Anda di halaman 1dari 47

PENGUATAN PEMBIAYAAN UNTUK

MENDUKUNG PELAKSANAAN PIS-PK

NISMA ABDURRAHMAN,SKM,M.KES

1
SISTEMATIKA

1. Program Indonesia Sehat - Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


(Germas) dan Pendekatan Keluarga
2. Pembiayaan Pelaksanaan PIS-PK

2
1 PROGRAM INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA (PIS-PK)
PENGERTIAN PENDEKATAN KELUARGA

Pendekatan Keluarga adalah salah satu cara


Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan
sasaran dan mendekatkan atau
meningkatkan akses pelayanan kesehatan
dengan mendatangi keluarga

Pendekatan pelayanan yang mengintegrasikan


mber Foto: achmad fiqqy fierly
Tujuan Pendekatan Keluarga:
UKP & UKM secara berkesinambungan,
1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan dengan target keluarga, didasari data &
kesehatan yang komprehensif informasi dari profil kesehatan keluarga
2. Mendukung pencapaian SPM Kab/Kota dan SPM Provinsi
3. Mendukung pelaksanaan JKN
4. Mendukung tercapainya program indonesia sehat
4
PENTAHAPAN PROGRAM INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

9754
Puskesmas,
2926 5852 34 Prov 514 Kab
Puskesmas, Puskesmas,
34 Prov, 514 Kab
34 Prov, 514
470 Kab/Kota
PUSKESMAS
, 2019
64 Kab/Kota
9 Prov
2018
4
Puskesmas
2017
4 Kab/Kota
Kab/Kota dapat mengembangkan sendiri
PIS-PK diluar lokus Puskesmas tahun 2017
4 Prop
2016 karena pelatih sudah tersedia di 34 Propinsi
dan 514 kab/kota
2015
6
PENTAHAPAN PROGRAM INDONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN KELUARGA
DI PROVINSI GORONTALO

23

58
2019

28 2018 Kab/Kota dapat mengembangkan sendiri


PIS-PK diluar lokus Puskesmas tahun 2017
karena pelatih sudah tersedia di 34 Propinsi
dan 514 kab/kota
2017
7
IMPLEMENTASI PENDEKATAN
KELUARGA
INPUT
REGULASI, JUKNIS PEDOMAN,
SOSIALISASI, KOORDINASI
KURMOD

DUKUNGAN DANA REKRUITMENT SDM

PENCETAKAN FORMULIR, BLANKO PENYIAPAN PC, TABLET,


SOFTWARE PERLENGKAPAN
PENDATAAN.
PENYIAPAN ALAT/ KIT PUSKESMAS

8
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KELUARGA
1 PROSES 2 3
PELATIHAN PENDATAAN & INFO KESEHATAN ANALISIS DATA KELUARGA &
IINTERVENSI

Materi Pelatihan, Input Data Keluarga, Manajemen Puskesmas


a.I PINKESGA,
Mengolah Data, Analisis Prioritas
PISDPK PENDATAAN Tabulasi Data, Masalah Pemecahan
Masalah
MANAGEMEN
PUSKESMAS E-aplikasi, Perencanaan:
Manual/Formulir RUK  RPK Lokmin
Bulanan,
Pelaksanaan Intervensi Triwulan
APLIKASI KS
Wasdal dan Penilaian
Tenaga Pembina
Keluarga,
Tenaga Teknis, 12 INDIKATOR
KELUARGA ANALISIS DATA
Tenaga pengolah Data,
SEHAT KELUARGA
Tenaga Managemen PKM 9
PERAN PUSKESMAS DALAM PELAYANAN
PUSKESMAS TERINTEGRASI, MENGIKUTI
SIKLUS HIDUP DAN PENDEKATAN
KELUARGA TATANAN
SEHAT
DALAM
GEDUNG IBU HAMIL
PELAYANAN (UKP) PELAYANAN
PUSKESMAS TERINTEGRASI BAYI

BALITA
PELAYANAN UKBM
KUNJUNGAN MENGIKUTI REMAJA
KE RUMAH SIKLUS HIDUP
(UKM) LAIN-LAIN MASYARAKAT
SEHAT

KELUARGA

Tatanan Sehat: Perilaku sehat di sekolah, tempat kerja, tempat bermain, tempat umum, tempat
ibadah dan Fasyankes. 10
MANAJEMEN
PENDEKATAN KELUARGA DI PUSKESMAS

POLA KEPEMIMPINAN
P1 P2 P3

PENGAWASAN,
PENYUSUNAN RUK
KUNJUNGAN INPUT DATA PADA IMPLEMENTASI PENGENDALIAN &
PERSIAPAN FORM TERCETAK
SECARA EVIDANCE
INTERVENSI PENILAIAN KINERJA
BASED
RUMAH ATAU PENDEKATAN PERMASALAHAN YG PUSKESMAS,
ELEKTRONIK KELUARGA DENGAN SDH DISEPAKATI SBG PERUBAHAN IKS PADA
(APLIKASI) TETAP MELIHAT PRIORITAS MASALAH LEVEL KELUARGA
DATA2 PROGRAM SAMPAI LEVEL
PUSKESMAS

Sosialisasi Kunjungan Rumah Tabulasi & Triangulasi & Lokmin bulanan dan atau
dan Promkes analisis Analisis tribulanan
pengorganisasian Intervensi Awal
11
P1 : Perencanaan P2: Pengerakan Pelaksanaan P3: Pengawasan Pengendalian dan Penilaian
Persiapan pelaksanaan Persiapan pelaksanaan Program Indonesia Sehat
dengan Pendekatan Keluarga di Puskesmas meliputi:

a. Sosialisasi dan Pengaturan tugas terintegrasi terdiri atas:


1) Sosialisasi Internal Kepala Puskesmas mensosialisasikan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga kepada semua tenaga kesehatan di
Puskesmas, termasuk yang ada di jejaring seperti Puskesmas pembantu
(Pustu), Puskesmas keliling (Pusling), bidan di desa, dan lain-lain. Sosialisasi
pertama dapat memanfaatkan forum lokmin selanjutnya dapat
menggunakan rapat-rapat khusus/internal yang bersifat teknis
2) Sosialisasi Eksternal Sosialisasi eksternal pendekatan keluarga dilakukan
kepada camat, Ketua RT/RW, Lurah/Kepala Desa, ketua-ketua organisasi
kemasyarakatan seperti PKK, dan pemukapemuka masyarakat. Sosialisasi
dapat dilakukan dalam bentuk dialog,advokasi dan pertemuan.
b. Persiapan Pendataan
1) melakukan inventarisasi data jumlah keluarga di wilayah kerja
Puskesmas.
2) menyiapkan instrumen pendataan (formulir prokesga, pinkesga,
melakukan pembagian wilayah binaan dan menetapkan Pembina
keluarga).
2. P1 (Perencanaan) Perencanaan (P1)
adalah tahap menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga yang didasari oleh fakta dan data. Kegiatan yang
dilakukan mencakup:
a. Mengumpulkan dan Mengolah Data
1) Pengumpulan Data Keluarga Dilaksanakan oleh Pembina keluarga
dan/atau petugas pendataan. Pendataan dilakukan dalam bentuk
kunjungan dan wawancara dan dikumpulkan melalui pengisian formulir
atau aplikasi.
2) Penyimpanan data dengan aplikasi program entry untuk selanjutnya
disimpan dalam pangkalan data keluarga. 3) Pengolahan data keluarga
untuk menghitung IKS (Indeks Kesehatan Kelaurga).
b. Mengidentifikasi Masalah Kesehatan dan Potensi Pemecahannya
Identifikasi masalah kesehatan, sumber daya dan masalah lain melalui
hasil pengolahan data yang dilakukan mulai tingkat kleuarga,
Puskesmas dan Kecamatan.
c. Menentukan Prioritas Masalah Kesehatan Prioritas masalah
kesehatan ditentukan berdasarkan tingkat urgensi, keseriusan,
potensi pengembangan dan kemudahan dalam mengatasi.
d. Membuat Rumusan Masalah, Penyebab Masalah Kesehatan dan
menetapkan Cara Pemecahan Masalah, memasukkan pemecahan
masalah ke dalam Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Puskesmas serta
menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
3. Penguatan Penggerakan-Pelaksanaan (P2)
a. Pelaksanaan Kunjungan Rumah Kunjungan rumah dilakukan oleh petugas
puskesmas yang ditunjuk sebagai pembina keluarga, secara berkala atau sesuai
kesepakatan dengan keluarga.
b. Pelaksanaan Program Kesehatan Masalah – masalah kesehatan dalam lingkup
kecamatan dimasukan kedalam perencanaan program kesehatan di Puskesmas
(dalam RUK dan RPK) yang akan mendukung dan mempercepat peningkatan
IKS, dimana pelaksanaan program – program kesehatan tersebut dengan
menerapkan pendekatan keluarga.
c. Penggerakan Melalui Lokakarya Mini Penggerakan untuk pelaksanaan
kegiatan–kegiatan yang tercantum dalam RPK dilakukan melalui
penyelenggaraan lokakarya mini (lokmin). Lokmin dilakukan sebulan sekali
sebagai pertemuan internal Puskesmas dan setiap tiga bulan (tribulanan)
dengan mengundang pihak- pihak lintas sektor terkait
. 4. Pengawasan – Pengendalian – Penilaian (P3)
a. Pengawasan dan Pengendalian melalui Lokakarya Mini
b. Penilaian melalui Lokakarya Mini Penilaian terhadap keberhasilan
pelaksanaan RPK, termasuk kegiatan–kegiatan yang berkaitan dengan
pendekatan keluarga yang dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali dalam
setahun yaitu pada pertengahan tahun (midterm review) dan pada
akhir tahun
c. Penilaian Kinerja Puskesmas oleh Dinas Kesehatan kabupaten/Kota
Penilaian kinerja puskesmas oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
melalui laporan – laporan dari puskesmas dan hasil penilaian
dibahas/didiskusikan dalam rapat koordinasi dengan puskesmas–
puskesmas dan lintas sektor ditingkat kabupaten/kota
OUTPUT OUTCOME
N
INDEKS KELUARGA SEHAT
A
S
I
O
PN
RA
OL
V
KI
AN
BS
I
K/
EK
CO
AT
PM
A
K UA
EST
L KA

2019
UE N
RS
AM
HA
AS
N
9.754 PKM
K
E/
L
UD
AE
RS
GA
18
A
2 PEMBIAYAAN PELAKSANAAN
PIS-PK (PERMENKES 19/2017)
ALUR PELAKSANAAN PROGRAM PIK-PK & SUMBER-
SUMBER PEMBIAYAAN
SUMBER PEMBIAYAAN PELAKSANAAN
PIS-PK & GERMAS (1)

I. Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN)


Berbagai kegiatan yang dapat memanfaatkan anggaran APBN antara lain :
A. APBN Pusat : kegiatan mendukung PIS PK dan GERMAS (Kurmod, pelatihan MOT,
sosialisasi GERMAS, koordinasi dan advokasi lintas sektor, dll)
B. Anggaran Dekonsentrasi
Anggaran dekonsentrasi diberikan kepada provinsi, dapat digunakan untuk berbagai
kegiatan mendukung Germas.
Kegiatan : Kampanye Germas dan Penyebarluasan Informasi, peningkatan UKBM,
Pengawasan pasar sehat, Pengawasan TTU, pelaksanaan STBM, Deteksi Dini faktor
resiko penyakit , Pelatihan tenaga Promkes oleh BPPSDMK untuk MOT dan TOT,
Evaluasi dan Monitoring, dll
SUMBER PEMBIAYAAN PELAKSANAAN
PIS-PK & GERMAS (2)

II. Dana Tranfer Ke Daerah melalui DAK


Dapat menggunakan DAK Fisik dan DAK Non Fisik, antara lain :
A.(Fisik) Penyediaan alkes bagi pelayanan kesehatan dasar untuk Deteksi Dini seperti Kit
Deteksi Dini, penyediaan Promkes kit, media KIE, dll,

B.(Non Fisik) BOK untuk pemberdayaan masyarakat dan Dukungan biaya operasional
petugas kesehatan dan kader dalam menjangkau masyarakat di wilayah kerja
puskesmas sehingga terbentuk prilaku masyarakat hidup bersih dan sehat serta
peningkatan kegiatan promkes.
PENGGUNAAN BOK DI PUSKESMAS
1. UKM esensial dan UKM pengembangan termasuk pendukung kegiatan,
pemberdayaan masyarakat, dan kerjasama lintas sektor serta
manajemen Puskesmas termasuk administrasi;
2. Percepatan pencapaian keluarga sehat melalui PENDEKATAN
KELUARGA
3. Pelaksanaan Fungsi MANAJEMEN PUSKESMAS (P1,P2 dan P3 )
4. UKM yang dilaksanakan oleh Tim NUSANTARA SEHAT  Pelayanan
kesehatan keluar gedung;
5. Kegiatan untuk mewujudkan desa STBM; dan
6. Pengangkatan tenaga kontrak promosi kesehatan di Puskesmas yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan ketentuan
khusus 23
Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
• Merupakan salah satu bentuk DAK non fisik Bidang Kesehatan merupakan
bantuan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mendukung
operasional Puskesmas dalam rangka pencapaian program kesehatan
prioritas nasional, khususnya kegiatan promotif preventif sebagai bagian dari
upaya kesehatan masyarakat.
• Pemanfaatan BOK diarahkan untuk mendekatkan petugas kesehatan kepada
masyarakat dan memberdayakan masyarakat melalui mobilisasi kader
kesehatan untuk berperan aktif dalam pembangunan kesehatan.
• Pengalokasian BOK tidak untuk mengambil alih tanggung jawab pemerintah
daerah dalam pelaksanaan pembiayaan pembangunan kesehatan di daerah
sebagaimana yang tertuang dalam UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan.
• Dana BOK Puskesmas dapat digunakan untuk berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas dan jaringannya meliputi:
a. Upaya kesehatan masyarakat esensial dan pengembangannya, termasuk pemenuhan
kebutuhan pendukung kegiatan, pemberdayaan masyarakat, dan kerjasama lintas
sektoral serta manajemen Puskesmas.
b. Upaya kesehatan masyarakat yang dilaksanakan oleh Tim Nusantara Sehat meliputi
pelayanan kesehatan luar gedung khususnya untuk menjangkau daerah sulit/terpencil,
pemberdayaan masyarakat, dan inovasi pelayanan kesehatan. Kegiatan yang
dilaksanakan oleh Tim Nusantara Sehat tetap menjadi kesatuan dengan Puskesmas
dimana tim tersebut berada.
c. Kegiatan untuk mewujudkan desa Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) oleh
sanitarian/tenaga kesehatan lingkungan Puskesmas, yang meliputi: pemicuan, Identifikasi
Masalah dan Analisis Situasi (IMAS) perilaku kesehatan, monitoring paska pemicuan,
pembuatan dan update peta sanitasi dan buku kader, kampanye cuci tangan pakai sabun,
kampanye higiene sanitasi sekolah, dan surveilans kualitas air (pra dan paska konstruksi)
serta verifikasi Stop Buang Air Sembarangan (SBS).
d. Pengangkatan tenaga kontrak promosi kesehatan di Puskesmas yang dilaksanakan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Dana BOK yang tersedia disetiap jenjang dapat dimanfaatkan untuk membiayai
kegiatan yang tercakup dalam menu kegiatan di fasilitas pelayanan kesehatan
yang menerima alokasi dana BOK, meliputi:
1) Transport lokal dalam wilayah desa, kecamatan, kabupaten/kota bagi petugas
kesehatan, lintas sektor termasuk kader;
2) Perjalanan dinas atau transport PNS dan non PNS;
3) Pembelian barang pakai habis;
4) Belanja bahan/material untuk mendukung pelayanan promotif dan preventif
antara lain penggandaan media, reagen, rapid tes/tes cepat, bahan PMT
penyuluhan dan pemulihan berbahan lokal;
5) Belanja cetak dan penggandaan;
6) Belanja makanan dan minuman;
7) penyelenggaraan rapat-rapat, sosialisasi,pertemuan; dan
8) Honorarium PNS dan non PNS; Dana BOK tidak dapat dimanfaatkan untuk
keperluan belanja tidak langsung (gaji, tunjangan dll) belanja modal, upaya
kesehatan kuratif dan rehabilitatif, pembelian obat, vaksin, pemeliharaan
gedung, kendaraan, biaya transportasi rujukan.
PENGGUNAAN BOK UNTUK
KEGIATAN MANAJEMEN
NO KEGIATAN
PUSKESMAS (P1,P2,P3)
JENIS KEGIATAN
Penyusunan perencanaan Puskesmas/Penyusunan
1 Manajemen Puskesmas 1 POA
    2 Lokakarya mini Puskesmas bulanan/tribulanan
    3 Evaluasi/Penilaian kinerja
    4 Rapat-rapat lintas program dan lintas sektoral
2 Penyediaan bahan habis 1 Pembelian ATK
pakai
  2 Fotocopy/penggandaan form keluarga sehat
Konsultasi, pembinaan
3 teknis 1 Konsultasi ke kabupaten/kota

    2 Pembinaan teknis ke jaringan, jejaring, UKBM,


Institusi
4 Sistem informasi 1 Penggandaan laporan
    2 Pengiriman laporan 27
PEMANFAATAN BOK
BOLEH UNTUK TIDAK BOLEH UNTUK
1. Belanja tidak langsung (Gaji
1. Transport lokal bagi nakes, lintas sektor, kader dan tunjangan)
2. Perjalanan dinas PNS dan Non PNS
2. Belanja modal
3. Belanja bahan pakai habis
3. Kuratif & rehabilitatif
4. Belanja bahan/material  promotif & preventif

5. Belanja cetak & penggandaan 4. Pembelian Obat & vaksin


6. Belanja makanan & minuman
5. Pemeliharaan gedung &
kendaraan
7. Penyelenggaran pertemuan, rapat & sosialisasi

8. Honorarium PNS dan Non PNS 6. Biaya Transport rujukan


28
PENGGUNAAN BOK DI BALAI
KESEHATAN MASYARAKAT

1. Peningkatan akses YANKES promotif dan preventif di luar gedung


2. Pemberdayaan masyarakat
3. Sosialisasi, advokasi, kampanye PHBS
4. Fungsi rujukan UKM dari dan ke Puskesmas
5. Pelaksanaanya bersinergi dengan PKM untuk mendukung outreach
PKM melalui PENDEKATAN KELUARGA
6. JUKNIS kegiatan ditetapkan oleh DINKES dan BALKESMAS

29
PENGGUNAAN BOK DI DINAS
KESEHATAN KAB/KOTA
1. Dinkes Kab/Kota sebagai Fasilitas UKM Rujukan Sekunder dan Dukungan
manajemen pengelola keuangan SATKER
2. Koordinasi Lintas Program, Lintas Sektor termasuk dengan Puskesmas
(Program)
3. Pembinaan program UKM ke Puskesmas minimal 4 kali pertahun
termasuk menghadiri lokakarya mini Puskesmas
4. Sosialisasi, advokasi dan kampanye UKM di tingkat Kab/Kota
5. Rujukan UKM dari dan ke Puskesmas berupa fasilitasi, backup sarpras,
tenaga, tehnologi dan Yankes (KLB, Bencana, dll)
6. Pelaksanaan Program STBM di kab/Kota termasuk Membayar honor
tenaga kontrak STBM Kabupaten dan operasional
30
SUMBER PEMBIAYAAN PELAKSANAAN

PIS-PK & GERMAS (3)


III. Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD)
Berbagai kegiatan yang dapat memanfaatkan anggaran APBD antara lain :
A. Menyusun Regulasi/kebijakan Germas
B. Penyediaan Sarpras olah raga di Desa, Car free Day, Olahraga rutin di
instansi
C. Penyediaan RTH di Ruang Publik, kebijakan KTR, Penghijauan
D. Melakukan sosialisasi/ advokasi untuk pemanfaatan lahan/
pekarangan/ pasar untuk tanaman sayur dan buah, gemar makan
ikan, kampanye makan sehat bergizi
SUMBER PEMBIAYAAN PELAKSANAAN
PIS-PK & GERMAS (4)

IV. Advokasi & fasilitasi usul Pemanfaatan Alokasi Dana Desa (ADD) untuk
kesehatan
u s ulk an
n meng
tuk
at u
as y arak MAS
i c u m G E R
dan mem Kegiatan Masyarakat

f as ilitasi D u nt uk
Mem aatan AD
nf
pema
DINKES/ Usulan sebagai
PKM Mengad
vokasi p
bentuk peran
Desa (m engguna serta masyarakat
in 10%) an Dana Pemenerintah Desa
Kesehat untuk U
an Bers sa
(UKBM) umber M ha
asyarak
at
SUMBER PEMBIAYAAN PELAKSANAAN
PIS-PK & GERMAS (5)

V. Pemanfaatan dana kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional


Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penggunaan Dana Kapitasi
Jaminan Kesehatan Nasional untuk Jasa Pelayanan Kesehatan dan Dukungan Biaya
Operasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Milik Pemerintah Daerah
(PERMENKES RI NO. 21 TAHUN 2016).
 Diantaranya untuk membiayai pelayanan kesehatan luar gedung mencakup
pelayanan kesehatan promotif preventif kuratif dan rehabilitatif serta kunjungan
rumah, dapat digunakan untuk uang transport dan uang harian petugas dalam
kunjungan rumah.
KAPITASI - JKN
• Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan tingkat pertama dalam JKN
berhak menerima pembayaran dari BPJS Kesehatan atas pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada peserta JKN.
• Pembayaran tersebut diberikan oleh BPJS Kesehatan secara pra-upaya
berdasarkan jumlah peserta JKN yang terdaftar pada Puskesmas yang
selanjutnya disebut cara pembayaran kapitasi.
• Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka
kepada Puskesmas berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
Dana kapitasi sebagaimana dimaksud dibayarkan langsung oleh BPJS
Kesehatan kepada Puskesmas dan dana tersebut diakui sebagai pendapatan
dan dapat digunakan untuk mendukung pelayanan kesehatan kepada seluruh
masyarakat di Puskesmas
a. Pemanfaatan Dana Kapitasi pada Puskesmas Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi pada
Puskesmas yang telah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD, sepenuhnya mengacu pada ketentuan BLUD.
b. Pemanfaatan Dana Kapitasi pada Puskesmas Non-BLUD Dana
Kapitasi yang diterima oleh Puskesmas dari Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial Kesehatan dimanfaatkan seluruhnya untuk
pembayaran jasa pelayanan kesehatan dan dukungan biaya
operasional pelayanan kesehatan. Alokasi untuk pembayaran jasa
pelayanan kesehatan untuk tiap Puskesmas ditetapkan sekurang-
kurangnya 60% (enam puluh persen) dari penerimaan Dana
Kapitasi, sedangkan alokasi untuk pembayaran dukungan biaya
operasional pelayanan kesehatan ditetapkan sebesar selisih dari
penerimaan dana kapitasi dikurangi dengan besar alokasi untuk
pembayaran jasa pelayanan kesehatan.
Besaran alokasi tersebut diatas ditetapkan setiap tahun dengan
Keputusan Kepala Daerah atas usulan Kepala SKPD Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan:
a. tunjangan yang telah diterima dari Pemerintah Daerah;
b. kegiatan operasional pelayanan kesehatan dalam rangka mencapai
target kinerja di bidang pelayanan kesehatan; dan
c. kebutuhan obat, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai.
Pemanfaatan Dana Kapitasi untuk Jasa Pelayanan Kesehatan diberikan
kepada pegawai di Puskesmas dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jasa pelayanan kesehatan dari Dana Kapitasi diberikan kepada
tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan yang melakukan
pelayanan pada Puskesmas yang meliputi: Pegawai Negeri Sipil,
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, dan Pegawai Tidak
Tetap.
b. Jasa pelayanan diberikan dengan memperhitungkan variabel
kehadiran, jenis ketenagaan, masa kerja, rangkap tugas administrasi,
dan tanggung jawab program yang dipegang.
b. Dukungan biaya operasional pelayanan kesehatan lainnya
sebagaimana dimaksud diatas meliputi:
1) Belanja barang operasional, antara lain meliputi:
- Pelayanan kesehatan dalam gedung,
- Pelayanan kesehatan luar gedung,
- Operasional dan pemeliharaan kendaraan Puskesmas keliling,
- Bahan cetak atau alat tulis kantor,
- Administrasi, koordinasi program, dan sistem informasi -
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan -
Pemeliharaan sarana dan prasarana
2) Belanja Modal untuk penyediaan sarana dan prasarana di Puskesmas
yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pelayanan
kesehatan di Puskesmas milik pemerintah daerah pemerintah daerah.
Contoh belanja modal antara lain:
belanja kursi tunggu pasien, lemari obat, toilet, gorden, linen, lemari
arsip, meja kerja petugas, AC, genset, pembuatan papan nama,
pembuatan billboard, pembuatan pagar FKTP, dan lain lain.
• VI. Dana lain yang sah
• Sumber dana lainnya yang berasal dari pemanfaatan Corporate
Social Responsibility (CSR). Perlu aktif menggali potensi sumber
pembiayaan ini.
Integrasi pemanfaatan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Dana
Kapitasi JKN dan APBD lainnya untuk Pendanaan Pelaksanaan
Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga di
Puskesmas
• Pemerintah Daerah sebagai pelaksana urusan kesehatan di
wilayahnya, wajib berperan aktif dalam pelaksanaan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga.
• Puskesmas sebagai Unit Teknis dibawah Pemerintah Daerah dan
pelaksana pendekatan keluarga, harus didukung penuh pendanaan
dari Pemerintah Daerah. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut,
Puskesmas dapat menggunakan berbagai sumber pendanaan yang
ada di Puskesmas.
langkah-langkah Integrasikan sumber pendanaan yang ada di Puskesmas dalam
rangka Pelaksanaan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga sebagai
berikut:

1. Puskesmas melakukan identifikasi seluruh kegiatan termasuk


Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga menurut
jenis, tujuan, sasaran dan rincian kegiatan yang akan dilaksanakan
selama suatu periode secara rinci. Identifikasi jenis kegiatan
tersebut dilakukan pada setiap tahapan, mulai dari tahap sosialisasi,
pengorganisasian, perencanaan, penggerakan-pelaksanaan, dan
pengawasan - pengendalian - penilaian.
2. Puskesmas mengidentifikasi sumber pendanaan yang didapatkan
pada suatu Periode sesuai ketentuan yang berlaku. Ketentuan
tersebut meliputi pemanfaatan, mekanisme penyaluran dana,
penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan, serta pertanggung
jawaban pendanaan sebagaimana contoh tabel 1
TERIMA KASIH
Perencanaan (P1), Penggerakan-Pelaksanaan (P2), dan
Pengawasan-Pengendalian-Penilaian (P3)

Anda mungkin juga menyukai