Anda di halaman 1dari 19

Badan

Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

TAX AMNESTY
ANALISIS RESIKO DAN PENGENDALIAN

OLEH

IWAN RIVDI
(MEWAKILI AUDITOR UTAMA KN VI BPK RI)
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

OUTLINE
• LATAR BELAKANG KEBIJAKAN TAX AMNESTY
• TUJUAN TAX AMNESTY
• PERMASALAHAN SEPUTAR TAX AMNESTY
• PERAN DAN KENDALA BPK DALAM PEMERIKSAAN TAX AMNESTY
• RESIKO DAN PENGENDALIAN TAX AMNESTY
• EVALUASI DAN HARAPAN KE DEPAN
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia
LATAR BELAKANG
• PERMASALAHAN DEFISIT ANGGARAN
Dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 defisit
anggaran sebesar Rp296,7 triliun atau 2,35% dari PDB.
Berdampak pada keputusan untuk memangkas kembali anggaran sebesar
Rp133,8 triliun
Penerimaan pajak yang tidak mencapai target (TA 2015 sebesar 81,5%).
• KEBUTUHAN AKAN PEMBANGUNAN TERUTAMA INFRASTRUKTUR
Kenaikan kebutuhan belanja infrastruktur TA 2016 dari 200 triliun menjadi 350
triliun
Percepatan pembangunan di luar jawa dan daerah perbatasan
Program tol laut dan proyek listrik 35.000 MW
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia
LATAR BELAKANG
• BESARNYA UANG WNI YANG DIPARKIR DI LUAR NEGERI
Deklarasi dana repatriasi sebesar Rp 137 triliun masih jauh dari deklarasi
harta luar negeri Rp 952 triliun yang diberi batas waktu 3 tahun untuk
direpatriasi.
hingga Oktober 2016 baru terealisasi Rp 41,1 triliun, sedangkan batas waktu
masuknya dana tersebut adalah 31 Desember 2016.
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia
LATAR BELAKANG
• KETAATAN PAJAK MASIH RENDAH
 Hingga tahun 2015, Wajib Pajak (WP) yang terdaftar mencapai 30.044.103 WP, yang
terdiri atas 2.472.632 WP Badan, 5.239.385 WP Orang Pribadi (OP) Non Karyawan, dan
22.332.086 WP OP Karyawan.
 Data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga tahun 2013, jumlah penduduk Indonesia yang
bekerja mencapai 93,72 juta orang. Artinya baru 29,4% dari total jumlah Orang Pribadi
Pekerja yang terdaftar sebagai WP. Sedangkan perusahaan yang sudah beroperasi
sebanyak 23.941 perusahaan Industri Besar Sedang, 531.351 perusahaan Industri Kecil,
dan 2.887.015 perusahaan Industri Mikro di Indonesia.
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

TUJUAN TAX AMNESTY


Menambah penghasilan
penerimaan baru bagi pemerintah

Membuat sektor investasi dan


properti mengalami pertumbuhan

Mendorong reformasi perpajakan


Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

PERMASALAHAN SEPUTAR TAX AMNESTY

Dianggap mencederai asas keadilan


Tax amnesty dikhawatirkan tidak akan berjalan
secara konsisten. 
Tax Amnesty dianggap merupakan"Karpet
Merah" bagi Koruptor
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

PERAN DAN KENDALA BPK DALAM


PEMERIKSAAN PAJAK
BPK mendukung pelaksanaan Tax Amnesty dengan
melaksanakan Sosialisasi Tax Amnesty baik yang bersifat
eksternal maupun internal

BPK ikut menjaga kerahasiaan data WP yang sudah dijamin


oleh Undang-undang.
BPK RI

BPK dapat memeriksa Ditjen Pajak setelah ada izin dari Menteri
Keuangan
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

PERAN DAN KENDALA BPK DALAM


PEMERIKSAAN PAJAK
Data dan informasi yang disampaikan Wajib Pajak dalam rangka Pengampunan Pajak
tidak dapat diminta oleh siapapun atau diberikan kepada pihak
manapun berdasarkan peraturan perundang-undangan lain (Pasal 21 Ayat (3))
Upaya hukum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk memperoleh KEWENANGAN
dalam mengaudit Direktorat Jenderal Pajak melalui Permohonan uji materi salah satu
frase Pasal 34 ayat (2a) huruf b berikut penjelasannya dalam UU Nomor 28 Tahun 2007
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) dinyatakan tak dapat
diterima oleh Mahkamah Konstitusi
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

