Sumbangan lain dari Agribisnis (Soeharjo, 1997)adalah
Sumbangan produk domistik bruto Penyediaan kebutuhan hidup (pangan, perumahan dan pakaian) Penghasil devisa Penciptaan lapangan kerja Sumber pendapatan masyarakat
Sumbangan lain dari Agribisnis (Arsyad dkk, 1985)
Sektor pertanian masih memegang peranan penting karena alasan : 1. Kontribusi terhadap produk domestik bruto (± 22,3 %) 2. Penyediaan lapangan kerja (± 54 %), bahkan mampu mengurangi jumlah orang miskin di pedesaan 3. Keragaman menu makanan (sumber gizi) 4. Pendukung industri baik industri hulu maupun industri hilir 5. Menambah devisa negara (dari ekspor) Agroindusti hulu adalah penghasil input pertanian seperti : Pupuk Pestisida Alat-alat dan mesin-mesin pertanian Bahkan mencangkup perusahaan penghasil bibit
Agroindustri hilir adalah industri pengolahan hasil-hasil
pertanian primer bahkan mencangkup industri sekunder dan tersier yang mengolah lebih lanjut dari produk olahan hasil pertanian primer seperti : Tekstil benang kapas/ ulat sutera Sepatu kulit hewan (kura-kura, buaya, dll) Kue tepung ubi/ beras 1. Aspek teknis Aspek-aspek yang berhubungan dengan teknologi 2. Aspek ekonomis Erat kaitannya dengan keuntungan 3. Aspek sosial dan budaya Erat kaitannya dengan norma dan hukum yang berlaku contohnya : perternakan babi dilingkungan muslim tidak akan berhasil dengan baik 4. Aspek pasar Tanpa adanya pemasaran produk komoditi tidak akan ada artinya Dalam dasawarsa 70-an kita meletakkan dasar-dasar yang kukuh bagi pembangunan industri dengan membangun industri-industri yang menghasilkan kebutuhan pokok rakyat yang mendukung sektor pertanian dan yang mengolah sumber-sumber daya alam yang tersedi. 1. Indonesia terletak di garis katulistiwa, menyebabkan sinar matahari cukup (fotosintesa) 2. Suhu tidak terlalu panas maka kondisi lahan relatif subur 3. Berada diluar zona angin taifun (seperti banyak menimpa Filipina, Taiwan, dan Jepang) 4. Sarana dan prasarana tersedia seperti aliran sungai, bendungan irigasi, jalan desa relatif baik 5. Adanya kemauan politik pemerintah menempatkan pertanian menjadi prioritas Walaupun pertanian telah mengalami kemajuan namun disana sini masih terdapat hambatan-hambatan yang masih perlu dibenahi, menurut Perhepi (1989) hambatan terdiri dari berbagai aspek : 1.Pola produksi pada beberapa komoditi terletak dilokasi yang terpencar sehingga sulit pembinaan dan transportasi 2.Sarana dan prasarana khusussnya diluar Jawa belum memadai, sehingga menyulitkan untuk mencapai efisiensi usaha pertanian 3.Akibat dari hal di atas menyebabkan biaya transportasi menjadi lebih tinggi 4.Sering dijumpai pemusatan agroindustri terpusat dikota-kota besar, sehingga harga bahan baku menjadi lebih mahal 5.Sistem kelembagaan, terutama didesa masih lemah, sehingga kondisi seperti ini kurang mendukung berkembangnya kegiatan agribisnis, hal ini dapat dilihat dari berfluktuasinya harga komoditi pertanian (contoh yang baik mengenai informasi harga iklan NOKIA di SCTV membantu petani mengetahui harga) Konflik inilah yang menyebabkan pembahasan agribisnis tetap menarik, masalahnya bukan daja terletak pada masalah produksi, pengolahan hasil dan pemasaran saja tetapi juga pengaruh yang lainnya.
Dengan adanya persaingan yang ketat tentang
pemasaran hasil produk pertanian di pasaran dunia (word market) akan menuntut kualitas produk dan kemampuan menerobos pasar dunia semakin penting dan untuk itu usaha pertanian yang berskala kecil perlu bergabung dengan yang berskala lebih besar agar mampu bersaing di pasaran internasional, maka kontinuitas bahan baku perlu dijamin dengan tidak mengabaikan kualitasnya.