Anda di halaman 1dari 30

ETIKA PROFESI

Komunikasi Dan Mengkomunikasikan Profesi


Tenaga Teknis Kefarmasian

KELOMPOK 5:
ADY SUTRISNO (1500002)
DESSY JAYANTI (1500009)
ELSI DIANA (1500012)
KHOYRIN AZIZAH (1500016)
LARAS WIDI .P (1500017)
ROZA HARMIKA.S (1500031)
WAHYUNI (1500039)
ETIKA PROFESI FARMASI

PRINSIP DASAR KODE ETIK

TUJUAN KODE ETIK PROFESI

FUNGSI KODE ETIK PROFESI

KOMUNIKASI

PRILAKU MASYARAKAT
ETIKA PROFESI FARMASI
PENGERTIAN….

• Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku  menurut


Drs.O.P.
Simorangkir ukuran dan nilai yang baik

• Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang


Drs. Sidi Gajalba
dalam dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
sistematika
filsafat

• Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma


Drs. H. moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Burhanudin
Salam
• Etika profesi adalah sebagai sikap hidup untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan profesional dari klien dengan
keterlibatan dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
kewajiban masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para

Anang Usman anggota masyarakat yang membutuhkannya dengan disertai


refleksi yang seksama.

Kesimpulannya Etika adalah aturan prilaku, adat


kebiasaan manusia dalam pergaulan antara
sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang buruk.
Kode Etik Asisten Apoteker

Kewajiban terhadap
Profesi

Kewajiban Ahli
Farmasi Kewajiban Ahli
Indonesiaterhadap Farmasi terhadap
Profesi Kesehatan teman sejawat
Lainnya

Kewajiban terhadap Kewajiban terhadap


Masyarakat Pasien/Pemakai Jasa
PRINSIP DASAR KODE ETIK

Belas kasih

Kompetensi

Otonomi
Kode etik adalah suatu sistem
norma, nilai & juga aturan
profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang
benar & baik & apa yang tidak
benar & tidak baik bagi
profesional.

APA ITU KODE ETIK????


BELAS KASIH

Memahami dan perhatian terhadap masalah orang lain,


merupakan hal yang pokok dalam praktek pengobatan. Agar
dapat mengatasi masalah pasien, apoteker harus memberikan
perhatian terhadap gejala yang dialami pasien dan memberikan
nasehat yang meredakan gejala tersebut dengan pengobatan dan
harus bersedia membantu pasien mendapatkan pertolongan

Pasien akan merespon dengan lebih baik


jika dia merasa bahwa apotekernya menghargai
masalah mereka dan tidak hanya sebatas
melakukan pengobatan terhadap penyakit
mereka
KOMPETENSI
Kompetensi yang tinggi
diharapkan dan harus dimiliki oleh
apoteker. Kurang kompeten dapat
menyebabkan kematian atau
morbiditas pasien yang serius

Apoteker harus menjalani


pelatihan yang lama agar tercapai
kompetensinya

Cepatnya perkembangan
pengetahuan dan teknologi di bidang
kefarmasian dan kedokteran,
merupakan tantangan tersendiri bagi
apoteker agar selalu menjaga
kompetensinya.
Otonomi

Merupakan nilai inti dari pengobatan yang berubah dalam tahun-


tahun terakhir ini. Apoteker secara pribadi telah lama menikmati
otonomi pengobatan yang tinggi dalam menetukan bagaimana
menangani pasien mereka. Apoteker secara kolektif (profesi kesehatan)
bebas dalam menentukan standar pendidikan farmasi dan praktek
pengobatan.

Masih ada ditemukan (walaupun sedikit), apoteker yang menghargai


otonomi profesional dan klinik mereka, dan mencoba untuk tetap
menjaganya sebanyak mungkin. Pada saat yang sama, juga terjadi
penerimaan oleh apoteker di penjuru dunia untuk menerima otonomi
dari pasien, yang berarti pasien seharusnya menjadi pembuat
keputusan tertinggi dalam masalah yang menyangkut diri mereka
sendiri.
TUJUAN KODE ETIK PROFESI

Untuk menjaga dan


Untuk menjunjung tinggi
memelihara kesejahteraan
martabat profesi.
para anggota

Untuk meningkatkan
Untuk meningkatkan
pengabdian para anggota
mutu profesi
profesi.

Untuk meningkatkan Meningkatkan layanan di


mutu organisasi profesi atas keuntungan pribadi.

Mempunyai organisasi
profesional yang kuat dan
terjalin erat.
FUNGSI KODE ETIK PROFESI

1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggotaprofesi tentang


prinsip profesionalitas yang digariskan.Maksudnya bahwa dengan kode etik
profesi, pelaksana profesimampu mengetahui suatu hal yang boleh dia
lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosialbagi masyarakat atas


profesi yang bersangkutan.Maksudnya bahwa etika profesi dapat
memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat
memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan
pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan social).

