Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sehingga dapat
tersusun buku “ PENGETAHUAN DASAR MESIN “ Buku ini disusun un-
tuk melengkapi bahan pelatihan di lingkungan PT Pamapersada Nusantara
khususnya Plant Departement.
Buku ini disajikan dalam bentuk yang sederhana, dengan harapan dalam
pemahamannya akan lebih mudah, khususnya bagi Calon Mekanik atau Junior
Mekanik dibidang Alat-alat Berat.
Dengan segala kerendahan hati penyusun menyadari bahwa buku ini masih
jauh dari sempurna, maka dengan keterbatasan yang ada penyusun sangat
mengharap kritik dan saran dari para pembaca untuk meningkatkan kesempur-
naan buku ini sehingga tidak terjadi salah persepsi untuk pemahaman dari isi
dan makna terhadap buku ini.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga terselesaikannya buku ini.
Penyusun
Mechanic Development
DAFTAR I S I
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. LIQUID
1. Pressure.
Gaya pada satuan luas, salah satu sifat fluida adalah zat cair ( fluida )
menentukan pascal menyatakan zat cair dalam ruangan ter-
tutup dan diam
( tidak mengalir ) mendapat tekanan maka tekanan tersebut akan
ditemukan ke segala arah dengan sama rata dan tegak lurus bidang per-
mukaannya.
2. Specifis Gravity.
3. Viscosity.
B. TORQUE.
1. Torque
Gaya puntir atau gaya putar yang di desakan poros engkol mesin.
Engine torque adalah hasil kali dari gaya total yang dikerahkan pada
TECHNICAL TERM OF BASIC MACHINE I-2-5
T = F x r
Dimana : F = P X A
P = Tekanan pembakaran
A = Area puncak ( Crown ) piston.
r = radius engkol
2. Leverage
Mechanical lever adalah sebuah batang atau tongkat yang lurus ditun-
juk ditengah – tengah batang tersebut digunakan untuk atau mem-
odifikasi
( merubah ) gerakan, dan besar gaya ( meneruskan ).
Mechanical lever adalah suatu alat yang digunakan untuk
meneruskan dan menambah gerakan dan gaya.
C. ELECTRICAL
1. Current ( Arus ).
Gbr. 2.
Hubungan antara arus listrik dan arus elektron
1. Current ( Arus ).
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui muatan
listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik.
I=Q/t
1 A = 1000 MA
1 MA = 1000 MA
1 A = 106 MA
TECHNICAL TERM OF BASIC MACHINE I-4-5
2. Voltage ( Tegangan ).
1 MV = 1000 KV
1 KV = 1000 V
1 V = 1000 MV
Voltage dihasilkan antara 2 ( dua ) titik yaitu satu yang muatan positif
dan satu titik yang muatan negatif.
Gbr. 3. Voltage.
Voltage akan timbul walaupun tidak terjadi aliran arus tetapi tidak
akan mengalir bila tidak ada tegangan atau beda potensial.
3. Hambatan ( Resistance ).
R=L
A
( at ( at
Material Material
20º C 20º C
Coopper, ( pure soft ) 1.724 x 10-6 Gold 2.2 x 10-6
Coopper, ( hard draw ) 1.777 x 10-6 Lead 20.0 x 10-6
Steel ( low carbon ) 9.96 x 10-6 Mercury 85.1 x 10-6
Cast iron 19.1 x 10-6 Silver 1.59 x 10-6
Aluminium, ( soft ) 2.73 x 10-6 Zine 6.21 x 10-6
Aluminium, ( hard ) 2.83 x 10-6 Nichrome 100.0 x 10-6
Nickel , ( 100 % pure ) 10.4 x 10-6 Manganin 47.8 x 10-6
A. FASTENERS.
1. Bolt
Bolt adalah fastener yang digunakan sebagai pengikat berpasangan
dengan nut. Bentuk lain bolt adalah cap screw. Disebut cap screw apa-
bila dalam pemakaian sebagai fasteners berpasangan terhadap
lubang ulir. Dengan demikian bolt dan cap screw dibedakan
berdasarkan aplikasi pemakaiannya sebagai fastener. Berbagai macam
bolt dan cap screw ditunjukan pada gbr berikut :
a. Spesifikasi bolt .
Bentuk bolt terdiri atas Head body dan threat Ukuran head
berdasarkan jarak bidang rata pada bagian Head. Ukuran head
bolt menentukan beberapa ukuran kunci atau socket yang
dipergunakan. Ukuran bolt ditentukan oleh diameter
puncak threat, sedangkan panjang bolt diukur dan bagian bawah
head ke bagian ujung thread ( bolt ). Beberapa bentuk bolt memiliki
ketentuan penentuan ukuran panjang yang berbeda menunjukkan
penunjukkan ukuran bolt.
½ - 20 - UNC - 24 x3
Panjang
dalam satuan inch
Simbol
suaian
C=
Coarse ( ulir kasar )
F = Fine
( ulir halus )
Jumlah
puncak ukir per inch
Diameter
luar puncak ulir
M 12 x 1.75 – 69 x 80 – 8,8
Panjang baut
Simbol suaian
3. Washer.
Washer merupakan cincin penutup yang dipergunakan antara bolt
ataupun terhadap parts atau component yang diikat. Berdasarkan
fungsinya washer terdapat dalam beberapa bentuk.
a. Plain washer, mendistribusikan beban pengikat dengan per-
mukaan yang lebih luas dibanding bolt atau nut, juga mencegah
permukaan part yang diikat.
b. Helical spring washer digunakan untuk menjamin agar bolt atau
nut kencang ( tidak mudah kendor ) pada parts atau compo-
nent yang menerima getaran atau vibrasi.
c. Toothed lock washer digunakan untuk menjamin agar bolt atau
nut tidak mudah kendor akibat getaran atau vibrasi. Aplikasi
penggunaannya mirip dengan washer spring. Toothed lock
washer ini banyak digunakan pada pemasangan nut pada termi-
nal kabel.
Gambar berikut ini menunjukkan berbagai macam jenis washer
:
4. Screw.
5. Studs.
Studs merupakan salah satu jenis fastener berupa steel rod yang
memiliki ulir atau thread pada kedua bagian ujungnya. Salah satu thread
dikencangkan pada parts atau komponen, sedangkan salah satu
ujungnya mengikat part dengan menggunakan nut. Gambar berikut
menunjukkan bentuk stud dan pemasangannya sebagai pengikat.
MECHANICAL ELEMENT II - 6 - 21
6. Pins.
Secara umum pin digunakan sebagai fastener pada bagian part atau
komponen yang saling bergerak selain itu pin juga digunakan
sebagai lock, sebagai pelurus posisi parts yang saling disambungkan.
Berbagai bentuk pin ditunjukkan pada gambar berikut :
7. Snap ring.
8. Clamps.
9. Key.
Key atau pasak digunakan sebgai lock antara roda sisi atau pulley
terhadap shaft. Trehadap dua jenis key yaitu rectangular atau square key
dan woodruff key seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
B. BEARING.
1. Plain Bearing.
Anti friction bearing memiliki tiga jenis bentuk dasar bearing yaitu :
a. Ball Bearing.
b. Roller Bearing.
c. Needle Bearing.
Roller dan needle bearing hanya memiliki dua macam race yaitu split
race dan continuos race bearing.
Ball bearing memiliki 4 macam race yaitu :
a. Control bearing
b. Full type bearing
c. Split race bearing
d. Angular contact bearing
Roller bearing untuk menumpu beban yang lebih besar dibanding ball bear-
ing jenis dasar roller bearing digolongkan menjadi:
a. Radial Load, straight roller bearing.
b. Radial and Thrust Load, tapered roller.
c. Self aligning, radial and thrust Load
d Self aligning, radial and thrust Load concave roller bearing.
e. Thrust Load
Needle bearing
Needle bearing memiliki elemen gelinding berdiameter kecil atau
berbentuk jarum, karena bentuknya tersebut maka needle bearing banyak
digunakan untuk tempat dengan ruang terbatas.
Jenis needle bearing meliputi :
~ Radial load bearing
~ Thrust load bearing
C. SEALS.
Seal digunakan sebagai penyekat atau perapat pada bagian yang saling
disambungkan terhadap kebocoran cairan udara, debu dan menjaga tekanan
terhadap dua jenis dasar bentuk seals yaitu :
1. Dynamic Seals.
Digunakan sebagai perapat pada parts yang bergerak, contoh :
~ Redial lip seal
~ Clearance seal
~ Ring seal
~ Face seal
~ Compression packing
~ Molded packing
~ Diaphragm seal
2. Static Seals.
Digunakan sebagai perapat pada parts statis ( fixed parts ), contoh :
~ Static o - ring
~ Metallic gasket
~ Non Metallic gasket
~ Sealant
a. Radial lip seal ( Oil seal ).
Radial lip seal digunakan sebagai penyekatr untuk menahan
pelumas pada sistem yang memiliki shaft berputar. Radial
lip seal ini bisa disebut juga oil seal. Penyeakatan atau perapatan
( sealing ) berdasarkan perbedaan ukuran antara elemen
seal yang flexible terhadap ukuran shaft. Interferensi diameter
dalam seal dan diameter luar shaft merupakan dasar prinsip sealing,
juga ditambahkan tekanan spring dibelakang lip seal. Antara lip
seal dengan shaft harus terdapat lapisan film sebagai perapat
dan pelumas. Bila lapisan film terlalu tebal, cairan akan bocor tetapi bila
terlalu tipis akan timbulnya gesekan dan keausan pada lip seal. Tebal
tipisnya lapisan film dipengaruhi oleh tekanan lip seal. Gambar
berikut menunjukkan bentuk dasar lip seal atau oil seal.
Single lip
Lip tidak menggunakan spring loaded. Untuk sealing cairan
kental seperti grease pada shaft kecepatan lambat.
Single lip spring loaded
Spring loaded membantu kerapatan seal, digunakan untuk
sealing cairan dengan viskositas yang rendah pada shaft ke-
cepatan putar tinggi, pada daerah yang tidak berdebu.
Double lip
Lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring
loaded pada kedua sisi atau salah satu sisi saja. Seal ini digu-
nakan sebagai sealing terhadap cairan lip yang dilengkapi
spring loaded, sedangkan sisi lip yang lain melakukan sealing ter-
hadap debu atau partikel.
Dual lip
Lip seal menghadap berlawanan arah dan memiliki spring
loaded pada kedua sisinya. Digunakan sebagai sealing ter-
hadap pelumas kental pada salah satu sisi dan sebagai sealing
terhadap cairan pada sisi yang lain. Pemasangan oil seal
Penanganan dan pemasangan oil seal perlu diperhatikan utuk
mencegah kerusakan dini atau kebocoran oli akibatnya rusaknya lip
seal. Lip mudah – mudahan sobek dan rusak. Sebelum dipasang
seal harap disimpan secara aman, jauh dari panas dan debu.
b. Packing.
Packing dibedakan atau digolongkan menjadi dua tipe yaitu
compression packing dan molded packing.
Compression packing membentuk seal ketika packing tersebut
dipasang dan tertekan antara alur poros dan housing. Gaya tekan
akan mengakibatkan packing mengembang sealing terhadap
alur dan poros maupun housing, terdapat tiga jenis com-
pressioon packing yaitu : fabric
( serat ) meatalic dan plastic. Gambar berikut menunjukkan
bentuk compression packing.
MECHANICAL ELEMENT II - 17 - 21
Gbr. 31.
Pemasangan u-cup packing.
c. O-ring.
O-ring berfungsi sebagai seal akibat tertekan ( squeezed ) aki-
bat proses pemasangan dan proses sealing terjadi akibat tekanan
cairan menekan o- ring. Static o-ring memberikan sealing terhadap
komponen static ( tidak ) bergerak untuk mencegah kebocoran flu-
ida atau udara.
Dynamic o-ring digunakan sebagai sealing terhadap fluida
pada bagian komponen yang saling bergerak. Terdapat tiga
penggunaan dynamic o- ring yaitu :
~ Reciprocating, bila digunakan sebagai seal piston ring
atau sealing pada sekitar piston rod.
~ Oscilating, bila seal berputar bolak – balik pada derajat
yang terbatas atau seal berputar beberapa kali putaran
MECHANICAL ELEMENT II - 18 - 21
d. Gasket.
Gasket merupakan static, mencegah kebocoran cairan melalui
permukaan bidang kontaknya terhadap komponen yang
dirakit. Faktor utama dalam penggunaan gasket adalah
seal material dapat menyesuaikan bentuk ( conform ) ter-
hadapa ketidak sempurnaan kontak antara bidang permukaan
bentuk gasket terhadap perrmukaan kontak.
D. BELTS.
Belt memindahkan power melalui kontak antara belt dengan pulley peng-
gerak dan pulley yang digerakkan. Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak,
kemampuan bolt untuk memindahkan tenaga tergantung pada :
1. Round Belts
Round belts terbuat dari solid rubber dengan cord. Belt ini hanya di-
gunakan untuk beban ringan seperti untuk sewing machine projector
films.
2. Flat Belts
Penggunaan flat belts semakin berkurang dengan dipergunakan v-
belts pada sistem pemindahan tangan. Flat belts terbuat dari leather ruber-
ized fabric dan cord. Flat belts semakin tidak dipergunakan karena
membutuhkan pulley yang lebih besar, tempat yang lebih luas dan ku-
rang flexible.
Flat belts juga dipergunakana sebagai pemindahan tenaga high
power untuk mesin penggerak yang terpisah dengan mesin yang diperger-
akkan. Contoh : sawmils.
3. V – Belts.
V-belts banyak dipergunakan sebagai pemindahan beban antara pul-
ley yang berjarak pendek. Gaya jepit ditimbulkan oleh bentuk alur V.
Gaya tarik atau load yang lebih besar menghasilkan gaya jepit belt
yang kuat keuntungan v-belts adalah :
~ Gaya jepit belt memungkinkan sudut kontakj yang lebih kecil
dan perbandingan kecepatan yang tinggi.
~ Meredam kejutan terhadap motor dan bearing akibat peruba-
han beban.
~ Memiliki level vibrasi dan noise yang mudah.
~ Mudah dan cepat dalam melakukan penggantian dan per-
awatan.
~ Efficiency transmissinya tinggi sampai 45 %.
MECHANICAL ELEMENT II - 21 - 21
4. Banded V – Belts.
Banded v – belts adalah multiple v – belts yang dibentuk cetak per-
manen dalam tie band. Banded v-belts mengurangi timbul
masalahnya pada penggerak dimana belts bergeser, melintir atau
terlepas dari alurnya.
5. Links V - Belts
Link v – belts dibentuk dari multiple belts yang disusun saling
menyambung. Digunakan untuk penggerak – penggerak besar dengan
memiliki jarak centre yang tetap, dimana terdapat kesulitan untuk
memastikan ukuran belts yang tetap. Link dapat ditambah atau dikurangi
untuk mendapatkan panjang belt yang tetap.
6. Timing Belts
Timing belts merupakan aksi gabungan anatar chain dan sprocket
pada bentuk flat belt. Bentuk dasarnya merupakan flat yang memiliki
gigi – gigi berukuran sama pada permukaan kontak denhgan gigi
pulley. Sebagaimana penggerak gear rantai, membutuhkan kelurusan
pada perpasangan pulley.
Keuntungan timing belts :
~ Tidak terjadi slip atau variasi kecepatan.
~ Membutuhkan perawatan yang ringan.
~ Mampu dipergunakan pada range beban yang lebar.
~ Memiliki effisiensi mekanis tinggi karena tidak terjadi gesekan /
slip, initial tension berkurang dan memiliki konstruksi yang tipis.
7. V – Ribbed Belts.
V – ribbed belts merupakan gabungan alur luar berbentuk v – belt.
Terbuat dari molded rubber. Lapisan inti penguat terdapat pada
bagian datar belt. Sebagiamana v-belt kemampuan memindahkan
power tergantung pada aksi jepit antara alur dan belt.
MATE R IAL III - 1 - 9
A. DIESEL FUEL
Diesel fuel merupakan hasil proses distilasi terhadap crude oil, dengan
cara memanaskan crude oil. Gambar berikut menunjukkan proses distilasi se-
hingga diperoleh diesel fuel. Crude oil dituangkan dari bagian atas tower
pemisah dan dipanaskan pada bagian bawah. Akibat proses pemanasan
diperoleh berbagai tingkatan hasil distilasi berdasar boiling point yang berbeda.
Petroleum gas
(Propane, Butane, dll)
Temperatur terendah pada bagian tas
Boiling point ºC
Rendah
Light gasoline
Boiling point
170 s.d 250
Light diesel oil
Heavy diesel oil
240 s.d 350
Residual oil
Tinggi
Min 350
Heat
Fuel yang digunakan pada diesel adalah light diesel Oil yang memiliki boiling
Point 240º C – 350º C dan dihasil dari proses distilasi setelah korosene.
Field dari jenis light diesel oil ini sesuai dipergunakan untuk diesel engine kecil
maupun besar kecepatan tinggi. Komatsu merekomendasikan light diesel oil
sebagai untuk engine Komatsu.
Hal – hal penting yang perlu diperhatikan pada spesifikasi fuel adalah :
1. Specific Gravity.
Fuel dengan viskositas dan boiling point tinggi memiliki specific gravity
yang lebih tinggi dari pada fuel dengan viskositas dan boiling point rendah.
Pada temperatur konstan dan panjang langkah injeksi yang sama
diperoleh jumlah bahan yang diijinkan lebih banyak dibanding dengan
specific yang tinggi.
2. Flash Point.
Fuel dengan flash point rendah lebih mudah penyalaannya ( ignition ),
perlu penanganan yang hati – hati terhadap fuel dengan point rendah.
Falash point merupakan nilai yang lebih menunjukkan temperatur penyalaan
bahan bakar.
3. Kandungan sulfur.
Kandungan sulfur pada fuel akan bereaksi dengan oksigen pakda
saat pembakaran sehingga menghasilkan Asam Sulfat ( Sulfuric
Acid ).
MATE R IAL III - 2 - 9
4. Pour Point.
Pour point menunjukkan temperatur terendah fuel dapat mengalir
pour point tinggi mengakibatkan fuel susah mengalir sehingga mengaki-
batkan kemampuan starting pada daerah menjadi buruk
5. Cetane Number.
Cetane number merupakan nilai menunjukkkan kemudahan pem-
bakaran fuel. Cetane number sangat menentukan kemudahan start
dan pembakaran. Cetane number rendah mengakibatkan ke-
bakaran buruk, terjadinya pembakaran tunda ( detonasi ), sulit start,
pada temperatur rendah tercampurnya oli oleh fuel yang tidak ter-
bakar. Cetane number tinggi mengakibatkan pembakaran mudah
sehingga terjadi knocking pada ruang bakar.
6. Ash Content.
Ash pada fuel sebenarnya terdiri dari tiga tipe yaitu particle pada (
solid particle ), campuran garam inorganic ( in organic salt solution )
dan oli soluble organic. Rata – rata kandungan ash ( ash content ) pada
fuel yang digunakan pada Diesel oil adalah 0.02 – 0.03 %. Kenaikan
kanduingan ash disebabkan oleh debu dan kotoran dari luar.
Penanganan Fuel
Fuel harus ditangani secara hati – hati agar tidak terjadi kontaminasi ter-
hadap air, debu, kotoran atau minyak tanah.
~ Jangan menggunakan pompa dan hose bergantian untuk diesel fuel
kerosene dan oli.
~ Bila fuel disimpan dalam drum :
• Tempatkan drum terlindung dari sinar matahari atau panas.
• Tumpuk drum pada posisi mendatar dan posisikan tutup drum
tertutup oleh fuel ( tutup fuel pada posisi jam 3 atau jam 9 ).
~ Gunakan fiuel resevoir ( fuel tank ) untuk penyimpanan fuel dalam
skala besar dan pastikan adanya drain cek untuk membuang endapan atau
air.
MATE R IAL III - 3 - 9
B. LUBRICANT.
Terdapat dua jenis lubricant yang biasa digunakan pada pemakaian sehari –
hari yaitu Solid Lubricant dan Liquid Lubricant . Oli merupakan jenis liquid
lubricant sedangkan grease merupakan salah satu bentuk solid lubricant.
1. Oil
Oli ( Oil ) dibuat dari “ base oil “ dan “ aditive “ ( bahan tambahan ).
Terdapat tiga jenis base oil yang digunakan :
~ Crude oil ( minyak bumi ) : • Parrafinis base oil
• Naptanic base oil
• Aromatic base oil
~ Natural oil ( Minyak nabati )
~ Syntetic oil ( Bahan Kimia )
2. Additive
Additive adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk memperbaiki
sifat – sifat mutu oil seperti :
~ Extreme pressure – memperbaiki ketahanan oil terhadap
tekanan.
~ Viskositas Index ( VI ) improves memperbaiki nilai viskositas oli.
~ Anti wear memperbaiki sifat oli utnuk me ncegah keausan.
~ Anti Rust / cojrrosion mmeperbaiki sifat oli memisahkan debu
dan mencegah korosin.
~ Oxidation inhibitor memperbaiki sifat oli terhadap peristiwa ok-
sidasi
~ Dipersant
~ Anti foam memperbaiki sifat oli agar oli tidak mudah berbusa,
dll.
3. Viskositas Index.
Viskositas Index adalah bilangan atau angaka yang menunjukkan
kestabilan kekentalan oil terhadap perubahahn temperatur. Oli berubah
kekentalannya akibat pengaruh panas atau temperatur oli akan menjadi
encer akibat panas.
Oli berdasar viskositas indexnya dikelompokkan menjadi empat go-
longan :
~ Rendah bila nilai viskositas indexnya 1 – 29.
~ Sedang bila nilai viskositas indexnya 30 – 79.
~ Tinggi bila nilai viskositas indexnya 80 – 100.
4. Grease.
Grease merupakan pelumas berbentuk padat. Terbuat dari minyak
pelumas yang didapatkan dengan campuran sabun metalic atau non
sabun metalic dan additive. Berikut schematic beban yang digunakan pada
pembuatan grease.
Klasifikasi Grease.
Pelumas diklasifikasikan berdasar tingkat kekentalan, sedangkan
grease diklasifikasikan berdasarkan tingkat kekerasaan ( consis-
tency ). Klasifikasi tingkat kekerasan grease ditentukan oleh National
Lubricating Institute (NLGI), yang membagi tingkat kekerasan grease
menjadi 9 tingkat kekerasaan ( 000 ~ 6 ). Penetuan kekerasan ini diuji
berdasar persyaratan uji ASTM D217
( American Standard Too Testing and Material ) dengan mengukur
jarak penetrasi grease ( 1/10 mm ). Pada temperatur 25ºC dengan
alat one quarter scale cone equipment. Table berikut menunjukkan klasi-
MATE R IAL III - 6 - 9
000
445/475
00
400/430
0
355/385
1
310/340
2
265/295
3
220/250
4
175/205
5
130/160
6
85/115
Spesifiaksi Grease.
Spesifiaksi grease dipengaruhi oleh ciri fisik grease yang menetukan
kemampuan grease sebagai pelumas.
~ Penetration atau penetarsi adalah kemampuan grease
melakukan penetrasi dipengaruhi oleh kekentalan
grease. Semakin kental / keras grease angka penetrasinya
semakin kecil. Grease dengan kemampuan penetrasi tinggi
akan mamapu memberikan pelumasan pada celah yang
kecil dengan baik.
~ Drop point atau titik leleh adalah titik suhu pada saat grease
mulai mencair akibat panas. Drop point menentukan suhu kerja
maksimum grease yang
biasanya ditentukan dibawah drop point.
5. Coolant.
Coolant adalah zat cair yang digunakana pada circuit pendingin en-
gine. Fungsi utama coolant adalah sebagai penyerap panas, pada
bagian – bagian engine seperti cylinder block & cylinder head.
~ Memiliki sifat penyerap panas / sebagai media pemindah
panas.
~ Mencegah terjadinya / timbulnya endapan pada sirkuit sistem
pendingin.
~ Tidak berakibat korosif logam besi tembaga ataupun aluminum.
Chloride 40
2.5
Sulfates 100
5.8
Total Dissolved 340 20
6. Battery electrolite.
Battery mengahsilkan arus berdasarkan reaksi kimia anbtara material
aktif seperti plate dan aasam sulfat ( sulfuric acid ) dari lariat elec-
trolyte. Larutan electrolyte tersebut dari campuran antara air suling ( H 2O
) dan asam sulfat
( H2SO4 ) dengan konsentarsi larutan H2O 64 % dan H2SO4 36 %.
Skema berikut menggambarkan komposisi larutan electrolyte.
+ =
64 % WATER 36 % ACID
ELECTROLYTE SP.GR = 1.00 SP.GR =
1.835 SP.GR = 1.270
Discharge
MATE R IAL III - 9 - 9
Pada saat proses charging terjadi reverse proses kimia pada larutan
electrolyte battery. Timbal sulfat ( PbSO 4 ) terurai menjadi Pb
dan SO4. Sedangkan air ( H2O ) teruari menjadi hydrogen dan
bereaksi dengan SO4 menjadi asam sulfat ( H2SO4 ).Pada saat
yang sama oksigen ( O2 ) dari terurainya H2O , diikat oleh timbal
( Pb ). Plate positif membentuk timbal
( PbO2 ).