Fasilitator :
Tatu Meri Marwiyyatul Hasna, S.Kep.Ners
Anggota :
Dini Nur Amalia
Whidi Ruhyana
Yudi Permana
Yulis Yanti Klana
Ziea Ulhaq
Pendahuluan
Chronic Kidney Disease (CKD) dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu
gangguan metabolik seperti diabetes, hipertensi, obstruksi saluran kemih
(nephrolithiasis), yang dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Selain itu,
penyalahgunaan penggunaan obat-obat analgetik baik secara bebas maupun yang
diresepkan dokter selama bertahun-tahun dapat memicu risiko nekrosis papiler dan
gagal ginjal kronik (Prabowo dan Pranata, 2014 dalam Damayanti, 2021).
Tanda dan gejala gagal ginjal kronik yang timbul seperti hipertensi, edema pada
ekstremitas, pembesaran vena leher, sesak napas, kulit kering bersisik, asites pada
abdomen, CRT >3 detik, anemia, hiperkalemia, diabetes mellitus, hipoalbunemia,
hipoksia, ikterus pada kulit (Rizky dan Andina, 2017).
Pathway
infeksi Obstrukdi Gangguan vaskuler Nefrotoksi Kelainan Gangguan
Traktus urinalis imunologis k herediter metabolik
Arterioskleros
Kerusakan Akumulasi kompleks Iskemi
Penimbunan is Gangguan Mobilisasi lemak
progresif antigen, antibody a
cairan di fungsi ginjal Penebalan
struktur mengendap di ginjal
pelvis ginjal membrane
ginjal membrane glomerulus Suplai darah
ureter dasar kapiler
yang progresif ke ginjal
Kerusakan Atrofi
Invasi jaringan Disfungsi endotel
progresif parenkim Ganggguan
fibrosa pada mikrovaskuler fungsi
struktur ginjal perfusi jaringan
gromelurus ginjal
ginjal ginjal
Hidronefrosi
s Jumlah kapiler GFR Mikroagiopati
Sebagian penyaringan
besar jaringan
kematian
nefron hilang Kerusakan Nefropati
struktur ginjal
CKD
CKD
CO2
Sekresi aldosteron
hipervolemia
Sistem saraf Hematologi muskuloskeletal Gastro
pCO2
Reab Na+H2O
Respon Eritropoetin Ureum pada Curah jantung
Konsentrasi vit D Pernapasan
asidosis sal cerna kusmaul
metabolik
Eritrosit TD
Ca+ menurun
Stomatitis Penurunan
COP Ketidakefektifan curah jantung
O2 ke sel ulkus
Kram otot lambung pola nafas
O2 ke otak Metabolisme
nyeri Mual
sel
muntah
Kesadaran anoreksia
Energy Gangguan
jaringan
perfusi Ketidakseim
Gangguan perfusi perifer bangan
jaringan serebral keletihan nutrisi
ASUHAN KEPERAWATAN
IDENTITAS PX
a. Nama : Ny. A
b. Umur : 40 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Agama : Islam
f. Status material : Menikah
g. Alamat : Jalan Tebet Barat VII D No. 20
h. Tanggal HD : 25 Maret 2023, jam 09.00 WIB
i. Tanggal Pengkajian : 10 Mei 2023, jam 14.00 WIB
j. Diagnosa Medis : CKD On HD dengan Hipertensi
k. No MR : 424-41-43
Riwayat kesehatan
Keluhan utama: kline mengeluh pusing, lemah, kaku kuduk terasa berat dan kedua kakinya
bengkak.
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan merupakan pasien rawat jalan yang sudah melakukan cuci darah sejak November 2022, pasien datang dari
rumah ke ruang Hemodialisa RSCM pada tanggal 25 Maret 2023 jam 09.00 WIB untuk melakukan cuci darah rutin yang
dilakukan setiap 2 kali dalam seminggu, keadaan umum pasien baik, diberikan terapi oral adolat 30 mg 2x sehari,
spironolactone 25 mg 1x/hari, irbesartan 300 mg 2x/hari, bisoprolol 2,5 mg 1x/hari. Saat dilakukan pengkajian pada hari
Rabu tanggal 10 Mei 2022 pada jam 15.30 WIB, didapatkan data bahwa klien mengatakan tekanan darah selalu tinggi
,bahkan disaat klien istirahat, badan terasa lemah, pusing, GCS E4V5M6, kesadaran composmentis, TD : 185/102 mmHg,
MAP : 129 mmHg N : 58x/menit, RR : 22x/menit, S : 36,5’C, klien tampak lemah, klien tampak pucat, konjungtiva anemis.
