LOKAL
NASONAL PENDIK
AN
GLOBAL PANCA
SILA
NK
VISI
RI
KOGNITIF
VISI MISI
UNIVERSITAS
FAKULTAS
PEMETAAN KEDUDUKAN PROGRAM PENGAJARAN PENDIDIKA PANCASILA
LOKAL
NASONAL
GLOBAL
KUALITAS
KOGNITIF
HARAPAN
TARGET
LULUSAN
PSIKOMOTORIK
(OUTPUT)
AFEKTIF
VISI MISI
UNIVERSITAS
FAKULTAS
Dasar Pemikiran
“DIKNAS BERTUJUAN UTK MENINGKATKAN KUALITAS MANUSIA IND, YAITU
MANUSIA YG BERIMAN & BERTAQWA THD TUHAN YME, BERBUDI LUHUR,
BERKEPRIBADIAN, MANDIRI, MAJU, TANGGUH, CERDAS, KREATIF, TRAMPIL,
BERDISIPLIN, BERETOSKERJA, PROFESIONAL, BERTANGGUNG JWB & PRODUKTIF
SERTA SEHATJASMANI DAN ROHANI.
DIKNAS HRS TUMBUHKAN JIWA PATRIOIK, RASA CINTA TANAH AIR,
MENINGKATKAN SEMANGAT KEBANGSAAN, KESETIAKAWANAN SOSIAL,
KESADARAN PD SEJARAH BGS DAN SIKAP MENGHARGAI JASA PARA
PAHLAWAN DAN BERORIENTASI KE MASA DEPAN
A. 4. LANDASAN PANCASILA:
Historis: Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah (dari kerajaan Kutai,
Sriwijaya, Majapahit. Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan sisyahkan menjadi Dasar Negara secara objektif telah dimiliki oleh
Bangsa Indonesia sendiri (Kausa Materialis). Menjadi sangat penting bagi Generasi
Penerus Bangsa terutam Kalngan Intelektual Kampun untuk: Mengkaji, Memahami,
Mengembangkan dengan pendekatan ILMIAH, agar melekat kesadaran, nasionalisme
dengan nilai-nilai yang dimuliki sendiri.
Kultural, Mendasarkan Pandangan Hidup-nya dalam bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki yang melekat pada banggsa itu
sendiri. Pancasila merupakan Hasil Karya Besar Bangsa sendiri yang diangkat dari nilai
kultural bangsa sendiri melalui proses refleksi Filosofis para pendiri Negara, seperti:
SOEKARNO, M YAMIN, M HATTA, SOEPOMO, dan lainnya. Nilai-nilai pancasila perlu
dikembgkan sesuai perkembangan zaman.
Yuridis, tercantum dalam: UU No 2 Th 1989 (DIKTI) tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Psl 39 telah menetapkan isi kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan wajib memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan. SK Mendiknas RI., No 232/U/2000, tentang Pedoman Pedoman
Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa. Psl
10 ayat (1) dijelaskan bahwa kelompok Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
wajib diberikan dalam kurikulum setiap Program Studi, terdiri: Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan
Filisofis, Pancasil sebagai dasar Filsafat Negara dan Pandangan Hidup Bangsa, syarat
kandungan moral (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan sosial).
sosiologis
Pemahaman tentang Pancasila
Kata “Pancasila” terdiri atas dua kata dari bahasa sansekerta yaitu
palica yang artinya lima dan sila artinya asas atau prinsip. Jadi pancasila
dalam arti keseluruhan adalah 5 prinsip atau asas, dan kelima prinsip
tersebut telah menjadi rumusan dan pedoman kehidupan dalam
berbangsa dan bernegara bagi seluruh warga Indonesia.
Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29
A. SEBAGAI REALISASI
SK. No.38/DIKTI/Kep/2002, tentang Rambu-rambu pelaksanaan MKPK. Psl 3
dijelaskan, bahwa kpmpetensi kelompok MPK bertujuan menguasai kemampuan
berfikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia
intelektual. Rambu-rambu dimaksud meliputi: kajian historis, filosofis,
kettanegaraan, kehidupan berbangsa bernegara, pengembangan etika politik.
Target dan Sasaran: Mahasiswa agar mampu bersikap, mengenali dan mengatasi
masalah hidup-kehidupan rakyat, mensikapi perubahan, memaknai sejarah, nilai
budaya demi persatuan bangsa.
TUJUAN: UU. No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikn Nasional, termuat dalam SK
Dirjen Dikti. No. 38/DIKTI/Kep/2002. Dijelaskan, bahwa tujuan pendidikan Pancasila
mengarhkan perhatian pada yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari
dan mampu mampu bersikap, mengenali dan mengatasi masalah hidup-kehidupan
rakyat, mensikapi perubahan, memaknai sejarah, nilai budaya demi persatuan
bangsa.
PANCASILA SECARA ILMIAH
C. SYARAT-SAYARAT ILMIAH :
◦ Berobjek
◦ Bermetode
◦ Bersistem
◦ Bersif Universal
FORMA: MATERIA:
SASARAN PEMBAHASAN BERSIFAT
EMPIRIS NON EMPIRIS
KAJIAN PANCASILA DLM - HASIL BUDAYA BANGSA
SUDUT PANDANG - BANGSA INDONESIA SBG KAUSA
TERTENTU: DARI MORAL, MATERIALIS (ASAL MULA)
KAJIANNYA ADL:
EKONOMI, POLITIK, - EMPPIRIS: SEJARAH, FAKTA, DATA,
HUKUM, FILSAFAT-- DOKUMEN/NASKAH, BENDA,
CONTOH: FILSAFAT LEMBARAN NEGARA, HUKUM,
ADAT ISTIADAT.
PANCASILA - NON-EMPIRIS: NILAI-NILAI:-
BUDAYA, MORAL, RELIGIUS--
SIFAT KARAKTER, POLA
BUDAYA,
METODE: cara, sistem pendekatan dlm pembahasan untuk
mendapatkan kebenaran yang objektif
Metode dl METODE:
-ANNALITICO SYNTETIC : perpaduan
pembahasan antara metode sistesis dan analisis:
berkaitan dg hasil sejarah, budaya.-
pancasila tergantung
pada karakteristik Contoh: Metode HERMENETIKA,
METODE KOHERENSI HISTORIS, serta
objek forma maupun METODE PEMAHAMAN, PENAFSIRAN,
materia INTERPRETASI: didasarkan pada
HUKUM-HUKUM LOGIKA dalam
penarikan kesimpulan
-KESATUAN: PANCASILA
interkorelasi,
1. KETUHANAN YME
interdepedensi, 2. KEMANUSIAAN YG ADIL
keutuhan , & BERADAB
3. PERSATUAN INDONESIA
kebulatan ,(contoh: 4. KERAKYATAN YG
Pancasila sbg DIPINPIN OLEH HIKMAT
KEBIJAKSANAAN
“MAJEMUK TUNGGAL” DALAM
PERMUSYAWARAN/PER
- KOHEREN (runtut) WAKILAM
5. KEADILAN SOSIAL BAGI
- SISTEMIK SELURUH RAKYAT
INDONESIA
UNIVERSAL
ONTOLOGIS: adl
-KEBENARAN PENGETAHUAN
bagaimana wujud hakiki
ILMIAH HARUS UNIVERSAL
- KEBENARAN TIDAK
dan obyek
TERBATAS RUANG DAN bagaimana hubungan
WAKTU antara obyek <-> daya
-HAKIKAT ONTOLOGIS: nalar manusia
NILAI-NILAI PANCASILA ADL membuahkan
BERSIFAT UNIVERSAL
pengetahuan
(SECARA ESSENSIAL,
MAKNA, HAKIKAT ( berpikir,merasa, indera
PANCASILA ADL UNIVERSAL) )
TINGKATAN PENGETAHUAN ILMIAH DITENTUKAN OLEH
PERTANYAAN ILMIAH, YAITU:
PENGETAHUAN DESKRIPTIF”BAGAIMANA”?
PENGETAHUAN KAUSAL “MENGAPA”?
PENGETAHUAN NORMATIF “KEMANA” ?
PENGETAHUAN ESSENSIAL “APA” ?
PANCASILA SCR ETIMOLOGIS
PANCA= LIMA
SYILA= BATU SENDI, ALAS, DASAR,
SYIILA= (DOBLE “i” PERATURAN TINGKAH LAKU YG
BAIK, YG PENTING.
Contoh: Historis ajaran moral budha setelah
◦ Mateni membunuh
◦ Maling mencuri
◦ Madon berzina
◦ Mabok minuman keras, candu, narkoba (MIRASANTIKA)
◦ Main Judi
NEGARA DAN WARGANEGARA: Pembukaan UUD1945 menyatakan….”Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang dil dan beradab, persauan
indonesia dan kerakyatan yang dimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat indonesia.
Pasal 25A UUD 1945 menyatakan: “Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah
sebuah negara kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
batas dan hak-haknya ditetapkan dengan Undang-Undang”. Sedangkan tentang
warga negara disebutkan bahwa: Yang menjadi warga negara ialah orang
indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga negara (Psl 26 ayat 1 UUD 1945).
ONTOLOGI
EPISTEMOLOGI
AKSIOLOGI
BERFILSAFAT
1. MELAKUKAN KOREKSI DIRI + KEBERANIAN
BERTERUS TERANG:SEBERAPA JAUH
KEBENARAN TERJANGKAU
2. BERTERUS TERANG KEPADA DIRI
3. RENDAH HATI LAKUKAN EVALUASI
PENGETAHUAN
Telaah filsafat:
sesuai dasar spekulatif menelaah segala masalah yang mungkin
dipikirkan manusia.
sesuai fungsi perintis pemikiran: mempermasalahkan hal pokok,
terjawab satu masalah akan merambah masalah lain.
Tahap Kedua
pertanyaan tentang hidup dan keberadaan manusia.
Tahap Ketiga
(menyatakan suatu pernyataan sejelas mungkin,bahasa (termasuk
matematika, secara filsafati bukan ilmu, tetapi bahasa non verbal)
merupakan pokok kajian filsafat kini.
FILSAFAT NUSANTARA
Filsafat Nusantara tersebar di wilayah budaya Melayu atau melalui
Legenda, Mitos, Etos, dan peribahasa termasuk Uga di Sunda.
Filsafat itu terungkap pada situs purbakala, tanam padi huma, tradisi
maritim dan perbintangan, hukum laut : Kanun di Kerajaan Malaka,
serta Amnna Sappa (Sulawesi). Pemikiran dan Filsafat Agama :
Dharmapala, Syakyakirti (Sriwijaya), Karya Empu Kanwa, Tantular dan
Mpu Prapanca (Jawa) , Carita Parahyangan dan Galunggung (Sunda),
serta Hikayat Hang Tuah (Melayu).
FILSAFAT CINA
Lao Tze : alam raya bekerja dengan caranya sendiri karena itu orang yang hidup
di alam raya harus menyatukan diri padanya agar kehidupannya itu bahagia
melalui Tao (=cara, jalan) yang ada di alam.
Kung Fu Tze menekankan pada etika dalam mengatur fungsi akal sehat,
keselamatan serta kesejahteraan manusia terletak pada keberhasilan dengan di
bangun sistem sempurna di puncak. Pemilikan pengetahuan harus disertai dengan
keinginan tulus dan hati lurus sehingga dapat memberi urunan pada keserasian
hidup.
FILSAFAT
Dari asal kata Yunani Kuno (Greek):
“philos” dan “sophia”
philos cinta, menyenangi
sophia kebenaran atau kebijaksanaan (wisdom)
Mencintai atau menyenangi akan kebenaran atau
kebijaksanaan
Kebenaran ada yang bersifat mutlak dan ada
Pemikiran Secara
Sistematis
TUHAN
PENGAMATAN
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
WILL DURANT:
Filsafat merupakan pasukan marinir yang
merebut pantai untuk pendaratan pasukan
infanteri
LOUIS KATTSOFF:
Filsafat merupakan penyiapan semua
peralatan untuk membuat roti (kueh)
sehingga orang bisa membuat roti
Landasan Berpikir Filsafat Ilmu
?
ONTOLOGIS Ujud
hakiki dari obyek yang
diamati / dikaji / ditelaah
?
EPISTIMOLOGIS Proses
memperoleh ilmu pengetahuan
?
AKSIOLOGIS
Manfaat ilmu pengetahuan
Filsafat Ilmu adalah
Filsafat Pengetahuan
yang secara khusus
mengkaji hakikat Ilmu
TUHAN
MANUSIA BIASA
PENGAMATAN
PENGALAMAN
PENGETAHUAN
a=x/y
Keterangan :
x = jumlah suara sah tersedia
y = jumlah kursi yang ditetapkan yang tersedia
a = hasil bilangan pemilih
2. Langkah kedua :
z=b/a
Keterangan :
b = jumlah kursi yang diraih setiap partai
z = hasil bilangan pemilih untuk setiap partai
Nilai Mayoritas dan Minoritas
Jumlah suara untuk Jumlah suara untuk Status
duduk parlemen hak mengubah UU
x > 50% x ≥ 66,7% Mayoritas mutlak
x > 50% 50% < x ≥ 66.7% Mayoritas
x ≤ 50% x ≤ 50% Minoritas
Keterangan :
x = jumlah suara yang diraih oleh setiap partai
Pembentukan Koalisi
Pemenang dan Juara 2 dan Hak Mayoritas
Koalisi Koalisi
x > 50% x < 50% Pemenang dan
Koalisi
x < 50% x > 50% Juara 2 dan
Koalisi
Keterangan :
x = jumlah suara yag diraih oleh pembentukan koalisi
C. Partai Politik di Indonesia
Partai politik pertama – tama lahir pada zaman kolonial,
seperti Bbudi Utomo dan Muhammadiyah yang merupaka gerakan
partai politik tertutup, sedangkan Serikat Islam, Partai Katolik,
Partai Nasional Indonesia dan Partai Komunis Indonesia
merupakan pastai terbuka. Pada dasarnya, semua partai politik
yang ada merupakan personifikasi keragaman budaya politik di
Indonesia yang dilahirkan melalui kebudayaan multipartai.
Seiring dengan perkembangan zaman, partai politik di Indonesia
pun semakin berkembang dan bertambah banyak.
FALSAFAH BUDAYA BANGSA
A. Hakikat Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakan untuk memahami dan
menginterprestasi lingkungan serta pengalamannya, dan menjadi
pedoman tingkah lakunya. Kebudayaan merupakan milik bersama
anggota masyarakat yang disebarkan dan diwariskan kepada generasi
berikutnya. Penyebaran tersebut dilakukan melalui proses belajar
dan dengan menggunakan simbol – simbol yang terwujud dalam
bentuk yang terucapkan ataupun yang tidak terucapkan (termasuk
juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian,
setiap anggota masyarakat mempunyai pengetahuan mengenai
kebudayaannya masing – masing.
B. Eksistensi Kebudayaan Indonesia
Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah luas,
terbentang dari Aceh sampai ke Papua. 17.504 pulau yang
tersebar di seluruh kedaulatan Republik Indonesia, yang terdiri
dari 8.651 pulau yang bernama dan 8.853 pulau yang belum
bernama. Disamping kekayaan alam dengan keanekaragaman
hayati dan nabati, Indonesia dikenal dengan keberagaman
budaya. Di Indonesia terdapat beragam etnis yang memiliki
budaya masing – masing. Suku bangsa dan etnis itu adakalanya
menempati daerah atau wilayah dalam sebuah provinsi dan
adakalanya menempati lintas provinsi.
C. Falsafah Budaya Nasional
Kebudayaan didefinisikan sebagai simbol dan makna dalam
masyarakat yang didalamnya terdapat norma dan nnilai hubungan
sosial dan perilaku yang menjadi identitas masyarakat
bersangkutan. Budaya adalah cipta yang merupakan kerinduan
manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam
pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu
pengetahuan yang bersumber pada kenyataan.
Budaya adalah karya, yaitu kerinduan manusia untuk menginsafi
sangkan paran, yaitu asal manusia sebelum lahir (sangkan), dan
tujuan manusia sesudah mati (paran). Kemudian, muncul berbagai
sistem kepercayaan dan agama. Budaya adalah rasa, yaitu
kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan
dorongan untuk menikmati keindahan. Manusia merindukan
keindahan dan menolak segala keburukan. Buah perkembangan
rasa berbentuk norma keindahan yang menghasilkan kesenian.
Kebudayaan nasional Indonesia secara hakiki terdiri atas semua
budaya yang terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa
budaya itu, tidak ada kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional
merupakan realitas kesatuan nasional, yang akan semakin kuat
apabila seluruh kebudayaan lokalnya semakin mantap dan
mengembangkan diri dengan mempertahankan originalitasnya.
Kebudayaan nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang
ada di negara tersebut. Kebudayaan daerah secara turun – temurun
oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang
lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk
suatu daerah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama
sehingga menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka
dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah mulai
terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan
terdahulu. Hal itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial
yang dilakukan masing – masing masyarakat kerajaan di Indonesia
yang berbeda satu sama lain.
D. Proses Pembentukan Kebudayaan Nasional
Perjalanan panjang sejak Indonesia, memberi pengalaman
kepada warga negara mengenai kehidupan berbangsan dan
bernegara. Kesadaran nasional dipupuk dengan menanamkan
gagasan nasionalisme dan patriotisme. Kesadaran nasional
menjadi dasar keyakinan perlunya memelihara dan
mengembangkan harga diri bangsa, harkat dan martabat bangsa
sebagai perjuangan mencapai peradaban, sebagai upaya
melepaskan bangsa dari subordinasi (ketergantungan,
ketertundukan, keterhinaan) terhadap bangsa asing atau
kekuatan asing.
Dalam kehidupan sehari – hari, kebudayaan, agam dan suku
bangsa bersama – sama dengan pedoman kehidupan berbangsa
dan benegara mewarnai perilaku dan kegiatan kita. Berbagai
kebudayaan itu beriringan saling melengkapi dan saling mngisi,
tidak berdiri sendiri – sendiri bahkan saling mnyesuaikan
(fleksibel) dalam pencaturan hidup sehari – hari. Dalam konteks
itu pula beragam suku bangsa yang terdapat di Indonesia
merupakan aset negara karena adanya pemahanan terhadap
tradisi serta potensi budaya yang dimilikinya, yang
keseluruhannya perlu didayagunakan bagi pembangunan nasional.
Setiap suku bangsa memiliki hambatan busaya masing –
masing yang berbeda antara suku bangsa yang satu dan yang
lainnya. Tugas negaralah untuk memahami, mengatasi hambatan
budaya masing – masing suku bangsa dan secara aktif
memberikan dorongan dan peluang bagi munculnya potensi budaya
baru sebagai kekuatan bangsa.
PANCASILA DAN HAK ASASI MANUSIA
Menurut Max Weber: Negara merupkan struktur politik yang diatur oleh
hukum, yang mencakup suatu komunitas manusia, yang hidup dalam suatu
wilayah yang bersangkutan milik mereka, adanya pengadaan dan pemelihraan
tata keteraturan (hukum) bagi kehidupan mereka, serta adanya monopoli
penggunaan kekuasaan fisik seca sah
DINAMIKA PERUBAHAN NEGARA
Negara menurut Ajaran Plato murid Socrates hidup antara (429-347 SM):
Asala mula negara: Negara itu timbula atau ada karena adanya kebutuhan dan
keingin manusia yang beraneka macam, yang menyebabkan mereka harus
bekerjasama (interaksi/kelompok/masyarakat/rakyat) untuk memenuhi
kebutuhan mereka.
Negara (politeia), Politikos (ahli negara), Nomoi (Undang-Undang).
Negara Yunani disebut Polis atau City State (negara kota).
Penduduk
Warga negara
SDM Hankam
Kesadaran
Bela negara
PENGERTIAN PANCASILA DAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Secara Bahasa : CIVIC EDUCATION
Identik dengan :
1. Pendidikan Demokrasi (Democracy Education),
Menyangkut Sosialisasi, Sistim Nilai dan Budaya
Praktik Demokrasi melalui Pendidikan.
2. Pendidikan Warga Negara (Citizenship Education);
tentang partisipasi politik, Pemerintahan, UU dll.
3. Pendidikan HAM (Human Rights
Education):Transformasi nilai-nilai HAM agar
tumbuh kesadaran akan penghormatan,
perlindungan dan jaminan HAM sebagai kodrat
manusia
URGENSI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Merupakan kebutuhan
yang mendesak dalam
rangka membangun
demokrasi yang
berkeadaban.
ELEMEN KEKUATAN NEGARA
(Morgenthou ; Politic Among Nations)
diri sendiri
Etika Sosial, membahas kewajiban manusia trhadap
manusia lain.
NILAI, NORMA, DAN MORAL
A. PENGERTIAN NILAI
Nilai merupakan kemampuan yang dipercayai yang ada
pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Jadi
hakikatnya, nilai merupakan sifat atau kualitas yang
melakat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri.
B. HIERARKI NILAI
Kelompok nilai menurut tinggi dan rendahnya :
• Nilai-nilai kenikmatan
• Nilai-nilai kehidupan
• Nilai-nilai kejiwaan
• Nilai-nilai kerohanian
Golongan manusia menurut Walter G.Everet :
• Nilai-nilai ekonomis
• Nilai-nilai kejasmanian
• Nilai-nilai hiburan
• Nilai-nilai sosial
• Nilai-nilai watak
• Nilai-nilai estetis
• Nilai-nilai intelektual
• Nilai-nilai keagamaan
Notonagoro membagi nilai menjadi 3 macam :
• Nilai material
• Nilai vital
• Nilai kerohanian :
1. Nilai kebenaran
2. Nilai keindahan
3. Nilai kebaikan
4. Nilai religius
C. NILAI DASAR,NILAI INSTRUMENTAL dan NILAI PRAKTIS
1. NILAI DASAR
Nilai dasar tidak dapat diamati melalui indera manusia, namun
berkaitan dengan tingkah laku manusia atau segala aspek
kehidupan manusia yang bersifat nyata.
Nilai bersifat universal karena menyangkut hakikat kenyataan
objektif segala sesuatu misalnya Tuhan, manusia atau segala
sesuatu lainnya.
2. NILAI INSTRUMENTAL
Merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan diarahkan,
sehingga dapat dikatakan bahwa nilai instrumental juga
merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.
3. NILAI PRAKSIS
Merupakan perwujudan dari nilai instrumental sehingga dapat
berbeda-beda wujudnya, namun demikian tidak bisa menyimpang
atau bahkan tidak dapat bertentangan karena nilai dasar, nilai
instrumental dan nilai praksis merupakan suatu sistem
perwujudan yang tidak boleh menyimpang dari sistem tersebut.
PENGERTIAN ETIKA
DAS ES
Kekuatan hidup, dorongan, nafsu atau naluri
Mempunyai prinsip “Kesenangan” dan “Kepuasan”
DAS ICH
Saya pribadi, kepribadian, yang mempunyai kesadaran dan
mengetahui keadaan dalam diri dan lingkungan atau di luar diri
penjinak dan pengendali nafsu ( DAS ES)
Sebagai joki yang harus mengendalikan kuda
UBER ICH : DAS ICH YANG IDEAL
Zat tertinggi dalam diri manusia yang dalam perbuatannya mampu
mengendalikan diri
Perbuatannya senantiasa bersumber pada “Norma” sebagai sumber
“Etik”
Terjaganya keseimbangan DAS ES dan DAS ICH
ETIKA UMUM:
ETIKA KHUSUS:
5. Lingkungan ketetanggaan
6. Lingkungan keluarga
IDEOLOGI NEGARA
UNDANG-UNDANG DASAR
UNDANG-UNDANG
PERATURAN PEMERINTAH
PERINTAH ATASAN
PERILAKU PEJABAT PUBLIK
Pengertian…….
diri sendiri
Etika Sosial, membahas kewajiban manusia trhadap
manusia lain.
A. PENGERTIAN NILAI
Nilai merupakan kemampuan yang dipercayai yang ada
pada suatu benda untuk memuaskan manusia. Jadi
hakikatnya, nilai merupakan sifat atau kualitas yang
melakat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri.
B. HIERARKI NILAI
Kelompok nilai menurut tinggi dan rendahnya :
• Nilai-nilai kenikmatan
• Nilai-nilai kehidupan
• Nilai-nilai kejiwaan
• Nilai-nilai kerohanian
• Nilai material
• Nilai vital
• Nilai kerohanian :
1. Nilai kebenaran
2. Nilai keindahan
3. Nilai kebaikan
4. Nilai religius
IRFAN KOSASIH - 123020378
C. NILAI DASAR,NILAI INSTRUMENTAL dan NILAI PRAKTIS
1. NILAI DASAR
Nilai dasar tidak dapat diamati melalui indera manusia, namun
berkaitan dengan tingkah laku manusia atau segala aspek
kehidupan manusia yang bersifat nyata.
Nilai bersifat universal karena menyangkut hakikat kenyataan
objektif segala sesuatu misalnya Tuhan, manusia atau segala
sesuatu lainnya.
2. NILAI INSTRUMENTAL
Merupakan suatu pedoman yang dapat diukur dan diarahkan,
sehingga dapat dikatakan bahwa nilai instrumental juga
merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar.
3. NILAI PRAKSIS
Merupakan perwujudan dari nilai instrumental sehingga dapat
berbeda-beda wujudnya, namun demikian tidak bisa menyimpang
atau bahkan tidak dapat bertentangan karena nilai dasar, nilai
instrumental dan nilai praksis merupakan suatu sistem
perwujudan yang tidak boleh menyimpang dari sistem tersebut.
Politik Secara EtimologiS berasal dari bahasa Yunani Polis artinya Negara Kota
(City State), kemudian menjadi Polities (warganegar” dan Politikos berarti
kewarganegraan (civil) dan Politike techne untuk kemahiran berpolitik,
Politike episteme untuk ilmu politik, ars politica (kemahiran/seni bernegara).
Jean Bodin adl orang pertama yang menggunakan istilah “Ilmu Politik”
(Science Politik) dalam “Chef d’oeuvre-nya “ Les Six Livres de la Republique”
1576.
Politik dalam bahasa sehari-hari menimbulkan asosiasi pada perbuatan yang
jahat, tidak jujur, permusuhan. Contoh: Carl Schmitt dalam “Der Begriff des
Politischen” memberikan pengertian buruk, yaitu: “Politik memiliki
pengertian sebagai alat untuk membedakan mana kawan man lawan”.
Dibenua Eropa daratan (Eropa Kontinental) ilmu politik dikenal dengan nama:
◦ “Staatswissenschaven” (Jerman & Austria),
◦ Les Sciences Politiques (Peranci) dan sering digabung denganilmu sosial
lain seperti Moral dengan sebutan ” Les Sciences Moralles (Sosiales) et
Politiques”. Diintroduksir oleh Prof Herman Heler menjadi Politicologie
◦ Staatswetenschappen (Belanda) atau de wetenschap der politiek (Ilmu
Politik)
◦ “Scienza Politica”(Italia),
Dr. A.S. Altekar Ilmu politik di India Purba
dikenal dengan istilah: Rajadharma,
Rajyasastra,Dandaniti, Nitisastradan
arthasastra.Dewasa ini ilmu politik dikenal
dengan nam Nitisastra.
Ilmu politik belum memilki kebulatan dalam
pendefinisian yang ajeg dikarenakan
berbagai pandangan, terutama pada pakar
sarjana hukum memandang bahwa: ilmu
politik adalah ilmu negara.
Prof Kuntjoro Purbopranoto,
mengistilahkan: Ilmu Politik diartikan “The
science of public administration”.
PENDEFINISIAN ILMU POLITIK
◦ Negara (State): Suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyi kekuasaan
tertinggi yang sah dan diataati oleh rakyatnya. Fokus perhatian institutional
approach,yaitu politik sama dengan lembaga (tokohnya, yaitu: Roger F. Sultau dalam
buku “Introductional to politics ”.
◦ Kekuasaan (Power): adl kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk
mempengaruhi tingkah laku orang atau kelompok lain sesuai dengan keinginan dari
pelaku. Tokonya: Harold D. Laswel dalam “Power & Society”.W.A Robson, dalam “
Univercity teaching of social sciences ”. Ossip k. Flectheim dalam “Fundamentalis of
Polotical Science”(Negara=organisasi=kekuasaan). Fokus perhatian pada Politik
=Kekuasaan (memperebutkan, mempertahankan, kepentingan masyatakat, fenomena
sosial: Buruh, Ormas/parpol, mahasiswa, militer)
◦ Pengambilan keputusan (Decision Making): membuat pilihan dari beberap alternatif
dari proses hingga pengambilan keputusan. Fokus perhatianya pada: Individu,
kelompok, negara (Public policy, private state, society ). Tokohnya: Joice Mitchell ( Politic
is decision maker ). Karl W. Deutsh: Politik adl pengambilan keputusan melalui
saranumum (publik).
◦ Kebijaksanaan (Policy, Beleid). adl suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh sorang
pelaku atau oleh kelompok dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai
tujuan. Fokus perhatian pada: individu, kelompok, pemerintah dan masyarakat.
Tokohnya adalah: Hooger Werf, David Easton, Van Mater, Van Horn, Edwar III.
◦ Pembagian (Distribution) atau Alokasi (Alocation). Adl Pembagian dan penjatahan dari
nilai-nilai (value) dalam masyarakat. Fokus perhatiannya pada: Nilai, Masyarakat,
penyebab konflik, wewenang. Tokohnya: Harold D. Laswel, David Easton.
◦ COST POLITIC (BIAYA POLITIK). Sosialisasi, demonstrasi, diplomasi, konflik (perang),
Kampanye, koordinasi, actuating. Arinya, bahwa material suatu keniscayaan dalam
prakteknya (contoh: Pemilu, Diplomasi, perang, aktivitas massa).
BIDANG-BIDANG ILMU POLITIK
TUT
TEN
SUPRA
INPUT KONVERSI STRUKTUR
INFRA
STRUKTUR LG EX YD
PARPOL
LSM
TOKOH OUTPUT
POLITIK PRESURE POLICY
MHS GROP
PERS
FEEDBACK - OUTCOME
A. PROSES ASAL MULA, PENGERTIAN
PANCASILA
Teori kausalitas ini dikembangkan oleh Aristoteles, adapun berkaitan dengan asal mula
yang langsung tentang Pancasila adalah asal mula yang langsung terjadinya Pancasila
sebagai dasar filsafat negara yaitu asal mula yang sesudah dan menjelang Proklamasi
Kemerdekaan yaitu sejak dirumuskan para pendiri negara sejak sidang BPUPKI pertama.
Adapun rincian asal mula langsung Pancasila adalah sebagai berikut :
a. Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)
Asal Bahan Pancasila adalah pada bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam
kepribadian dan pandangan hidup.
b. Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)
Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama Drs. Moh.Hatta serta
anggota BPUPKI lainnya yang merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam
hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila.
c. Asal Mula Karya (Kausa Effisien)
Asal mula karyanya adalah PPKI sebagai pembentuk negara dan atas kuasa
pembentuk negara yang mengesahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah.
d. Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)
Asal mula tujuan adalah para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk
Soekarno dan Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum
ditetapkan oleh PPKI sebgaai dasar negara yang sah.
2. Asal Mula yang Tidak Langsung
Asal mula tidak langsung terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup sehari-hari
bangsa Indonesia dengan rincian berikut :
a. Unsur Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar filsafat negara yaitu :
Nilai Ketuhanan
Nilai Kermanusiaan
Nilai Persatuan
Nilai Kerakyatan
Nilai Keadilan
b. Terkandung dalam pandangan hidup masyarakat sebelum membentuk negara yaitu :
Nilai adat istiadat
Nilai kebudayaan
Nilai religius
c. Asal mula tidak langsung Pancasila merupakan kausa materialis atau asal mula tidak
langsung nilai-nilai Pancasila.
Pancasila bukanlah hasil perenungan seseorang atau kelompok atau bahkan hasil sintesa
paham-paham besar dunia, melainkan pandangan hidup bangsa Indonesia.
3. Bangsa Indoenesia ber-Pancasila dalam “Tri Prakara”
Pancasila terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang dalam sejarah
kebangsaan Indonesia yang terangkum dalam tiga asas atau Tri Prakara, yaitu :
a. Pancasila Asas Kebudayaan
b. Pancasila Asas Religius
c. Pancasila Asas Kenegaraan
B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA
Setiap kedudukan dan fungsi Pancasila pada hakikatnya memiliki makna serta dimensi masing-
masing yang konsekuensi aktualisasinya pun memiliki aspek yang berbeda-beda, walaupun
hakikat dan sumbernya sama.
1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur adalah suatu wawasan
yang menyeluruh terhadap kehidupan. Pandangan hiudp berfungsi sebagai kerangka acuan
baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam
masyarakat serta alam sekitarnya. Pandangan hidup bangsa dapat disebut sebagai ideologi
bangsa (nasional), dan pandangan hidup negara dapat disebut sebagai ideologi negara.
2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber hukum (sumber
tertib hukum) Indonesia.
b. Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-Undang Dasar 1945.
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
d. Mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah memegang teguh cita-
cita moral rakyat yang luhur.
e. Merupakan sumber semangat bagi UUD 1945 bagi penyelenggara negara.
3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup dan
budaya bangsa. Karena ciri khas Pancasila memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
a. Pengertian Ideologi
Ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar atau sering kita sebut sebagai cita-cita.
Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan, ide,
keyakinan, kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut :
• Bidang Politik
• Bidang Sosial
• Bidang Kebudayaan
• Bidang Keagamaan
Ideologi negara yang merupakan sistem kenegaraan utnuk rakyat dan bangsa pada hakikatnya
merupakan asas kerohanian yang memilki ciri khas diantaranya :
• Mempunyai derajat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
• Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup,
pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi
berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
b. Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup merupakan suatu sistem pemikiran tertutup yang membenarkan
pengorbanan masyarakat. Bukan hanya berupa nilai dan cita-cita tertentu melainkan
sebuah tuntutan bagi rakyatnya.
Ideologi terbuka merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang tidak hanya
dibenarkan, dibutuhkan karena bukan merupakan paksaan dari pihak luar melainkan
digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu
sendiri.
c. Ideologi Partikular dan Ideologi Komprehensif
Ideologi partikular diartikan sebagai suatu keyakinan yang tersusun secara sistematis
dan terkait erat dengan kepentingan suatu kelas sosial tertentu dalam masyarakat.
Ideologi komprehensif diartikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh
mengenai semua aspek kehidupan sosial yang memiliki cita-cita melakukan
transformasi sosial besar-besaran emnuju bentuk tertentu.
d. Hubungan antara Filsafat dan Ideologi
Dari tradisi sejarah filsafat barat dapat dibuktikan bahwa tumbuhnya ideologi seperti
liberalisme, kapitalisme, marxisme leninisme, maupun nazisme dan facisme
bersumber kepda aliran-aliran filsafat yang berkembang disana.
C. PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DENGAN PAHAM IDEOLOGI BESAR
LAINNYA DI DUNIA
1. Ideologi Pancasila
Ideologi Pancasila mendasarkan pada hakikat sifat kodrat
manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Ideologi
Pancasila mengakui kebebasan dan kemerdekaan individu yang
berarti tetap mengakui dan menghargai kebebasan individu lain.
2. Negara Pancasila
Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu
negara. Maka bangsa Indonesia mendirikan suatu negara
memiliki suatu karakteristik, ciri khas tertentu yang karena
ditentukan oleh keanekaragaman, sifat dan karakternya. Maka
bangsa ini mendirikan suatu negara berdasarkan Filsafat
Pancasila, yaitu suatu Negara Persatuan, Negara Kebangsaan
serta Negara yang bersifat Integralistik.
a. Paham Negara Persatuan
Merupakan kesatuan unsur-unsur yang membentuknya berupa
rakyat, wilayah, dan kedaulatan pemerintah.
Bhineka Tunggal Ika
sebagai pusat.
• Negara tidak hanya menjamin kepentingan seseorang atau golongannya saja namun
Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa secara ilmiah filosofis mengandung makna
terdapat kesesuaian hubungan sebab akibat antara Tuhan, manusia dan negara
Yng merupakan dasar untuk memimpin cita-cita kenegaraan untuk
menyelenggarakan yang baikbagi masyarakat dan penyelenggara negara.
Hubungan Negara dan Agama
menjalankan ibadah.
• Segala peraturan harus sesuai dengan Ketuhanan Yang Maha
Esa.
• Negara merupakan berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
2) Hubungan Negara dan Agama Menurut Paham Theokrasi
Negara menyatu dengan agama, pemerintahan dijalankan
berdasarkan firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan dalam
masyarakat, bangsa dan negara didasarkan atas firman Tuhan.
• Negara Theokrasi Langsung
6. Hubungan
Negara dan Agama Menurut Paham
Komunisme
Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, melarang dan menekan
kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai manusia ditentukan oleh
materi.
A. PENGANTAR
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas kerohanian dalam ilmu
kenegaraan populer disebut sebagai dasar filsafat negara. Dalam kedudukan ini,
Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di negara Republik
Indonesia. Konsekuensinya, seluruh peraturan perundang-undangan serta
penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila
Pancasila.
Pancasila merupakan sumber hukum dasar negara baik yang tertulis yaitu Undang-
Undang Dasar negara maupun hukum dasar tidak tertulis ataupun konvensi.
Negara dilaksanakan berdasarkan pada suatu konstitusi atas Undang-Undang Dasar
negara.
Pembagian kekuasaan, lembaga-lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban warga
negara, keadilan sosial dan lainnya diatur dalam suatu Undang-Undang Dasar negara.
Pembukaan UUD 1945 dalam konteks ketatanegaraan Republik Indonesia memiliki
kedudukan yang sangat penting karena merupakan suatu staatsfundamentalnorm dan
berada pada hierarki tertib hukum tertinggi di Negara Indonesia.
B. PEMBUKAAN UUD 1945
6. Nilai-nilai
Hukum Tuhan, Hukum Kodrat dan Hukum
Etis yang Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
C. HUBUNGAN PEMBUKAAN DAN BATANG
TUBUH UUD 1945
Dalam hubungannya dengan Batang Tubuh UUD
1945, menempatkan pembukaan UUD 1945 alinea
IV pada kedudukan yang amat penting. Bahkan
boleh dikatakan bahwa sebenarnya hanya alinea IV
Pembukaan UUD 1945 inilah yang menjadi inti sari
Pembukaan dalam arti sebenarnya.
D. HUBUNGAN PEMBUKAAN UUD 1945 DENGAN PANCASILA
www.wondershare.com
LOGO
A. PENGERTIAN PARADIGMA
Paradigma merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan
asumsi-asumsi teoretis yang umum sehingga
merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, serta
penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat
menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan
itu sendiri.
Dalam masalah ini, istilah paradigma berkembang