yang Berhubungan
dengan Komunikasi
Profesi serta Hak
dan Kewajiban
Profesi Tenaga
Kesehatan
Oleh Kelompok 1 :
Asvamalinda (1600023)
Beatrix Evalin Tambunan (1600024)
Brully Avrianto (1600025) Matakuliah : IPEP
Bunga Meranti (1600026) Dosen : Erniza Pratiwi M.Farm,Apt.
Efrida Yusna (1600028)
Kelas : V.C JK
Elfira Riantisa (1600029)
Inda Malahayati (1600030)
Rahmi Yenita (1600041)
Etika Profesi Farmasi
Definisi Etika
Istilah “etika” berasal dan bahasa Yunani kuno. Kata Yunani ethos
dalam bentuk tunggal mempunyai arti kebiasaan-kebiasaan tingkah
laku manusia; adat, ahlak, watak, perasaan; sikap; dan cara berfikir.
Dalam bentuk jamak ta etha mempunyai adat kebiasaan. Menurut
filsuf Yunani Aristoteles, istilah etika sudah dipakai untuk
menunjukkan filsafat/moral. Sehingga berdasarkan asal usul kata,
maka etika berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu
tentang adat kebiasaan.
Definisi Profesi
– Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris
"Profess", yang bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban
melakukan suatu tugas khusus secara tetap/ permanen".
– Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi diartikan sebagai
"bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (seperti
ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu." Dalam
pengertian ini, dapat dipertegas bahwa profesi merupakan
pekerjaan yang harus dikerjakan dengan bermodal keahlian,
ketrampilan dan spesialisasi tertentu.
Apakah Etika Profesi Itu?
Etika Profesi
• Etika adalah refleksi kritis dan rasional mengenai norma-
norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia, baik
secara pribadi atau kelompok.
• Sistem etika bagi profesional dirumuskan secara konkret
dalam suatu kode etik profesi yang secara harfiah berarti
etika yang ditulis.
Dalam melaksanakan kegiatan dalam bidang profesinya, tentu tidak
akan terlepas dari etika profesi. Etika Profesi adalah refleksi dari apa
yang disebut “Self Control”, karena segala sesuatunya dibuat dan
diterapkan dari dan untuk kepentingan profesi itu sendiri.
a. Sanksi moral.
b. Sanksi dikeluarkan
dari organisasi.
Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi
kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan
Apoteker Indonesia (IAI), Persatuan Ahli Farmasi Indonesia
(PAFI), Ikatan Dokter Indnesia (IDI), Ikatan Penerbit
Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat HUKUM
Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik
Advokasi Indonesia dan lain-lain.
Komunikasi
media komunikasi antara konsumen dan pihak perusahaan jika ada complain
atau pertanyaan mengenai produk dan layanan Unilever. Hal ini maksudnya
supaya memudahkan konsumen jika ingin menghubungi pihak perusahaan.
Komunikasi yang professional tidak hanya meliputi hubungan antar individu namun
juga hubungan antara individu dengan manajemen perusahaan maupun hubungan
antar corporate, secara internal dan eksternal perusahaan. Karena perusahaan juga
harus membina hubungan baik dengan pihak luar perusahaan seperti partner
bisnisnya, supplier, pihak bank, maupun dengan pihak pemerintah.
Komunikasi yang professional tentu akan berpengaruh pada kredibilitas seseorang
atau perusahaan, sehingga akan memudahkan membina hubungan baik dalam
jaringan bisnisnya untuk jangka panjang. Selain itu juga mampu membangun dan
meningkatkan citra baik perusahaan di masyarakat.
Pengertian Dan Karakteristik
Komunikasi Interpersonal
Ada dua jenis kecakapan yang harus dimiliki seseorang agar dirinya mampu melakukan komunikasi interpersonal
dengan baik dan berhasil, yaitu kecakapan kognitif dan kecakapan behavioral.
1. Kecakapan Kognitif
Kecakapan kognitif merupakan kecakapan pada tingkat pemahaman mengenai bagaimana cara mencapai tujuan
personal dan relasional dalam berkomunikasi. Kecakapan kognitif meliputi:
a. Empati (empathy): kecakapan untuk memahami pengertian dan perasaan orang lain tanpa meninggalkan
pandangannya sendiri.
b. Perspektif social (social perspective): kecakapan melihat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang berkomunikasi
dengan dirinya.
c. Kepekaan (sensitivity) terhadap peraturan atau standar yang berlaku dalam komunikasi interpersonal.
d. Pengetahuan akan situasi pada waktu komunikasi sedang dilakukan.
e. Memonitor diri (self-monitoring): kecakapan memonitor diri sendiri untuk menjaga ketepatan perilaku dan jeli
dalam memperhatikan pengungkapan pihak yang berkomunikasi dengannya.
Lanjutan...
2. Kecakapan Behavioral
Kecakapan behavioral merupakan kecakapan berkomunikasi pada tingkat tindakan, yang
berfungsi dalam mengarahkan pelaku komunikasi untuk mencapai tujuan, baik personal maupun
relasional. Kecakapan behavioral terdiri dari:
a. Keterlibatan interaktif (interactive involment). Keterlibatan interaktif menentukan tingkat
keikutsertaan dalam proses komunikasi. Kecakapan ini meliputi : 1) sikap tanggap (responsiveness), 2).
Sikap perseptif (perceptiveness), dan 3) sikap penuh perhatian (attentiveness).
b. Manajemen interaksi (interaction management): kecakapan yang berfungsi untuk membantu dalam
mengambil tindakan-tindakan yang berguna demi tercapainya tujuan komunikasi.
c. Keluwesan perilaku (behavioral flexibility) : kecakapan yang berfungsi menentukan tindakan yang
diambil demi tercapainya tujuan komunikasi.
d. Mendengarkan (listening): kecakapan yang berfungsi untuk bisa mendengarkan dan menyelami
perasaan pihak lain. Dengan kecakapan mendengarkan seseorang dapat menjadi teman berbicara yang
baik
Lanjutan...
Hak untuk mendapatkan posisi kemitraan dengan profesi tenaga kesehatan lain.
Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum pada saat melaksanakan praktek
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Hak untuk mendapatkan jasa profesi sesuai dengan kewajiban jasa profesional
kesehatan.
Hak untuk bicara dalam rangka menegakkan keamanan masyarakat dalam aspek
sediaan kefarmasian dan perbekalan kesehatan.
Hak untuk mendapatkan kesempatan menambah / meningkatkan ilmu
pengetahuan baik melalui pendidikan berkelanjutan (S1), spesialisasi, pelatihan
maupun seminar.
Hak untuk memperoleh pengurangan beban studi bagi yang melanjutkan
pendidikan ke jenjang S1 Farmasi.
Tanggung Jawab TTK meliputi :