ABSTRAK
PENDAHULUAN
Hal ini sangat berkaitan antara demokrasi dan penegekan keadilan yang
menuntut perwujudan hak yang setara bagi setiap warga negara. Agar demokrasi dapat
berjalan tanpa menginjak Hak Azasi Manusia, dan memberikan keadilan pada setiap
warga Negara, maka diperlukan agenda yang memberikan perhatian khusus agar tidak
ada penyimpangan, dimana Indonesia menjadi Negara hukum yang pada hakikatnya
tidak hanya berpusat pada aktualitas namun juga menyangkut kedalian dan pengakan
HAM yang tidak boleh diabaikan. Pertanyaannya, sudahkan demokrasi berjalan dengan
semestinya di Indonesia? Atau jika demokrasi sudah ditegakkan, dimanakah penepatan
rakyat sesungguhnya? Atau apakah rakyat bisa mendapatkan manfaat pada proses politik
yang didengungkan secara demokratis? Atau dapatkah masyarakat memperoleh
persamaan dan keadilan secara hukum Negara?
A. Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani yaitu demos dan kratos. Demos berarti
rakyat dan kratos berarti pemerintahan. Jadi demokrasi berarti rakyat sebagai pemegang
kedaulatan. Demokrasi berarti sebuah kekuasaan dari rakyat, hal tersebut memberikan
pemahaman bahwa rakyat akan melahirkan sebuah aturan yang menguntungkan dan
akan melindungi hak-haknya, dimana agar hak tersebut terlaksanakan, diperlukan
sebuah aturan bersama yang mendukung dan menjadi dasar dalam kehidupan bernegara,
agar dapat menjamin dan melindungi hak-hak rakyat. Peraturan itu biasa disebut
konstitusi.
Ada beberapa pendapat filsof mengenai ciri tertentu demokrasi. Salah satunya
menurut Sri Sumantri yang mengatakan ada beberapa karakter demokrasi, sebagai
berikut.
Hal utama dalam menyangga demokrasi adalah kebebasan, seperti yang sudah
dijelaskan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama. Semua sama-sama bebas
berfikir, berekspresi, bertindak, dan memilih jalan hidup. Dimana negara hanyalah
memfasilitasi masyarakat untuk hidup bersama secara damai. Negara bertugas untuk
melindungi setiap individu dan setiap entitas untuk hidup menurut cara mereka sendiri.
Dasar yang digunakan negara dalam bekerja ialah kesepakatan bersama antar warga
negara, sesuatu yang kemudian di sebut dengan konstitusi, undang-undang atau hukum.
B. Teori keadilan
Keadilan menjadi salah satu tujuan utama hukum, dimana keadilan tersebut
termasuk dalam sebuah proses peradilan. Hal ini tercermin dalam irah-irah putusan
pengadilan yang diberi judul “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Frase “keadilan” dalam bahasa Inggris disebut “justice”, berasal dari bahasa latin
“iustitia”. Kata “justice” memiliki tiga macam makna yang berbeda, yaitu;
1) secara atributif berarti suatu kualitas yang adil atau fair (sinonimnya
justness),
2) sebagai tindakan berarti tindakan menjalankan hukum atau tindakan yang
menentukan hak dan ganjaran atau hukuman (sinonimnya judicature),
dan
3) orang, yaitu pejabat publik yang berhak menentukan persyaratan sebelum
suatu perkara di bawa ke pengadilan (sinonimnya judge, jurist,
magistrate).
Demokrasi memiliki dua ciri, yaitu: persamaan dan kebebasan; ciri persamaan
mengandung makna bahwa setiap warga negara adalah sama, tanpa ada perbedaan
dalam suku, agama, asal-usul atau golongan, warna kulit, serta jenis kelamin, makna
bahwa setiap orang mempunyai kebebasan dalam mengembangkan dirinya, sehingga
demokrasi merupakan sistem yang sangat diminati oleh banyak negara di dunia, karena
bukan hanya kebebasan (liberty) yang dicoba untuk ditonjolkan, namun reformasi
sebagai gerakan yang akan mengajak seluruh segmen masyarakat untuk memperbaiki
apa yang telah rusak di berbagai bidang dan membawa kehidupan ke tingkat yang lebih
tinggi dalam kemajuan manusia pun menjadi sisi lain yang dijanjikan oleh demokrasi.
Moch Mahfud, Konstitusi dan Hukum Dalam Konstroversi Ilmu, Rajawali Press,
Jakarta, 2009.
Prof. Dr. Jimly Assihiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Sinar
Grafika, Jakarta. 2012.