Keterangan:
= Laki-laki = menderita hipertensi
1. Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
Darah Lengkap (10 April 2023)
WBC 8.35 Ribu/dL 3.50 – 9.50
PLT 327 Ribu/dL 150 – 450
HCT 29.4 % 37 – 47
HGB 10.1 g/dl 11.0 – 16.5
RBC 3.51 Juta/ul 4.5 – 6.5
Kimia Klinik (12 April 2023)
Ureum 32,1 Mg/dl 10 - 15
Kreatinin 3.3 Mg/dl 0.5 – 1.0
Gula darah random 116 Mg/dl <200
Albumin 3.8 g/dL 3.2 - 4.6
Kalsium 11.1 Mg/dl 8.4 – 10.2
Fosfat 1.3 Mg/dl 2.3-4.7
Elektrolit (12 April 2023)
Natrium 138 Mg/dl 136 - 145
Kalium 4.6 Mmol/L 3.5 – 5.1
Clorida 106.2 Mmol/L 97 – 111
b. Pemeriksaan Radiologi
Tanggal 11 April 2023
Kesan : kardiomegali, efusi pleura kiri (kesan berkurang).
Diagnosa keperawatan
Hipervolemia berhubungan dengan kelebihan asupan cairan
Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
preload, perubahan afterload, perubahan frekuensi jantung
Risiko perfusi cerebral tidak efektif
Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan
pemahaman
Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis (penyakit
kronis)
Risiko gangguan integritas kulit
Evaluasi
Hasil evaluasi yang di dapatkan selama pasien dilakukan implementasi pada tgl
10 Mei 2023. Pada diagnosis pertama yaitu Hipervolemia berhubungan dengan
kelebihan asupan cairan. Pada waktu itu sudah mengidentifikasi tanda gejala serta
kebutuhan hemodialisis yaitu BB yang meningkat, edema pada ekstremitas bawah,
mengidentifikasi kesiapan hemodialisis, memonitor tanda vital, tanda perdarahan dan
komplikasi intra dialisis, memonitor TTV pasca dialysis dengan TD : 199/114 mmHg,
tidak ada perdarahan, tidak ada komplikasi intra dialysis, menyiapkan peralatan
hemodialisis, melakukan prosedur dialysis dengan teknik aseptic, mengatur filtrasi
penarikan cairan pasien sebanyak 5000 cc, menjelaskan tentang prosedur hemodialisis,
mengajarkan pembatasan cairan, pencegahan infeksi akses HD dan pengenalan tanda
perburukan kondisi.
Pada diagnosis kedua yaitu penurunan curah jantung berhubungan dengan
perubahan preload, perubahan afterload, perubahan frekuensi jantung, kelompok sudah
mengidentifikasi tanda gejala penurunan curah jantung, memonitor tekanan darah, pada
saat akhir dialysis didapatkan TD : 199/114 mmHg, MAP : 142 mmHg, Nadi
60x/menit, edema ekstremitas bawah berkurang, memonitor intake dan output,
memposisikan pasien semi fowler atau posisi yang nyaman bagi Ny. A, memfasilitasi
Ny.a dan keluarga dengan memotivasi gaya hidup sehat, memberikan dukungan
emosional dan spiritual, meganjurkan beraktifitas fisik sesuai toleransi dan bertahap,
menganjurkan rutin mengukur berat badan dan intake output cairan harian.
Pada diagnosis ketiga yaitu risiko perfusi cerebral tidak efektif dibuktikan dengan
hipertensi, kelompok sudah mengidentifikasi penyebab peningkatan TIK, tanda dan
gejala peningkatan TIK, memonitor MAP. Didapatkan setelah dialysis TD : 199/114
mmHg, MAP : 142 mmHg, sakit kepala tidak ada, mual muntah tidak ada, memonitor
intake dan output cairan, memberikan posisi semifowler, menghindari manuver
valsava, mencegah terjadinya kejang,mempertahankan suhu normal.
MATUR SUKSMA