Anda di halaman 1dari 19

DEFINISI & JENIS KEBUTUHAN

KHUSUS ATAU INKLUSI


FEVILIA SUWANDAYANI 858851258
RIZKI NUZULA S.R 858853079
IZZA AULIA A 858849498
APRILIA PUTRI P 858859958
ANIK ZULIATI 858860225

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Tujuan mempelajari Modul 1 Kegiatan Belajar 1:

 Mampu menjelaskan pengertian berbagai istilah yang


terkait dengan Pendidikan khusus.
 Dapat mengidentifikasi jenis-jenis kebutuhan khusus.
Definisi Berbagai Istilah Kebutuhan Khusus:
Istilah yang pernah digunakan di Indonesia mengenai
Kebutuhan Khusus diantaranya.
 Pendidikan luar biasa
 Anak luar biasa
 Keluarbiasaan
 Pendidikan khusus
 Kebutuhan khusus
 Anak berkebutuhan khusus

Istilah dalam Bahasa Inggris:


• Impairment: gangguan
• Exceptional children: anak-anak luar biasa
• Disability: disabilitas
• Disorder: kekacauan
Sebelum terbitnya Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU No.20/2003 tentang
Sisdiknas), istilah yang digunakan untuk anak
berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa, dan
pendidikan bagi anak-anak ini disebut sebagai
pendidikan luar biasa (PLB), yaitu pendidikan
bagi anak yang memiliki keluarbiasaan.
Anak luar biasa (ALB) adalah anak yang
mempunyai sesuatu yang luar biasa yang secara
signifikan membedakannya dengan anak- anak
seusia pada umumnya. Keluarbiasaan yang
dimiliki anak tersebut dapat merupakan sesuatu
yang positif, dapat pula yang negatif. Dengan
demikian, keluarbiasaan itu dapat berada di atas
rata-rata anak normal, dapat pula berada di
bawah rata-rata anak normal.
Sejak berlakunya UU No. 20/2003 tentang
Sisdiknas maka digunakan istilah pendidikan khusus,
yang menurut Pasal 32, ayat 1 “merupakan pendidikan
bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan
dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan
fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa”. Dengan
demikian, istilah anak luar biasa dan keluarbiasaan
tidak dipakai lagi, tetapi diganti dengan istilah peserta
didik berkelainan (PP No. 17/2010, Pasal 29). Secara
lebih halus, kita dapat menyebutnya sebagai anak
berkebutuhan khusus.
Sesuai dengan UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas,
anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai sebagai
anak yang karena kondisi fisik, emosional, mental,
sosial, dan/atau memiliki kecerdasan atau bakat
istimewa memerlukan bantuan khusus dalam
pembelajaran.
Kebutuhan khusus dapat dimaknai
sebagai kebutuhan khas setiap anak terkait
dengan kondisi fisik, emosional, mental,
sosial, dan/atau kecerdasan atau bakat
istimewa yang dimilikinya.
ABK) memang mewakili semua anak yang
mempunyai kelainan atau penyimpangan
dari anak normal, baik penyimpangan
tersebut bersifat fisik, tingkah laku
maupun kemampuan. Istilah yang lebih
halus digunakan untuk menggambarkan
kondisi setiap jenis penyimpangan,
terutama yang penyimpangannya berada di
bawah normal, seperti tunanetra,
tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, dan
tunalaras.
KLASIFIKASI ANAK DENGAN KE-
BUTUHAN KHUSUS 1. Kelompok yang mengalami penyimpangan
atau kelainan dalam bidang intelektual, terdiri
Kategori anak/ peserta didik dengan dari anak yang luar biasa cerdas (intellectually
kelainan atau kebutuhan khusus superior) dan anak yang tingkat kecerdasannya
berdasarkan jenis penyimpangan, rendah atau yang disebut tunagrahita. 
menurut Mulyono Abdulrachman (2000) 2. Kelompok yang mengalami penyimpangan
atau keluarbiasaan yang terjadi karena
dibuat untuk keperluan pembelajaran.
hambatan sensoris atau indra, terdiri dari anak
Kategori tersebut adalah sebagai berikut:
tunanetra dan tunarungu.
3. Kelompok anak yang mendapat kesulitan
belajar dan gangguan komunikasi.
4. Kelompok anak yang mengalami
penyimpangan perilaku, Yang terdiri dari anak
tunalaras dan penyandang gangguan emosi,
termasuk autis. 
5. Kelompok anak yang mempunyai
keluarbiasaan/penyimpangan ganda atau berat
dan sering disebut sebagai tunaganda. 
PP No. 17/2010 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan, Pasal 129,
ayat 3 menetapkan 12 jenis peserta didik berkelainan, yaitu tunanetra, tunarungu,
tunawicara, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, berkesulitan belajar, autis, memiliki
gangguan motorik, menjadi korban penyalahgunaan narkotika, obat terlarang dan zat
adiktif lain, serta yang memiliki kelainan lain s
.
t
Di samping itu, disebutkan juga kelainan
o nt en yang merupakan gabungan dari dua atau
C
lebih jenis kelainan. Di dalam kelompok t s
peserta didik berkelainan ini tidak
n
dimasukkan anak berbakat, padahal dalam nte UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas,
Co
kelompok peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa dalam
kelompok yang memerlukan pendidikan khusus. e nt
s
nt
Dilihat dari arah penyimpangan, jenis kebutuhan
C o khusus dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu kebutuhan khusus yang terkait e n ts dengan kondisi di atas normal, dan
nt
kebutuhan khusus yang terkait dengan kondisi C o
di bawah normal.
Kebutuhan khusus yang terkait dengan kelainan di atas normal merupakan kondisi
seseorang yang melebihi batas normal dalam bidang kemampuan.
.
Anak atau orang yang mempunyai kelebihan seperti ini, disebut sebagai anak
berbakat atau dalam bahasa asing disebut sebagai gifted and talentedperson.
Jika kelainan di atas normal hanya dikenal dengan satu istilah maka kelainan di
bawah normal dikenal dengan berbagai istilah karena memang kondisi kelainan di
bawah normal sangat beragam. s
nt
Jenis-jenis kelainan di bawah normal adalah
o nt
e
C
(l) Tunanetra (5) tunadaksa ts
n
(2) Tunarungu (6) tunalaras o nt
e
C
(3) gangguan komunikasi (7) berkesulitan belajar
(4) Tunagrahita (8) tunaganda e nt
s
nt
yang masing-masing mempunyai kebutuhan C khusus sendiri-sendiri.
o

n ts
e
nt
Dengan memahami secara umum jenis-jenis kelainan/kebutuhan khusus, kita akan
Co

mempunyai landasan yang kuat dalam mendalami setiap jenis kebutuhan


khusus/kelainan.
.
Jenis-jenis Kelainan atau Kebutuhan Khusus
1) Tunanetra
2) Tunarungu
3) Gangguan Komunikasi
4) Tunagrahita
5) Tunadaksa
6) Tunalaras
7) Anak Berkesulitan Belajar
8) Tunaganda
1. Tunanetra

Tuna Netra berarti gangguan penglihatan, istilah ini dipakai untuk orang yang
mengalami gangguan penglihatan yang mengakibatkan fungsi penglihatan tidak dapat
dilakukan. Anak tuna Netra menuntut adanya pelayanan husus agar potensi yang dimiliki
dapat berkembang
2. Tunarungu

Istilah ini dipakai bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran, mulai yang
ringan sampai yang berat. Anak yang mengalami gangguan pendengaran adalah anak tuli
dalam Bahasa inggris di sebut hearing impaired atai hearing disorder
3. Gangguan Komunikasi

Dalam Bahasa inggris disebut communication disorder gangguan komunikasi ada 2


kategori gangguan bicara (karena gangguan organ bicara) dan tuna wicara (gangguan sejak
lahir) dalam PPNo.17/2010 di sebut tunawicara.
Gangguan Bahasa ada 3 kelompok
1. Gangguan Bahasa yang terjadi karena perkembangan yang terhambat
2. Gangguan yang dihubungkan dengan kesulitan belajar
3. Gangguan Bahasa yang terjadi sebagai gangguan syaraf
4. Tunagrahita.

s
e nt
ont
C

Tunagrahita adalah sebutan bagi orang-orang t s dengan kemampuan intelektual dan


n
te
kognitif yang berada di bawah rata-rata dibandingkan
Co
n orang pada umumnya. Kondisi
ini biasanya terdeteksi sejak masa kanak-kanak, n ts tetapi bisa pula muncul ketika
e
dewasa. ont
C
Menurut American Association on Intellectual and Developmental Disabilities
(AAIDD), disabilitas intelektual atau tunagrahita adalah ketidakmampuan yang
ditandai dengan keterbatasan signifikan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif.
5. Tunadaksa.

s
e nt
ont
C

Tunadaksa adalah individu yang memilikitsgangguan gerak yang disebabkan oleh


n
te
kelainan neuro-muskular dan struktur tulang Co
n yang bersifat bawaan, sakit atau akibat
kecelakaan (kehilangan organ tubuh), polio dan n ts lumpuh.
e
Terdapat 3 faktor penyebab Tunadaksa, yakni ont Prenatal (sebelum kelahiran), faktor
C
Neonatal (saat lahir) dan Postnatal (setelah kelahiran).
6. Tunalaras.

s
e nt
ont
C

Tunalaras adalah seseorang yang mengalami t s hambatan untuk mengendalikan


n
te
emosi serta kontrol sosial(Menurut Maria Agustin
Co
n Ambarsari,2022).
Pada anak tunalaras umumnya masalah fisik/ n ts kesehatan yang dialami berupa
e
ont
gangguan makan, gangguan tidur atau gangguan gerakan. Umumnya mereka merasa
C
ada yang tidak beres dengan jasmaninya, ia mudah mengalami kecelakaan, merasa
cemas pada kesehatannya, seolah-olah merasa sakit, dll
7. Anak Berkesulitan Belajar

Anak berkesulitan belajar adalah anak yang mengalami kesulitan dalam tugas-
tugas akademiknya, yang disebabkan oleh adanya disfungsi minimal otak, atau
dalam psikologis dasar, sehingga prestasi belajarnya tidak sesuai dengan potensi
yang sebenarnya.
Faktor penyebab kesulitan belajar yaitu: Suasana belajar kurang mendukung,
landasan belajar yang kurang kuat, lingkungan belajar kurang kondusif, perancangan
pengajaran dan penyampaian materi pelajaran.
7. Tunaganda

Tunaganda atau penderita cacat lebih dari satu kecacatan (cacat fisik dan mental)
merupakan mereka yang menyandang lebih dari satu jenis keluarbiasaan, misalnya
penyandang tuna netra dengan tuna rungu sekaligus, penyandang tuna daksa disertai
dengan tuna grahita atau bahkan sekaligus.
Penyebab dari Tunaganda yakni Faktor Internal: kelahiran prematur kekurangan
oksigen pada saat kelahiran luka pada otak saat kelahiran. Faktor eksternal: dalam
perkembangan hidupnya kepala mengalami kecelakaan kendaraan, keracunan, jatuh,
mendapat pukulan atau siksaan.
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai