Bahan Kuliah
EKONOMI REGIONAL
Program Studi Sarjana Agribisnis
Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
DENPASAR, BALI
Februari 2023 1
TIU
Mampu memahami, menjelaskan makna, konsep,
prinsip, permasalahan dan kebijakan pembangunan
ekonomi regional dan otonomi daerah dalam sistem
NKRI
TIK
Memahami dan menjelaskan:
• Tujuan, prinsip pelaksanaan dan pokok-pokok
pembangunan ekonomi regional dan kebijakan otonomi
• Keterkaitan otonomi daerah dengan pembangunan
• Keterkaitan antara otonomi daerah dan pembangunan
daerah
2
MATERI POKOK
• Pembangunan
• Pembangunan Sektoral
• Pembangunan Ekonomi Regional (Daerah)
• Pembangunan Ekonomi Lokal
• Pengertian Otonomi Daerah
• Perkembangan Otonomi Daerah
• Prinsip Otonomi Daerah
• Perencanaan Pembangunan Daerah (Regional)
• Alur Perencanaan dan Penganggaran
• Lima Pendekatan Proses Perencanaan
• Pendekatan Top-Down dan Bottom-Up
3
Pembangunan
• Pembangunan (development): suatu proses dinamis
untuk mencapai kesejahteraan masyarakat yang lebih
baik dari sebelumnya secara terencana.
• Perkembangan paradigma orientasi pembangunan:
– Berorientasi pada manusia (People oriented)
– Berorientasui Partisipatif (Participatory)
– Pemberdayaan (empowerment)
– Berkelanjutan (sustainable)
4
• Pembangunan dan pengembangan (development)
usaha memberdayakan rakyat setempat, terutama
dalam hal peningkatan skill dan penguasaan teknologi
uintuk meningkatkan produktivitas kerja.
• Sasaran utama pembangunan dan pengembangan
wilayah pada dasarnya adalah untuk menghasilkan
pemanfaatan sumberdaya wilayah untuk penggunaan
terbaik.
• Terdapat 3 (tiga) sasaran umum yang ingin dicapai
dalam pengembangan suatu wilayah, yaitu:
– Efisiensi
– Keadilan dan ekseptabilitas masyarakat
– Keberlanjutan
5
Pembangunan Sektoral
• Salah satu kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pemb
ekonm regional adalah memberikan otonomi kpd
pemerintah daerah (OTDA) untuk menyelenggarakan
program-program pembangunan regional, shg seluruh
pertanggungjawaban, pengelolaan dan pembiayaannya
dilakukan oleh pemerintah daerah (provinsi atau kabupaten).
• Namun meskipun ada Otda, pemba ekonm di daerah tidak
hanya berasal dari program pemb regional (sbg manifestasi
dari azas desentralisasi), tapi juga berasal dari program
sektoral (sbg perwujudan azas dekonsentrasi).
• Kedua program desentralisasi dan dekonsentrasi dijalankan
secara bersama-sama oleh pemerintah dalam rangka
menjembatani kesenjangan kemajuan pembangunan
ekonomi antar daerah.
6
• Sampai saat ini program sektoral masih
mendominasi program regional, shg otonomi
daerah yang nyata, dinamis, dan bertanggung jawab
belum terwujud sepenuhnya.
• Pendekatan sektoral dilakukan melalui kegiatan usaha
yang dikelompokkan ke dalam sektor-sektor dan sub-
sub sektor ekonomi.
7
• Sektor-sektor ekonomi pembangunan:
– Pertanian
– Pertambangan
– Kontruksi (bangunan)
– Perindustrian
– Perdagangan
– Perhubungan
– Keuangan
– Jasa-Jasa
• Diharapkan masing-masing sektor dapat berfungsi
dengan sebaik-baiknya, shg daerah yg bersangkutan akan
berkembang dengan baik
8
Pembangunan Ekonomi Regional
• Pendekatan regional seharusnya bertolak pada
kenyataan bahwa setiap usaha selalu memanfaatkan
ruang wilayah tertentu
• Aspek ruang dalam pemanfaatan wilayah mencakup
aspek lokasi dan dimensi wilayah
• Dimensi regional (wilayah=daerah): daerah tingkat I
(provinsi) dan daerah tingkat II (kabupaten/kota)
• Aspek lokasi terkait masalah pilihan atas lokasi bagi
tempat permukiman ataupun kegiatan usaha
9
• Pelibatan aspek ruang dalam pemanfaatan
wilayah menunjukkan bahwa perlunya sumber
dorongan bagi pengembangan kegiatan usaha
masyarakat
• Sumber dorongan tersebut berada pada lokasi
yang pasti dan memberikan pengaruh sentral
(memiliki banyak kemudahan)
10
• Pembangunan wilayah dilancarkan melalui
pusat-pusat pertumbuhan masing-masing
• Pusat-pusat pertumbuhan umumnya
merupakan kota-kota besar
• Orientasi pembangunan yang sentralistrik ini
mengabaikan peranan dan potensi pelaku
bisnis dan pembangunan di daerah
menimbulkan kecemburuan dan kekecewaan
masyarakat daerah
11
• Upaya meningkakan pembangunan di daerah jangan
hanya menekankan pada peranan kekuatan dari luar
(external forces) melainkan harus mulai
mengutamakan pada peranan kekuatan dari dalam
(internal forces)
• Dapat dilakukan melalui upaya-upaya:
– Mendorong inisiatif dan partisipasi masyarakat
yang kreatif dan produktif
– Peningkatan kualitas SDM
– Pemanfaatan sumber daya ekonomi, sosial,
teknologi, dan kelembagaan untuk menunjang
penciptaan lapangan kerja bagi penduduk setempat
12
Pembangunan Ekonomi Lokal
• Lokal: suatu area yang relatif terbatas
• Mengapa lokal krn lebih mudah mengiidentifikasi masalah,
potensi dan merumuskan program2 pemberdayaan.
• Pembangunan ekonomi lokal: Pemanfaatan sumber daya alam,
manusia, sosial, fisik, teknologi, dan kelembagaan lebih
intensif dan interaktif untuk meningkatkan kegiatan
perekonomian lokal dan tingkat kehidupan masyarakat lokal
yang lebih sejahtera
• Membangkitkan ekonomi lokal menjadi bagian strategi
ekonomi nasional dan ekonomi regional
• Peningkatan pembangunan diupayakan agar dapat dirasakan
masyarakt luas termasuk masyarakat dalam lingkup kecil
(lokal)
13
Pengertian Otonomi Daerah
• Auto: sendiri
• Nomia (nomy): aturan
• Otonomi: mengatur diri sendiri
• (Otonomi=desentraslisasi) Dalam
pemerintahan:
– Pelimpaham sebagian kewenangan, tugas,
kewajiban dan tanggung jawab dari pemerintah
pusat kepada pemerintah daerah (=regional)
14
Perkembangabn Otonomi Daerah
• 1903: Desentralisasi Wet: Dh Swapraja
• 1945: UU No 1/1945: penekanan pd dekonsentrasi. Komite Nasional
Daerah diangkat Pemerintah Pusat. KDH dipilih dr anggota Komite
• 1948: UU No 22/1948: Eksekutif ada di DPRD dan sehari2
dilaksanakan oleh DPD. KDH adalah Ketua DPD, diangkat oleh
Pem Pusat dr calon usulan DPRD. KDH bisa diangkat dr Pamong
Praja secara langsung
• 1957: UU No 1/1957: penekanan pd desentralisasi (otonomi
seluas2nya) menimbulkan keresahan di kalangan Pamng Praja
• 1959: Penetapan Presiden No 6/1959: Pemda adalah KDH dan
DPRD. KDH juga Ketua DPRD. BPH dipilih dr anggota DPRD dan
membantu KDH debagai eksekutif
• 1965: UU No 18/1965: KDH tidak lagi sbg Ketua DPRD,
penekanan pd desentralisasi (otonomi seluas2nya )
15
• 1974: UU No 5/1974: desentralisasi, dekonsentrasi
dan tugas pembantuan.otonomi yang nyata dan
bertanggung jawab. Pemda adalah KDH dan DPRD
• 1999: UU No 22/1999: penekanan pd desentralisasi
(otonomi seluas2nya).Legislatif: DPRD, Eksekutif:
KDH. KDH diangkat, bertanggung jawab kpd dan
diberhentikan oleh DPRD.
• 2004: UU No 32/2004
16
Otonomi Daerah
UU NO. 32/2004
17
Prinsip Otonomi Daerah
(Penjelasan UU 32/2004)
• Otonomi seluas-luasnya
• Otonomi yang nyata dan bertanggung jawab
• Berorientasi pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan selalu memperhatikan
kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dalam
masyarakat
• Menjamin keserasian hubungan antara Daerah dg
Daerah lainnya, Daerah dg Pusat
• Memelihara dan menjaga keutuhan NKRI
• Pemerintah wajib melakukan pembinaan dan
fasilitasi 18
Pemberian Otonomi Luas diarahkan untuk:
• Mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan,
pemberdayaan, dan peran serta masyarakat
• Meningkatkan daya saing dengan memperhatikan
prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan,
keistimewaan dan kekhususan, serta
keanekaragaman daerah
19
Urusan Wajib Kewenangan Pemprov
(UU NO. 32/2004)
22
Perencanaan Pembangunan Daerah (Regional)
23
• Perencanaan pembangunan daerah
didasarkan pada data dan informasi yang
akurat dan dapat dipertanggung jawabkan
(pasal 152 ayat (1))
• Perencanaan pembangunan daerah disusun
untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengawasan (pasal 153)
24
Formulasi tujuan
Pengawasan dan
Evaluasi
Formulasi sasaran
Pengumpulan dan
Analisis data
Implementasi
Identifikasi
alternatif/Pilihan
Perencanaan
implementasi
Penilaian komparasi
Rencana yang
dipublikasikan 25
Alur Perencanaan dan Penganggaran
Pemerintah
KL APBN
Pusat
Pedoman Diacu
Dijabarkan
RKP Pedoman
RPJP Pedoman RPJM RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah
Pemerintah
Daerah
Pedoman Diacu
Pedoman Pedoman
Renstra Renja - RKA - Rincian
SKPD SKPD SKPD APBD
UU SPPN UU KN 26
Lima Pendekatan Proses Perencanaan
Politik
Teknokratik
Parsitipatif
Top-down
Bottom-up
27
Pendekatan Politik
• Pemilihan Presiden dan Kepala Daerah dilihat
sebagai proses perencanaan:
– Rakyat memilih berdasarkan program
pembangunan yang ditawarkan calon
• Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) adalah penjabaran agenda-agenda
pembangunan yang ditawarkan calon pada
saat kampanye
28
Pendekatan Teknokratik
• Menggunakan metode dan kerangka berpikir
ilmiah oleh lembaga yang secara fungsional
bertanggung jawab
29
Pendekatan Partisipatif
30
Pendekatan Top-Down dan Bottom-Up
• Top-down=atas-bawah=perencanaan oleh
pemerintah pusat/prov, pelaksananya masyarakat
• Bottom-up=bawah-atas=perencananya/usulan dari
masyarakat kepada pemerintah pusat/prov
Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan
• Penyelarasan proses melalui Musrenbang
• Musrenbang:
– Forum antar pelaku dalam rangka menyusun
rencana pembangunan nasional dan daerah, dari
tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi
dan Nasional
31
32
PERINGKAT PROPINSI B ERDASARKAN
KEGIATAN EKONOM I (de ngan M igas )
DIY 16,52
Ka lima nta n Se la ta n 20,53
Ka lima nta n Ba ra t 21,65
Ba li 22,06
Pa pua 23,09
La mpung 28,24
Suma te ra Ba ra t 29,12
NAD 35,47
Sula w e si Se la ta n 36,55
Suma te ra Se la ta n 49,68
Ria u 67,66
Suma te ra Uta ra 86,74
Ka lima nta n Timur 88,78
Ja w a Te nga h 156,73
Ja w a Ba ra t 214,3
Ja w a Timur 226,96
DI Ja ka rta 254,74
Ba nte n 581,95
A
•
10 TERATAS
B 10 TERBAWAH
11 Sumenep 61,2 69,6 4,1 592,5 0,565 332
12 Sitobondo 61,5 66,6 4,5 590,6 0,562 333
13 Lombok Timur 57,7 75,5 5,5 582,3 0,561 334
14 Lombok Barat 57,9 72,9 5,0 577,8 0,550 335
15 Bondowoso 59,0 65,3 4,7 583,3 0,541 336
16 Nabire 66,1 75,5 5,0 499,1 0,541 337
17 Lombok Tengah 57,5 68,1 4,8 583,3 0,539 338
18 Sumba Barat 62,4 71,6 5,3 526,0 0,534 339
19 Sampang 57,5 56,2 2,9 580,0 0,497 340
20 Jayawijaya 64,7 32,0 2,2 570,2 0,470 341
36
INDONESIA 66,2 89,5 7,1 591,2 0,658
AGENDA MEWUJUDKAN INDONESIA YANG ADIL
DAN DEMOKRATIS
SASARAN KEEMPAT adalah meningkatnya pelayanan kepada
masyarakat dengan menyelenggarakan otonomi daerah dan
kepemerintahan daerah yang baik.
PRIORITAS
• REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
– Penataan Peraturan Perundang-undangan
Sinkronisasi dan Harmonisasi Undang-undang Sektoral dan Daerah
– Peningkatan Profesionalisme Aparat Pemerintah Daerah
Aparat Pemda sebagai Pelayan Masyarakat yang Profesional
– Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah
Kelembagaan yang Efektif dan Efisien dengan Manajemen Modern
– Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah
Kemandirian Daerah dalam Pendanaan Pembangunan
– Peningkatan Kerjasama Antar Daerah
Peran Provinsi dan Kerjasama Antar Daerah, terutama Daerah perbatasan
– Penataan Daerah Otonomi
Terhadap keinginan pembentukan Daerah Otonomi baru
37
AGENDA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
SASARAN KEDUA adalah berkurangnya kesenjangan pembangunan
– Penataan Ruang
Pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif dengan menerapkan
prinsip pembangunan berkelanjutan dan keseimbangan pembangunan
antar fungsi;
– Pengelolaan Pertanahan
Penegakan hukum yang adil dan transparan
Pembuatan peta dasar dan pembangunan sistem pendaftaran tanah
Pengembangan sistem informasi pertanahan
39
• PEMBANGUNAN PERDESAAN
– Dengan lintas program yang dilaksanakan di kawasan
perdesaan untuk:
meningkatkan kegiatan ekonomi di perdesaan antara lain melalui
pengembangan agribisnis dan KUKM di perdesaan;
meningkatkan sarana dan prasarana perdesaan, antara lain
mencakup pengembangan jaringan irigasi, pembangunan jalan
dan jembatan, pelayanan air minum, serta listrik perdesaan;
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di perdesaan melalui
program pendidikan, kesehatan, dan keluarga berencana;
meningkatkan pengelolaan pertanahan dan tata ruang di
perdesaan;
meningkatkan perlindungan sumber daya alam dari kegiatan
pemanfaatan yang tidak terkendali dan eksploitatif di perdesaan,
terutama kawasan-kawasan konservasi dan kawasan lain yang
rentan terhadap kerusakan.
40
Puas atau Tidak Puas kah Anda dengan kinerja
aparat birokrasi/PNS dalam melayani beberapa
urusan di daerah Anda berikut ini?
Berurusan dengan
PNS makan waktu 59,60% 35,20% 5,20%
lama
PNS gampang
56,50% 36,50% 7,00%
disuap
45
BIDANG EKONOMI
• Upaya peningkatan pendapatan dan tingkat
kesejahteraan hidup yang bertumpu pada kekuatan
ekonomi sendiri.
BIDANG SOSIAL - BUDAYA
Upaya peningkatan kehidupan sosial – budaya yang berakar
pada nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh masyarakat
setempat.
BIDANG POLITIK
Upaya peningkatan kemampuan untuk mengambil
keputusan sendiri, dari proses perencanaan pemantauan,
evaluasi. 46
FAKTOR KEBERDAYAAN
2
1. Memperkuat Pendidikan
2. Memperkuat Kesehatan
3. Memperkuat Penguasaan Masyarakat
terhadap Sumber – sumber Ekonomi
4. Mengembangkan nilai-nilai Sosial
Buadaya Masyarakat
47
Unsur–Unsur
Pemberdayaan Masyarakat
48
Mengapa Partisipasi
Dua alasan
• Pertama, hal itu menjamin bahwa warga bisa
berperan, berkontribusi dan memperoleh layanan
pembangunan yang baik;
• Kedua, partisipasi, transparansi dan akuntabilitas
dapat membangun checks-and-balance, karena
janji-janji pejabat dan anggota DPRD dapat dikontrol
melalui saluran-saluran organisasi masyarakat yang
mewakili aspirasi konstituennya.
49
Model yang telah diadopsi
daerah untuk memperbaiki dan mengangkat kualitas
maupun kuantitas partisipasi warga
56
tiga karakteristik
forum partisipasi yang ideal
• Berpengaruh: proses yang berlangsung memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan dan
pengambilan keputusan,
• Inklusif: merepresentasikan populasi dan terbuka
terhadap perbedaan cara pandang maupun nilai-nilai, serta
memberikan kesempatan yang sama bagi semua pihak
untuk berperan serta,
• Deliberatif: proses yang dijalankan harus memungkinkan
adanya dialog yang terbuka, membuka akses terhadap
informasi, saling menghargai, ruang untuk saling
memahami dan membangun kerangka isu bersama, dan
menuju kepada kesepakatan bersama 57
DAYA SAING
• Kemampuan daya tarik (attractiveness)
atau kemampuan membentuk dan
menawarkan lingkungan paling produktif
dan kinerja unggul yang berkelanjutan bagi
dunia usaha (termasuk menarik talenta,
investasi, dan faktor bergerak lainnya)
58
PENENTU DAYA SAING 1
• Lingkungan fisik
– Infrastruktur
– Sumber daya alam
• Lingkungan peraturan perundangan
– Kelembagaan
– Perijinan
– Insentif
• Lingkungan sikap mental
– Sikap perilaku penduduk
– Sikap perilaku birokrat
59
PILAR DAYA SAING
(Forum Ekonomi Dunia)
• Kelembagaan
• Infrastruktur
• Ekonomi makro
• Kesehatan
• Pendidikan dasar, tinggi, pelatihan
• Efisiensi pasar
• Kesiapan teknologi
• Kecanggihan berbisnis
• Inovasi 60
61
62