LATAR BELAKANG
Latar
Belakang
Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat
Rumusan abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang
Masalah berbeda. Secara umum, seseorang dianggap mengalami
hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90
Tujuan mmHg.
Penelitian
Hipertensi menyebabkan peningkatan tekanan vaskuler
pembuluh darah kemudian terjadi vasokontriksi sehingga
Manfaat menyebabkan gangguan sirkulasi. Gangguan sirkulasi
Penelitian
menyebabkan resistensi pembuluh darah ke otak meningkat
sehingga menyebabkan terjadinya nyeri (sakit kepala)
(Wibowo, 2020).
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Latar
Belakang
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015
Rumusan menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang
Masalah hipertensi.
Riskesdas tahun 2018 di Indonesia tercatat 8,4%
Tujuan penduduknya terdiagnosis hipertensi dengan Sulawesi Utara
Penelitian
tercatat peringkat tertinggi penduduknya yang terdiagnosis
hipertensi yaitu 13,5%
Manfaat
Penelitian Sulawesi Utara sendiri berada di posisi sepuluh dengan kasus
kejadian hipertensi sebanyak 33,12% (InfoDatin, 2018).
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Latar
Belakang
Mengatasi hipertensi dapat dilakukan pengobatan
Rumusan farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan farmakologi
Masalah yang diberikan pada klien adalah dengan obat
Tujuan Penatalaksanaan hipertensi non farmakologi dapat dilakukan
Penelitian dengan cara: mengurangi berat badan bila kelebihan berat
badan, hindari merokok, hindari minum kopi, hindari minum
Manfaat alkohol, kurangi konsumsi garam berlebih, hindari makanan
Penelitian berlemak tinggi (gajih, usus, kulit ayam), melakukan senam
secara teratur dan melakukan terapi relaksasi (Maryam,
2010).
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Latar
Belakang
Rumusan
Masalah
“Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan
Tujuan pada pasien Hipertensi dengan masalah
Penelitian nyeri?”
Manfaat
Penelitian
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Rumusan
Masalah Menjelaskan Pengkajian Menjelaskan Intervensi
keperawatan pada pasien keperawatan pada pasien
Tujuan hipertensi dengan masalah hipertensi dengan masalah
Penelitian nyeri nyeri
METODE PENELITIAN
Strategi
Pencarian Strategi Strategi Strategi
Literature Pencarian Pencarian Pencarian
Literatur Literatur Literatur
teria Inklusi
dan Ekslusi
Pencarian artikel atau jurnal
Adapun yang digunakan Sumber data sekunder menggunakan keyword dan
eksi Studi Dan peneliti dalam penelitian didapat berupa artikel boolean operator (AND, OR
ilaian Kualitas ini adalah data sekunder jurnal bereputasi dengan
NOT, or AND NOT ) yang
yang diperoleh bukan dari tema yang telah
digunakan untuk memperluas
pengamatan langsung, ditentukan. Pencarian atau menspesifikkan
akan tetapi dari hasil literatur dalam literature pencarian, sehingga
penelitian yang telah review ini menggunakan 1 mempermudah dalam
dilakukan oleh peneliti database,yaitu google
penentuan artikel atau jurnal
terdahulu scholar yang digunakan.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Strategi
Pencarian Kata kunci Literature review
Literature
Asuhan Hipertensi Nyeri
teria Inklusi
an Ekslusi keperawatan
leksi Studi
Or Or Or
Desain Study dan jenis Studi kasus, Deskriptif Tidak ada pengecualian
publikasi
Artikel No 1
Author Dewi Kusumaningsih, Lidya Aryanti, Imron Saputra
Tahun 2021
Judul Asuhan Keperawatan masalah gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien hipertensi dengan menggunakan terapi air kelapa muda
Metode Desain :
Hasil dan (Desain, sampel, Jenis penulisan ini adalah penulisan deskriptif dalam bentuk studi kasus.
variabel, Sampel :
Analisis instrument, Pasien penderita hipertensi (Ny.S dan Ny.L)
analisis) Variabel :
Asuhan Keperawatan masalah gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien hipertensi dengan menggunakan terapi air kelapa muda
Instrument :
Instrumen yang digunakan adalah leaflet, lembar balik, tensimeter, form skala nyeri, air kelapa muda
Analisis :
Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif.
Hasil penelitian Masalah yang ditemukan adalah Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral, intoleransi aktifitas
berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik, Risiko cidera berhubungan dengan kelemahan. Evaluasi hari terakhir pemeriksaan
tekanan darah terjadi penurunan pada Ny. S, diperoleh data skala nyeri sebelum diberikan intervensi skala nyeri 6 dan setelah diberikan
intervensi pemberian air kelapa muda selama kurun waktu 7 hari, dari hasil pemeriksaan didapatkan skala nyeri yaitu 3 dengan di
lakukan pemberian terapi air kelapa muda. Dan pada pasien Ny. L didapatkan hasil pemeriksaan skala nyeri yaitu 6 dan sesudah
intervensi skala nyeri yaitu 4. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh pemberian terapi minum air kelapa muda terhadap gangguan rasa
nyaman nyeri pada pasien hipertensi.
Hasil penelitian Setelah peneliti melakukan studi kasus pada pasien hipertensi yang mengalami nyeri kepala dengan tindakan
fokus pada masalah efektifitas tehnik relaksasi napas dalam yang dilaksanakan perawat selama 3 hari, mengacu
kepada data respon simpatik ( nadi dan diaphoresis ) dan respon parasimpatik ( skala nyeri, pucat, & ekspresi
wajah ) terjadi perubahan kearah standar normal. Khususnya pada penurunan skala nyeri masing-masing pasien
mengalami penurunan sebesar 1 point setiap harinya. Dari tiga kali pengukuran didapati hasil rata penurunan skala
nyeri pada pasien no. 1 adalah 1,67 poin. Sementara itu, rata-rata penurunan skala nyeri pada pasien no. 2 adalah 2
poin. Hal ini menunjukkan bahwa tehnik relaksasi dapat mengatasi nyeri kepala dengan skala nyeri ringan sampai
sedang seperti yang dialami kedua pasien yang menjadi responden penelitian.
Hasil penelitian Berdasarkan hasil pengkajian 2 kasus ditemukan tanda dan gejala yang sama yaitu , nyeri di tengkuk maupun kepala disertai mual dan
gangguan pola tidur/ insomnia. Prioritas diagnosa keperawatan pada pasien 1 dan 2 adalah nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
biologis, gangguan pola tidur yang berhubungan dengan gangguan (nyeri akut), dan resiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
berhubungan dengan suplay O2 tidak adekuat. Penyusunan rencana tindakan diagnosa keperawatan nyeri akut dengan mengunakan
managemen nyeri yaitu mengidentifikasi skala nyeri, mengidentifikasi respons nyeri non verbal, identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri, berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (kompres hangat), fasilitasi istirahat dan tidur, ajarkan
teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, kolaborasi dengan dokter dengan pemberian analgetik. Implementasi yang sudah
dilakukan yaitu managemen nyeri: mengidentifikasi skala nyeri, megidentifikasi respons nyeri non verbal, mengidentifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri, memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (kompres hangat), memfasilitasi
istirahat dan tidur, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri, kolaborasi dengan dokter dengan pemberian
analgetik. Hasil evaluasi menunjukkan nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari.
Hasil penelitian Sebelum diberikan penerapan terapi murottal pada pasien 1 mengatakan nyeri pada bagian belakang kepala (tengkuk),
nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 7 ( nyeri berat terkontrol), nyeri muncul saat beraktivitas berat daan bangun dari
tempat tidur, sedangkan pasien 2 dengan mengatakan nyeri pada bagian kepala belakang (tengkuk),nyeri seperti
dipukulpukul, skala nyeri 8 (nyeri berat terkontrol), nyeri muncul saat klien kelelahan dan banyak pikiran, menurut
penulis nyeri yang dialami pasien 1 dan 2 karena hipertensi.
Sesudah diberikan penerapan terapi murottal pada pasien 1 yang dilakukan selama 4 hari selama 10 sampai 15 menit
terdapat penurunan intensitas nyeri dari skala awal 7 (nyeri berat terkontrol) menjadi skala 2 (nyeri ringan) dan pasien 2
sesudah diberikan terapi murottal selama 4 hari selama 10 sampai 15 menit mengalami penurunan intensitas nyeri dari
skala awal 8 (nyeri berat terkontrol) menjadi skala akhir 6 (nyeri ringan).
Metode Desain :
(Desain, sampel, Desain penulisan ini menggunakan penulisan deskriptif dalam bentuk studi kasus.
variabel, instrument, Sampel :
analisis) Pasien penderita hipertensi (1 orang)
Variabel :
Hasil dan Hipertensi Dengan Penerapan Pemberian Air Rebusan Bunga Rosella Instrument :
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah mengumpulkan data subjektif dan data objektif pada pasien.
