Anda di halaman 1dari 5

Islam, HAM Dan

Demokrasi
Oleh; Hanik Hidayati, S.Pd,I., M.Pd

Istilah HAM sangat populer dalam konteks


wacana peradaban moderen. Berbagai bidang
kehidupan dan aktifitas di dalamnya senantiasa
dikaitkan dengan permasalahan penegakan hak-
hak sejati yang dimiliki oleh setiap manusia itu.
(Mohammad Monib dan Islah Bahrawi, Islam dan Hak Asasi
Manusia dalam Pandangan Nurcholis Madjid, h. 81)

Dalam Undang-Undang nomor 39 Tahun 1999


terdapat devinisi tentang HAM. Ialah hak yang
melekat pada diri manusia sebagai mahluk
ciptaan Tuhan YME. Hak tersebut merupakan
anugerah yang wajib dilindungi dan dihargai oleh
setiap manusia.

Dalam pemikiran Nurcholis Madjid, HAM sangat


berkaitan erat dengan penghayatan nilai dan
pandangan hidup. (Mohammad Monib dan Islah
Bahrawi, Islam dan Hak Asasi Manusia dalam Pandangan
Nurcholis Madjid, h. 83) 1
Kesadaran tentang hak-hak asasi
menuntut kemampuan pribadi seseorang
untuk menerima, meyakini dan
menghayatinya sebagai bagian dari makna
dan tujuan hidup pribadinya (sense of
meaning and purpose)

Dengan bahasa sederhana, Hak asasi ini


harus dimbangi dengan kewajiban yang
ada.

Sebelum PBB mendeklarasika HAM pada


tanggal 10 Agustus 1948, jauh hari Islam
telah mendeklarasikan dan menempatkan
hak-hak asasi manusia ini sebagai tujuan
pokok adanya syari’ah (Maqashid as
Syari’ah); Menjaga Agama, menjaga Nyawa,
menjaga akal, menjaga harga diri atau
keturunan, menjaga kepemilikan atau harta.

Lima hal pokok tersebut jika dirinci maka


akan mencakup semua hak-hak asasi
manusia.

2
Jaminan hak untuk hidup terdapat di Qs. 5:32,
jaminan kebebasan dan kemerdekaan terdapat
dalam Qs. 22:41 dan Qs. 42:41, jaminan hak
egalitas terdapat dalam Qs.46:19 dan Qs. 67: 15,
jaminan hak keadilan terdapat dalam Qs. 5:49
danQs. 16:90 dan seterusnya.

Sebagaimana penulis jelaskan dalam prinsip-


prinsip Islam, bahwasanya Dalam Islam, setiap
hak memiliki konsekuensi dua kewajiban; yaitu
kewajiban bagi orang lain untuk menghormati
hak orang lain, dan kewajiban bagi orang yang
memiliki hak untuk menggunakan haknya
dengan baik dan benar.

Islam mengatur bagaimana agar supaya hak


dan kewajiban yang ada tidak menggerus
apalagi merampas hak dan kewajiban orang
lain.

3
Terkait dengan HAM adalah demokrasi,
karena ia seringkali diartikan sebagai
penghargaan hak asasi manusia , partisipasi
dalam pengambilan kepurtusan dan
persamaan hak di depan hukum. (Dr. HM.
Zainuddin. MA dalam Essai GEMA tanggal,8 November
2013)

Demokrasi sebagaimana yang dikutip oleh Hamidah,


dideviniskan oleh Joseph A. Scumpeter sebagai suatu
perencanaan institusional untuk mencapai keputusan
politik dimana individu-individu memperoleh
kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan
kompetitif atas suatu rakyat. (Hamidah, Tutik, Konsep
Demokrasi dalam perspektif Muslim, dalam Majalah El Harakah, No.
52 Tahun 1999. XVIII hal.33)

Menurut Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn


Karl, demokrasi adalah suatu sistem
pemerintahan dimana pemerintah dimintai
pertanggung jawaban atas tindakan-tindakan
mereka pada wilayah publik oleh warga negara
yang bertindak secara tidak langsung melalui
kompetisi dan kerja sama dengan wakil mereka
4
Dari beberapa devinisi tersebut, kita bisa
menyimpulkan bahwa demokrasi ialah sistem
pemerintahan yang menganut asas dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, sehingga
tidak salah jika seringkali muncul idiom-
idiom dalam demokrasi seperti; egalite
(persamaan), equality (keadilan), liberty
(kebebasan), Human Right (HAM),
responsibility (tanggung jawab), deliberation
(permusyawaratan) dsb.

Jika idiom-idiom tersebut dikatakan sebagai elemen atau


unsur demokrasi, maka jauh hari Islam sudah
mendeklarasikan itu semua. Islam dari dulu telah
meneguhkan as-syura (Qs. 42: 38), al-musawah (Qs.46:19
dan Qs. 67: 15) , al-’adalah (Qs. 5:49 danQs. 16:90). , al-
amanah (Qs. 4:58) , al-masuliyyah (Qs. 3:110, Qs. 5:105 dan
Qs. 17:36) dan al-hurriyyah (Qs. 22:41 dan Qs. 42:41).

Jadi, Islam secara substantif tidaklah menolak


mentah-mentah demokrasi dengan pengertian di
atas, dan yang terpenting demokrasi tidak dilihat
dengan kacamata Islam yang legalistik dan
formalistik, karena cara pandang ini akan
membenturkan Islam dengan demokrasi
5

Anda mungkin juga menyukai