Anda di halaman 1dari 34

“KODE ETIK

PROFESI”
ANGGOTA KELOMPOK 2

1. Devina Rosalia H ( R0218033 )


2. Diasmara Anandhyta ( R0218037 )
3. Elizabeth Endah G ( R0218041 )
4. Nafisa Indah R ( R0218079 )
5. Okisa Putri Nur F ( R0218089)
5. Nur Kholifah P.T ( R0218085 )
6. Waranita Febrianti W ( R0218123 )
7. Yoshefine Mega Y ( R0218127 )
“BERAGAM KODE
ETIK PROFESI”
BERAGAM KODE ETIK PROFESI
 KODE ETIK ADVOKAT
Advokat, adalah seseorang yang memberikan praktek atau jasa
hukum daik didalam maupun diluar pengadilan sesuai dengan Kode etik yang dimiliki advokat menjelaskan
ketentuan Undang-Undang. Didalam pelaksanaan pekerjaan mengenai sikap yang harus dimiliki advokat antar
advokat berpegang terguh terhadap Undang-Undang dan kode hubungannya dengan:
etiknya.

Pihak yang bertanggung jawab menyusun kode etik advokat ● Hubungan dengan klien
Indonesia: ● Hubungan dengan teman sejawat
● Komite Kerja Advokat Indonesia ● Hubungan dengan teman sejawat asing
● Asosiasi Advokat Indonesia ● Cara bertindak dalam menangani perkara
● Penasehat Hukum Indonnesia
● Himpunan Advokat dan Pengacara Indonesia
● Serikat Pengecara Indonesia
● Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia
● Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal
● KODE ETIK ADVOKAT DENGAN KLIEN
a) Dalam menangani perkara perdata Advokat harus g) Wajib menjaga rahasia klien baik sebelum, semasa dan
mengutamakan jalan damai. setelah menangani kasus.

b) Advokat dilarang memberikan informasi yang dapat


menyesatkan klien. h) Pada saat posisi klien tidak menguntungkan advokat
dilarang melepaskan tugas yang telah diberikan
c) Dilarang menjamin klien mengenai kemenangan kepadanya.
sebuah perkara.
i) Advokat yang mengurus kepentingan dua pihak secara
d) Menentukan besaran honorium disesuaikan dengan bersama atau lebih harus mengundurkan diri sepenuhnya
pertimbangan kemampuan klien, serta dilarang meminta
dari pengurusan kepentingan-kepentingan tersebut, hal ini
biaya yang tidak perlu.
bertujuan untuk mencegah pertentangan dari pihak yang
e) Dalam menangani perkara yang cuma-cuma perhatian bersangkutan.
yang diberikan harus sebesar dengan menangani perkara
yang menerima imbalan j) Hak retensi Advokat terhadap klien diakui selama tidak
menimbulkan kerugian terhadap kepentingan klien.
f) Menolak sebuah perkara yang tidak sesuai dengan
hukum dan kapasitas yang dimilikinya
• KODE ETIK TEMAN
SEJAWAT

a) Dilandasi sikap saling menghargai,


menghormati dan saling percaya.
b) Saat berhadapan dalam persidangan
harus berkomunikasi dengan kata-kata
wed
yang sopan baik secara lisan maupun
thu tertulis.
c) Keberatan-keberatan atas tindakan ‘kode
etik’ teman sejawat disampaikan kepada
dewan kehormatan untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut serta tidak
dibenarkan untuk melaporkannya kepada
media masa.
• KODE ETIK TEMAN
SEJAWAT ASING
Advokat asing yang berdasarkan
pertauran perundang-undangan yang
wed
berlaku menjalankan profesinya di
thu Indonesia wajib mengikuti kode etik ini.
• KODE ETIK BERTINDAK MENANGANI
PERKARA
1) Surat yang diberikan Advokat terhadap teman 5) Apabila advokat telah mengetahui seseorang telah
sejawatnya dalam sebuah perkara  dapat ditunjukkan menunjuk advokat tertentu, maka hubungan antra
kepada hakim jika dianggap perlu (kecuali juka surat advokat dan orang tersebut harus dilakukan bersama
tersebut dibuat dengan membubuhi catatn ‘Sana Prejudice’ dengan advokat yang telah diberikan wewenang.

2) Upaya mediasi tidak berhasil isi pembicaraan 6) Advokat bebas mengeluarkan pendapat dalam
koresponden dilarang dijadikan bukti di pengadilan. persidangan dalam rangka membela sebuah perkara dan
harus dikemukakan secara proporsional dan tidak
3) Dalam perkara perdata yang berjalan advokat hanya berlebihan.
dapat menghubungi hakim bersama-sama dengan advokat
pihak lawan. Serta dalam perkara pidana yang berjalan 7) Wajib memberikan bantuan hukum ‘pro deo’ bagi
Advokat hanya dapat menghubungi hakim bila bersana orang yang tidak mampu.
jaksa penuntut umum.
8)Wajib memberitahukan keputusan pengadilan kepada
4) Tidak dibenarkan untuk mengajari atau mempengaruhi kliennya tepat waktu.
saksi-saksi dari pihak lawan.
BERAGAM KODE ETIKA PROFESI
 KODE ETIK PSIKOLOGI
Kode etik psikologi adalah seperangat nilai yang
Sebelum melangkah menuju kode etik psikologi,
harus ditaati dan dijalankan dalam pelaksanaan
kita harus memahami prinsip prinsip umum yang
kegiatan sebagai psikolog dan ilmuan psikologi
harus dimiliki oleh seorang psikolog dan ilmuan
kusunya di Indonesia
psikologi, diantaranya:
a.     Menghormati harkat dan martabat manusia
b.     Berintegritas dan memiliki sikap ilmiah
c.     Profesional

CREDITS: This presentation d.   template


  Berpegang pada pronsip
was created keadilan
by Slidesgo,
including icons by Flaticon,
e.  infographics
  Berusaha&semaksimal
images by Freepik
mungkin untuk dapat
and illustrations by Stories
memberikan manfaat
• Kode Etik Psikologi
Kode etik dalam psikologi terumus dalam sikap
hubungan antara manusia, sikap tersebut diantaranya:
● Eksploitasi, menjelaskan mengenai larangan
● Sikap profesional eksploitasi terhadap data yang mereka miliki baik
● Pelecehan, dalam penerapan keilmuannya seorang data konseling pribadi maupun data yang mereka
psikolog maupun ilmuwan psikologi tidak terlibat supervisi.
dalam pelecehan seksual baik secara verbal ● Hubungan profesional, mengatur mengenai
maupun non verbal baik secara sadar maupun tidak hubungan antar profesi dan profesi lain dimana
sadar. menjelaskan mengenai sikap menghargai tugas dan
● Penghindaran dampak buruk, sebisa mungkin wewenang masing-masing.
memberitahukan edampak dari layanan yang ● Informed consent,merupakan persetujuan dari orang
mereka berikan pada individu terkait yang akan menjalani proses di bidang psikologi.
● Hubungan majemuk, mengatur mengenai peran ● Merahasiakan rekam hasil pemeriksaan psikologi
yang dilakukan oleh seorang psikolog dimana serta mempertahankan kerahasiaan data
seorang psikolog dalam menangani permasalahan
dilarang memiliki peran ganda.
● Konflik Kepentingan, menjelaskan prinsip
menghindari dari peran profesional saat memiliki
kepentingan pribadi, ilmiah, hukum dan kepentingan
lain yang dapat merusak objektivitas, kompetensi
dan efektifitas mereka
BERAGAM KODE ETIKA PROFESI
KODE ETIK AKUNTAN
Kode Etik Akuntan Indonesia disusun oleh 3 asosiasi profesi akuntansi di
Indonesia (IAI, IAPI, PPPK) dan  terdiri dari 5 bagian, yaitu:
● Kepatuhan terhadap kode etik, bagian ini mengatur tentang 5 prinsip dasar
etika (integritas, objektivitas, kompetensi & kehati-hatian profesional,
kerahasiaan, perilaku profesional) dan kerangka kerja konseptual.
● Akuntan yang bekerja di bisnis, beberapa hal yang diatur dalam bagian ini
antara lain:
● Akuntan yang berpraktik melayani publik
● Independensi dalam perikatan audit dan perikatan review
● Independensi dalam perikatan asurans selain perikatan audit dan perikatan
reviu
• YANG DIATUR DALAM KODE ETIK AKUNTAN :

1) Ketika menyusun atau menyajikan informasi keuangan, 4. Pelanggaran terhadap prinsip integritas muncul ketika
akuntan harus menyusun / menyajikan informasi yang Akuntan menawarkan atau menerima, atau mendorong pihak
sesuai dengan basis pelaporan keuangan yang digunakan. lain untuk menawarkan atau menerima, bujukan dengan
intensi untuk memengaruhi perilaku penerima bujukan atau
2) Prinsip kompetensi dan kehati-hatian profesional individu lainnya secara tidak patut.
mensyaratkan Akuntan hanya melaksanakan tugas
signifikan ketika memiliki, atau dapat memperoleh, 5. Dalam melindungi kepentingan publik dan diharuskan oleh
pelatihan atau pengalaman tertentu yang memadai. Kode Etik, Akuntan yang berpraktik melayani publik harus
independen ketika melakukan perikatan audit atau perikatan.
3) Akuntan tidak boleh memanipulasi informasi atau
menggunakan informasi rahasia untuk memperoleh 6. Akuntan mungkin mempertimbangkan untuk berkonsultasi
keuntungan pribadi atau untuk keuntungan keuangan secara internal, mendapatkan advis hukum, berkonsultasi
pihak lain. dengan regulator/asosiasi profesi berdasar prinsip
kerahasiaan.
BERAGAM KODE ETIKA PROFESI
KODE ETIK KEDOKTERAN
Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) menurut Majelis 2.4 pasal kewajiban dokter terhadap pasien, beberapa di
Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK) terdiri dari: antaranya adalah:
1. 13 pasal kewajiban umum, beberapa di antaranya adalah: a. Setiap dokter wajib memberikan kesempatan
a. Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan pasiennya agar senantiasa dapat berinteraksi dengan
mengamalkan sumpah dokter. keluarga dan penasihatnya, termasuk beribadat dan
b. Tiap perbuatan/nasehat yang mungkin melemahkan atau penyelesaian masalah pribadi lainnya.
daya tahan psikis maupun fisik, wajib memperoleh b. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang
persetujuan pasien/keluarganya dan hanya diberikan diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga
untuk kebaikan pasien tersebut. setelah pasien itu meninggal dunia.
• KODE ETIK KEDOKTERAN

3. 2 pasal kewajiban dokter terhadap teman sejawat


a. Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya
sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
b. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari
teman sejawat, kecuali dengan persetujuan keduanya
atau berdasarkan prosedur yang etis.
wed

thu 4. 2 pasal kewajiban dokter terhadap diri sendiri


c. Setiap dokter wajib memelihara kesehatannya, supaya
dapat bekerja dengan baik.
d. Setiap dokter wajib senantiasa mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran/kesehatan.
• 4 Prinsip dalam Profesi
Kedokteran

Prinsip Prinsip Prinsip non Prinsip


Otonomi Benefience Malefience Justice
Menghormati hak- Mementingkan
Mengutamakan
hak pasien, Melarang tindakan fairness dan keadilan
tindakan untuk
khususnya hak yang memperburuk dalam
kebaikan pasien
otonomi pasien keadaan pasien mendistribusikan
sumber daya
BERAGAM KODE ETIK PROFESI
 KODE ETIK GURU
● Orang tua murid dan masyarakat. Guru memelihara
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menetapkan 9 butir hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
kode etik guru sebagai berikut. sekitar supaya terjalin hubungan dan kerjasama yang
● Pembentukan pribadi peserta didik. Guru berbakti baik dalam pendidikan.
membimbing peserta didik untuk membentuk manusia ● Pengembangan dan peningkatan kualitas diri. Guru
yang sutuhnya yang berjiwa Pancasila. secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan
● Kejujuran profesional. Guru memiliki dan melaksanakan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.
kejujuran profesional. ● Sesama guru. Guru memelihara hubungan seprofesi,
● Kejujuran dalam memperoleh dan menyimpan informasi semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial.
tentang peserta didik. Guru berusaha memperoleh ● Organisasi profesi. Guru bersama-sama meningkatkan
informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan mutu dari organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan
bimbingan dan pembinaan. & pengabdian.
● Pembinaan kehidupan sekolah. Guru harus dapat ● Pemerintah dan kebijakan pemerintah di bidang
menciptakan suasana yang dapat diterima peserta didik pendidikan. Guru melaksanakan segala kebijakan
untuk berhasilnya proses belajar mengajar. pemerintah dalam bidang pendidikan.
BERAGAM KODE ETIKA PROFESI
KODE ETIK JURNALISTIK
Kode Etik Jurnalistik ditetapkan oleh gabungan organisasi pers melalui keputusan Dewan Pers No.
03/SK-DP/III/06 tanggal 24 Maret 2006. Hal itu meliputi:
● Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak
beritikad buruk.
● Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik.
● Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang, tidak
mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
● Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
● Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak
menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
● Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
KODE ETIK JURNALISTIK
● Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi
narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun
keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi latar
belakang, dan “off the record” sesuai dengan kesepakatan.
● Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita
berdasarkan prasangka/diskriminasi terhadap seseorang atas dasar
suku, ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak
merendahkan martabat orang lemah, miskin, cacat jiwa atau cacat
jasmani.
● Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang
kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan publik.
● Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki
berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf
kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
● Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara
proporsional.
“ETIKA PROFESI K3 dan TUGAS
DAN KEWAJIBAN PROFESIONAL
KESEHATAN KERJA”
 ETIKA Perbedaan antara Etika sebagai Ilmu dan Ilmu-ilmu lain
berkaitan dengan penjelasan sebelumnya mengenai etika deskriptif dan
etika normatif. Walaupun sama-sama membahas tingkah laku manusia,
Menurut Buku Etika karya K. Bertens (2000)
menyebutkan bahwa “Etika” berasal dari bahasa Yunani etika membahas dan juga menilai suatu perilaku yang ada, apakah
kuno, ethos artinya: tempat tinggal yang biasa; padang baik atau buruk. Sedangkan ilmu-ilmu lain seperti antropologi,
rumput, kandang, habitat; kebiasaan, adat; akhlak,
budaya, psikologi, sosiologi, sejarah, dan sebagainya, hanya
watak; perasaan, sikap, cara berpikir. Namun, dalam
bentuk jamak yaitu ta etha, artinya adalah adat menjelaskan suatu perilaku tanpa memberikan penilaian. Karena ilmu-
kebiasaan. Arti terakhir inilah yang dipakai Aristoteles ilmu ini bersifat ilmu pengetahuan empiris, maka bisa dikategorikan
untuk menunjukkan filsafat moral. Dengan demikian,
etika dapat diartikan menjadi: ilmu tentang apa yang sebagai etika deskriptif.
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Berada di era perkembangan teknologi tidak dipungkiri bahwa
Jenis-jenis etika : hal ini dapat berujung pada munculnya beberapa peristiwa yang
dianggap menonjol di situasi etis dalam dunia modern, yaitu:
• Etika deskriptif
• Etika normatif a) Pluralisme moral
• Metaetika, b) Timbulnya masalah-masalah etis baru
c) Kepedulian etis yang tampak di seluruh dunia dengan
melewati perbatasan negara
 ETIKA
• Berdasarkan buku yang berjudul Buku Etika dan Komunikasi Dokter-Pasien-Mahasiswa karya Adhani (2014)
menyebutkan bahwa Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan self control, karena segala sesuatunya
dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan orang atau kelompok profesi itu sendiri.
• Etika bermula saat manusia merefleksikan unsur etis dalam menyampaikan pendapat spontan. Kebutuhan
refleksi itu dirasakan, karena pendapat etis seseorang tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Karenanya
diperlukan etika, dengan tujuan mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan manusia.Etika membutuhkan sikap
kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi, sehingga etika merupakan suatu ilmu. Sebagai ilmu, objek
etika adalah tingkah laku manusia. Berbeda dengan ilmu lain yang meneliti tingkah laku manusia, etika memiliki
sudut pandang normatif. Artinya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.
• Etika termasuk dalam filsafat, karenanya berbicara etika tidak dapat lepas dari filsafat. Hubungan Etika,
Filsafat, dan Ilmu pengetahuan digambarkan, sebagai berikut: bahwa etika bagian dari filsafat. Filsafat bagian dari
ilmu pengetahuan. Sehingga filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang
hidup manusia, bertugas meneliti dan menentukan semua fakta konkret sampai hal yang mendasar.
 ETIKA
Menurut Buku Etika Pemerintahan karya Ismail (2017) menyebutkan bahwa Etika filosofis secara harfiah dapat
dikatakan sebagai etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau berfikir, yang dilakukan oleh manusia. Oleh
sebab itu, etika merupakan bagian dari filsafat; etika lahir dari filsafat.

K. Bertens (2000) membedakan istilah etika dan 3. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain
etiket sebagai berikut: hadir atau tidak ada saksi mata, maka etiket tidak berlaku.
Misalnya dianggap melanggar etiket, bila kita makan sambil
1. Etiket menyangkut cara perbuatan harus dilakukan berbunyi atau dengan meletakkan kaki di atas meja, namun jika
manusia. Di antara beberapa cara yang mungkin, etiket kita makan sendiri hal tersebut tidak melanggar etiket. Di sisi lain,
menunjukkan cara yang tepat, artinya cara yang etika tidak tergantung pada hadir tidaknya orang lain. Larangan
diharapkan serta ditentukan dalam suatu kalangan untuk mencuri selalu berlalu, entah ada orang lain atau tidak.
tertentu. Misalnya jika karyawan menyerahkan sesuatu 4. Etiket bersifat relatif, suatu hal yang dianggap tidak sopan pada
kepada atasan, harus menggunakan tangan kanan. suatu kebudayaan, bisa saja dianggap hal yang wajar dalam
Dianggap melanggar etiket apabila menyerahkan dengan kebudayaan lain. Etika lebih bersifat absolut, prinsip etika
tangan kiri.2. cenderung tidak bisa ditawar-tawar atau mudah diberi dispensasi.
2. Sedangkan etika tidak terbatas pada cara dilakukannya 5. Jika kita berbicara etiket, kita hanya memandang manusia dari segi
suatu perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan lahiriah saja, sedang etika menyangkut manusia dari segi dalam.
itu sendiri. Mengambil barang milik orang lain tanpa izin, Tidak merupakan kontradiksi, jika seseorang selalu berpegang
tidak diperbolehkan. Apakah mencuri dengan tangan pada etiket dan sekaligus munafik. Tapi orang yang etis sifatnya
kanan atau kiri di sini sama sekali tidak relevan. tidak mungkin munafik, sebab seandainya munafik, hal itu dengan
sendirinya berarti tidak bersifat etis. Sehingga orang yang bersikap
etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.
• ETIKA PROFESI K3
● The International Network of Safety and Health Practitioner Organizations (INSHPO)
menggambarkan profesi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dan peran profesional K3
dengan cara berikut:

● Profesi atau peran K3 memberi nasihat dan mendukung manajemen dalam


keseluruhan tugasnya mengelola risiko untuk mencegah atau mengurangi kematian,
cedera, dan penyakit terkait pekerjaan. Profesional K3 adalah penasihat utama, ahli
strategi, dan percontohan bagi kepemimpinan organisasi dalam mengintegrasikan
sepenuhnya manajemen Risiko K3 menjadi praktik bisnis yang berkelanjutan di semua
wed
tingkatan.

thu ● Masalah etika selalu muncul dalam kehidupan secara umum dan sebagai akibat dari
interaksi manusia. Ketika tindakan kita akan mempengaruhi diri kita sendiri atau orang
lain, sekarang atau di masa depan, kita berurusan dengan masalah etika. Etika dan
pengambilan keputusan etis adalah elemen mendasar dari praktik profesional K3. Memang,
sebuah penelitian yang berfokus pada mendefinisikan identitas profesional K3
menemukan bahwa motivasi moral dan etika untuk keselamatan adalah salah satu
dari lima elemen inti dalam identitas profesional profesional K3 (Provan, Dekker &
Rae, 2018).
• TUGAS DAN KEWAJIBAN
PROFESIONAL KESEHATAN
KERJA

Perkembangan
Peran sebagai Pengetahuan dan dari Kebijakan
Penasihat Keahlian dan Program
Memberikan nasihat yang kompeten
dan jujur kepada pengusaha dalam Terbiasa dengan pekerjaan dan lingkungan
Memastikan bahwa mereka memiliki
memenuhi tanggung jawab mereka di kerja serta untuk mengembangkan
keterampilan yang diperlukan atau
bidang keselamatan dan kesehatan kerja kompetensi mereka dan tetap terinformasi
mendapatkan keahlian yang diperlukan untuk
serta kepada pekerja tentang dengan baik dalam pengetahuan ilmiah dan
memberikan saran tentang program
perlindungan dan peningkatan teknis, bahaya kerja dan cara yang paling
pencegahan yang harus mencakup, jika sesuai,
kesehatan mereka dalam kaitannya efisien untuk menghilangkan atau
langkahlangkah untuk pemantauan dan
dengan pekerjaan. meminimalkan risiko.
pengelolaan bahaya keselamatan dan
kesehatan kerja dan, jika terjadi kegagalan,
untuk meminimalkan konsekuensi
• TUGAS DAN KEWAJIBAN
PROFESIONAL KESEHATAN
KERJA

Penekanan pada Informasi


Pencegahan dan Tindak Lanjut dari
Tindakan Perbaikan Keselamatan dan
Penindakan dengan Kesehatan
cepat
Ketika ada keraguan tentang tingkat Menjelaskan kepada eksekutif manajemen
Profesional kesehatan kerja harus
keparahan bahaya pekerjaan, tindakan senior yang sesuai, dengan menekankan
berkontribusi untuk informasi bagi pekerja
pencegahan yang hati-hati harus segera kebutuhan untuk mempertimbangkan
tentang bahaya kerja yang dapat mereka
dipertimbangkan dan diambil pengetahuan ilmiah dan untuk menerapkan
hadapi dengan cara yang objektif dan dapat
sebagaimana mestinya dan profesional standar perlindungan kesehatan yang relevan,
dipahami yang tidak menyembunyikan fakta
kesehatan kerja harus melakukan termasuk batas paparan, dan mengingat
apa pun dan menekankan tindakan pencegahan
evaluasi lebih lanjut. kewajiban pemberi kerja untuk menerapkan
undang-undang dan peraturan dan untuk
melindungi kesehatan pekerja dalam
pekerjaan mereka
• TUGAS DAN KEWAJIBAN
PROFESIONAL KESEHATAN
KERJA

Rahasia Pengawasan
Komersial Informasi kepada
Kesehatan Pekerja
Tenaga kesehatan kerja wajib untuk tidak: Pengawasan harus dilakukan dengan Hasil pemeriksaan yang dilakukan dalam
mengungkapkan rahasia industri atau komersial persetujuan pekerja. Potensi konsekuensi kerangka surveilans kesehatan harus dijelaskan
yang mungkin mereka ketahui dalam positif dan negatif dari partisipasi dalam kepada pekerja yang bersangkutan. Informasi
pelaksanaan kegiatan mereka. Namun, mereka umum tentang kesehatan atau potensi efek
program skrining dan pengawasan kesehatan
kesehatan dari bahaya kerja, dapat diberikan
tidak boleh menyembunyikan informasi yang harus didiskusikan sebagai bagian dari proses dengan persetujuan pekerja yang
diperlukan untuk melindungi keselamatan dan persetujuan. Surveilans kesehatan harus bersangkutan, sejauh ini diperlukan untuk
kesehatan pekerja atau masyarakat. dilakukan oleh profesi kesehatan kerja yang menjamin perlindungan kesehatan pekerja.
disetujui oleh otoritas yang berwenang.
• TUGAS DAN KEWAJIBAN
PROFESIONAL KESEHATAN
KERJA

Bahaya Untuk Pemeriksaan Promosi Kesehatan


Pihak Ketiga Biologis
Dalam kasus situasi yang sangat
berbahaya, manajemen dan, jika Tes biologis dan investigasi lainnya harus Saat terlibat dalam pendidikan kesehatan,
diharuskan oleh peraturan nasional, dipilih karena validitas dan relevansinya promosi kesehatan, pemeriksaan kesehatan
otoritas yang berwenang juga harus untuk perlindungan kesehatan pekerja yang dan program kesehatan masyarakat,
diberitahu tentang tindakan yang bersangkutan, dengan memperhatikan profesional kesehatan kerja harus mencari
diperlukan untuk melindungi orang lain. sensitivitas, spesifisitas, dan nilai partisipasi baik pengusaha dan pekerja dalam
Dalam nasihatnya, profesional prediksinya. Profesional kesehatan kerja desain mereka dan dalam pelaksanaannya
kesehatan kerja harus berusaha tidak boleh menggunakan tes skrining atau
mendamaikan pekerjaan pekerja yang investigasi yang tidak dapat diandalkan atau
bersangkutan dengan keselamatan atau yang tidak memiliki nilai prediksi yang
kesehatan orang lain yang mungkin memadai sehubungan dengan persyaratan
terancam. penugasan kerja.
• TUGAS DAN KEWAJIBAN
PROFESIONAL KESEHATAN
KERJA

Perlindungan terhadap
Komunitas dan Kontribusi untuk
Lingkungan Pengetahuan
Ilmiah
Harus menyadari: peran mereka dalam kaitannya
dengan perlindungan masyarakat dan lingkungan. Profesional kesehatan kerja harus melaporkan
Dengan maksud untuk berkontribusi pada kesehatan obyektif kepada komunitas ilmiah serta kesehatan
lingkungan dan kesehatan masyarakat, profesional masyarakat dan otoritas tenaga kerja tentang bahaya
kesehatan kerja harus memulai dan berpartisipasi, kerja baru atau yang dicurigai. Mereka juga harus
sebagaimana mestinya, dalam mengidentifikasi, melaporkan metode pencegahan yang baru dan
menilai, mengiklankan dan memberi nasihat untuk relevan
tujuan pencegahan bahaya kerja dan lingkungan yang
timbul atau yang mungkin diakibatkan oleh operasi
atara proses di perusahaan.
“MORAL KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
(K3)”
 Moral K3
● Laverty (1989, hal. 376) menggambarkan moral sebagai "keyakinan
dasar tentang benar dan salah, baik dan buruk.

● Moral adalah tata yang menyangkut budaya, keadilan, hingga


sosial. Moral merupakan prinsip yang memadu perilaku individu
dalam masyarakat.
wed
● Moral juga standar perilaku berlaku dan memungkinkan orang hidup
secara kooperatif dalam kelompok.
thu
● Moral kerja adalah salah satu fungsi daripada manajemen sumber daya
manusia yang harus dilakukan secara konsisten guna pemeliharaan
atau peningkatan semangat dan gairah kerja.
 MORAL K3

● Masalah moral muncul ketika "tindakan seseorang, ketika dilakukan secara bebas, dapat
membahayakan atau menguntungkan orang lain” (Jones, 1991). Individu yang dapat
dimintai pertanggungjawaban atas moralnya tindakan adalah 'agen moral.' Agen moral
adalah "seseorang yang membuat keputusan moral, meskipun dia mungkin tidak

wed menyadari bahwa masalah moral sedang dipertaruhkan” (Jones, 1991)

● Konsep ahli K3 sebagai agen moral ini penting karena Profesional keselamatan
thu
sangat termotivasi oleh motivasi moral untuk mencegah manusia penderitaan melalui
insiden keselamatan dalam organisasi mereka. Mereka melihat ini sebagai alasan, atau
bahkan suatu keharusan, untuk bertentangan dengan orang lain yang mereka yakini
memiliki motivasi moral yang lebih rendah dalam peran mereka.
 MORAL K3
● Motivasi moral untuk peran mereka ini memiliki implikasi signifikan bagi praktik
profesional keselamatan dalam organisasi. Dalam sebuah studi tentang pengaruh
profesional keselamatan dan agen praktis, Daudigeos (2013) menemukan bahwa 'sense of
moral duty to others in [keselamatan] profesional' telah terlibat untuk proses kelembagaan
sebagai profesional keselamatan menggunakan taktik yang tidak bermoral dan
Machiavellian dalam mengejar niat baik mereka.

● SMK3 Safety is an ethical responsibility ( dalam Sertifikat SMK3 adalah tanggung


jawab moral/etik)

wed ● Masalah K3 adalah tanggungjawab moral untuk melindungi keselamatan sesama


manusia, bukan hanya sekedar pemenuhan terhadap peraturan ataupun profit
semata. Pekerja harus sadar bahwa apabila terjadi kecelakaan, bukan hanya dia saja yang
thu menanggung, tetapi seluruh keluarganya akan juga menanggung akibat yang ditimbulkan.

● Dengan adanya kesadaran dari diri sendiri akan pentingnya keselamatan kerja,
Keselamatan dan Kesehatan kerja akan lebih mudah diwujudkan.
Referensi
Adhani, R. (2014). PT. Grafika Wangi Kalimantan. Etika Dan Komunikasi Dokter-Pasien-Mahasiswa, 76.

Bertens, K. (2007). Etika, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Ismail. (2017). Etika Pemerintahan; Norma, Konsep dan
Praktek Etika Pemerintah. 181.

Darwin, Eryati. 2014. Etika Profesi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish.

Ethics and Professional Practice: Core Body of Knowledge for the Generalist OHS Professional. 2019. Australian Institute of
Health and Safety.

Himpunan Psikologi Indonesia. 2010. Kode Etik Psikolog Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.

IAI, IAPI, IAMI. 2020. Kode Etik Akuntan Indonesia. Jakarta: Komite Etika Ikatan Akuntan Indonesia.

International Code Of Ethics For Occupational Health Professionals. 2012. International Commission on Occupational Health
(ICOH).

Komite Advokat Indonesia. 2002. Kode Etik Advokat. Jakarta: Komite Advokat Indonesia

Saleh, A., Nugroho, D.R., Wibowo, C.T. and Bassar, E., 2021. Etika Profesi Komunikasi. Bogor: PT Penerbit IPB Press.

Suryadi, T. and Bioetika, T., 2009, December. Prinsip-prinsip etika dan hukum dalam profesi kedokteran. In Pertemuan
Nasional V JBHKI dan Workshop III Pendidikan Bioetika dan Medikolegal di Medan. 15-17 Desember 2009.

Suteja, Jaja. 2019. Etika Profesi Keguruan. Yogyakarta: Deepublish.


Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai