2. Umumnya menggunakan komunikasi langsung 3. Mengandung konflik/pertentangan 4. Adanya tawar-menawar 5. Menyangkut suatu rencana atau tujuan yang belum pernah terjadi 6. Penyelesaian : sepakat atau tidak sepakat STRUKTUR TEKS NEGOSIASI
2. Pengajuan – Ajakan, permintaan 3. Penawaran – adu tawar antara negosiator 1 dan 2 4. Kesepakatan – persetujuan atau penolakan 5. Penutup KAIDAH KEBAHASAAN TEKS NEGOSIASI
1. Kalimat dialogis – Percakapan dua orang atau lebih
2. Kalimat santun, persuasif – contohnya : harap, minta, mudah-mudahan 3. Kalimat bersyarat – contohnya : jika, kalau, seandainya 4. Kalimat kausalitas : contohnya : sebab, karena, sehingga 5. Menggunakan pronomina : a. persona (kata ganti orang), misalnya aku, kami, kita kamu, kalian dia, dia, mereka b. penunjuk, misalnya ini, itu, disini, kesini, begini, seperti ini c. Penanya, contohnya : - orang/benda : apa, siapa, mana, yang mana - waktu : kapan, bilamana, apabila - tempat : dimana, kemana, darimana - keadaan : mengapa, bagaimana, kenapa - jumlah : berapa KAIDAH KEBAHASAAN TEKS NEGOSIASI
1. Kalimat dialogis – Percakapan dua orang atau lebih
2. Kalimat santun, persuasif – contohnya : harap, minta, mudah-mudahan 3. Kalimat bersyarat – contohnya : jika, kalau, seandainya 4. Kalimat kausalitas : contohnya : sebab, karena, sehingga 5. Menggunakan pronomina : a. persona (kata ganti orang), misalnya aku, kami, kita kamu, kalian dia, dia, mereka b. penunjuk, misalnya ini, itu, disini, kesini, begini, seperti ini c. Penanya, contohnya : - orang/benda : apa, siapa, mana, yang mana - waktu : kapan, bilamana, apabila - tempat : dimana, kemana, darimana - keadaan : mengapa, bagaimana, kenapa - jumlah : berapa KAIDAH KEBAHASAAN TEKS NEGOSIASI Wakil Karyawan : “Selamat siang, Pak…” Wakil Perusahaan : “Selamat siang. Saya Wijaya Adi, wakil dari perusahaan, ini dengan siapa?” Wakil Karyawan : “Saya Sudibyo sebagai perwakilan dari karyawan, Pak. Boleh minta waktunya sebentar, Pak?” Wakil Perusahaan : “Silahkan, sebenarnya ada apa? semua karyawan di sini melakukan demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan bisa bangkrut dan berdampak pada PHK karyawan.” Wakil Karyawan : “Kami hanya ingin memiliki nasib yang lebih baik pak. Selama ini kami sudah bekerja keras untuk perusahaan. Namun gaji yang kami terima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami sehingga kami ingin menuntut gaji kami ditingkatkan menjadi 3 juta perbulan.” Wakil Perusahaan : “Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat. Apalagi ada tunjangan dan uang lembur.” Wakil Karyawan : “Jika tidak bisa maka kami akan tetap mogok kerja, Pak.” Wakil Perusahaan : “Jangan seperti itu, mari kita cari jalan keluarnya. Saya akan mengusulkan kenaikan UMP sampai Rp2,3 juta kepada direksi.” Wakil Karyawan : “Pak, ini Ibu kota, semua harga kebutuhan pokok mahal. Tolong dinaikkan lagi, Pak.” Wakil Perusahaan : “Baiklah, nanti saya akan mengusulkan ke direksi Rp2,5 juta” Wakil Karyawan : “Tapi, usahakan lebih dari itu Pak, kami akan bekerja dengan lebih giat lagi.” Wakil Perusahaan : “Baiklah akan saya coba. Tolong sampaikan pada teman-teman untuk kembali bekerja. Jika tidak, maka perusahaan dapat memberikan sanksi.” Wakil Karyawan : “Baiklah, Pak. Terima kasih. Boleh saya keluar?” Wakil Perusahaan : “Ya, silakan.”