Anda di halaman 1dari 36

RAHN

DAN
KAFALAH
RAHN
OLEH
QURROTUL AINIYAH
‫‪DASAR HUKUM‬‬
‫‪‬‬ ‫‪QS. AL BAQARAH (2) : 283‬‬

‫‪َ ‬وِإ ْن ُك ْنتُ ْم َعلَى َسفَ ٍر َولَ ْم تَ ِج ُدوا َكاتِبًا‬


‫ضا‬‫ض ُك ْم بَ ْع ً‬ ‫وضةٌ فَِإ ْن َأ ِم َن بَ ْع ُ‬ ‫ان َم ْقبُ َ‬ ‫فَ ِرهَ ٌ‬
‫ق هَّللا َ َربَّهُ َوال‬ ‫َّ‬
‫َ َ ِ‬ ‫ت‬‫ي‬ ‫ْ‬
‫ل‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫ه‬‫َ‬ ‫ت‬ ‫َ‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫م‬‫َأ‬
‫ِ َ‬ ‫ن‬
‫َ‬ ‫م‬‫ُ‬ ‫ت‬ ‫ْؤ‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ذ‬‫ِ‬ ‫َّ‬ ‫ال‬ ‫ِّ‬
‫د‬ ‫َؤ‬‫ُ‬ ‫ي‬‫ل‬‫ْ‬ ‫فَ‬
‫تَ ْكتُ ُموا ال َّشهَا َدةَ َو َم ْن يَ ْكتُ ْمهَا فَِإنَّهُ آثِ ٌم قَ ْلبُهُ‬
‫ون َعلِي ٌم (‪)٢٨٣‬‬ ‫َوهَّللا ُ بِ َما تَ ْع َملُ َ‬
 jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah secara
tidak tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang
penulis, Maka hendaklah ada barang tanggungan yang
dipegang (oleh yang berpiutang). akan tetapi jika
sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
(hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)
Menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah
orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
  
 Rosulullah SAW pernah menggadaikan
baju besinya ketika pinjam atau hutang
bahan makanan
RAHN

 Bahasa : Tetap
 Istilah : Penahanan terhadap suatu barang
dengan hak sehingga dapat dijadikan sebagai
pembayaran.
dari barang itu.
 Perjanjian suatu barang sebagai tanggungan
hutang
 Menjadikan suatu benda bernilai menurut
pandangan syara sebagai tanggungan
pinjaman
RUKUN DAN SYARAT
1. AKAD
2. ROHIN & MURTAHIN

Ahli Tasharruf:mampu membelanjakan


harta & memahami hal2 yg berkaitan dg
gadai
3. BORG (barang gadai)
syaratnya adalah barang yg bernilai (bisa
diperjualbelikan) & milik murtahin
4. ADANYA HUTANG
SERAH TERIMA RAHN
 Jika berupa barang yang tidak dapat
dipindahkan, maka disepakati serah
terimanya dengan mengosongkannya
 Jk berupa barang yg dapat
ditakar/ditimbang, mk disepakati serah
terimanya dengan ditakar/ditimbang
BERAKHIRNYA AKAD RAHN
 Barang telah diserahkan kpd pemiliknya
 Rahin membayar hutangnya
 Dijual dg perintah hakim atas perintah
Rahin
 Pembebasan hutang
PEMANFAATAN BARANG GADAI
1. Jumhur Fuqoha’ (Hanafiyah-Syafi’iyah):
Pemegang barang gadai (Murtahin) tidak
boleh memanfaatkan barang jaminan.
2. Ulama’ Hanabilah :
Boleh asalkan atas seizin pemilik dan
dipergunakan sesuai dg seharusnya dan
untuk kemaslahatan
3. Ulama’ Malikiyah :
Manfaat atau nilai tambah dari barang
gadai adalah milik Rahin, bukan milik
Murtahin. Hasil/manfaat dari barang
jaminan adalah hak bagi pemberi jaminan
selama penerima jaminan tidak
mensyaratkan pemanfaatannya
RESIKO RUSAKNYA BORG
 Tidak wajib menggantinya, jika diluar
kemampuan atau tidak ada kesengajaan
 Wajib mengganti, jika ada unsur
kesengajaan dan dipergunakan diluar
kepatutan
PERSAMAAN RAHN DAN GADAI
 Berlaku atas akad pinjam meminjam
 Adanya agunan sebagai jaminan atas
hutang
 Barang yang digadaikan ditanggung
pemberi gadai
 Adanya kesepakatan batas waktu
pengembalian pinjaman dengan adanya
konsekwensi tertentu
PERBEDAAN GADAI & RAHN
INDIKATOR RAHN GADAI

KONSEP DASAR Tolong Menolong , suka rela Profit Oriented (Bunga dr


/jasa Pemeliharaan barang pinjaman pokok/Biaya sewa
jaminan (PP. 103/2000 & Hk modal) (PP. 103/2000)
Islm)
KEDUDUKAN Tidak ditahan Keberadaan barang gadai
BARANG GADAI mutlak sbg barang jaminan
JENIS BARANG Barang Bergerak dan Tidak Hanya barang bergerak
JAMINAN bergerak

BEBAN Biaya Pemeliharaan Bunga dr pokok pinjaman

LEMBAGA Bisa dilakukan Perseorangan Hanya dilakukan oleh


lembaga tertentu

PERLAKUAN Dijual /dilelang (Kelebihan Dilelang, hasilnya menjadi


dikembalikan kepada pemilik milik lembaga gadai
barang)
KAFALAH
(PERTANGGUNGAN)
PENGERTIAN
 BHS = Kafala , dhomina = menanggung
 ISTILAH =
 Mengumpulkan suatu tanggungan kepada tanggungan
yang lain dalam penuntutan terhadap jiwa, harta dan
benda (Hanafiyah)
 Akad yang menghendaki tetapnya suatu hak yang ada
dalam tanggungan orang lain atau menghadirkan benda
yang ditanggungkan atau menghadirkan badan orang
yang harus dihadirkan (Syafi’iyah)
DASAR HUKUM KAFALAH
 QS. Yusuf (12) : 66
‫ْر ِسلَهۥُ َم َع ُك ْم َحتَّ ٰى تُْؤ تُو ِن َم ْوثِقًا ِّم َن ٱهَّلل ِ لَتَْأتُنَّنِى بِ ِٓۦه ِإٓاَّل َأن‬L ‫قَا َل لَ ْن ُأ‬
‫ ي َُحاطَ بِ ُك ْم ۖ فَلَ َّمٓا َءاتَ ْوهُ َم ْوثِقَهُ ْم قَا َل ٱهَّلل ُ َعلَ ٰى َما نَقُو ُل َو ِكي ٌل‬Ya'qub
berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi)
bersama-sama kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji
yang teguh atas nama Allah, bahwa kamu pasti akan
membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung
musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Ya'qub
berkata: "Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan
(ini)".
QS YUSUF (12) : 72
 ‫ير َوَأنَ ۠ا بِ ِهۦ َز ِعي ٌم‬
ٍ ‫ع‬
ِ َ ‫ب‬ ‫ل‬
ُ ‫م‬
ْ ‫ح‬
ِ ‫ۦ‬
‫ه‬
ِ ِ ‫ب‬ ‫ء‬
َ ‫ٓا‬‫ج‬َ ‫ن‬‫م‬َ ِ ‫ل‬‫و‬َ ‫ك‬
ِ ِ ‫ل‬‫م‬َ ْ
‫ٱل‬ ‫ع‬
َ ‫ا‬ ‫و‬
َ ‫ص‬
ُ ُ
‫د‬ ِ ‫ق‬ ْ
‫ف‬ َ ‫ن‬ ۟
‫وا‬ ُ ‫قَال‬

Penyeru-penyeru itu berkata: "Kami kehilangan


piala raja, dan siapa yang dapat
mengembalikannya akan memperoleh bahan
makanan (seberat) beban unta, dan aku
menjamin terhadapnya".
RUKUN KAFALAH
 SIGHOT
 DHOMIN = KAFIL = orang/Lembaga penjamin
 MADHMUN = MAKFUL LAHU = orang yang diberi
jaminan
 MADHMUN = MAKFUL ‘ANHU = Orang yang
memiliki Hutang/orang yang dijamin
 MADHMUN = MAKFUL = MAKFUL BIH = OBYEK
KAFALAH (Barang/Hutang/orang/pekerjaan)
SYARAT SHIGHOT
 Lafadz yang dipergunakan mengandung
arti tanggungan atau iltizam
 Tidak digantungkan dengan syarat yang
tidak relevan dengan akad Kafalah
 Tidak dikaitkan dengan waktu
SYARAT KAFIL / DHAMIN
 BALIGH
 BERAKAL
 TIDAK MAHJUR ‘ALAIHI (Krn Boros)
 TIDAK MARODHUL MAUT
 TIDAK DIPAKSA
 MERDEKA (Hanafiyah)
SYARAT MAKFUL LAHU
(org yg kepentingannya ditanggung)

 HARUS JELAS DIKETAHUI


 BERAKAL
SYARAT MAKFUL ‘ANHU
(orang yang memiliki beban hutang)
 TIDAK MAHJUR ‘ALAIHI
MACAM-MACAM KAFALAH
 KAFALAH BI AN-NAFSI
 KAFALAH BI AL-MAL :
1. Kafalah bi ad-dain
2. Kafalah bi al-aini
3. Kafalah bi ad-darak
KAFALAH BI AN-NAFSI
 Yaitu : kewajiban seorang penjamin untuk
mendatangkan orang yang ditanggung
(makful) kepada tertanggung (makful
lahu)
KAFALAH BI AL-MAAL
 Yaitu Suatu bentuk akad kafalah dimana
penjamin terikat untuk membayar
kewajiban yang bersifat harta
KAFALAH BI AL-DAIN
 Yaitu kewajiban penjamin(kafil) untuk
melunasi utang yang ada dalam tanggung
jawab orang lain
KAFALAH BI AL-AINI
 Yaitu kewajiban penjamin untuk
menyerahkan barang tertentu yang ada di
tangan orang lain
KAFALAH BI AL-DARAK
 Yaitu : tanggungan terhadap apa yang
timbul atas barang yang dijual, berupa
kekhawatiran karena adanya sebab yang
mendahului akad jual beli
BERAKHIRNYA AKAD KAFALAH BI AL-MAAL

 Harta telah diserahkan kepada pemilik hak


(ad-Dain)
 Hutang telah dibebaskan
BERAKHIRNYA AKAD KAFALAH BI AN-NAFS

 Penyerahan diri orang yang dituntut


ditempat yang memungkinkannya untuk
dihadapkan di sidang pengadilan
 Pembebasan terhadap kafil oleh
pemilikhak dan kewajiban kafalah bi an-
nafs
 Meninggalnya Makful ‘Anhu
BERAKHIRNYA AKAD KAFALAH BI AL-‘AINI

 Penyerahan barang yang


ditanggung/dijamin
 Pembebasan Kafil (penjamin) dari tugas
kafalah
CARA PELAKSANAAN KAFALAH

 MUNJAZ
 MU’ALLAQ
 MU’AQQAT
MUNJAZ
 Yaitu tanggungan yang ditunaikan dengan
seketika atau saat itu juga
 Contoh = Saya tanggung dan saya jamin
hutang si A sekarang
MU’ALLAQ
 Menjamin seseuatu dengan dikaitkan
dengan sesuatu
 Contoh = jika kamu memberi hutang
kepada ibuku, maka aku yang akan
membayarnya
MU’AQQAT
 Tanggungan atau hak yang harus dibayar
dengan dikaitkan pada waktu tertentu
 Contoh : Bila hutangnya sampai bulan
desember dan dia belum mampu bayar,
maka saya yang akan membayar

Anda mungkin juga menyukai