3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi
tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat
dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau
perusahaan
KOMUNIKASI

Komunikasi berasal dari bahasa lain


“communis” yang berarti “bersama”.
Sedangkan menurut kamus, definisi
komunikasi dapat meliputi ungkapan-ungkapan
seperti berbagai informasi atau pengetahuan,
memberi gagasan atau bertukar pikiran,
informasi, atau yang sejenisnya dengan tulisan
atau ucapan
Komunikasi dapat dilakukan secara verbal atau
nonverbal. Verbal berarti dengan kata-kata baik secara
lisan maupun tertulis, sedangkan nonverbal berarti
tanpa kata-kata.
Lima proses komunikasi verbal meliputi berbicara,
menulis, mendengarkan, dan berpikir (komunikasi
dengan menggunakan pikiran hanya untuk komunikasi
dengan diri sendiri) (Machfoedz, 2009).
Bentuk Dasar Komunikasi

1. Komunikasi
Non-verbal

2. Komunikasi
Verbal
Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal ialah komunikasi dalam bentuk


percakapan atau tertulis. Setiap orang dalam
berkomunikasi secara verbal dalam menyampaikan
pesan atau informasi (Machfoedz, 2009)

Komunikasi verbal, yaitu lisan, dapat berlangsung


dalam bentuk tatap muka langsung, seorang berhadapan
dengan seorang, kelompok kecil, dalam pertemuan,
dalam penyajian, atau pemanfaatan telepon (Siregar,
2005)
Komunikasi Verbal yang efektif harus:

1. Jelas dan ringkas


Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan
langsung. Makin sedikit kata-kata yang digunakan makin
kecil kemungkinan terjadinya kerancuan.
2.Perbendaharaan Kata
Komunikasi tidak akan berhasil, jika pengirim pesan tidak
mampu menerjemahkan kata dan ucapan.
3. Arti denotatif dan konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap
kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan
pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata
4. Selaan dan kesempatan berbicara

Kecepatan dan tempo bicara yang tepat turut menentukan


keberhasilan komunikasi verbal.

5. Waktu dan relevansi

Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila


klien sedang menangis kesakitan, tidak waktunya untuk
menjelaskan resiko operasi.

6. Humor

Tertawa membantu pengurangi ketegangan dan rasa sakit yang


disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan farmasi
dalam memberikan dukungan emosional terhadap klien.
Komunikasi Non-verbal

Komunikasi Non-verbal
adalah penyampaian pesan
dengan isyarat-isyarat
tertentu tanpa disertai kata-
kata disebut komunikasi
non-verbal pesan non-
verbal dapat memperkuat
pesan yang disampaikan
secara verbal (Machfoedz,
2009)
Komunikasi non-verbal teramati pada:

2. Penampilan 3. Intonasi (Nada


1. Metakomunikasi
Personal Suara)

5. Sikap tubuh dan


4. Ekspresi wajah 6. Sentuhan
langkah
Proses komunikasi pada hakekatnya
adalah penyampaian pikiran atau perasaan
oleh seseorang (komunikator) kepada
orang lain (komunikan). Pikiran bisa
merupakan gagasan, informasi, opini, dan
lain-lain. Perasaan bisa berupa keyakinan,
kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran,
kemarahan, keberanian, kegairahan, dan
sebagainya dari lubuk hati (Susanti, 2007).

Apa itu proses komunikasi ?


jenis proses komunikasi

Proses
komunikasi Proses komunikasi secara primer adalah proses
Primer
penyampaian pikiran dan perasaan seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan lambang
(simbol) sebagai media.
Proses
komunikasi Proses komunikasi secara sekunder adalah penyampaian pesan
Sekunder oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat
atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama. Contohnya Surat, telepon, teleks, surat
kabar, majalah radio, televisi, dan film.
Teknik Dalam Berkomunikasi

Mendengarkan dengan Aktif


Mengembangkan kemampuan mendengarkan dengan
aktif merupakan aspek yang menguntungkan bagi
seorang farmasis. Mendengarkan dengan aktif meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
 Pasien dan keluarga merasa diperhatikan, didengar
dan dipahami
 Pasien dan keluarga merasa dihargai
 Pasien dan keluarga dapat dengan mudah
mendengarkan dan memperhatikan informasi yang
disampaian oleh farmasis
 Pasien dan keluarga merasa nyaman
 Memudahkan terjadinya komunikasi dua arah.
Menyampaikan Informasi
Menyampaikan informasi merupakan suatu tindakan
penyuluhan kesehatan yang ditujukan kepada pasien dan
keluarga.Tujuan tindakan ini adalah untuk memfasilitasi
klien dalam pengambilan keputusan. Penyampaian
informasi perlu memperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut:
 Menggunakan bahas yang sederhana agar mudah
dipahami oleh pasien
 Menggunakan kata-kata yang jelas
 Menggunakan kata-kata yang positif
 Menunjukkan sikap bersemangat.
PRILAKU MASYARAKAT

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas


organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung. Secara
operasional, perilaku dapat diartikan suatu respon
organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari
luar objek tersebut. Perilaku manusia adalah suatu
aktivitas manusia itu sendiri (Sunaryo,2004).
Ciri-ciri Perilaku manusia

Kepekaan Sosial
Artinya kemampuan manusia untuk
dapat menyesuaikan perilakunya sesuai
pandangan dan harapan orang lain

Kelangsungan Perilaku
Artinya antara perilaku yang satu ada
kaitannya dengan perilaku yang lain.

Orientasi pada tugas


Artinya bahwa setiap perilaku manusia
selalu memiliki orientasi pada suatu
tugas tertentu.
Usaha dan perjuangan
• Usaha dan perjuangan pada manusia
telah dipilih dan ditentukan sendiri,
Serta tidak akan memperjuangkan
sesuatu yang memang tidak ingin
diperjuangkan.

Tiap-tiap manusia adalah individu


yang unik
• Unik disini mengandung arti bahwa
manusia satu berbeda dengan manusi
yang lain dan tidak ada dua manusia
yang sama persis dimuka bumi ini,
walaupun ia dilahirkan kembar.
Faktor pembentuk perilaku

Faktor-faktor predisposisi (predisposing


factor), yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai,
dan sebagainya.

Faktor-faktor pemungkin (enabling factor),


yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-
fasilitas atau sarana-sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, jamban dan sebagainya.
kelanjutan…

Faktor-faktor pendorong atau penguat


(reinforcing factor), yang terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
petugas lain, yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai