Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KEUANGAN

PROFORMA
PENYUSUNAN LAPORAN
KEUANGAN PROFORMA
 Memerlukan asumsi-asumsi, misal: tingkat
pertumbuhan penjualan, perilaku biaya dari
sejumlah pos rekening, tingkat investasi pada
modal kerja dan aktiva tetap
 Analis bisa merubah-rubah asumsi tersebut,
untuk melihat sensitivitas proyeksi keuangan
terhadap perubahan asumsi tersebut
Asumsi
 Asumsi diperlukan dalam penyusunan
proyeksi laporan keuangan karena asumsi
tersebut merupakan kondisi prasyarat suatu
proyeksi dapat dibuat.
 Tanpa sebuah asumsi maka suatu proyeksi
sulit untuk dibuat, karena terlalu banyak
kemungkinan yang dapat muncul.
 Asumsi : Menetapkan suatu kondisi
Kegunaan Asumsi
 Memudahkan penyusunan proyeksi atau
anggaran
 Dapat dijadikan alasan mengapa suatu
proyeksi atau anggaran tidak dapat tercapai.
 Sinyal diperlukannya perubahan atas anggaran
yang telah dibuat.
 Analisis sensitivitas  dengan melakukan
perubahan dari asumsi
Bagaimana Menetapkan Asumsi

 Analisis Data historis


 Sumber informasi yang terpercaya: misal
informasi dari pemerintah, informasi market
analyst.
 Mendasarkan pada perekonomian global.
 Meminta seorang ahli untuk menetapkan
asumsi
Jenis Asumsi
 Asumsi yang bersumber pada kondisi eksternal:
 Lingkungan ekonomi
 Persaingan dalam industri
 Konsumsi masyarakat, pertumbuhan penduduk
 Kebijakan pemerintah
 Perubahan teknologi
 Asumsi hubungan antar variabel keuangan yang dihitung
berdasarkan data-data historis
 Rasio-rasio keuangan
 Analisa vertikal dan horisontal
 Asumsi yang didasarkan pada target yang hendak dicapai
 Target pertumbuhan
 Target efisiensi
Asumsi Ekonomi
Proyeksi secara eksplisit harus menyatakan lingkungan ekonomi
yang diharapkan akan terjadi pada tahun proyeksi tersebut:
Tingkat suku bunga
Tingkat harga minyak bumi
Tingkat pertumbuhan ekonomi
Kondisi ekonomi dipengaruhi oleh kondisi politik seperti:
Pemilihan umum  potensi perubahan regulasi
Pergantian kepala negara / daerah  potensi perubahan
kebijakan pemerintah yang mempengaruhi perusahaan
Tingkat sensitivitas perubahan ekonomi, politik terhadap
perusahaan berbeda tergantung jenis perusahaannya.
Pertumbuhan ekonomi
 Pertumbuhan perekonomian
 Mempengaruhi pertumbuhan pendapatan dan konsumsi
masyarakat.
 Setiap industri dan perusahaan memiliki koefisien korelasi
yang berbeda-beda dengan pertumbuhan perekonomian
 Kebijakan pemerintah dalam pertumbuhan akan
menentukan pertumbuhan pada sektor industri tertentu
 Perusahaan harus mengantisipasi perubahan kebijakan
perekonomian pemerintah terutama jika terjadi pergantian
DPR, kepala pemerintah karena akan merubah orientasi
kebijakan.
Asumsi Ekonomi
 Tingkat suku bunga SBI
 Mempengaruhi tingkat suku bunga deposito sehingga akan
meningkat ekspektasi return untuk pemegang saham / cost
of equity
 Suku bunga pinjaman  hanya proyek dengan margin
tinggi yang dapat didanai
 Mempengaruhi pertumbuhan ekonomi terutama jika SBI
tinggi, ada kecenderungan tidak mau melakukan.
 Sensitivitas perusahaan terhadap tingkat suku bunga SBI
dipengaruhi oleh struktur pendanaan perusahaan.
Contoh Asumsi
 Harga bahan bakar
 Dampak pengaruhnya luas
 Mempengaruhi harga barang-barang lain seperti
listrik, biaya transport.
 Industri dan perusahaan dengan komponen biaya
bahan bakar sangat tinggi perngaruhnya terhadap
perubahan harga ini.
Faktor Demografi
 Setiap industri memiliki hubungan dengan jumlah
pemakai  jumlah penduduk.
 Pola konsumsi penduduk dapat berubah, sehigga
perusahaan harus mengantisipasinya dalam
menentukan asumsi.
 Program pemerintah dalam demografi dan tata kota
harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi
asumsi
Asumsi hubungan antar variabel
 Didasarkan pada analisis data historis.
 Data historis yang digunakan adalah data yang
memiliki persitensi yang tinggi sehingga
pertumbuhan yang bersifat irreguler harus
disesuaikan.
 Target rasio dapat menjadi asumsi, namun hal ini
harus memperhatikan kemampuan sumber daya
perusahaan.
 Faktor lingkungan harus dipertimbangkan dalam
menentukan asumsi target rasio dan pertumbuhan
Penyusunan Asumsi
 Asumsi dalam menyusun proyeksi
didasarkan pada asumsi yang paling umum
sampai pada asumsi detail
1. Asumsi kondisi lingkungan (sebagai dasar
menyusun asumsi detail)
2. Asumsi hubungan antar variabel dan rasio yang
telah mempertimbangkan asumsi kondisi
lingkungan, data historis dan target manajemen
PT ABC
 Asumsi makro ekonomi 2008
 Pertumbuhan ekonomo 6,3%
 Inflasi 6%
 Kurs rata-rata 9.200
 Suku bunga SBI 8%
 Pertumbuhan industri makanan 12%
 Asumsi internal
 Pertumbuhan penjualan 20%
 Biaya operasional meningkat 5% dan marketing 10%
 Biaya gaji meningkat 120% dari inflasi
 Kapasitas produksi pabrik masih mencukupi untuk
peningkatan produksi.
Asumsi yang Bagus
 Cukup rasional dan dikembangkan
berdasarkan data dan informasi yang akurat.
 Mempertimbangkan faktor-faktor eksternal
dan internal perusahaan.
 Mencerminkan kondisi yang ada
PROSEDUR PENYUSUNAN
LAPORAN KEUANGAN
PROFORMA
(1) Memproyeksikan penjualan untuk sejumlah periode pada
masa mendatang.
(2) Memproyeksikan biaya operasional (harga pokok
penjualan, biaya penjualan dan administrasi, biaya pajak di
luar bunga) dan kemudian menurunkan proyeksi pendapatan
operasional.
(3) Memproyeksikan total aset, hutang, dan modal saham yang
diperlukan untuk mendukung tingkat operasi yang
diproyeksikan pada (1) dan (2).
(4) Menentukan biaya pendanaan (financing cost) dari hutang
pada (3) dan kemudian menurunkan dari pendapatan
operasional untuk memperoleh laba bersih proyeksi.
(5) Menurunkan laporan aliran kas dari laporan keuangan yang
diproyeksikan (laporan rugi‑laba dan neraca).
Sumber Data

 Laporan keuangan
 Neraca
 Laporan laba rugi
 Arus kas
 Catatan atas laporan keuangan
 Kondisi konsumen dan pasar secara umum, kondisi
budaya/tradisi - asumsi
 Kondisi makroekonomi - asumsi
 Regulasi
 Target jangka pendek dan jangka panjang perusahaan secara
spesifik
MEMPROYEKSIKAN LAPORAN
LABA-RUGI
 Pertama: Memproyeksi penjualan, yang akan
digunakan menurunkan angka-angka di
laporan keuangan proforma
 Bisa menggunakan rata-rata tingkat
pertumbuhan masa lalu
 Perlu diperhatikan stabilitas, musiman, atau
siklus dari penjualan, dan penyesuaian yang
diperlukan
MEMPROYEKSIKAN
BIAYA OPERASIONAL
 Tergantung asumsi perilaku biaya, apakah
variabel atau tetap
 Jika variabel, bisa menggunakan common-size
terhadap penjualan
 Jika biaya tetap tinggi, maka perubahan akan
lebih melambat, tidak sepenuhnya proporsional
 Bisa menggunakan tingkat pertumbuhan item
individual
MEMPROYEKSIKAN
NERACA
 Cara yang paling mudah adalah memproyeksikan
sisi kiri neraca (sisi aktiva) terlebih dulu, baru
kemudian menyusun komposisi yang diinginkan
untuk sisi kanan (pasiva atau pendanaan) neraca
 Ada dua pendekatan:
 Memproyeksi total aset lebih dulu, kemudian
setiap item dihitung dengan tehnik common-size
 Memproyeksi item aset secara individual,
kemudian dijumlahkan, dan memperoleh total aset
MEMPROYEKSIKAN
NERACA
 Untuk memproyeksikan aset (baik total
maupun individual), ada dua cara yang bisa
dilakukan, yaitu:
(1) Memproyeksi aset dengan menggunakan
tingkat pertumbuhan.
(2) Memproyeksi aset dengan menganggap
perputaran aktiva konstan (tetap) untuk
masa mendatang.
RINGKASAN METODE
PROYEKSI ASET
Memproyeksi Memproyeksi
Total Aset Aset Individual
Menggunakan x x
tingkat pertumbuhan
historis
Menggunakan x x
Perputaran aset
untuk proyeksi aset
MEMPROYEKSIKAN HUTANG
DAN MODAL SAHAM
 Cara yang paling mudah untuk menyusun
komposisi passiva adalah dengan
menggunakan common‑size sisi kanan
 Asumsi: pola stabil
 Jika ada kejadian tertentu yang merubah pola,
misal restrukturisasi, pendekatang
common‑size barangkali tidak bisa dipakai
untuk memproyeksikan sisi kanan neraca
untuk tahun‑tahun mendatang
MEMPROYEKSIKAN BIAYA
PENDANAAN
 Asumsi: struktur modal dan tingkat bunga
tidak berubah
 Lihat contoh perhitungan proyeksi beban
bunga di teks
MEMPROYEKSIKAN LAPORAN
ALIRAN KAS
 Langkah terakhir adalah memproyeksikan
aliran kas.
 Proyeksi aliran kas diturunkan dari proyeksi
neraca dan proyeksi laporan rugi‑laba.
 Proyeksi dilakukan untuk tiga komponen:
investasi, pendanaan, dan operasi
Data:
Tabel 4.1.
Neraca PT. BR
Per 31 Desember 2008
(dalam ribuan rupiah)

Aktiva Pasiva
Kas 270.000 Utang dagang 513.000
Piutang 693.000 Utang jk. Panjang 240.000
Persediaan 90.000 Modal saham 360.000
Mesin-mesin 600.000 Laba yang ditahan 300.000
Penyusutan mesin (240.000)
360.000
Total Aktiva 1.413.000 Total Pasiva 1.413.000

26
Un t u k t en ga h t a h u n 2009 P T. BR m ela k u ka n pr oyeksi a t a s beber a pa
t r a n sa ksi keu a n ga n seba ga i ber iku t :

1. P en ju a la n ba r a n g sen ila i Rp. 1.200.000.000,- den ga n h a r ga pok ok


sebesa r Rp. 960.000.000,- At a s pen ju a la n in i 40 % a ka n dit er im a pa da
t en ga h t a h u n per t a m a 2009 da n 60 % la gi a ka n dit er im a pa da t en ga h
t a h u n kedu a .
2. Mem beli ba r a n g den ga n h a r ga Rp. 1.080.00 0.000,- At a s pem belia n in i
70 % a ka n diba ya r pa da sem est er per t a m a , da n sisa n ya pa da
sem est er kedu a .
3. Diper k ir a ka n sa ldo piu t a n g per 31 Desem ber 2008 a k a n da pa t dit a gih
sem u a .
4. At a s sa ldo u t a n g da ga n g per 31 Desem ber 2008 a ka n diba ya r lu n a s
pa da sem est er per t a m a 2009.
5. Bu n ga a t a s u t a n g ja n gk a pa n ja n g u n t u k sem est er per t a m a 2008
sebesa r Rp. 6.000.000,- a ka n diba ya r .
6. Diveden a t a s la ba t a h u n 2008 sebesa r Rp. 45.000.000,- a ka n diba ya r
pa da sem est er per t a m a 2009.
7. P en yu su t a n a t a s m esin -m esin pa da sem est er per t a m a 2009 a da la h
Rp. 9.000.000,-
8. P a ja k pen gh a sila n sebesa r 40 % diba ya r sem est er pa da t a h u n 2009.
Berdasarkan proyeksi sebesar transaksi yang akan dilakukan ini, PT. BR
kemudian, dapat menyusun laporan keuangan pro-forma.
Tabel 4.2.
Neraca Pro-forma PT. BR
Per 30 Juni 2009
(dalam ribua n rupiah)

Aktiva Pa siva
Kas 33.000 Utang dagang 324.000
Piuta ng 720.000 Utang J k. Panjang 240.000
Persediaan 210.000 Modal saham 360.000
Mesin-mesin 600.000 Laba ya ng ditahan 390.000
Penyusutan mesin (249.000)
351.000
Total Aktiva 1.314.000 Total Pasiva 1.314.000

Seda ngka n La poran Laba Rugi Pro-Forma PT. BR untuk periode 1 J anua ri
2009 sam pai denga n 30 J uni 2009 adala h seba gai berikut:
Tabel 4.3.
Laporan Laba/Rugi PT. BR
1 Jauari – s /d 30 Juni 2009
(d a la m r ibu a n r u pia h )
P en ju a la n 1.200.000
H a r ga pok ok 960.000
La ba k ot or 240.000
P en yu s u t a n m es in 9.000
La ba Sebelu m Bu n ga da n P a ja k 231.000
Bu n ga a t a s u t a n g ja n gk a p a n ja n g 6.000
La ba s ebelu m p a ja k 225.000
P a ja k 40% 90.000
La ba s es u da h pa ja k 135.000
P en jela sa n p er r ek en in g da r i n er a ca d a n La ba r u gi d a pa t d iu r a ik a n
seba ga i ber ik u t (da la m r ibu a n r u p ia h ) :

1 Kas
P er sedia n k a s a wa l 270.000
P en ju a la n 40 % (1.200.000) 480.000
P en er im a a n d a r i piu t a n g 693.000
P em belia n ba r a n g 70 % (1.050.000) (756.000)
P em ba ya r a n u t a n g da ga n g (513.000)
P em ba ya r a n bu n ga u t a n g ja n gk a pa n ja n g (6.000)
P em ba ya r a n deviden (45.000)
P em ba ya r a n pa ja k p en gh a sila n (90.000)
Sa ldo Ka s per 30 J u n i 2009 33.000
Piutang
P iu t a n g a wa l 1 J a n u a r i 2009 693.000
P en ju la n k r edit 1.200.000
P en er im a a n k a s piu t a n g (693.000)
P en er im a n a t a s pen ju a la n k r edit (480.000)
Sa ldo P iu t a n g 30 J u n i 2009 720.000

Persediaan barang
P er sedia a n a wa l 1 J a n u a r i 2009 90.000
P em belia n ba r a n g 1.080.000
P en ju a la n ba r a n g (h a r ga pok ok ) (960.000)
Sa ldo p er sedia a n ba r a n g 30 J u n i 2009 210.000

Penyus utan mesin


Sa ldo p er 1 J a n u a r i 2009 240.000
P en yu su t a n sem est er per t a m a 9.000
Sa ldo p en yu su t a n per 30 J u n i 2009 249.000

U tang dagang
Sa ldo p er 1 J a n u a r i 2009 513.000
P em belia n ba r a n g 1.080.000
P em ba ya r a n u t a n g (513.000)
P em ba ya r a n h a r ga ba r a n g (70 % x 1.080.000) (756.000)
Sa ldo p er 30 J u n i 2009 324.000

Laba yang di tahan


Sa ldo la ba per 1 J a n u a r i 2009 300.000
La ba da r i oper a sion a l s em est er I 135.000
P em ba ya r a n dividen (45.000)
Sa ldo la ba per 30 J u n i 2009 390.000
RASIO KEUANGAN PROFORMA
 Setelah laporan keuangan proforma selesai,
analis bisa menghitung rasio-rasio keuangan
berdasarkan laporan keuangan proforma 
rasio keuangan proforma
 Proforma rasio keuangan sangat dipengaruhi
oleh asumsi yang digunakan

Anda mungkin juga menyukai