PERAN DAN KENDALA BPK DALAM


PEMERIKSAAN PAJAK
• Masih
Pemeriksaan
adanya oleh BPK atas
tunggakan pajakDitjen
sebesarPajak
Rp38 sebatas penyajian
triliun yang belum
angka pada LKPP, namun belum menyentuh kebenaran
tertagih.
material dari angka penerimaan
yang belumpajak yang disajikan.
•Penerapan tarif pajak konsisten.
• Terdapat kelemahan dalam mekanisme pelaporan dan system
informasi yang belum terintegrasi.
• Permasalahan validitas data base dan belum adanya laporan
secara nasional.
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

ANALISIS RESIKO DAN PENGENDALIAN TAX


AMNESTY
• INHERENT RISK
Belum terkoneksinya antar departemen terkait yaitu Departemen
Keuangan/Pajak dengan Perbankan ataupun notaris

Dana repatriasi sebenarnya masih mengendap di Indonesia.

Tidak adanya penetapan harga wajar yang digunakan sebagai


standar dalam pengakuan aset yang dilaporakan WP

Personil pelaksana dan WP belum meahami tentang mekanisme


TA.
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

ANALISIS RESIKO DAN PENGENDALIAN TAX


AMNESTY
• DETECTION RISK
Nilai Aset yang dilaporkan WP lebih kecil

Pendapatan hasil TA belum seluruhnya dicatat dan/atau salah


klasifikasi.

Penghitungan uang pengganti tidak sesuai tarif pada saat periode


pelaksanaan TA.

Pembuatan surat keterangan masih terdapat salah tulis ataupun


salah hitung.
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

ANALISIS RESIKO DAN PENGENDALIAN TAX


AMNESTY
• CONTROL RISK
Pengawasan terhadap personil pelaksana WP tidak memberikan laporan perihal realisasi
tidak dilakukan oleh pihak eksternal pengalihan dana dan investasi

Jumlah surat penyampaian oleh WP lebih dari Penerbitan Surat Keterangan tidak dilakukan
3 kali. pengawasan secara memadai

Pengendalian atas pengamanan dan pemanfaatan dana repatriasi


tidak memadai.
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

EVALUASI PELAKSANAAN TAX AMNESTY


Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

EVALUASI PELAKSANAAN TAX AMNESTY


• Penerimaan uang tebusan pada periode I cukup signifikan namun penerimaan pajak
regular belum memenuhi target.

• Penerimaan pajak sampai dengan Oktober ini sudah termasuk tax amnesty sebesar Rp


870,95 triliun. Sementara tanpa tax amnesty Rp 768,96 triliun, baru mencapai 0,48
persen dari target sebesar Rp 1.318 triliun.
• Peserta Tax Amnesty sebanyak 368 ribu WP masih kecil dibanding jumlah WP yang ada
dan belum terdaftar.
• Uang tebusan yang berasal dari dalam negeri masih jauh lebih besar dibanding uang
tebusan dari harta luar negeri.
• Dana repatriasi masih mengendap di gateway/bank
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

EVALUASI PELAKSANAAN TAX AMNESTY


• Sasaran Tax Amnesty sebaiknya lebih mengarah ke pengusaha besar dan
harta di luar negeri namun kenyataan masih di dominasi oleh pengusaha
kecil/UMKM dan harta dalam negeri.
• Sebagian besar WP terutama UMKM dan WP Pribadi belum memahami
akuntansi perpajakan.
• Penegakan hukum terhadap kasus korupsi besar seperti BLBI belum berjalan
sehingga ada kesan berlindung di balik Tax Amnesty sehingga belum
menyentuh rasa keadilan masyarakat.
• Masih banyak masyarakat yang takut kepada petugas pajak, sehingga
enggan melaporkan dan menyetorkan pajaknya.
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

HARAPAN KE DEPAN…

• BPK dapat lebih berperan dalam mengawasi pelaksanaan dan penggunaan dana
Tax Amnesty sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Lebih terpenuhinya asas keadilan dalam pelaksanaan Tax Amnesty melalui
dengan memprioritaskan target sasaran kepada pengusaha besar dan penarikan
dana repatriasi.
• Pemanfaatan uang tebusan dan dana repatriasi secara jelas dan transparan.
Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik Indonesia

HARAPAN KE DEPAN…

• Mempercepat pelaksanaan reformasi perpajakan yang didukung aparat pajak


yang berintegritas serta dengan basis data yang lebih luas dan valid.
• Pemberian fasilitasi berupa sosialisasi terkait akuntansi perpajakan kepada WP
khususnya UMKM dengan melibatkan Pelaksana Ditjen Pajak, akademisi dan
KAP.
• Adanya penegakan hukum yang lebih tegas dan jelas sehingga memenuhi rasa
keadilan masyarakat.
Badan Pemeriksa Keuangan
Republik Indonesia

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai