Anda di halaman 1dari 59

Muchamad Mahmudi, S.

Si
Apakah peranan jantung dan darah dalam tubuh
manusia? Bagaimana hubungan kerja fungsional antara
keduanya?
I. SISTEM PEREDARAN DARAH
PADA MANUSIA
Sistem peredaran darah pada manusia merupakan:
Sistem peredaran darah tertutup: darah mengalir
di dalam pembuluh darah.
Sistem peredarah darah ganda: darah mengalir
dua kali melewati jantung dalam sekali peredaran.
Fungsi sistem peredaran darah:
Mengatur suhu tubuh melalui aliran darah
Mengangkut zat makanan dan zat sisa hasil
metabolisme
Mencegah hilangnya darah melalui mekanisme
pembekuan darah
• Melindungi tubuh dari bakteri dan virus dengan
mensirkulasikan antibodi dan sel darah putih
• Mengangkut zat buangan dan substansi beracun
menuju hati dan ginjal untuk dinetralkan dan
dikeluarkan dari tubuh
• Mendistribusikan hormon dari kelenjar dan organ
yang memproduksinya ke sel tubuh yang
membutuhkan
A. Darah
Darah merupakan jaringan ikat
khusus yang terdiri atas sel-sel
darah, keping darah, dan matriks
yang berbentuk cairan (plasma).
Karakteristik darah:
 Lebih berat dan kental
dibanding air, bau khas, pH 7,35
– 7,45.
 Warna merah terang hingga
merah kebiruan.
 Volume darah yang beredar: 8%
dari berat badan
Komponen penyusun darah
1. Plasma darah
Mengandung 92% air, 7% protein plasma, 1% bahan
campuran kompleks organik, anorganik, dan gas
darah.
Jenis protein plasma: albumin, globulin, dan
fibrinogen.

2. Sel darah merah (eritrosit)


Berbentuk seperti cakram dan bikonkaf.
Dibungkus membran sel yang elastis dan fleksibel.
Tiap sel mengangung sekitar 300 juta
molekul hemoglobin yang dapat mengikat
oksigen.
Jumlah: 4,2 – 5,4 juta sel/mm3 darah (laki-laki) dan 3,8 –
2. Sel darah merah (eritrosit) (lanj.)
Berfungsi mengedarkan oksigen melalui pengikatan
oksigen oleh hemoglobin, dan membawa karbon
dioksida ke paru-paru.
Pembentukannya disebut eritropoesis, terjadi di
sumsum merah tulang
Bersirkulasi selama 120 hari sebelum rapuh dan
pecah.

3. Sel darah putih (leukosit)


Jumlahnya 5000 – 10.000 sel/mm3 darah.
Berfungsi melindungi tubuh terhadap benda
asing, virus, dan bakteri
3. Sel darah putih (leukosit) (lanj.)
Memiliki sifat:
o Diapedesis: menembus pori-pori membran kapiler.
o Bergerak ameboid: gerakan menyerupai Amoeba.
o Kemotaksis: bergerak karena pengaruh pelepasan zat
kimia oleh jaringan yang rusak.
o Fagositosis: mampu menelan mikroorganisme,
benda asing, dan sel darah merah yang sudah
tua/rusak.
3. Sel darah putih (leukosit) (lanj.)
Jenis leukosit (berdasarkan ada tidaknya
granula dalam sitoplasma):
1) Granulosit
o Neutrofil. Berfungsi dalam fagositosis
o Eosinofil. Berfungsi sebagai fagosit yang lemah
dan pembuangan racun penyebab radang.
o Basofil. Mengandung histamin yang berfungsi
untuk meningkatkan aliran darah ke jaringan
yang cedera
2) Agranulosit
o Limfosit. Berperan dalam sistem kekebalan
tubuh.
o Monosit. Berfungsi sebagai fagosit yang aktif.
Jenis-jenis leukosit: (a) granulosit dan (b) agranulosit.
4. Keping darah (trombosit)
Merupakan fragmen sel, tidak bernukleus, berasal
dari megakariosit di sumsum tulang.
Jumlahnya 150.000 – 400.000 sel/mm3 darah.
Berumur 5 – 9 hari.
Berfungsi dalam hemostatis, perbaikan
pembuluh darah yang robek, dan pembekuan
darah.
B. Mekanisme Pembekuan Darah
1. Proses Pembekuan Darah
 Luka  trombosit bersentuhan dengan permukaan luka
yang kasar  pecah  mengeluarkan
trombokinase (tromboplastin).
 Trombokinase + ion Ca2+ + vit. K = protrombin 
trombin.
 Trombin = fibrinogen  fibrin (menghalangi keluarnya sel
darah merah hingga terjadi pembekuan darah)
2. Faktor-faktor Pembekuan Darah
 Protrombin
 Fibrinogen
 Ion kalsium
 Trombikokinase
 Vitamin K
C. Golongan Darah
 Golongan darah adalah klasifikasi darah suatu
individu berdasarkan ada atau tidaknya zat antigen
warisan pada permukaan membran sel darah merah.
 Antigen dapat merangsang pembentukan antibodi
dalam plasma darah.
 Antigen + antibodi = aglutinasi (penggumpalan)
 Antigen = aglutinogen
 Antibodi = aglutinin
1. Penggolongan Darah Sistem ABO
Jenis Golongan Unsur pada Membran Sel Unsur di dalam
Darah Darah Merah (Eritrosit) Plasma Darah

Aglutinogen (Antigen) Aglutinin (Antibodi)

A A β (anti-B)
B B α (anti-A)
AB A dan B -
O - α (anti-A) dan β (anti-B)

2. Penggolongan Darah Sistem Rh (Rhesus)


Berdasarkan ada atau tidaknya aglutinogen
(antigen) RhD pada permukaan sel darah merah.
Individu yang memiliki antigen RhD: Rh+ (Rhesus
positif ).
Individu yang tidak memiliki antigen RhD:
Rh- (Rhesus negatif ).
Perbedaan struktur molekul aglutinogen pada membran eritrosit
golongan darah A, B, AB, dan O.
Pengaruh Faktor Rhesus pada Transfusi Darah

Seseorang dengan darah Rh- jika diberi darah Rh+


maka akan segera memproduksi aglutinin anti-
RhD
Transfusi Rh+ pertama tidak berbahaya, namun
transfusi Rh+ selanjutnya akan mengakibatkan
hemolisis sel darah merah donor, karena anti RhD
yang terbentuk sudah banyak.
Hemolisis: pecahnya membran sel darah
merah sehingga hemoglobin terlepas ke plasma
darah
Pengaruh Faktor Rhesus terhadap Janin saat Kehamilan

Jika ibu memiliki darah Rh- dan mengandung bayi


dengan darag Rh+ (warisan dari ayah), maka tubuh ibu
akan memproduksi anti-RhD.
Sel darah merah janin akan mengalami hemolisis.
Dapat menyebabkan kematian janin di dalam rahim,
atau jika lahir bayi akan menderita eritroblastosis
fetalis.
Eritroblastosis fetalis dapat dicegah dengan injeksi
anti-D (Rho) imunoglobilun atau RhoGam pada ibu.
Diargam terjadinya eritroblastosis fetalis
D. Uji Golongan Darah
Jenis Serum Golongan darah

Anti-A Anti-B Anti-AB Anti-D Sistem ABO Sistem Rh

+ - + + A Rh+

+ - + - A Rh-

- + + + B Rh+

- + + - B Rh-

+ + + + AB Rh+

+ + + - AB Rh-

- - - + O Rh+

- - - - O Rh-
E. Transfusi Darah
Transfusi darah adalah proses mentransfer darah atau
produk berbasis darah dari seseorang ke sistem
peredarah darah orang lain.
Pemberi darah disebut donor; penerima darah
disebut
resipien.
Golongan darah O disebut donor universal
karena tidak memiliki aglutinogen yang dapat
digumpalkan, sehingga dapat diberikan kepada
resipien semua golongan darah.
Golongan darah AB disebut resipien universal
karena tidak memiliki aglutinin yang akan
menggumpalkan darah, sehingga dapat menerimad
darah dari donor semua golongan darah.
Transfusi darah sistem ABO.
F. Organ Peredarah Darah
1. Jantung
Organ berongga yang terdiri atas 4 ruangan.
Lapisan dinding jantung: epikardium,
miokardium (terdiri atas jaringan otot untuk
berkontraksi), dan endokardium.
Ruangan jantung: atrium kanan dan kiri,
ventrikel kanan dan kiri.
Katup jantung: trikuspid (di antara atrium kanan
dan ventrikel kanan) dan bikuspid (di antara atrium
kiri dan ventrikel kiri).
Bagian-bagian jantung.
Sistem Pengaturan Jantung
Jantung memiliki sifat otomisitas, yaitu mampu
berkontraksi secara ritmis akibat potensial aksi
yang dihasilkannya sendiri.
Tempat sel-sel jantung melakukan otomisitas:
Nodus sinoatrialis (nodus SA), daerah di dindin
atrium kanan dekat pintu masuk vena kava
Click to add text
superior.
Nodus atrioventrikel (nodus AV), berkas di dasar
atrium kanan dekat septum.
Berkas His, sel-sel khusus dari nodus AV dan masuk
ke septum antarventrikel.
Serat Purkinje, serat yang menjulur dari berkas
His dan menyebar ke seluruh miokardium
ventrikel.
2. Pembuluh Darah
Merupakan serangkaian saluran tertutup dan
bercabang, berfungsi membawa darah dari jantung ke
jaringan, kemudian kembali ke jantung.
Jenis pembuluh
darah: 1). Arteri
Berfungsi membawa
darah meninggalkan
jantung.
Dinding arteril tunika eksterna (adventisia), tunika
media, tunika intima.
2). Kapiler
Pembuluh darah yang sangat halus dan
berdinding sangat tipis, memungkinkan plasma
3). Vena
Berfungsi membawa darah kembali ke jantung.
Jenis vena: vena kava superior (berasal dari tubuh
bagian atas), vena kava inferior (berasal dari tubuh
bagian bawah), dan vena pulmonalis (berasal dari
paru-paru)
No. Faktor Perbedaan Arteri Vena
1. Dinding Tebal, elastis Tipis, kurang elastis
2. Jumlah dan letak Satu, terdapat pada awal Banyak, di sepanjang
katup keluar dari jantung pembuluh yang mengarah
ke jantung

3. Darah Kaya oksigen, kecuali Kaya karbon dioksida,


arteri pulmonalis kecuali vena pulmonalis
4. Arah aliran Meninggalkan jantung Menuju ke jantung
5. Tekanan Kuat Lemah
6. Letak Di bagian dalam tubuh Dekat permukaan tubuh
Struktur pembuluh darah arteri, vena, dan
kapiler.
Diagram perbedaan struktur dinding (a) arteri dan (b)
vena.
G. Mekanisme Peredaran Darah
Manusia
Sistem peredaran darah pulmonalis
Ventrikel kontraksi  darah kaya CO2 dari ventrikel
kanan ke arteri pulmonalis  paru-paru  darah
melepas CO2  darah mengambil O2  darah kaya O2
dibawa vena pulmonalis  atrium kiri  ventrikel
relaksasi  darah ke ventrikel kiri
Sistem peredaran darah sistemik
Ventrikel kontraksi  darah kaya O2 dari ventrikel kiri ke
aorta  darah diedarkan ke seluruh tubuh  darah
melepas O2 dan mengambil CO2 dari jaringan  darah
kaya CO2 dibawa vena kava  atrium kanan  ventrikel
relaksasi  darah ke ventrikel kanan
Diagram sistem peredaran darah.
1. Sirkulasi Portal
Darah dari lambung, usus, pankreas, dan limpa 
vena porta hepatika  hati  kapiler  vena
hepatika  vena kava inferior  jantung
2. Sirkulasi Koroner
Adalah peredaran darah di dalam jantung yang berfungsi
memberikan darah untuk memenuhi nutrisi seluruh
bagian jantung.
3. Peredaran Darah pada Janin (Fetus)
Janin mendapatkan oksigen dan nutrisi melalui
plasenta, yaitu jaringan dinding rahim yang banyak
mengandung pembuluh darah untk pertukaran zat.
Di dalam tali pusar terdapat vena umbilikal (darah dari
plasenta ke janin) dan arteri umbilikal (darah dari
janin ke plasenta.
Peredaran darah pada janin (fetus).
4. Pengukuran Tekanan Darah Arteri (Sistole dan
Diastole)
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua
arah pada seluruh permukaan yang tertutup, yaitu
pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh
darah.
Tekanan sistole: angka yang menunjukkan tekanan
darah ketika jantung berkontraksi untuk memompa
darah ke arteri dan nadi.
Tekanan diastole: angka yang menunjukkan tekanan
darah ketika jantung berelaksasi atau tekanan darah balik
dari arteri dan nadi ke jantung.
Tekanan darah normal: sistole 120 mmHg dan diastole
80 mmHg.
5. Denyut Nadi
Pemeriksaan frekuensi denyut nadi adalah pemeriksaan
denyut pada pembuluh nadi atau arteri yang teraba
pada dinding pembuluh darah arteri pda saat terjadi
gerakan atau aliran darah akibat kontraksi jantung.
Peneriksaan dilakukan dengan bantuan stetoskop.
Faktor yang memengaruhi denyut nadi: usia, jenis
kelamin, irama sirkadian, bentuk tubuh, aktivitas, stres
dan emosi, suhu tubuh, volume darah, dan obat-
obatan.
II. SISTEM LIMFA
Merupakan jalur tambahan pada sistem
sirkulasi. Fungsi:
Mengembalikan kelebihan cairan jaringan.
Mengendalikan kualitas aliran cairan jaringan.
Mengeluarkan zat-zat toksin dan sel yang rusak
dari jaringan.
Mengangkut lemak yang sudah berbentuk emulsi.
Mengenbalikan protein plasma ke dalam sirkulasi.
Mengangkut limfosit dari kelenjar limfa ke
sirkulasi darah.
Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.
Menghasilkan zat antibodi
Penyusun sistem limfa
1. Organ limfa
Nodus limfa, berfungsi menyaring dan menghancurkan
partikel asing. Terdapat di dasar mulut, leher, lekukan
siku, ketiak, dan paha.
Kelenjar timus, terletak di dada, berfungsi memproduksi
limfosit T.
Kelenjar amandel (tonsil), berfungsi menahan kuman
yang masuk melalui mulut, hidung, dan kerongkongan.
Limpa (lien), terletak di sebelah kiri abdomen,
berfungsi menghasilkan limfosit dan antibodi,
menghancurkan sel darah putih dan trombosit,
menghasilkan sel darah merah pada masa janin.
2. Pembuluh Limfa
Berupa vena kecil dengan banyak katup, berdinding
transparan dan permeabel, sehingga partikel besar
dapat masuk ke dalam jaringan
Terdapat hampir di seluruh tubuh
3. Cairan Limfa
Adalah cairan jaringan yang diabsorpsi ke dalam
kapiler limfa, berwarna kekuning-kuningan, dan
mengandung plasma protein, limfosit, keping darah,
fibrinogen, lemak, dan sedikit oksigen, tanpa sel
darah merah dan karbon dioksida.
Sistem limfa pada manusia.
A. Aliran Limfa
Sirkulasi limfa: cairan interstisial dari jaringan
 kapiler limfa  ke saluran penampung  ke
pembuluh limfa yang lebih besar  bergabung
membentuk trunkus (batang saluran) limfa
utama.
Faktor yang menggerakkan cairan limfa: kontraksi
otot, inspirasi dan ekspirasi, dan pemijatan
tubuh.
II. GANGGUAN SISTEM PEREDARAN
DARAH
Anemia : penyakit yang disebabkan oleh sedikitnya jumlah
hemoglobin dalam eritrosit.
Hemofilia : darah penderita sukar membeku
Leukemia : kanker darah
Siklemia : anemia yang disebabkan bentuk eritrosit seperti
bulan sabit.
Talasemia : anemia yang disebabkan gagalnya
pembentukan hemoglobin akibat rusaknya gen globin
Hipertensi : peningkatan vasodilatasi pada pembuluh darah
Hipotensi : penurunan vasokontriksi pada pembuluh darah
• Arteriosklerosis : penyakit yang disebabkan oleh pengerasan
pembuluh darah akibat endapan lemak yang menyebabkan
pembuluh darah tidak elastis
• Trombus : darah yang membeku.
• Embolus : jenis penyakit jantung akibat tersumbatnya arteri
menuju otak oleh trombus
• Jantung koroner : penyempitan atau penyumbatan pada
arteri jantung
• Varises : pelebaran pembuluh darah balik (vena)
• Hemoroid (wasir) : penyebab pembuluh vena rektum mekar
II. TEKNOLOGI SISTEM PEREDARAN
DARAH
Elektrokardiograf, yaitu teknik mengetahu keadaan
darah, jantung, dan pembuluh darah menggunakan
gelombang ultrasonik untuk membentuk bayangan.
Pemindaian dengan bahan radioaktif, yaitu
deteksi penyakit janting dengan cara injeksi bahan
radioaktif yang tidak berbahaya.
Operasi bypass, yaitu teknik revaskularisasi
(membuat saluran baru) melewati arteri koroner yang
mengalami penyempitan atau penyumbatan.
Terapi gen, yaitu teknik menumbuhkan pembuluh
darah baru dengan menyuntikkan beberapa
salinan gen yang mengkode VEGF (Vascular
Endothelial Growth Factor)
Angioplasti, yaitu teknik membuka sumbatan
pembuluh darah menggunakan kateter yang
dilengkapi balon yang dapat memaksa pembuluh
darah terbuka dan plak akan terdorong keluar.
Transplantasi jantung
Pacemaker, yaitu alat pemacu detak jantung
untuk menstabilkan detak jantung dengan cara
memberi impuls listrik berkekuatan ringan.
SISTEM PEREDARAN HEWAN
Tertutup vs Terbuka

Sistem peredaran tertutup Sistem peredaran terbuka



darah beredar di dalam

saluran bersifat terbuka
saluran tertutup

darah masuk ke saluran melalui
ostium, pintu satu arah
SISTEM PEREDARAN
Sistem Gastrovaskular

● Hewan tanpa sistem


peredaran dan darah
menggunakan sistem
gastrovaskular (misalnya
Hydra dan ubur-ubur)
● Sel-sel yang membatasi
sistem gastrovaskular
menggunakan flagela
untuk mendorong air
beredar
● Pertukaran gas dan unsur
hara berlangsung secara
difusi
Sistem Peredaran
Vertebrata Pada Pisces ,
Amfhibi Dan Mamalia
SISTEM SIRKULASI PADA PISCES
SISTEM SIRKULASI PADA
AMFHIBI
SISTEM RESPIRASI PADA
MAMALIA
SISTEM RESPIRASI PADA
REPTIL
SISTEM SIRKULASI PADA
INVERTEBRATA
 Cacing Planaria belum
memiliki sistem
sirkulasi sejati tetapi
dilakukan oleh sistem
gastrovaskuler
bercabang-cabang
adalah saluran
pencernaan dan
berfungsi sekaligus
untuk sirkulasi darah.
SISTEM SIRKULASI CACING
TANAH
 Cacing tanah telah
memiliki rongga tubuh
di dalamnya terdapat
organ tubuh termasuk
sistem sirkulasi
( pembuluh darah dan
jantung ) Oksigen
diangkut oleh Hb dan jika
masih kurang dibantu
oleh permukaan tubuhnya
secara difusi .
SISTEM SIRKULASI INSECTA
 Berupa sistem peredaran darah terbuka
 Terdiri dari jantung dan pembuluh darah
 Pertukaran Oksigen dan Carbon dioksida dilakukan
dengan sistem trakea bukan oleh haemoglobin
(Hb).
 Sistem peredaran darah terbuka pada Belalang
berfungsi untuk mengangkut sari-sari makanan

Anda mungkin juga menyukai