Anda di halaman 1dari 11

Nyeri Nosiseptif

• Etiologi: rangsang timbul oleh mediator nyeri, seperti pasca


trauma operasi dan luka bakar.
• Nyeri nosiseptif terjadi akibat cedera atau penyakit yang
memengaruhi struktur somati seperti kulit, otot, tendon, tulang
dan persendian.
• Nyeri yang muncul dari nosisepsi yang berubah meskipun tidak
ada bukti yang jelas tentang kerusakan jaringan actual atau
terancam yang menyebabkan aktivasi nosiseptor perifer atau
bukti penyakit atau lesi pada system somatosensory yang
menyebabkan nyeri
Nyeri Nosiseptif
• Nyeri dengan stimulasi singkat & tidak menimbulkan kerusakan
jaringan
• Umumnya tidak memerlukan terapi khusus karena berlangsung
singkat
• Timbul jika ada stimulus yang cukup kuat  menimbulkan kesadaran
akan adanya stimulus berbahaya
• Sensasi fisiologis vital
• Contoh: nyeri akibat tusukan jarum
Mekanisme Nyeri Nosiseptif (Inflamasi)
• Stimulus yg dapat menyebabkan inflamasi jaringan
• Inflamasi menyebabkan perubahan berbagai komponen
nosiseptif
• Jaringan yang mengalami inflamasi  mengeluarkan
mediator inflamasi (prostaglandin, bradikinin)
• Mediator inflamasi (MI)  mengaktivasi atau
mensensitisasi nosiseptor secara langsung maupun tidak
langsung
Mekanisme nyeri
• Stimulus terdeteksi  sinyal saraf listrik, aktivasi saluran transduksi
(mis. Saluran transient reseptor potential (TRP)) yang di ekspresikan
pada membrane aksonal.
• Potensi aksi disampaikan sepanjang akson serabut saraf yang tidak
bermielin atau bermielin tipis melalui jalur spesifik(transmisi)
• Modulasi mengacu pada pelemahan sinyal rasa sakit melalui aktivitas
penghambat intrinsic di dalam saraf perifer dan pusat (mis. Neuron
tulang belakang instrinsik yg melepaskan sejumlah besar
neurotransmitter)
Evaluasi Klinis Nyeri
1. Intensitas nyeri
2. Lokasi nyeri
3. Kualitas nyeri, penyebaran & mengurangi nyeri
4. Fakkor yang meningkatkan & mengurangi nyeri
5. Efek nyeri pada kehidupan sehari-hari
6. Regimen pengobatan yang sedang & sudah diterima
7. Riwayat manajemen nyeri termasuk farmakoterapi, intervensi & respon
terapi
8. Adanya hambatan umum dalam pelaporan nyeri & penggunaan analgesik
Pain Assessment
1. Numerical rating scale

0 4 6 10
Nyeri (-) Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Berat Nyeri paling berat
2. Visual Analog Scale (VAS)
 4:nyeri ringan
4-7 :nyeri sedang
 7:nyeri berat

3. Skala Kategorik
Kata-kata yang dipilih penderita
- Ringan - Berat
- Sedang - Berat sekali
Penatalaksanaan Nyeri
• Nyeri akut  diperlukan obat yg dapat menghilangkan nyeri
dengan cepat.

• Prinsip pengobatan nyeri akut & berat (nilai VAS 7-10) 


pemberian obat yang efek analgetiknya kuat & cepat dengan
dosis optimal

• Nyeri kronik  mulai dengan dosis efektif yang serendah


mungkin untuk kemudian ditingkatkan sampai nyeri terkendali
• Pemilihan obat awal pada nyeri kronik ditentukan oleh severitas nyeri

• Protokol ini dikenal dengan nama WHO analgesic ladder

• Ringan : Paracetamol atau NSAID + Analgesik adjuvant

• Sidang : NSAID + Analgesik adjuvant + opioid lemah

• Berat : Opioid kuat + NSAID + analgesik adjuvan


Klasifikasi dan prevelensi kondisi nyeri
umum

Steven P. Cohen and Srinivasa N. Raja Goldman-Cecil Medicine, 27, 128-137.e1


Kategorisasi nyeri neuropati dan nyeri nosiseptif

Steven P. Cohen and Srinivasa N. Raja Goldman-Cecil Medicine, 27, 128-137.e1

Anda mungkin juga menyukai