Gangren Diabetik
Disusun Oleh :
Gigih Rekza Pratama (20710139)
Pembimbing
dr. Subchan Aga Bachtiar, Sp.B
Penderita DM juga rentan terhadap infeksi kaki luka yang kemudian dapat berkembang menjadi gangren,
sehingga meningkatkan kasus amputasi. 1-3
Gangren diabetik merupakan komplikasi dari penyakit diabetes mellitus yang disebabkan karena
kerusakan jaringan nekrosis oleh emboli pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai
darah terhenti. Gangren terjadi karena adanya neuropati dan gangguan vaskuler di daerah kaki.
Gangren muncul di daerah kaki dalam bentuk luka terbuka yang diikuti kematian jaringan setempat. 2
Studi epidemiologi melaporkan lebih dari satu juta amputasi pada penyandang diabetes setiap tahun. 2
Sekitar 68% penderita gangren diabetik adalah laki-laki, dan 10% penderita gangren mengalami rekuren. 3
angka kematian dan angka amputasi masing-masing sebesar 16% dan 25% (2003). 3,4 Sebanyak 14,3%
akan meninggal dalam setahun pasca amputasi dan 37% akan meninggal tiga tahun pasca-operasi. 3,4
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama : Ny. F
Tanggal Lahir : 15 Oktober 1972
Usia : 49 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Madura
Alamat : Dsn. Sumber Tancak, Kampak - Geger
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
No. RM : 270xxx
Keluhan Utama :Nyeri pada Jari kaki kanan
Tanggal MRS : 28 September 2022 (16.00WIB)
Tanggal Anamnesis : 29 September 2022 (08.00 WIB) Onset :5 hari sebelum masuk RS
Lokasi : Digiti II, Pedis Dextra
Kuantitas : Progresif, diawali dengan gatal
Kualitas : Terus menerus
Faktor yang memperberat : tidak ada
Faktor yang memperingan : tidak ada
Laporan Kasus
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien datang ke UGD RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan dengan keluhan Nyeri Kaki kanan
sejak 5 hari sebelum masuk RS.
• Keluhan diawali gatal yang teramat sangat lalu digaruk hingga luka.
• Luka yang menimbulkan rasa nyeri pada jari kaki, nyeri dirasakan selama 1-10 menit dengan frekuensi
sering, nyeri terasa cekot-cekot, nyeri dapat muncul sewaktu – waktu dan skala nyeri mencapai 6 (1-
10).
• Pasien sempat memberikan salep yang didapat dari apotek (pasien lupa nama obatnya) keluhan tidak
membaik.
• Pasien memiliki riwayat DM (+) selama 1 tahun dengan riwayat tes gula darah terakhir 500 mg/dl.
Pasien juga sempat melakukan MRS di RS Surabaya selama 5 hari sejak tanggal 16-9-2022 hingga 20-
9-2022.
• Lalu keluhan nyeri dirasa memburuk hingga akhirnya pasien memutuskan untuk datang kembali pada
tanggal 28-9-2022 pukul 16.00 WIB melalui IGD.
• Riwayat trauma di sangkal, gangguan penglihatan (-), gangguan pendengaran (-), gangguan
pengecapan (-), muntah(-), mual(-) kejang(-),Demam (-), , batuk (-), pilek (-), mual (-), muntah (-), nyeri
perut (-), makan dan minum (+), BAB/BAK (+) normal.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Diabetes melitus (+) Sejak 1 tahun yang lalu
• Riwayat Penyakit Keluarga : Disangkal
• Riwayat Pengobatan
-Pasien sempat membeli salep namun lupa nama obatnya
-Pasien MRS di RS Surabaya Pasien juga sempat melakukan
MRS di RS Surabaya selama 5 hari sejak tanggal 16-9-2022
hingga 20-9-2022.
• Riwayat Alergi :Disangkal
• Riwayat Kebiasaan
-Merokok (-)
-Alkohol (-)
-Kopi (-)
-Jamu (-)
-Obat-obatan (-)
Riwayat Sosial
Masalah di keluarga: -
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tempat tinggal : Tinggal satu rumah dengan suami
dan anaknya
Ekonomi : Cukup
Pemeriksaan Fisik
Laporan Kasus
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Kompos Mentis
GCS : E4 V5 M6
Tanda Vital
Tensi : 114/60 mmHg
Nadi : 103 x/menit, reguler, kuat angkat
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,5°C
SpO2 : 98 % tanpa oksigen
Akral : Hangat +/+
Doppler
Tangan Kanan Tangan Kiri Kaki Kiri Kaki Kanan
102/66 112/67 152/69 152/69
90 91 92 92
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (28 September 2022)
RDW-CV 12,8 % 11.5-14.5
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Hitung Jenis Leukosit
Hematologi Basofil 0,3 % 0-2
Hematologi Lengkap Neutrofil 89,1 % 40-70
Hemoglobin 9. 1 gr/dl 11.7-15.5 Limfosit 4,9 % 22-40
Diagnosis
Banding
Osteomyelitis Trauma Pedis
Dextra
Tatalaksana
Penatalaksanaan di IGD (28 September 2022) Penatalaksaan di IGD setelah konsultasi
• MRS/Tirah baring (28 Agustus 2021) dr., Sp.B
• Infus PZ 20 tpm
• Rawat Ulkus • Infus PZ 20 tpm
• Injeksi Santagesik • Injeksi Meropenem 2x 1 gram
• Injeksi Ranitidin • Injeksi Santagesik 3x1
• Injeksi Omeprzole 2x1
• Transfusi PRC 1unit/hari
• Kompres luka dengan kasa PZ
• KIE Pre-OP Amputasi DIgiti II
SOAP
Yang meningkatkan risiko antara lain neuropati perifer dengan hilangnya sensasi
protektif, perubahan biomekanik, peningkatan tekanan pada kaki, penyakit vaskular perifer
(penurunan pulsasi arteri dorsalis pedis), riwayat ulkus atau amputasi serta kelainan kuku berat.
Luka timbul spontan/trauma kemasukan pasir, tertusuk duri, lecet akibat sepatu atau
sandal sempit dan bahan yang keras.
Luka terbuka menimbulkan bau dari gas gangren, dapat mengakibatkan infeksi tulang
(osteomielitis).
Patofisiologi
Klasifikasi
Penegakan Diagnosis
Diagnosis Gangren diabetik harus dilakukan secara teliti. Diagnosis Gangren
diabetik ditegakkan oleh anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium dan pemeriksaan penunjang.
Pada tahap lanjut, perlu dilakukan wound control dan infection control, dan semua
faktor disertai kerjasama multidisipliner yang baik
Terapi Farmakologis
Jika mengacu pada berbagai penelitian aterosklerosis (jantung, otak), obat seperti
aspirin yang dikatakan bermanfaat, 7 akan bermanfaat pula untuk kaki DM. Namun,
sampai saat ini belum ada bukti kuat untuk menganjurkan pemakaian obat secara
rutin guna memperbaiki patensi pembuluh darah kaki penyandang DM. 7,8
Revaskularisasi
Jika kemungkinan kesembuhan luka rendah atau kondisi klaudikasio intermitten
hebat, maka tindakan revaskularisasi dapat dianjurkan. 8,9 Untuk oklusi panjang
dianjurkan operasi bedah pintas terbuka. Untuk oklusi pendek dapat dipikirkan
prosedur endovaskular.8,9 Pada keadaan sumbatan akut dapat dilakukan
tromboarterektomi.9,10
Tatalaksana
Wound Control
Perawatan luka sejak awal harus dikerjakan dengan baik dan teliti. Evaluasi luka harus secermat mungkin. Klasifikasi
ulkus pedis dilakukan setelah debridement adekuat. Jaringan nekrotik dapat menghalangi proses penyembuhan luka
dengan menyediakan tempat untuk bakteri, sehingga dibutuhkan tindakan debridement.
Microbiological Control
Data pola kuman perlu diperbaiki secara berkala, umumnya didapatkan infeksi bakteri multipel, anaerob, dan aerob.
Antibiotik harus selalu sesuai dengan hasil biakan kuman dan resistensinya. Lini pertama antibiotik spektrum luas,
mencakup kuman gram negatif dan positif (misalnya sefalosporin), dikombinasi dengan obat terhadap kuman anaerob
(misalnya metronidazole).13,14
Pressure Control
Jika tetap dipakai untuk berjalan (menahan berat badan/weight bearing), luka selalu mendapat tekanan, sehingga
tidak akan sempat menyembuh, apalagi bila terletak di plantar seperti pada kaki Charcot.
Terapi Bedah
Berbagai cara surgikal dapat dipakai untuk mengurangi tekanan pada luka seperti: 13,14
a. Dekompresi ulkus/gangren dengan insisi abses
b. Prosedur koreksi bedah seperti operasi untuk hammer toe, metatarsal head resection, Achilles tendon lengthening,
partial calcanectomy
Prognosis
Prognosis Gangren diabetik bergantung pada berbagai faktor
yang terlibat dalam patofisiologi, komplikasi, dan penyakit
yang menyertai. Penatalaksanaan holistik harus ditekankan
untuk menurunkan mortalitas dan morbiditas kaki diabetik. 1-4
Pembahasan
Pembahasan
Berdasarkan anamnesis yang dilakukan, diketahui bahwa pasien tersebut mengeluhkan nyeri
pada jari kaki kanannya sejak 5 hari yang lalu. Karakter nyeri tersebut dideskripsikan sebagai
nyeri cekot-cekot dengan skala 6 yaitu nyeri sedang, dimana nyeri ini digolongkan sebagai nyeri
akut berdasarkan pada durasi 1-10 menit dan frekuensi yang sering terjadi. Pasien merupakan
penderita diabetes mellitus, sehingga dari anamnesis dapat diindikasikan adanya Gangren
diabetik.
Neuropati (hiperglikemia) penurunan kemampuan sensoris yang menyebabkan pasien tidak merasakan
adanya lesi kecil yang akhirnya berkembang menjadi ulkus, sedangkan iskemia terjadi akibat hiperglikemia
yang menyebabkan vascular damage dengan penurunan nitrit oxide pada pembuluh darah vaskuler yang
akhirnya menjadikan vasokontriksi pembuluh darah.
Selain adanya neuropati dan vaskulopati, pasien DM memiliki imunitas yang rentan (imunocompromise)
sehingga memudahkan infeksi pada luka, mengingat hiperglikemi juga merupakan media perkembangan
bakteri yang baik, termasuk S. aureus atau β-hemolityc streptococci yang biasanya menyebabkan infeksi
pada kaki. Posisi ulkus pada kaki juga merupakan temuan yang sering pada penderita DM dikarenakan
terbentuknya callus yang berasal dari tekanan plantar yang tinggi (sebagai tumpuan badan) dan kulit kering
(Singh, et al, 2013)
Pembahasan
Berdasarkan Klasifikasi Wagner-Meggit dianjurkan oleh International Working Group on
Diabetic Foot kondisi kaki pasien mencapai stage 2, dikarenakan lesi yang muncul tidak
sampai ke tulang. Pasien direncanakan akan dilakukan amputasi pada Digiti II. Dimana
Indikasi amputasi harus dilaksanakan karena jaringan pada digiti II pedis dextra pasien sudah
berubah menjadi gangren dan mencapai stage akhir yaitu unsalvable (PAPDI, 2014).
Selama perawatan inap, kondisi pasien diprioritaskan untuk rawat luka dan manajemen nyeri,
karena 2 hal ini yang sering dikeluhkan pasien saat MRS. Pengendalian Gula pada pasien ini
juga diperlukan, akan tetapi setelah dilakukan tes GDP 2x gula darah pasien masih terbilang
terkontrol. Hal ini juga berkaitan dengan persiapan operasi yang akan dilakukan pasien.
Operasi dijadwalkan dilakukan pada 30 September 2022 Pukul 9.00. Pada observasi yang
dilakukan pasca operasi menunjukkan tanda vital yang baik dan keluhan pasien teratasi.
Pembahasan
Penatalaksanaan
Saran : Sebagai dokter umum sebaiknya memahami tanda dan gejala Gangren Diabetik
sehingga dapat melakukan tatalaksana dan KIE dengan tepat.
THANKS!