Anda di halaman 1dari 14

MUHAMMAD IMAMIL MAULANA

etika profesi
notaris dan kode
etik notaris
ETIKA PROFESI NOTARIS
A. Defenisi Etika

Menurut Bertens (1994), Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ethos dalam bentuk tunggal yang berarti adat kebiasaaan, adat
istiadat, akhlak yang baik. Arti etika adalah ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Dari asal usul kata, Etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang bearti adat istiadat/ kebiasaan yang baik. Etika adalah ilmu
tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Etika juga dapat diartikan sebagai kumpulan asas / nilai
yang berkenaan dengan akhlak, nilai yang mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat.

B. Etika Profesi Notaris

Notaris dalam menjalankan jabatannya selain mengacu kepada Undang-Undang Jabatan Notaris, juga harus bersikap sesuai
dengan etika profesinya. Etika profesi adalah seikap etis yang dituntut untuk dipenuhi oleh profesional dalam mengemban
profesinya. Etika profesi berbeda-beda menurut bidang keahliannya yang diakui dalam masyarakat. Para Notaris yang berpraktek
di Indonesia bergabung dalam suatu perhimpunan organisasi yaitu Ikatan Notaris Indonesia (INI). INI merupakan kelanjutan dari
De  Nederlandsch-Indische Notarieele Vereeniging, yang dahulu didirikan di Batavia pada tanggal 1 Juli 1908 yang mendapat
pengesahan sebagai badan hukum dengan Gouvernements Besluit (Penetapan Pemerintah) tanggal 5 September 1908 Nomor 9.
Nama Belanda kemudian diganti atau diubah menjadi Ikatan Notaris Indonesia yang hingga sekarang merupakan satu-satunya
wadah organisasi profesi di Indonesia.
Menurut Pendapat Prof. Abdulkadir Muhammad, uraian mengenai Etik
Lanjutan
Notaris meliputi antarlain: Etika Kepribadian Notaris, Etika melakukan
tugas jabatan, etika pelayanan terhadap klien, etika hubungan sesama rekan
Notaris, dan etika pengawasan terhadap Notaris.
Yang dimaksud dengan perilaku profesional ( Professional
1.      Etika Kepribadian Notaris behaviour ), adalah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Keahlian yang didukung oleh pengetahuan dan pengalaman
Sebagai pejabat umum, notaris harus: tinggi;
a. Berjiwa Pancasila;   b. Integritas moral artinya menghindari sesuatu yang tidak baik
walaupun imbalan  jasanyatinggi, pelaksanaan tugas profesi diselaraskan
b. Taat pada hukum, sumpah jabatan dan Kode Etik dengan nilai-nilai kemasyarakatan, sopan
santun, dan agama;
Notaris; c. Jujur tidak saja pada pihak kedua atau pihak ketiga, tetapi juga
c. Berbahasa Indonesia yang baik. kepada diri sendiri;
. d. Tidak semata-mata pertimbangan uang, melainkan juga
Sebagai profesional, Notaris harus: pengabdian, tidak membedakan
antara orang mampu dan tidak mampu;
a. Memiliki perilaku profesional;   e. Berpegang teguh pada kode etik profesi karena di dalamnya
b. Ikut serta pembangunan nasional di bidang hukum; ditentukan segala  perilaku
yang harus dimiliki oleh Notaris, termasuk berbahasa Indonesia
c. Menjunjung tinggi kehormatan dan martabat Notaris. yang sempurna.
Lanjutan
2.   Etika melakukan tugas jabatan kewajiban sebagai warga negara dan anggota masyarakat;
Notaris sebagai pejabat umum dalam melakukan tugas jabatan harus: e.      Memberikan jasa kepada anggota masyarakat yang kurang mampu
a. Menyadari kewajibannya, bekerja sendiri, jujur, tidak berpihak, dandengan Cuma-Cuma;
penuh rasa tanggung jawab;   f.      Dilarang menahan berkas seseorang dengan maksud memaksa orang
b. Menggunakan satu kantor yang telah ditetapkan sesuai dengan undang-itu membuat akta pada
undang, tidak mengadakan kantor cabang perwakilan, dan tidak Notaris yang menahan berkas itu;
menggunakan perantara; g.     Dilarang menjadi alat orang atau pihak lain untuk semata-mata
c. Tidak menggunakan media massa yang bersifat promosi; menandatangani akta buatan
d. Harus memasang tanda papan nama menur ut ukuran yang berlaku. orang lain sebagai akta buatan Notaris yang bersangkutan;
h.     Dilarang mengirim kepada klien atau klien-klien untuk ditandatangani
3.   Etika pelayanan terhadap klien oleh klien atau klien
Sebagai pejabat umum, notaris harus: klien yang bersangkutan;
a.      Memberikan pelayanan hukum kepada masyarakat yang memerlukan i.      Dilarang membujuk-bujuk atau dengan cara apapun memaksa klien
jasanya . dengan membuat akta padanya,
sebaik-baiknya; atau membujuk-bujuk seseorang agar pindah dari Notaris lain;
b.      Menyelesaikan akta sampai tahap pendaftaran pada Pengadilan j.      Dilarang membentuk kelompok di dalam tubuh Ikatan Notaris
Negeri dan  pengumuman Indonesia dengan tujuan
dalam Berita Negara, apabila klien yang bersangkutan dengan tegas untuk melayani kepentingan suatu instansi atau lembaga secara
mengatakan akan menyerahkan pengurusannya kepada Notaris yang khusus/ekslusif, apalagi menutup kemungkinan anggota lain untuk
bersangkutan dan klien telah memenuhi syarat-syarat yang diperlukan; berpartisipasi.
c.      Memberitahu kepada klien perihal selesainya pendaftaran dan  
pengumumam, dan atau
mengirim kepada atau menyuruh mengambil akta yang sudah didaftar atau
Berita Negara yang sudah selesai dicetak tersebut oleh klien yang
bersangkutan;
d.      Memberikan penyuluhan hukum agar masyarakat menyadari hak dan
Lanjutan

4.      Etika hubungan sesama rekan Notaris c.       Tanpa mengurangi ketentuan mengenai tata cara maupun
pengenaan tingkatan sanksi-sank si berupa peringatan dan teguran,
Sebagai sesama pejabat umum, Notaris harus: maka pelanggaran-pelanggaran yang oleh Pengurus Pusat secara
a.       Saling menghormati dalam suasana kekeluargaan; mutlak harus dikenakan sanksi pemberhentian sementara sebagai
b.      Tidak melakukan persaingan yang merugikan sesama rekan anggota Ikatan Notaris Indonesia disertai usul Pengurus Pusat kepada
Notaris, baik moral maupun Kongres untuk memecat anggota yang bersangkutan adalah
material. pelanggaran- pelanggaran yang disebut dalam Kode Etik Notaris dan
c.       Harus saling menjaga dan membela kehormatan dan nama baik Peraturan Jabatan Notaris yang berakibat bahwa anggota yang
korps Notaris atas dasar rasa solidaritas dan sikap tolong menolong bersangkutan dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan pengadilan
secara konstruktif. yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
 
 

5.      Etika Pengawasan

a.       Etika pengawasan terhadap Notaris melalui pelaksanaan Kode


Etik Notaris dilakukan oleh Majelis Kehormatan Daerah dan atau
Majelis Kehormatan Pusat Ikatan Notaris Indonesia;  
b.      Tata cara pelaksanaan kode etik, sanksi-sanksi dan eksekusi
diatur dalam peraturan tersendiri;
Kode etik notaris
Ikatan Notaris Indonesia menyusun kode etik pada tahun 2005 dan diperbarui pada tahun 2015. Dalam
kode etik ini terdapat ketentuan tentang tanggung jawab profesi Notaris, antara lain kewajiban, larangan dan
pemenuhan profesi Notaris.

01 KEWAJIBAN NOTARIS
02 LARANGAN NOTARIS

03 PENGECUALIAN
KEWAJIBAN NOTARIS
01 Berikut beberapa kewajiban notaris yang tercantum sebagaimana diatur dalam

1.
Pasal 3 Kode Etik Notaris :
Memiliki moral, akhlak, dan kepribadian yang baik
2. Menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabat Jabatan Notaris.
3. Menjaga dan membela kehormatan Perkumpulan.
4. Bersikap jujur, mandiri, tidak memihak, dapat dipercaya, dan penuh tanggung jawab
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan isi sumpah jabatan notaris
5. Meningkatkan ilmu pengetahuan dan keahlian profesi yang dimiliki tidak terbatas pada
ilmu pengetahuan hukum dan kenotariatan.
6. Mengutamakan pengabdian kepada kepentingan masyarakat dan Negara
7. Memberikan jasa pembuatan akta dan kewenangan lainnya untuk masyarakat yang
tidak mampu tanpa memungut honorarium.
8. peringatan satu kantor di tempat kedudukan dan kantor tersebut merupakan satu-
satunya kantor bagi Notaris yang berkepentingan dalam melaksanakan tugas jabatan
sehari-hari.
LARANGAN NOTARIS
02
Berikut beberapa larangan etika bagi Notaris yang diatur dalam pasal 4 Kode Etik Notaris tahun 2015 dan berikut
rumusannya :
1. Memiliki lebih dari 1 (satu) kantor, baik kantor cabang ataupun kantor perwakilan;
2. penggantian papan nama dan/atau tulisan yang berbunyi “Notaris/Kantor Notaris” di luar lingkungan kantor;
3. Melakukan publikasi atau promosi diri, baik sendiri maupun bersama-sama, dengan mencantumkan nama dan
jabatannya, menggunakan sarana media cetak dan/atau elektronik, dalam bentuk :
4. Iklan;
5. Ucapan selamat;
6. ucapan belasungkawa;
7. Ucapan terima kasih;
8. Kegiatan pemasaran;
9. Kegiatan sponsor, baik dalam bidang sosial, keagamaan, maupun olah raga.
10. Bekerja sama dengan biro jasa/orang/Badan Hukum yang pada hakekatnya bertindak sebagai perantara untuk mencari
atau mendapatkan klien;
11. Menandatangani akta yang proses pembuatannya telah disiapkan oleh pihak lain;
12. Mengirimkan minuta kepada klien untuk ditandatangani;
PENGECUALIAN
03
Larangan dalam kode etik notaris juga ada yang dicantumkan dalam pasal 5.
1. Memberi ucapan selamat atau belasungkawa dengan menggunakan kartu ucapan, karangan bunga,
atau media lain tanpa mengikutsertakan notaris, melainkan hanya dengan nama.
2. Pencantuman nama dan alamat notaris pada buku pedoman nomor telepon yang diterbitkan secara
resmi oleh perusahaan atau lembaga resmi.
3. Memperkenalkan diri sebagai individu, tetapi bukan sebagai notaris.
4. Apabila seorang notaris melanggar kode etik, maka sanksi yang diterima oleh notaris dapat berupa
teguran, teguran, penghentian sementara penghentian asosiasi, hingga penghentian asosiasi secara
tidak hormat.
Perbedaan Kode Etik Notaris Dan PPAT

Tahukah Anda bahwa kode etik seorang notaris berbeda dengan kode etik PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah)? 
Perbedaan tersebut terletak pada tanggung jawab utama dan juga landasan hukumnya.
Notaris dan PPAT adalah dua profesi yang berbeda dengan kewenangan yang juga berbeda. Padahal, dalam keseharian kita banyak
menjumpai Notaris yang juga berprofesi sebagai PPAT. Rangkap jabatan profesi Notaris dan PPAT memang dimungkinkan oleh
peraturan perundang-undangan
PENGAWASAN
Pengawasan Notaris diatur dalam Pasal 67-81 UUJN, yang intinya pengawasan dilakukan oleh Menteri dan
dalarn rnelaksanakan pengawasan tersebut Menteri menunjuk Majelis Pengawas, yang terdiri dari Majelis
Pengawas Daerah, Majelis Pengawas Wilayah dan Majelis Pengawas Pusat. Majelis Pengawas terdiri dari 3
unsur yaitu unsure dari Pemerintah, organisasi Notaris dan akademisi

MPD (Majelis Pengawas Daerah)


Melakukan pengawasan secara berkala 6 bulan sekali dengan melakukan pemeriksaan protocal notaris, memberikan izin cuti
selama 6 bulan dan pemeriksaan adanya laporan atau pengaduan dari masyarakat terhadap Notaris.

MPW (Majelis Pengawasan Wilayah)


MPW berwenang meberikan cuti untuk 6 bulan sampai 1 tahun. Berdasarkan BAP yang telah diberikan kepada MPW
melalui MPD, MPW berwenang melakukan Sidang Pemeriksaan Tertutup untuk umum dan Sidang Pengambilan
Keputusan yang terbuka untuk umum.

Majelis Pengawas Pusat (MPP


Berwenang memberi cuti notaris untuk jangka waktu 1 tahun lebih. Menindaklanjuti  Notaris
yang melakukan banding yang disampaikan melalui MPW. MPP wajib melakukan Sidang Pemeriksaan dan Sidang
Pengambilan Putusan yang terbuka untuk umum.
SANKSI

01 TEGURAN 03 Schorsing
(pemecatan
sementara) dari
keanggotaan
perkumpulan

02 PERINGATAN Onzetfing

04 ( pemecatan) dari
keanggotaan
perkumpulan

05 Pemberhentian tidak hormat dari


anggota perkumpulan
LANDASAN HUKUM

Kode etik notaris berada di bawah Peraturan Menteri


Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 62 Tahun
2016 tentang Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Syarat dan Tata Cara
Pengangkatan, Mutasi, Pemberhentian, dan Perpanjangan
Jabatan Notaris.
PP 24⁄2016 , yang mengatur tentang ketentuan pencabutan,
larangan PPAT, dan sejauh mana yurisdiksi PPAT dalam
praktik profesinya.
Sekian
terima kasih…

Anda mungkin juga menyukai