Anda di halaman 1dari 18

Kinerja Diagnostik Transient

Elastography Pada Atresia Bilier


Diantara Bayi Dengan Kolestasis
Yin-Ann Boo,Mei-Hwei Chang, Yung-Ming Jeng, Shinn-Forng Peng,
Wen-Ming Hsu, Wen-Hsi Lin, Huey-Ling Chen, Yen-Hsuan Ni, Hong-
Yuan Hsu,1 and Jia-Feng Wu

7_Muhammad Nasich Ulwan


Latar Belakang
Atresia biliaris adalah kolangiopati destruktif dan inflamatif dengan
etiologi tidak jelas yang mempengaruhi saluran empedu intrahepatik
dan ekstrahepatik pada neonatus, berkontribusi terhadap
pemusnahan fibrotik saluran empedu dan cedera hati kolestatik

Diagnosis dini atresia biliaris sangat penting karena


hepatoportoenterostomi dini usia <60 hari membangun kembali
aliran empedu, sehingga memperpanjang kelangsungan hidup hepar

Transient Elastografi (TE) adalah metode non-invasif dan alat


diagnostik untuk fibrosis hati
Latar belakang

Transient Elastografi dilakukan untuk menilai kekakuan


hati pada bayi dengan kolestasis dan untuk memfasilitasi
diagnosis banding atresia biliaris

Pengukuran kekakuan hati (Liver Stiffness Meassurement)


oleh Transient Elastografi dapat digunakan untuk
diagnosis atresia biliaris
Tujuan penelitian

Untuk mengevaluasi kinerja diagnostik Transient


Elastografi berdasarkan usia spesifik dengan pengukuran
kekakuan hati (Liver Stiffness Measurement) lebih besar
dari 7,7 kPa pada atresia biliaris diantara bayi dengan
kolestasis
Metode penelitian
Studi kohort prospektif Departemen Pediatri Rumah Sakit Universitas
Nasional Taiwan (NTUH) periode Januari 2018 – Agustus 2019

61 Pasien dengan kolestasis


(bilirubin direct >1 mg/dl)

15 pasien atresia biliaris 46 pasien non-atresia biliaris

Diagnosis atresia biliaris dikonfirmasi dengan IOC/intraoperatif


kolangiografi sebanyak 13 pasien dan 2 pasien tambahan saat
transplantasi hati

Diagnosis non-atresia biliaris menerima kolangiografi atau memiliki


etiologi spesifik dikonfirmasi dengan tes genetik atau biopsi hati
untuk diagnosis penyakit kolestatik
Metode penelitian

Semua pasien kolestatis dilakukan tes untuk parameter biokimia


darah (kadar bilirubin total dan direk, alanin aminotransferase dan
kadar GGT) serta USG perlu dilakukan secara teratur selama masa
tindak lanjut

TE dilakukan untuk menilai kekakuan hati (LSM), probe S1 (5MHz)


dengan 10 tembakan dalam waktu 3-5 menit. Pengukuran dilakukan
sampai 10 hasil validasi. Rentang interkuartil <0,3 didefinisikan
sebagai valid
Metode penelitian
Pewarnaan merah picrosirius untuk visualisasi histologi serat
kolagen. 31 pasien dilakukan biopsi hati karena tujuan diagnostik
namun 2 pasien memiliki spesimen yang tidak memadai untuk
analisis pewarnaan merah picrosirius

Pewarnaan  sampel biopsi difiksasi formalin, ditempelkan parafin,


dipotong beberapa bagian dan diwarnai dengan picrosirius red.
Bagian tersebut dilihat di mikroskop cahaya, area merah positif
picrosirius dihitung dalam 10 bagian secara acak menggunakan
perangkat lunak ImageJ

Data dianalisis menggunakan Stata dan MedCale, Nilai p<0,05


dianggap signifikan secara statistik
Hasil

Tidak ada perbedaan


signifikan pada distribusi
usia dan jenis kelamin
(p>0,05)
Hasil

Bayi dengan atresia biliaris memiliki kadar bilirubin direk, kadar


GGT, dan nilai LSM lebih tinggi daripada bayi kolestasis non-atresia
biliaris pada usia yang sama (p<0,01/<0,05; tabel 1 dan figure 1)
Hasil

Diantara pasien atresia biliaris, 14 pasien menjalani MRCP


(Magneting Resonance Cholangiopancretography) 11 pasien
menunjukkan atresia biliaris dan 3 pasien sisa baru menunjukkan
atresia biliaris setelah melakukan intraoperatif kolangiografi
Hasil

Median kekakuan hati (LSM) pada pasien kolestasis terdapat


perbedaan yang signifikan antara bayi atresia biliaris dengan non-
atresia biliaris (p<0,01/p<0,05; tabel 1 dan tabel 3)
Hasil

Kuantitas serat kolagen di hati secara signifikan lebih tinggi pada


pasien atresia biliaris dibandingkan dengan pasien kolestasis non-
atresia biliaris pada usia yang sama (p=0,02/<0,05; tabel 1 dan
figure 2A,2B)
Korelasi positif yang signifikan terdeteksi antara LSM dan persentase serat
kolagen (p=0,03/<0,05; gambar 2C)
Hasil

Terjadi perbedaan yang signifikan antara PPV, NPV dan akurasi diagnostik
pada ambang LSM lebih besar dari 7,7 kPa dibandingkan ambang LSM lebih
besar dari 8,8 kPa pada usia 91-180 hari (p<0,01/<0,05; gambar 3A,3B)

Tidak ada perbedaan signifikan antara PPV, NPV dan akurasi diagnostik pada
ambang LSM lebih besar dari 7,7 kPa dibandingkan tingkat GGT lebih besar
atau sama dengan 204 IU/L pada usia 91-180 hari (p>0,05; gambar 3C)
Diskusi
Harpavat et al melakukan skrening bayi baru lahir untuk atresia biliaris
dengan pengukuran bilirubin langsung atau tak terkonjugasi. Usia pasien
saat pemeriksaan kolestatik untuk atresia biliaris secara signifikan lebih
muda setelah program skrining ini, namun waktu yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan atresia biliaris diantara bayi muda dengan kolestasis tidak
berubah

Transient elastografi dapat dengan cepat dan andal mengukur kekakuan


hati pada orang dewasa dan anak-anak dengan berbagai kelainan hati

Meskipun PPV dari LSM lebih besar dari 7,7 kPa untuk atresia biliaris adalah
100% pada bayi usia di bawah 90 hari. PPV menurun menjadi 66,7% pada
kelompok 91-180 hari, hasil ini menunjukkan meskipun perkembangan
fibrosis hati yang disebabkan penyakit hati kolestatik lainnya pada masa
bayi lebih lambat dibandingkan bayi dengan atresia biliaris
Diskusi
Model probabilitas yang diperediksi untuk arteria biliaris dari Schneider et
al, (GGT>204 IU/L, feses alkoholik, feses alholik, weight z score
memungkinkan diagnosis atresia biliaris 290 dari 357 pasien

Penilaian histopatologi fibrosis hati pada biopsi hati tetap menjadi standar
emas untuk meningkatkan keparahan fibrosis

Bayi dengan atresia biliaris memiliki tingkat keparahan fibrosis hati yang
lebih besar daripada bayi dengan kolestasis yang tidak menunjukkan atresia
biliaris
Keterbatasan penilitian
Pasien yang terlalu sedikit di setiap kelompok umur. Pada kelompok umur
91-180 hari, hanya 1 pasien pada kelompok non-atresia biliaris yang
memiliki LSM 8,8kPa
Kesimpulan
TE memiliki akurasi diagnostik yang baik untuk membedakan atresia biliaris
dari kolestasis non-atresia biliaris pada bayi kolestasis yang berusia 90 hari
atau lebih muda.

LSM berkolerasi positif signifikan dengan status fibrosis hati yang diwarnai
merah picrosirus pada bayi dengan kolestasis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai