HEMATOSCHEZIA
DISUSUN OLEH:
Rafly Fernanda
PEMBIMBING:
DR. ALADIN SAMPARA JOHAN, SP.B
IDENTITAS
PASIEN
• NAMA : TN. T
• ALAMAT : CIBITUNG
2
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Darah Lengkap Hasil Nilai Rujukan
(Tanggal
Hemoglobin 7,2 g/dL 13-18 11/01/2023)
Hematokrit 29 % 40-54
Trombosit 219 µL 150-450.10^3
tanggal 10/01/23 didapatkan hemoglobin 7.2 g/dl, pada tanggal 1101/23 didapatkan
hemoglobin 9.2 g/dl, pada tanggal 12/01/21 didapatkan hemoglobin 8.6 g/dl. Sebulan
terakhir terdapat penurunan berat badan sebanyak 2 kg.
DIAGNOSIS KERJA
Hematoschezia ec. Hemoroid Interna grade 3
DIAGNOSIS BANDING
Hematoschezia ec Tumor Colorectal
PROGNOSIS
Quo ad vitam : bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
ANATOMI KOLOREKTAL
1
Click icon to add chart
Vaskularisasi
1
Click icon to add chart
Limfatik
1
Click icon to add chart
Inervasi Fungsi Kolon
• Simpatis (penghambatan) mulai dari Tl 1. Absorbsi
0-Tl 2 dan L l-L3 2. Sekresi
• Parasimpatis (stimulasi). 3. Motilitas
A. N. vagus
B. N. sakral
1
PENDAHU
• Perdarahan saluran cerna akut LUAN
merupakan keadaan
gawat darurat yang harus ditangani secara cepat dan
tepat karena dapat menyebabkan kematian.
• Dahulu, angka mortalitas sangat tinggi disebabkan oleh
kesulitan untuk menemukan sumber pendarahan.
• Perdarahan saluran cerna bagian bawah yang kronik
terjadi secara bertahap dan sebentar-sebentar,
sehingga seringkali pasien tidak menyadarinya dan
membutuhkan rawat inap di rumah sakit.
DEFINI
SI
• Hematochezia diartikan sebagai darah segar atau berwarna merah maroon yang keluar
melalui anus dan merupakan manifestasi tersering dari perdarahan saluran cerna
bagian bawah.
• Perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya berasal dari usus di sebelah
bawah ligamentum Treitz
• Darah Samar
Perdarahan ringan ya ng tidak merubah warna feses.
ETIOL
OGI
Perdarahan sallurran cerna
bagiian bawah
Perdarahan divertikel
PerPerdaradarahahann Angiodisplasia
Angiodisplasia AV Malformation
kolon
divedivertrtiikelkel kokolonlon
Divertikulum Meckel
PERDARAHAN
DIVERTIKEL COLON
Diet tidak atau kurang
berserat
Divertikulosis
Divertikulitis
Pecahnya Usus
PERDARAHAN
DIVERTIKEL COLON
Perdarahan dari divertikulum, tidak nyeri
dan tinja berwarna merah marun,
perdarahan berhenti spontan dan tidak
berulang.
ANGIODISPLASIA
Malformasi vaskular usus yang
mengakibatkan kerusakan pembuluh
darah.
-Biasanya pada usia tua, dan sering
terpapar radiasi.
• PROSES PERADANGAN
ATAU INFLAMASI PADA
KOLON DIAWALI
DENGAN INFEKSI,
TOKSIN, PRODUK
BAKTERI, YANG TERJADI
PADA INDIVIDU YANG
RENTAN.
• PELEPASAN BAHAN
TOKSIN MENIMBULKAN
REAKSI INFLAMASI YANG
MENYEBABKAN
PERUBAHAN MUKOSA
DAN DINDING.
NEOPLASIA
COLON
Tumor kolon yang jinak atau ganas biasanya terdapat
pada usia lanjut dan ditemukannya perdarahan berulang
atau darah samar.
Pada keganasan dapat ditemukan Anemis, Kaheksia
(gangguan kesehatan yang menyebabkan penurunan berat
badan secara ekstrem yang disertai dengan penyusutan otot.),
dan ditemukan massa.
DIVERTIKULUM
MECKEL
• suatu kelainan bawaan, yang
merupakan suatu kantung
(divertikula) yang menonjol
dari dinding usus halus.
Divertikula bisa mengandung
jaringan lambung maupun
jaringan pankreas.
PENYAKIT PERIANAL
• Hemoroid dan fissura ani, biasanya
menimbulkan perdarahan dengan
warna merah segar tetapi tidak
bercampur dengan feces.
membedakan Polip dan karsinoma
• dilakukan anoskopi dan kolonoskopi.
HEMOROID
Hemoroid merupakan dilatasi varises pleksus vena submukosa
anus dan perianus
Faktor Risiko :
• Kurangnya mobilisasi,
• Konstipasi, cara buang air besar yang tidak benar,
• Kurang minum, kurang memakan makanan berserat (sayur dan buah),
• Faktor genetika,
• Kehamilan
• Penyakit yang meningkatkan tekanan intraabdomen
• Usia > 50 tahun
• Berdasarkan letaknya, hemoroid dibagi menjadi 3 yaitu hemoroid eksterna, interna, dan
campuran.
• Dikatakan eksterna karena benjolan terletak dibawah linea pectinea. Berasal dari dari bagian
distal dentate line dan dilapisi oleh epitel skuamos yang telah termodifikasi serta banyak
persarafan serabut saraf nyeri somatic.
• Hemoroid eksterna mempunyai 3 bentuk yaitu bentuk hemoroid biasa yang letaknya distal
linea pectinea, bentuk trombosis, dan bentuk skin tags.
• Biasanya benjolan pada hemoroid eksterna akan keluar dari anus bila mengedan, tapi dapat
dimasukkan kembali dengan jari. Rasa nyeri pada perabaan menandakan adanya trombosis,
yang biasanya disertai penyulit seperti infeksi atau abses perianal. Benjolan pada hemoroid
interna terletak diatas linea pectinea.
• Hemoroid interna merupakan benjolan dari vena hemoroidalis internus yang dilapisi epitel
dari mukosa anus.
• Pada posisi litotomi, benjolan paling sering terdapat pada jam 3, 7, dan 11. Ketiga letak itu
dikenal dengan three primary haemorrhoidal areas
HEMOROID
Klasifikasi:
• Hemoroid
eksterna
• Hemoroid Interna
MANIFESTASI KLINIS
Perdarahan akut :
a.Sinkop : takikardia, kepala
pusing,melayang
b.Syok : - tekanan darah turun Perdarahan Kronik:
(sistolik< 90 mmHg atau turun > 30 Akibat kehilangan darah kronik:
mmHg dari semula)
- takikardi, nadi cepat (> a. Anemia def.Fe
100x/mnt) denyut kecil, lemah atau b. Palpitasi
tidak teraba.
c. Muka (kulit, mukosa) pucat c. Lemas
d. Akral dingin d. Sesak napas
e.Berkurangnya pembentukan air
kemih. e. Anoreksia
f. Berkurangnya aliran darah ke otak f. Insomnia
(bingung, disorientasi, rasa mengantuk
dan syok)
DIAGNOSIS
• Feses terbungkus darah, n perdarahan
Anamnesis :
akibat hemoroid.
• volume perdarahan,
• Darah bercampur dengan feses, sumber
• frekuensi perdarahan ,
perdarahan yang lebih proksimal.
• Dokumentasikan apakah episode
• Diare berdarah, tenesmus ani, Irritable
perdarahan GI pertama atau berulang
Bowel Disease (IBD).
Riwayat medis yang signifikan
• Diare berdarah, demam dan nyeri abdomen
(termasuk penyakit tukak lambung,
kolitis
penyakit hati, sirosis, koagulopati,
• nyeri saat defekasi hemoroid atau fissura
penyakit radang usus [IBD]) dan
anal.
• Penggunaan obat sebelumnya
• feses berubah ukurannya menjadi bentuk
(misalnya, antiinflamasi nonsteroid
panjang seperti pensil disertai penurunan
obat-obatan [NSAID] dan / atau
berat badan biasanya kanker kolon.
warfarin). Pada pasien dengan kanker,
• Perdarahan yang terjadi tanpa disertai nyeri
riwayat radiasi, kemoterapi, atau
biasanya terjadi pada pasien penyakit
keduanya harus dipertimbangkan.
divertikular , AVM, atau proctitis
DIAGNOSIS
Tanda vital :
1. Kesadaran
2. Tekanan darah, Nadi, RR, Suhu
Pemeriksaan laboratorium :2
3. Mata : ada tidaknya anemis
4. Turgor kulit menurun 1) darah : cito dan pemeriksaan darah
5. Ekstremitas : akral dingin, ujung-ujung lengkap . Selanjutnya perlu dicek Hb dan
jari sianotik Ht tiap 6 jam
6. Auskultasi Jantung : irama cepat atau 2) Elektrolit
lambat 3) BUN / serum creatinin
7. Abdomen : teraba massa atau tidak, 4) Liver Function Test
ukuran hepar, splenomegali.1 5) Faktor pembekuan : Prothrombin Time
auskultasi : peristaltik usus menurun atau
(PT), activated Partial Thrombin Time
tidak
8. Colok dubur : darah (+/-), palpasi (aPTT)
massa (+/-), identifikasi feses, dan
lakukan tes Guaiac.
Pemeriksaan Penunjang
a. Kolonoskopi
b. Urgent Colonoscopy 2.8 Komplikasi
Shock Hipovolemi Gagal Ginjal Akut
c. Flexible Sigmiodoskopi
Efek samping transfusi darah : reaksi
d. Anoskopi hemolitik, infeksi.
e. Barium Enema
f. Angiography
Penatalaksanaan Hematoschezia
b. Urgent Colonoscopy
c. Flexible Sigmoidoskopi
untuk mengetahui perdarahan dari sigmoid misalnya tumor sigmoid dan
menggunakan persiapan laksan enema (YAL) atau klisma.
d. Anoskopi
untuk mengetahui sumber perdarahan bila berasal dari hemoroid interna
atau adanya tumor rektum. Dapat dikerjakan tanpa persiapan yang
optimal.
e. Barium Enema
pada keadaan efektif mampu mengidentifikasi berbagai lesi yang dapat
diperkirakan sebagai sumber perdarahan.
Lihat adanya gambaran : filling deffect, apple core appearance.
h. Angiography
injeksi zat kontras lewat a.femoralis dan a.mesenterika
superior atau inferior, memungkinkan visualisasi lokasi
sumber perdarahan. Perdarahan arterial dapat terdeteksi bila
> 0 , 5 ml/menit.
TATALAKSANA
1. Resusitasi pemberian cairan kristloid seperti NaCl 0,9% ataupun koloid
(menstabilkan hemodinamik)
3. Endoskopi Kolonoskopi (untuk melakukan ablasi dan reseksi polip yang berdarah
atau mengendalikan perdarahan yang timbul pada kanker kolon) dan Sigmoidoskopi
(mengatasi perdarahan hemoroid internal dengan ligasi maupun tehnik termal)
5. Terapi bedah
Tujuan : TATALAKS
- stabilisasi hemodinamik
- stop perdarahan aktif ANA
- cegah perdarahan ulang.
Tidak
Ya
tanda kehilangan
Kehilangan cairan cairan berkurang,
/ HD perdarahan aktif
tdk stabil berkurang
perdarahan
aktif berkurang
kemungkinan lokasi
perdarahan perdarahan tdk
di SCBA teridentifikasi
Normal
Lokasi perdarah
ditemukan an
brulang
perdarahan cukup
banyak
perlu
tranfusi darah
Tidak berhasil,
lokasi tdk d
temukan
• Sudoyo,Aru.Setiyohadi,Bambang.Idrus,Alwi.et al. 2006 .Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4.Pusat
Penerbit Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Jakarta: 289-297.
• Tjokroprawira A et al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Rumah
Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya. Surabaya: Airlangga University Press. p 212-213
• Cagir, Burt. et al. 2019. Lower Gastrointestinal Bleeding Clinical Presentation. USA : American College of
Surgeons, Association of Program Directors in Surgery, Society for Surgery of the Alimentary Tract
• Jovino, R.; Pontecorvo, C.; Pesce, G.; Jovino, P. 1989. "[Angiodysplasia of the colon]". Minerva Chir. 44 (4):
633–5
• Felix, M.L. 2006. Current Therapy in Emergency Medicine. Toronto : BC. Becker Inc. 613-615
• Robbins, C., dan Kumar., 2007. Buku Ajar Patologi. 7th ed. Jakarta: EGC. 635
• Simadibrata, M., 2007. Hemoroid. In: Sudoyo AW., Setiyohadi, B., Alwi, I., K Simadibrata, M., Setiati, S.,
ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi keempat-Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 397.
• http://content.karger.com/ProdukteDB/produkte.asp 20/01/23