Anda di halaman 1dari 12

Perencanaan

Irigasi

THIBUL ISTIMROR
2041320113
IRIGASI

Irigasi adalah upaya penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian.
Irigasi adalah pembuangan air buatan dari sumber air yang tersedia ke suatu lahan
dengan tujuan mengalirkannya secara teratur sesuai dengan kebutuhan tanaman pada
saat suplai infiltrasi tanah tidak mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tanaman,
Sehingga tanaman bisa tumbuh normal.
Masalah
1. Seberapa penting irigasi untuk petani/lahan?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi debit air pada irigasi?
3. Jenis irigasi apa yang akan digunakan dan mengapa?
Perencanaan
 Penentuan nilai debit andalan bendung
 Penentuan nilai klimatologi suhu (Et0)
 Penentuan curah hujan andalan
 Analisa pola tata tanam
 Pengolahan data peta
 Penggambaran skema jaringan
 Analisa aktivitas air
 Optimasi maksimasi
Data dasar
• Sumber Air : Air Sungai
• Panjang total saluran : ± 410 m
• Pengatur Air: Bendungan/palka
• Jenis irigsi : Irigasi Permukaan
• Lokasi : Desa GENJOR Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur
• Bentuk Irigasi: Trapesium
• Materi pembentuk : Pasangan batu kali
• Kategori tanah : Lempung berpasir (clay loam)
• Daya perkolasi tanah : 2mm/hari
• Bulain mulai : November 2 minggu ke 2
• Elevasi : 150 m
• Suhu ; 26,4°C
• Urutan pola tanam : Layer 1 berisi padi – kedelai – buncis
: Layer 2 berisi tebu. (Dimulai pada waktu bersam aan dengan padi)


Penentuan Debit Andalan dan Curah Hujan Andalan
Analisa Klimatologi Suhu
Pola Tata Tanam
Pemetaan Skema

Tabel 4.2 Skema Saluran


Kebutuhan dan Optimasi
Kebutuhan dan Optimasi
Kesimpulan

• Lahan yang digunakan memiliki pola tanam sebagai berikut padi-kedelai-buncis yang dimulai pada
Oktober 15 hari ke dua hingga Juli 15 hari ke 2. Bersamaan itu tebu juga dimulai dan berakhir di
masa yang sama.
• Dimensi saluran sekunder ke tersiser memiliki lebar 1 m tinggi 1,2m. Sedangkan untuk saluran
tersier ke quartal memiliki lebar dan tinggi masing masing 1 m
• Dari hasil optimasi yang dilakukan, lahan untuk padi mengalami 2x pengoptimalan yang terjadi
pada musim kemarau 1 dan 2.
• Analisa optimasi memberikan hasil bahwa kemungkinan keuntungan yang dicapai hingga 7 milyar
rupiah lebih.
• Metode yang sudah dilakukan merupakan proses pendekatan untuk mendapatkan hasil yang paling
memungkinkan dan mendekati. Lebih akuratnya diperlukan pengamatan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai