Anda di halaman 1dari 53

KLASIFIKASI

Klasifikasi adalah pemisahan partikel


berdasarkan perbedaan kecepatan
geraknya dalam cairan.
Kecepatan maksimum :
4 gD   s   
vm   
3 fD   
Berbeda berat jenis => sorting (sortasi)
Berbeda diameter => sizing
Ada tiga kemungkinan :
1. Jika v < vm ,
benda bergerak ke bawah
dgn kecepatan (vm - v).
Buoyancy
2. Jika v > vm ,
Drag
benda bergerak ke atas dgn
kecepatan (v - vm).
3. Jika v = vm ,
benda dalam keadaan
Gravity setimbang.
proses seperti pada gambar
disebut elutriasi

vm

A
B

Hydroulic
water
D

Zat B akan ke atas


Zat A akan ke bawah
Campuran lain

DB3 DB2 DB1

A murni di bawah, kemudian diayak


dengan DB1, sehingga didapat B murni,
kemudian dilanjutkan dengan v yang
lebih rendah dan didapat A murni. Lalu
diayak lagi dan didapat B murni.
PR 1
Campuran silika dan galena dengan
interval ukuran 0,0074 cm sampai 0,0625
cm dipisahkan dengan aliran air vertikal ke
atas. Berapakah kecepatan air yang harus
dipakai untuk mendapatkan hasil galena
murni? Berapakah interval hasil galena
tersebut?
ke bawah, lainnya ke atas
galena

silika

0,0074 0.0652 D

a. Dicari vm untuk silika D = 0,0652 cm


3
3
 silika   B  2,44 g/cm ;  galena   A  7,53 g/cm
 air  1 g/cm3
  0,01 g/cm dt
D = 0,0652 cm
4 gD   s   
vm   
3 fD   
fD vs Re bisa dilihat pada fig. 69 (Brown, 1950)

1. Trial vm
vm D
2. Hitung Re 
3. Baca fD = ......... 
4. Hitung vm
5. Diulang sampai nilainya sama dengan trial
vm Re fD
3 2 1
b. Dicari D dimana vm galena = v
 galena  B  7,53 g/cm3
 air  1 g/cm3
air  0,01 g/cm dt

vm = ............... dari point a.


4 gD   s   
vm   
3 fD   

fD vs Re (grafik)
D Re fD
3 2 1
1. Trial D = ..........
2. Hitung Re = ..........
3. Baca fD = ..........
4. Hitung D = ..........
5. Trial diulang sampai Dterhitung = Dtrial
6. Diperoleh D = ......
interval = .......... - 0,0652 cm
Contoh :
Campuran bahan padat yang berupa butiran
terdiri atas bahan kwarsa dan galena. Campuran
ini akan dipisahkan dengan prinsip Hydraulic
Classification , sehingga didapat bahan galena
murni. Ukuran butiran dari bahan tersebut
berkisar antara 0,025 - 0,215 cm. Butiran
berbentuk bola dan asumsi bahwa gerak
partikelnya Free Settling

Diketahui :  galena  7,53 g/cm3


3
 kwarsa  2,5 g/cm
Hitunglah:

a. Kecepatan aliran air (ke atas) minimum


yang harus dipakai.
b. Ukuran butiran galena murni yang
didapat.
Penyelesaian :

Karena berat jenis galena lebih besar


daripada kwarsa, maka galena akan
didapat sebagai hasil bawah dan partikel
kwarsa akan terbawa ke atas bersama
aliran air, sehingga kecepatan air
minimum yang dipakai sama dengan
terminal velocity dari partikel kwarsa
dengan diameter partikel yang terbesar.
 k  2,5 g/cm3 ; D p  0,215 cm

4   s   L  gD p
vmax   
3  L  fD
4   s   L  gD p
f D    2
3   L  vm
 4  s  L  
log f D  log    gD p   2 log vmax .........(1)
 3  L  
vD p
Re 

D p
log Re  log  log vmax ..........(2)

dari persamaan (1) dan (2) didapat :
 4  s  L  3
log f D  2 log Re log   2
  L gD p 
3    
4  2,5  1 
 
2 
980 0,2153
1  194792,15
3  0,01 
log f D  2 log Re log 194792,15
 merupakan garis lurus dengan tg  2
log fD = -2 log Re + log 194792,15
fD
skala
log

=1

Re (skala log)

Perpotongan antara garis  = 1 dan garis lurus


log fD = - 2 log Re + log 194792,15 terletak
pada harga Re = 523,99
523,99 
1vmax 0,215
0,01
vmax  24,34 cm / dt
Galena terkecil yang terdapat pada hasil
bawah adalah galena yang mempunyai
harga vterminal yang sama dengan vair ke
atas 3
v  24,24 cm / dt ;  galena  7,53 g / cm
4  s   L  gD
fD 
3 L v2
 4 g  s   L   LvD   4 g  s   L 
log f D  log  2 3   log Re  log  2 3 
 3 L v    3 L v 
 log Re  log 1,5858.103
log fD = log Re + log 1,585.10-3
fD
skala
log

=1

Re (skala log)

Perpotongan antara garis  = 1 dan garis lurus


log fD = log Re + log 1,585.10-3 terletak pada
harga Re = 316,2278
(1)(24,3395) D p
316,2278 
0,01
Jadi ukuran galena :
D p  0,1299 0,1299 < Dp < 0,215 cm
Sedimentasi
Definisi :
• Sedimentasi adalah pemisahan suatu suspensi
(campuran padat-cair) menjadi cairan bening
dan suspensi yang lebih padat (sludge)
• Sedimentasi bisa berlangsung secara Batch atau
kontinyu (alatnya disebut thickener)
• Sedimentasi secara Batch :
– Suatu suspensi yang mempunyai ukuran butir
mendekati seragam (uniform) dimasukkan dalam
tabung gelas yang berdiri tegak.
Proses pengendapan

I II III IV

B
A A B

C C

D D
D
keadaan
kritis

A
A
A A
B B
B

D D
D D

critical point

• Zona A = Bagian bening


• Zona B = Bagian tak terpekatkan
• Zona D = Bagian terpekatkan
Konsentrasi K
Z Tinggi batas
o
(tinggi) zona A-B zona D
n
s
e
n
t
Konsentrasi r
zona B a
s
i
Tinggi batas zona B-D

Critical point
 (waktu)

• Pada peristiwa partikel jatuh bebas


berlaku persamaan :
4 gD   s   
vm    Fs
3 fD   
Fs  fungsi konsentrasi
Settling Type 1 • Discrete settling
– Particles fall
Buoyancy independently
Drag
Jika sebuah padatan berbentuk
bola dicelupkan didalam air dan
dilepaskan gaya-gaya yang
bekerja padanya adalah:

1. gaya berat (gravity force) = Fg


Gravity 2. gaya apung (bouyant force) = Fb
3. gaya seret (drag force) = Fd
Forces on a particle
• Pada percobaan batch sedimentation
vm = f(C) karena variabel yang lain tetap.

• Kecepatan partikel bergerak kebawah hanya


tergantung konsentrasi suspensi di tempat
tersebut

• Dalam pembicaan ini vm ditulis v. Pada zona A


konsentrasi supensi masih rendah sehingga
konsentrasi tidak berpengaruh. Hal ini
mengakibatkan v pada zona ini seragam dan
besarnya  4 s   gD
3 f D
• Pada zona D konsentrasi sudah cukup
tinggi sehingga v = f(C). Makin ke bawah
konsentrasi makin besar sehinggga v
makin kecil. Hal ini mengakibatkan
kenaikan konsentrasi di tiap tempat pada
zona D
0
Z
1
(tinggi)

2

3
3
2
1

Konsentrasi
• Jika diamati, konsentrasi di suatu titik pada
ketinggian tertentu (compressing zone), maka
konsentrasi di tempat tersebut makin lama makin
tinggi. Demikian juga bila diamati posisi
(ketinggian) tempat yang mempunyai konsentrasi
tertentu, maka posisi tersebut makin lama makin
tinggi (naik)
• Tempat yang mempunyai konsentrasi tertentu
(CL) berpindah ke atas dengan kecepatan vL
• Teori-teori Kynch : ( vL => ?)

vL ke atas
C - dC
Z + dZ dz Z Ke atas
v Ke bawah
v + dv  = Luas penampang
Z C
v
v  f (C )
dZ
vL 
 dzC  C  dC 
 v  dv C  dC    vC

vL 
v  dv C  dC   vC
dc
vC  Cdv  vdC  dvdC  vC dv
vL 
dC vL  c v
Cdv  vdC
dC
vL 
dC

df (C )
vL  C  f (C )
dC
 C f ' (C )  f (C )
vL  F (C )
• posisi tempat yang konsentrasinya tertentu bergerak
ke atas dengan kecepatan tetap yang besarnya
tergantung pada konsentrasinya.
• Dalam praktek
Z batas A-B

waktu

• Dalam praktek, batas zona B-D tidak kelihatan, yang


tampak adalah batas zona A-B. Bila dibuat grafik
tinggi batas A-B (Z) versus waktu maka dapat terlihat
keadaan sebagai berikut :
• Mula-mula Z turun secara linier, ini berarti kecepatan
turun bidang batas A-B tetap. Hal ini terjadi karena
bagian atas dari bagian keruh adalah zona A. Kecepatan
turun ini besarnya sama dengan kecepatan maksimum
butir dalam keadaan Free Settling.

• Mulai suatu saat bidang batas turun dengan tidak linier.


Ini berarti kecepatan turun berubah. Hal ini disebabkan
karena zona B sudah habis, jadi bagian yang keruh
semuanya zona D. Kecepatan turun bidang batas
(kecepatan sedimentasi) besarnya sama dengan
kecepatan maksimum butir dalam keadaan Hindered
Settling pada konsentrasi sebesar konsentrasi butir
pada bejana teratas.

• Pada suatu saat tinggi bidang batas hampir tetap,


karena sedimentasi sudah sempurna.
• Pengaruh konsentrasi terhadap v dapat
dipelajari dari data percobaan sedimentasi
secara batch.

Zn
CL
Z0

ZL ZL


L
• Ditinjau suatu titik pada bagian lengkung, kecepatan
turun bidang = kecepatan sedimentasi = v
dZ Zn  Z L
v  tg 

• Pada saat L , konsentrasi dlapisan teratas LCL berarti
tempat dengan konsentrasi CL dalam waktu L telah
berpindah ke atas sejauh ZL (dari dasar sampai
bidang batas). Perpindahan ini berjalan dengan
kecepatan vL , akibatnya :

ZL
vL 
L
• Pada saat L , semua butir telah melewati lapisan
dengan konsentrasi CL (karena mula-mula tempat
dengan konsentrasi CL ada di paling bawah, sedang
pada saat L berada di paling atas).
A(v  vL )C L L  AZ 0C0
C0 Z 0
CL 
 L (v  vL )
C0 Z 0

 L v   L vL
C0 Z 0
• Dengan mengambil
 beberapa titik pada kurva
 Zn  Z L  Z vs  dapat dilihat data
 L    Z L
 L  hubungan v vs CL.
C0 Z 0

Zn  Z L  Z L v
C0 Z 0 v CL
CL 
Zn

CL
ALAT-ALAT SEDIMENTASI
KONTINYU (THICKENER)
• Skema alat :
Umpan F, CF

Clarification Over flow L, CL  0


• Neraca massa :
zone
F=L+U
Thickening
zone

F CF = L C L + U C U
Under flow U, CU
F CF = U C U
massa padatan massa padatan
C= ; X=
volume campuran massa campuran
Alat klarifikasi

air +
koloid
partikel coagulant +
kaporit

ke tangki
penampung

Mixing Tank
flocculation
(rapid mix)

settling

Sludge
clarifier
Proses klarifikasi ini pada dasarnya adalah proses mixing, flocculation,
dan settling yang tujuannya adalah untuk mengurangi kekeruhan
(turbiditas) dan material tersuspensi. Langkah pada proses klarifikasi
adalah penambahan bahan coagulant atau bahan kimia penyesuai pH
yang bereaksi membentuk gumpalan, kemudian gumpalan-gumpalan
yang terbentuk diendapkan dalam tangki.
Mixing, flocculation, dan settling dapat dilakukan dalam satu unit alat
seperti berikut:
coagulant

air keluar

air masuk

sedimentasi
sludge
clarifier
clarifier
Dasar hitungan 1.
• vcairan  v ( kecepatan sedimentasi)
L/A  v
• jadi luas tampang A  L/v
v diperoleh dari kurva v versus CL
• L dihitung dari neraca massa
Dasar hitungan 2
• A (v + U/A) C  F CF
• Campuran bergerak kebawah (relatif
terhadap bumi) dengan kecepatann U/A.
• Partikel padatan bergerak kebawah (relatif
terhadap bumi) dengan kecepatan (U/A +
v)
AvC  UC  FCF
AvC  FCF  UC
FCF U
A 
vC v
• F, CF , U bisa dihitung langsung dari soal.
Hubungan v dan C diperoleh dari data.
• Dibuat kurva A vs C (C dari CF /CC sampai
CU) dengan pertolongan grafik v versus C.
v
C v A

CF

A
CU

A
Cc C

CC CU C
Kedalaman Thickener
(Thickening Zone)
• Dasar hitungan :
– Untuk mendapatkan konsentrasi under flow
sebesar CU , maka waktu tinggal rata-rata
padatan dalam thickening zone sama dengan
waktu sedimentasi batch dengan konsentrasi
awal CC (kritis) untuk mendapatkan
konsentrasi rata-rata bagian keruh sebesar CU.
AZ 0CC  AZC
Z 0CC
Z0
C
CC
Z
C Z Z 0CC
Z
CU

atau
 = waktu tinggal rata-rata
 = L / v = L / (Q/A) = LA/Q
waktu tinggal rata-rata = volum/debit.

F, CF

L, CL

U, CU
Menentukan Luas Tampang
Thickener.
• Luas tampang thickener akan menentukan
kebeningan over flow. Dalam alat thickener
diusahakan CL = 0. Untuk itu perlu diusahakan
(dicari) luas penampang (tampang) yang
diperlukan.
• Dasar hitungan :
– Untuk mendapatkan CL = 0, maka kecepatan cairan
ke atas pada clarification zone harus lebih kecil
daripada kecepatan sedimentasi dari partikel pada
konsentrasi Thickening zone teratas ( CF)
– Mass flowrate padatan disetiap tempat pada
thickening zone harus lebih besar atau sama dengan
mass flowrate padatan dalam feed
• V = volume padatan + volum cairan
= .debit padatan + volum cairan
FC F FC F  debit cairan 
v  . .  
s s  debit padatan  av
FC F FC F  U  UC . 1 /  s 
 . .  
s s  UC 1  s  av
FC F FC F   s  C 
 . .  
s  s  C  av

FC F FC F     s  C 
v      d
s  s  0  C 

s  C
Luas   d
0
C
Z

(s-C)/C

 

Z  C
(s-C)/C

C = (Z0CC)/Z

Kedalaman (h) = volume/luas tampang


V

A
Contoh:
Suatu tes pada sedimentasi batch dari suatu slurry
yang berisi 200 kg padatan tiap m3 dapat dilihat pada
tabel di bawah. Apabila diinginkan untuk memisahkan
suatu padatan dengan kecepatan umpan sebesar
2 m3/menit dari slurry menjadi bagian bawah yang
mempunyai konsentrasi 1200 kg/m3, berapakah luas
area tangki yang dibutuhkan?

H, cm 90 76 62 50 38 33 28 24

t , min 0 10 20 30 40 45 50 55

H, cm 21 20 18 16 15 14 13 12

t , min 60 65 70 75 80 90 100 120


PR 2
Hitunglah diameter suatu thickener untuk mengendapkan 1500
lb/ jam suatu padatan dari suatu umpan yang berisi 33,3 bagian
air tiap 1 bagian padatan yang menghasilkan overflow yang
jernih dan underflow yang berisi 3 bagian air dan 1 bagian
padatan.
Sg padatan = 2,71.

Data batch sedimentasi padatan untuk 2,91 % berat padatan

t (men) 0 4 10 14 21 24 30 40 60 100
------------------------------------------------------------------
z (cm) 50 44 35 29 19 16 14 11 7,5 5,3

Anda mungkin juga menyukai