Digital banking
Latar belakang
yansen
Bank Mandiri menjadikan tantangan pandemi COVID-19 sebagai
momentum mengakselerasi transformasi digital pada 2021. Bank Mandiri
meyakini bahwa teknologi digital akan terus mengubah lanskap perbankan
Indonesia ke depan, seiring dengan arus migrasi aktivitas masyarakat ke
saluran digital yang kian pesat. Oleh karena itu, Bank Mandiri
berkomitmen penuh melakukan transformasi digital dan berinovasi untuk
mampu bersaing serta dapat menjawab kebutuhan nasabah.
Pembahasan
yansen
Bank Mandiri berkomitmen penuh melakukan transformasi digital dan
berinovasi untuk mampu bersaing serta dapat menjawab kebutuhan
nasabah. Bank Mandiri meyakini bahwa teknologi digital akan terus
mengubah lanskap perbankan Indonesia ke depan, seiring dengan arus
migrasi aktivitas masyarakat ke saluran digital yang kian pesat. Hal ini
tercermin dari penggunaan produk dan layanan keuangan digital seperti
internet dan mobile banking yang meningkat signifikan. Dengan demikian ,
penguatan dan pengoptimalan saluran digital menjadi semakin penting
dalam membangun loyalitas dan menghasilkan pertumbuhan bisnis. Bank
Mandiri memercayai penetrasi digital banking akan terus meningkat sejalan
dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan nasabah yang matang secara
finansial.
Profile
• Pada awalnya Perusahaan berdiri dengan nama PT Asuransi Dharma
Bangsa di tahun 1961. Pada tanggal 25 Oktober 2011, Perusahaan
berubah nama menjadi PT Mandiri AXA General Insurance (MAGI)
yang merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara PT Bank
Mandiri (Persero), Tbk (Bank Mandiri) dengan jumlah saham 60% dan
AXA S.A dengan jumlah saham 40%, sesuai persetujuan Menteri
Hukum. Saat ini Direktur utama bank mandiri yaitu bpk Darmawan
Junaidi dan wakil direktur ibu Alexandra Askandar.
Teori
penerapan GCG
• GCG adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan,
akuntabilitaas, pertangunggjawaban , independensi dan kewajaran dalam
melaksanakan aktivitas bisnis. GCG menunjukkan pola hubungan antara
Manajemen dengan stakeholders, Manajemen dengan Dewan Komisaris dan antar
Manajemen yang didasarkan pada etika dan Corporate Culture Values yang
ditunjang oleh suatu sistem, proses, pedoman kerja dan organisasi untuk mencapai
kinerja yang maksimal.
• Dewan Komisaris senantiasa memastikan bahwa Tata Kelola Perusahaan yang
Baik (Good Corporate Governance) telah terselenggara dalam setiap kegiatan
usaha Perseroan, terutama dalam masa pandemi. Kami berpendapat bahwa
penerapan GCG di Bank Mandiri secara keseluruhan telah berjalan dengan baik.
Analisis
Penerapan GCG bank mandiri
Penerapan GCG dapat kami jelaskan sebagai berikut:
• Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.55/ POJK.03/2016 dan
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK) No.13/SEOJK.03/2017
tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, yang mewajibkan
Bank untuk melakukan penilaian sendiri . Adapun Laporan Penilaian
Sendiri (self assessment) Tata Kelola secara Individu Bank Mandiri
Semester I 2021 diperoleh hasil dengan peringkat 2 (dua) yang
mencerminkan manajemen Bank Mandiri telah melakukan penerapan
Tata Kelola yang secara umum Baik
• POJK saja karena sudah dirujuk di atas. dicek kembali untuk bagian
lainnya No. 18/POJK.03/2014 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
(SEOJK) No. 15/SEOJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola
Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, yang mewajibkan Bank untuk
melakukan penilaian sendiri
Penerapan Strategi Anti Fraud
Dalam rangka memenuhi POJK No. 39/POJK.03/2019 perihal Penerapan Strategi Anti
Fraud bagi Bank Umum, dan sebagai salah satu bagian dari penyempurnaan Kebijakan
Internal Control, Bank Mandiri telah melakukan penyempurnaan terhadap ketentuan
tersebut
• Pilar 1 (Pencegahan) Merupakan tanggung jawab seluruh jajaran Bank (unit kerja)
dan merupakan bagian dari Sistem Pengendalian Fraud dalam rangka mengurangi
potensi terjadinya fraud.
• Pilar 2 (Deteksi) Merupakan tanggung jawab seluruh unit, baik 1st line, 2nd line,
maupun 3rd line of defense dan merupakan bagian dari sistem pengendalian fraud
dalam rangka mengidentifikasi dan menemukan fraud dalam kegiatan usaha bank.
• Pilar 3 (Investigasi, Pelaporan, Sanksi dan Proses Hukum) Merupakan bagian dari
Sistem Pengendalian Fraud dalam rangka penanganan fraud yang terjadi melalui
investigasi dan hasilnya dilaporkan kepada Direktur Utama, Dewan Komisaris, dan
Regulator, termasuk usulan pengenaan sanksi dan proses hukum bagi para pelaku
fraud
• Pilar 4 (Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut) Merupakan bagian dari Sistem
Pengendalian Fraud dalam rangka monitoring atas tindak lanjut hasil investigasi dan
evaluasi kejadian fraud, untuk memperbaiki kelemahan dan memperkuat Sistem
Pengendalian Intern agar dapat mencegah terulangnya kembali fraud karena
kelemahan yang serupa.
Transformasi Digital & Inovasi bank mandiri