Analisis Analisis :
Pengolahan data menggunakan analisis deskriptif
Hasil penelitian Hasil yang didapatkan pada penelitian ini setelah dilakukan kunjungan selama 7 hari 1x60 menit pada tanggal 17 Oktober – 24
Oktober Tahun 2020 pada Ny. S. untuk diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
cerebral didapatkan hasil adanya penurunan tekanan darah yaitu 160/100 mmHg menjadi 140/80 mmHg dengan data subjektif : klien
mengatakan sudah tidak sakit kepala dan jantungnya sudah tidak berdebardebar lagi, sudah tidak sakit kepala seperti berputar-
putar, sudah tidak terasa kaku di kuduknya, sakit kepalanya sudah tidak datang tiba-tiba dan hilang timbul, klien mengatakan
paham dengan penjelasan cara menurunkan tekanan darah secara non farmakologi ( pemberian air rebusan kelopak bunga rosella),
klien mengatakan paham dan mampu melakukan teknik relaksasi yang diajarkan, klien mengatakan paham dengan penjelasan
manfaat air rebusan bunga rosella dan sudah mengkonsumsi sesuai dengan dosis, dan cara yang sudah di ajarkan. Data objektif :
klien tampak paham dengan penjelasan yang sudah diberikan, Klien tampak paham dan mampu melakukan terapi yang sudah di
ajarkan, Klien tampak paham dengan penjelasan manfaat rebusan kelopak bunga rosella dan sudah mengkonsumsi sesuai dengan
dosis, dan cara yang sudah di ajarkan, Klien tampak sudah tidak memegang kepala dan tengkuknya lagi, Klien tampak sangat rileks,
Tanda tanda vital : TD : 140/80 mmHg, N : 88x/menit, S : 36,2 °C, RR : 20 x/m.
PEMBAHASAN
Pengkajian
Menurut teori ketika seseorang menderita hipertensi akan
muncul tanda dan gejala yaitu diantaranya nyeri kepala
dan nyeri di tengkuk, gejala lain yang dialami oleh
Diagnosa penderita hipertensi antara lain kelelahan, ansietas,
epistaksis, pandangan kabur, mual, sulit tidur (Fahriza, 2014).
Berdasarkan lima artikel yang di review ditemukan
Intervensi
keluhan yang muncul yaitu nyeri atau pusing kepala, nyeri
di tengkuk, sulit tidur atau insomnia, mual, lelah serta sulit
beraktifitas. Pemeriksaan tekanan darah, tekanan sistolik
Implementasi lebih dari 140mmHg dan tekanan diastolik lebih dari
90mmHg.
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengkajian
Menurut penulis, terdapat perbedaan antara
keluhan sesuai teori dan keluhan yang muncul,
Diagnosa beberapa keluhan yang muncul dan sesuia dengan
teori yaitu nyeri kepala, nyeri di tengkuk, sulit tidur,
kelelahan, mual, dan peningkatan tekanan darah.
Intervensi Keluhan yang muncul tidak sesuai dengan teori
yaitu sulit beraktifitas. Namun tidak semua
penderita hipertensi merasakan keluhan maupun
Implementasi gejala, sehingga hipertensi sering dijuluki sebagai
pembunuh diam-diam (silent killer).
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengkajian
Diagnosa keperawatan yang muncul pada penderita hipertensi
menurut (Doenges, 2000 ; Nathea, 2008) adalah Resiko tinggi penurunan
curah jantung berhubungan dengan vasokontriksi pembuluh darah.
Diagnosa Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Nyeri akut
berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral.
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Intervensi
masukan berlebih sehubungan dengan kebutuhan metabolik. Inefektif
koping individu berhubungan dengan mekanisme koping tidak
efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistik. Kurang
Implementasi pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi.
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengkajian
Berdasarkan kelima artikel yang di review terdapat beberapa
diagnosa keperawatan yang muncul yaitu, gangguan rasa nyaman
nyeri berhubungan dengan peningkatan vaskuler serebral, atau
Diagnosa dengan penyebutan yang berbeda nyeri akut berhubungan dengan
peningkatan tekanan vaskuler cerebral, intoleransi aktifitas
berhubungan dengan ketidakberdayaan fisik, resiko cedera
berhubungandengan kelemahan. Diagnosa yang muncul dan sesuai
Intervensi
dengan teori gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
peningkatan vaskuler serebral, atau dengan penyebutan yang
berbeda nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan
Implementasi vaskuler cerebral, intoleransi aktifitas berhubungan dengan
ketidakberdayaan fisik.
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengkajian
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Berdasarkan fokus penelitian yaitu mengenai masalah nyeri, Intervensi dapat diberikan
sesuai dengan PPNI 2018 dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dengan
Manajemen Nyeri (I.08238) Observasi: 1) Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi,
Pengkajian
frekuensi, intensitas nyeri, 2) Identifikasi skala nyeri, 3) Identifikasi respons nyeri non
verbal, 4) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, 5) Identifikasi
pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri, 6) Identifikasi pengaruh budaya terhadap
Diagnosa nyeri, 7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup, 8) Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah di berikan, 9) Monitor efek samping penggunaan analgetik.
Terapeutik: 1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis:
akupuntur,terapi musik hopnosis, biofeedback, teknik imajinasi terbimbing,kompres
Intervensi
hangat/dingin), 2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan,kebisingan), 3) Fasilitasi istirahat dan tidur, 4) Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri. Edukasi: 1) Jelaskan penyebab,
Implementasi periode, dan pemicu nyeri, 2) Jelaskan strategi meredakan nyeri, 3) Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri, 4) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat, 5) Ajarkan teknik
non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. Kolaborasi: Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu.
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Berdasarkan kelima artikel yang di review terdapat beberapa intervensi yang diberikan
Pengkajian yaitu lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan, gunakan teknik
komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien, mengendalikan faktor
Diagnosa lingkungan yang dapat mempengaruhi respon pasien terhadap ketidaknyamanan yang di
rasakan pasien, kurangi faktor-faktor yang ada dapat mencetuskan atau meningkatkan
nyeri, dukung istirahat untuk membantu penurunan nyeri, jelaskan dan ajarkan tentang
manfaat, dosis dan cara mengkonsumsi rebusan kelopak bunga rosella, evaluasi
Intervensi keefektifan kontrol nyeri,. ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi, dan kolaborasi
dengan dokter pemberian analgetik. Terdapat pula beberapa pemberian teknik
nonfarmokologi untuk mengurangi rasa nyeri diantaranya terapi air kelapa muda, terapi
Implementasi relaksasi napas dalam, terapi kompres hangat, terapi murotal, terapi rebusan air bunga
rosella.
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengkajian
Menurut peneliti, terdapat beberapa kesamaan dalam penerapan intervensi menurut teori
dan artikel yang di review yaitu menerapkan intervensi Identifikasi lokasi, karakteristik
nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri, identifikasi respons nyeri non verbal, identifikasi
Diagnosa faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah di berikan, berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri, kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri, fasilitasi istirahat dan tidur,
Intervensi dan kolaborasi pemberian analgetik. Perbedaan pada kelima artikel tersebut yaitu pada
artikel satu, dua dan empat hanya menggunakan intervensi pemberian teknik
nonfarmakologi atau intervensi tunggal sedangkan artikel tiga dan lima tidak hanya
menggunakan intervensi tunggal.
mplementasi
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengkajian
Berdasarkan intervensi dari kelima artikel yang di review, pada artikel satu
diimplementasikan sesuai dengan intervensi yang direncanakan, dilaksanakan selama 5
hari. Artikel dua diimplementasikan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan,
Diagnosa dilaksanakan selama 3 hari. Artikel tiga, pada pasien 1 intervensi dukung istirahat untuk
membantu penurunan nyeri, tidak diimplementasikan, pada pasien 2 intervensi kurangi
faktor-faktor yang ada dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri, dukung istirahat
Intervensi untuk membantu penurunan nyeri, tidak diimplementasikan, dilaksanakan selama 3 hari.
Artikel empat diimplementasikan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan,
dilaksanakan selama 4 hari. Artikel lima diimplementasikan sesuai dengan intervensi yang
telah direncanakan, dilaksanakan selama 7 hari.
Implementasi
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengkajian
Menurut penulis, terdapat perbedaan yang ditemukan yaitu artikel satu, dua, empat dan
Diagnosa
lima mengimplementasikan intervensi yang telah direncanakan, sedangkan pada artikel
tiga ada intervensi yang tidak di implementasikan. Terdapat perbedaan juga pada
lamanya tindakan yang dilakukan yaitu pada artikel satu dilakukan selama 5 hari, artikel
Intervensi dua dan tiga selama 3 hari, artikel empat selama 4 hari dan artikel lima selama 7 hari.
Implementasi
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengkajian
Menurut (Asmadi, 2008) terdapat 2 jenis evaluasi, yaitu Evaluasi formatif berfokus pada
Diagnosa aktivitas proses keperawatan. Perumusan evaluasi formatif ini meliputi empat komponen
yang dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan klien), objektif
(data hasil pemeriksaan), analisis data (perbandingan data dengan teori) dan perencanaan.
Evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses
Intervensi keperawatan selesai dilakukan. Adapun tiga kemungkinan hasil evaluasi sumatif yang
terkait dengan pencapaian tujuan keperawatan pada tahap evaluasi meliputi Tujuan
tercapai/masalah teratasi, Tujuan tercapai sebagian/masalah sebagian teratasi, Tujuan
mplementasi tidak tercapai/masalah tidak teratasi.
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengkajian
Diagnosa
Berdasarkan kelima artikel yang di review, artikel satu menggunakan evaluasi formatif
dalam bentuk SOAP. Artikel dua menggunakan evaluasi formatif dalam bentuk SOAP.
Artikel tiga menggunakan evaluasi formatif dalam bentuk SOAP. Artikel empat
Intervensi
menggunakan evaluasi sumatif yaitu tujuan tercapai sebagian/masalah sebagian teratasi.
Artikel lima menggunakan evaluasi formatif dalam bentuk SOAP.
mplementasi
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Pengkajian
Diagnosa
Menurut penulis, terdapat perbedaan yang ditemukan pada artikel dua sampai lima
masalah nyeri teratasi sedangkan pada artikel satu masalah teratasi sebagian. Perbedaan
juga terletak pada penggunaan jenis evaluasi, artikel satu, dua, tiga dan lima
Intervensi
menggunakan evaluasi formatif dalam bentuk SOAP, sedangkan artikel empat
menggunakan evaluasi sumatif.
mplementasi
Evaluasi
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil review sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian mengenai penerapan Asuhan Keperawatan pada pasien
dengan Hipertensi dari kelima artikel yang di review dapat disimpulkan
Kesimpulan
Pengkajian pada pasien hipertensi
dengan masalah nyeri, keluhan yang
paling sering muncul yaitu nyeri kepala,
Saran nyeri di tengkuk, sulit tidur, kelelahan,
mual, dan peningkatan tekanan darah Diagnosa keperawatan yang paling
sering muncul pada pasien hipertensi
dengan masalah nyeri yaitu gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
peningkatan vaskuler serebral atau nyeri
akut berhubungan dengan peningkatan
tekanan vaskuler cerebral.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Intervensi yang dapat diberikan pada pasien hipertensi dengan masalah nyeri yaitu sesuai dengan
PPNI 2018 dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dengan Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi: 1) Identifikasi lokasi, karakteristik nyeri, durasi, frekuensi, intensitas nyeri, 2) Identifikasi
skala nyeri, 3) Identifikasi respons nyeri non verbal, 4) Identifikasi faktor yang memperberat dan
Kesimpulan memperingan nyeri, 5) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri, 6) Identifikasi
pengaruh budaya terhadap nyeri, 7) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup, 8) Monitor
keberhasilan terapi komplementer yang sudah di berikan, 9) Monitor efek samping penggunaan
analgetik. Terapeutik: 1) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis:
Saran akupuntur,terapi musik hopnosis, biofeedback, teknik imajinasi terbimbing,kompres hangat/dingin),
2) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan, pencahayaan,kebisingan),
3) Fasilitasi istirahat dan tidur, 4) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri. Edukasi: 1) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri, 2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri, 3) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri, 4) Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat, 5) Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri. Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
Bisa juga dengan beberapa pemberian teknik nonfarmokologi untuk mengurangi rasa nyeri
diantaranya terapi air kelapa muda, terapi relaksasi napas dalam, terapi kompres hangat, terapi
murotal, terapi rebusan air bunga rosella.
Kesimpulan
Implementasi keperawatan yang dilakukan berbeda lama pelaksanaannya, artikel satu dilakukan
selama 5 hari, artikel dua dan tiga selama 3 hari, artikel empat selama 4 hari dan artikel lima
Saran selama 7 hari. Dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasien hipertensi dengan masalah nyeri
Evaluasi keperawatan dilakukan dengan evaluasi formatif dalam bentuk SOAP dan evaluasi
sumatif, dengan hasil pada artikel dua sampai lima masalah nyeri teratasi, dan artikel satu
masalah nyeri teratasi sebagian.
Home Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5
SARAN
Thankyou,