


interaksi beberapa gen yang disebut atavisme.
Fenomena atavisme ini diungkapkan oleh William Bateson dan R.C
Punnet. Melalui penelitian yang telah dilakukannya, mereka menemukan
ada 4 bentuk jengger ayam, yaitu : sumpel (walnut), gerigi (rose), biji
(pea), dan bilah (single). Berikut adalah genotipe untuk keempat jengger
ayam tersebut.
R.P : pial sumpel (walnut)
rrPp : pial biji (pea)
R.pp: pial gerigi (rose)
rrpp : pilah bilah (single)

Persilangan antara ayam berjengger rose dan ayam berjengger pa


menghasilkan keturunan F1 yang berjengger walnut. Jika ayam
berjengger walnut tersebut disilangkan dengan sesamanya, akan
menghasilkan ayam berjengger walnut, rose, pea, dan single dengan
perbandingan 9 : 3 : 3 : 1.
POLIMERI

Polimeri merupakan perstiwa munculnya suatu sifat pada hasil


persilangan heterozigot karena adanya pengaruh gen-gen lain, yang
disebabkan terdapat dua atau lebih gen yang menempati lokus yang
sama, tetapi menemukan sifat yang sama (gen ganda)
Kriptomeri adalah gen dominan yang
seolah – olah tersembunyi apabila
berdiri-sendiri dan pengaruhnya baru
tamapak apabila berada bersama-sama
degan gen dominan lainnya

KRIPTOMERI

Fenomena ini pertama kali ditemukan


oleh Correns pada saat menyilangkan
bunga linaria maroccana galur murni
berwarna merah dengan galur murni
berwarna putih.
Epistasis dan hipostasis

1. Epistasis-hipostasis dominan .
2.Epistasis –hipostasis resesif
Epistasis-hipostasis dominan terjadi jika Peristiwa epistasis –hipostasis resesif
satu gen dominan bersifat epistasis. terjadi jika gen epistasis resesif dalam
Peristiwa ini dapat diamati pada keadaan homozigot mampu menutupi
persilangan gandum berkulit hitam dengan ekspresi pasangan gen lain(epistasis)yang
gandum berkulit kuning. Keturunan f1 bukan alelnya.perbandingan fenotipe pada
semunya berkulit hitam. Kita tentunya peristiwa ini beraneka macam tergantung
menduga bahwa peristiwa ini seperti dari genotipe kedua induknya.
seperti persilangan monohybrid pada Contoh peristiwa ini adalah sifat warna
umumnya kulit hitam dominan terhadap bulu tikus yang dikendalikan oleh
kulit kuning jika bayangan anda sepeti itu, pasangan gen yang menduduki lokus yang
maka anda salah berdasarkan prinsip berlainan.
mendel dapat diketahui bahwa factor Gen epistasisnya memengaruhi munculnya
hitam adalah dominan dan mempunyai sifat berwarna atau tidak berwarna dengan
pasangan alel tersendiri . begitu juga dua alel berwarna(epistasis dominan) dan
dengan factor kuning. albino(epistasis resesif)
Gen hipostasisnya menentukan
sifat warna ,dengan alel abu-
abu(hipostasis dominan)dan Bandingkan dengan genotipe aaCc yang
hitam(hipostesis resesif).pada mempunyai fenotipe hitam karena adanya
kasus ini warna akan muncul keberadaan gen C.
jika disertai oleh keberadaan Perhatikan persilangan berikut :
alela warna bulu.misalnya
genotipe Aacc mempunyai P : AaCc >< Aacc
fenotipe albino meski terdapat (abu-abu) (albino)
gen A (abu-abu).hal ini
dikarenakan tidak adanya gen C
yang dapat memberikan warna.
Komplementer

Merupakan interaksi gen yang saling melengkapi. Jika salah satu gen
ada, sifat yang muncul sempurna.
Pola – Pola Hereditas
TAUTAN

Para peneliti menemukan bahwa ada beberapa sifat fenotipe selalu terpisah
bersama-sama pada waktu pembelahan meiosis. Jadi tidak semua gen berpisah secara
bebas, melainkan ada beberapa gen yang cenderung selalu bersama-sama atau
bertautan satu dengan lainnya. Peristiwa seperti ini disebut dengan tautan atau gen
berangkai (gen linked).
Peristiwa tautan ini pertama kalinya diteliti oleh Thomas Morgan pada tahun
1900 terhadap lalat buah (Drosophila melanogaster). Pemilihan lalat buah ini karena
lalat buah tergolong hewan yang mempunyai banyak variasi sifat. Variasi pada lalat
buah diantaranya terdapat pada warna mata, bentuk sayap, dan warna tubuh. Selain itu,
Drosophila melanogaster memiliki siklus hidup yang cepat dan memiliki kromosom
berukuran lebih besar (didapatkan dari sel kelenjar ludah). Ukuran kromosom pada
lalat buah dapat mencapai 100 kali lebih besar dari kromosom sel biasa.
Pada penelitiannya, Morgan mengawinkan lalat hitam bersayap panjang
(HHPP) dengan lalat abu-abu sayap pendek (hhpp). Generasi pertama F1
menghasilkan lalat yang semuanya berwarna hitam bersayap panjang
dengan genotipe heterozigot. Selanjutnya, dia mengawinkan sesama F1
sehingga dihasilkan keturunan generasi F2 yang menghasilkan dua
macam fenotipe yaitu lalat hitam bersayap panjang dengan lalat abu-abu
bersayap pendek dengan perbandingan 3 : 1.
PINDAH SILANG

Peristiwa berpindahnya gen tersebut akibat adanya fenomena pindah silang


(Crossing Over). Dengan kata lain, pindah silang adalah pemisahan dan
pertukaran segmen yang berpasangan antara kromosom homolog sehingga
menghasilkan kombinasi baru dari sifat induknya.

Akibat terjadinya pindah silang adalah terbentuknya kombinasi parental


(KP) dan rekombinan atau kombinasi baru (RK). Jika terjadi test cross, maka :
a. KP > 50% dan RK < 50%, berarti ada pindah silang dan gen-gennya
berangkai (pindah silang dan pautan)
b. KP = RK, menunjukkan tidak adanya pautan atau linkage. Ini berarti gen-
gennya terletak pada kromosom yang berlainan.
Nilai pindah silang atau Frekuensi rekombinan (FR), dinyatakan dalam
rumus berikut.
DETERMINASI SEKS

Penelitian tentang penurunan jenis kelamin dirintis oleh Henking dan Mc. Clung
Terdapat beberapa tipe penentuan jenis kelamin,diantaranya:
1) Tipe XY dan XX
Tipe XY dan XX berlaku pada manusia,beberapa tumbuhan ,dan beberapa hewan .
Individu jantan memiliki kedua macam gonosom tersebut sehingga susunan
gonosomnya XY atau heterogamet.
Pada individu betina tidak memiliki kromosom Y sehingga susunan gonosomnya adalah
XX atau heterogamet.
2) Tipe ZW
Tipe berlaku pada penentuan jenis kelamin pada beberapa unggas,kupu-
kupu,reptil,dan beberapa jenis ikan memiliki sistem kromosom kelamin yang
berkebalikan dengan manusia.
Individu jantan memiliki macam gonosom tersebut sehingga susunan
gonosomnya ZZ.
Pada individu betina tidak memiliki kromosom W sehingga susunan
gonosomnya adalah ZW.

3)Tipe XO
Tipe ini berlaku pada beberapa jenis serangga seperti kutu
dan belalang,serta anggota orthoptera dan heteroptera.
Individu jantan memiliki macam gonosom tersebut sehingga
susunan gonosomnya XO.
Pada individu beteina memiliki macam gonosom O
sehingga susunan gonosomnya XX.
4)Tipe ZO
Tipe ZO dimiliki oleh beberapa jenis unggas.
Pada sistem ini betinanya mempunyai susunan gonosom ZO
sedangkan pada jantan susunan gonosomnya ZZ.
PAUTAN SEKS

Pautan seks adalah peristiwa pewarisan sifat oleh gen


yang terdapat dalam kromosom seks baik yang terpaut
kromosom x maupun kromosom y. contoh pautan seks
diantaranya adalah pada penyakit hemofilia dan warna
mata pada lalat, buah.
GAGAL Contoh lainnya adalah
BERPISAH trisomi XXY atau XXX. Pria
yang kelebihan satu
kromosom X (XXY)disebut
penderita sindrom
klinefelter.pria seperti ini
Aneuploidi juga dapat terjadi
mandul dan mempunyai
pada sel kelamin,misalnya
payudara seperti wanita serta
penderita sindrom
memiliki kemunduran
turner.penderita kehilangan
mental.individu yang
satu kromosom X (XO)
memiliki susunan kromosom
sehingga wanita penderitanya
XXX berjenis kelamin
akan bersifat steril dan tidak
wanita sehingga disebut juga
memiliki ciri kelamin
betina super.wanita seperti
sekunder.
ini memiliki alat kelamin
yang tidak berkembang dan
mandul.
GEN LETAL

Gen yang dapat menyebabkan kematian pada MH yang


memilikinya dalam keadaan homozigot. Kehadiran gen letal
menyebabkan adanya penyimpangan pada hokum
perbandingan fenotipe keturunan mendel.
ALEL GANDA

Alel ganda adalah gen yang meiliki alel berjumlah lebih dua. Gen asli yang
bermutasi membentuk alel. Mutasi tersebut akan menimbulkan banyak jenis
alel.

GOLONGAN DARAH
ABO

Darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), keeping
darah (trombosit), dan plasma darah. Eritrosit terdapat sejenis protein yang
dinamakan antigen atau aglutinogen. Antigen merupakan protein yang mampu
merangsang pembentukan antibody (agglutinin). Berdasarkan jenis antigen atau ada
tidaknya antigen yang terdapat pada eritrosit, Karl Landsteiner (1868-1943) pada
1901 membagi golongan darah menjadi golongan A, golongan B, golongan AB, dan
golongan O.
Golongan darah sistem
rhesus

Di India terdapat kera rhesus atau maccaca mulatta. Berdasarkan


hasil penelitian Karl Landsteiner dan Wiener (1940) ditemukan
bahwa dalam eritrositnya mengandung jenis antigen yang
dinamakan antigen rhesus . Antigen rhesus juga dimiliki
manusia, orang yang memiliki antigen rhesus dikatakan
memiliki rhesus positif (genotipe RR atau Rr).

Dan orang yang tidak memiliki antigen rhesus dikatakan


memiliki rhesus negatif (genotipe rr). Plasma darah baik pada
rhesus positif maupun pada rhesus negatif membentuk antibodi
rhesus.
GOLONGAN DARAH
SISTEM MN

Penemu antigen jenis M dan N yang terdapat dalam eritrosit adalah Karl
Landstainer dan Levine (1927)

Menurut mereka dapat digolongkan sebagai berikut:


a. Darah golongan N (genotipe In In ) memiliki eritrosit yang hanya
mengandung antigen N
b. Darah golongan M (genotipe Im Im ) memiliki eritrosit yang hanya
mengandung antigen M
c. Darah golongan MN (genotip Im In ) memiliki eritrosit yang
mengandung antigen M dan antigen N
Pewarisan pada Manusia
Hambatan :

1. Pada umumnya manusia mempunyai jumlah keturunan yang relative sedikit


sehingga data yg diperoleh tidak mencukupi unrik diuji secara statistic
2. Usia manusia yg dijadikan objek penelitian relative sama
3. Manusia tidak bisas dipaksa untuk melakukan sesuatu
4. Manusia terikat dalam norma, budaya, dan agama yang dapat mernghormayi
penelitian
5. Kondisi lingkungan manusia relative lebih sulit control dari pada kondisi
lingkungan tumbuhan dan hewan.Sifat yang diturunkan pada manusia dari
orangtua kepada keturunannya seperti jenis kelamin, cacat bawaan, penyakit
bawan, dan golongan darah.
CACAT BAWAAN

Cacat bawaan adalah sifat-sifat abnormalitas pada manusia yang tidak


menimbulkan penyakit. Cacat bawaan pada manusia dapat berupa albino,
polidaktif, botak dan brakidaktili. Cacat bawaan dapat dikendalikan oleh gen
yang bersifat dominan maupun resesif

a. Albino
Albino adalahb.penyakit
Botak
c. Polidaktili
individu yangBotak
ditandai
merupakan cacat
Polidaktili adalah
dengan kurangnya
yang diturunkan. d. Sindaktili e. Brakidaktili/
kelainan pada manusia
pigmen tubuhKebotakan
(melanin) lebih banyak Sindaktili adalah suatu
brakifalangi
yang ditandai dengan
sehingga menyebabkan
diderita laki-laki, hal ini cacat yang menyebabkanBraktili merupakan
pertambahan jumlah jari
seorang menderita
dipercaya erat kaitannya jari-jari tangan atau kaki
kelainan pada manusia
atau kaki yang lebih dari
albino.penyakit
dengan
ini terjadi
hormon seks laki- ada yang saling yaitu jari-jari tangannya
pada jumlah normal atau
karena tidak memiliki
laki sedangkan pada berlekatan satu samamemendek
lain. akibat ruas-
dengan kata lain memiliki
pigmen melanin
wanita
padasifat botak akan ruas jarinya pendek
jari lebih dari lima.
kulit, bola mata,
muncul
maupun
jika terdapat dua
rambut. gen penyebab botak
Penyakit dapat diturunkan melalui gen
yang terdapat pada autosom maupun
gen yang terpaut pada kromosom
kelamin.

Penyakit
Bawaan 1. Pewarisan penyakit turunan
melalui autosom

Penyakit turunan yang diwariskan


melalui gen yang terdapat dalam
kromosom tubuh (autosom)dapat
disebabkan oleh gen,yang bersifat
dominan atau resesif.
 Gangguan
 Diabetes
mental
melitus

Gangguan mental pada


manusia yang sudah
diketahui diantaranya Kelainan yang sering
adalah disebut DM ini
imbisil,debil,dan ditandai dengan
idiot.Penyebab terdapatnya glukosa
gangguan mental dalam urine akibat
bermacam-macam terganggunya fungsi
salah satunya akibat insulin.
fenilketonurea(FKU).
 Anemia Bentuk sel darah merah seperti bulan
sel sabit sabit , keadaan seperti ini akan
mengganggu jalannya transportasi karena
dapat memperlambat aliran darah.

Diakibatkan oleh hemoglobin yang


 thalasemia cacat. Misalnya tidak dihasilkan globin
α dan tidak dihasilkannya globin β .
 schizofrenia

Menyerang orang lansia,ditandai dengan gemetaran dan


mengalami amnesia.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai