Anda di halaman 1dari 40

PRESENTATION

GROUP 3

METALURGI FISIK
METALURGI FISIK
METALURGI FISIK

JENIS-JENIS
METALURGI FISIK
METALURGI FISIK

FASA
METALURGI FISIK
METALURGI FISIK
METALURGI FISIK
METALURGI FISIK
MEMBER

• MUHAMMAD RIDHA FAHLAIVI


• ABDUL WAHAB HARAHAP
• RIZKI KHALIK KUSUMA
• MHD RAFLY
• M. ALFIN
TABLE OF
CONTENTS
• Definisi
• Fungsi
• Ciri-Ciri
• Prinsip Kerja
• Aplikasi
DEFINISI

FASA
Bagian homogen dari suatu sistem yang memiliki sifat fisik
dan kimia yang seragam.
suatu daerah (regiion) yang berbeda sttrukttur attau komposiisiinya darii daerah llaiin.
Diagram fasa (phase diagram) adalah: suatu diagram yang menunjukkan fasa dalam
suatu sistem material diberbagai
suhu, tekanan dan komposisi.

Diagram ini banyak digunakan oleh para insinyur dan peneliti untuk memahami dan
memperkirakan banyak aspek perilaku dari material.
Informasi yang didapatkan dari diagram fasa:

Menunjukkan fasa yang ada pada komposisi dan


temperatur yang berbeda dalam
kondisi pendinginan lambat.

Menunjukkan Menunjukkan temperatur dari


kesetimbangan pemadatan suatu paduan yang didinginkan Menunjukkan suhu dari
dari suatu elemen (atau dalam kondisi suatu fasa yang berbeda
campuran/compound) dalam kesetimbangan mulai membeku. mulai mencair.
unsur lain.
FUNGSI
Informasi penting yang dapat diperoleh dari diagram fasa adalah:
1. Memperlihatkan fasa-fasa yang terjadi pada
perbedaan
komposisi dan temperatur dibawah kondisi pendinginan yang
sangat lambat.
2. Mengindikasikan kesetimbangan kelarutan padat satu unsur atau
senyawa pada unsur lain.
3. Mengindikasikan pengaruh temperatur dimana suatu paduan
dibawah kondisi kesetimbangan mulai membeku dan pada
rentang temperatur tertentu pembekuan terjadi.
4. temperatur dimana perbedaan fasa-
Mengindikasikan fasa
mulai
mencair.
Jenis pemaduan:
1. Unsur logam + unsur logam
Contoh: Cu + Zn; Cu + Al; Cu + Sn.
2. Unsur logam + unsur non logam
Contoh-contoh pemaduan:

Water Alcohol

Oil

Water

Solution

Sugar

Saturated Syrup
Water
Excess Sugar
Next
4
Pemaduan terjadi akibat adanya
susunan atom sejenis ataupun ada
distribusi atom yang lain pada
susunan atom lainnya.
Jika ditinjau dari posisi atom-atom Cu
yang larut, diperoleh dua jenis
larutan padat: Ni

1. Larutan padat substitusi


Adanya atom-atom terlarut yang
menempati kedudukan atom-atom Fe
pelarut. C
2. Larutan padat interstisi
Adanya atom-atom terlarut yang
menempati rongga-rongga diantara
5
kedudukan atom/sela antara.
Untuk mengetahui kelarutan padat suatu unsur dalam unsur lainnya,
Hume-Rothery mensyaratkan sebagai berikut:
1. Yang mempengaruhi terbentuknya jenis kelarutan
ditentukan oleh faktor geometri (diameter atom dan bentuk sel
satuan).
Jenis kelarutan:
•A + B C (sel satuan sama)
(kelarutan yang tersusun disebut kelarutan sempurna)
Dimana sifat C  sifat A atau B
•Jikaa.AAdan
+ BB memilikiA’sel(dimana
satuan Ayang
yangberbeda
dominan)
B’ (dimana B dominan)
kelarutan yang tersusun disebut larut sebagian
b. A + B A + B (tidak 6
larut)
2. Larut padat substitusi/interstisi ditentukan oleh faktor
diameter
atom.
Jika perbedaan diameter atom yang larut dibandingkan atom pelarut
lebih kecil dari 15%, maka kelarutan yang terjadi adalah larutan
padat substitusi.
Jika perbedaan diameter atom yang larut dibandingkan atom pelarut
lebih besar dari 15%, maka kelarutan yang terjadi adalah larutan
padat interstisi.
3. Suatu hasil percampuran harus stabil
Stabilitas dari paduan dijamin oleh keelektronegatifan dan
keelektropositifan, makin besar perbedaan keelektronegatifan dan
keelektropositifan makin stabil, tetapi kalau terlalu besar
perbedaannya yang terjadi bukan larutan melainkan senyawa
(compound)
1
1
Pembentukan diagram fasa
Konstruksi pembentukan diagram
Hubungan antara temperatur, fasa
komposisi diplot untuk mengetahui
perubahan fasa yang terjadi.
Dengan memvariasikan komposisi dari
kedua unsur (0100%) dan kemudian
dipanaskan hingga mencair setelah itu
didinginkan dengan lambat (diukur
oleh dilatometer/kalorimeter), maka
akan diperoleh kurva pendinginan
(gambar a.). Perubahan komposisi
akan merubah pola dari kurva
pendinginan, titik-titik A, L1, L2, L3
dan C merupakan awal terjadinya
pembekuan dan B, S1, S2, S3 dan D
merupakan akhir pembekuan. Gambar
b. diagram kesetimbangan fasa Cu-Ni.
1
2
Garis liquidus = menunjukkan temperatur terendah dimana logam
dalam keadaan cair atau temperatur dimana awal terjadinya
pembekuan dari kondisi cair akibat proses pendinginan.
Garis solidus = menunjukkan temperatur tertinggi suatu
logam dalam keadaan padat atau temperatur terendah dimana masih
fasa cair.
terdapat
13
Selain garis-garis tersebut titik-titik kritis dari keadaan cair dan
padat, juga menyatakan batas kelarutan maksimum unsur terlarut
didalam pelarutnya (maximum solubility limit).

The solubility of sugar (C12H22O11) in a sugar-water syrup.


14
The Solubility Limit
• Example: 100
Phase Diagram of Water- Solubility
Sugar System 80 Limit L

Temperature (°C)
(liquid)
Question: What is the 60
L +
solubility limit at 20°C?
40 (liquid solution
i.e., syrup)
S
20 (sol
id
0 sug
80 100
20 40 6065 ar)
Answer: 65wt% sugar
Water

Sugar
Pure Co=Composition (wt% sugar)

Pure
If Co < 65wt% sugar: syrup
If Co > 65wt% syrup + sugar
sugar:
• Solubility limit increases with T:
e.g., if T = 100°C, solubility limit = 80wt% sugar
15
Effect of Temperature and Composition
• Changing T can change number of phases: path A to
B
• Changing Co can change number of phases: path D
B (100,70) B(100,90)
to D
1 phase 2 phases
100

80 L
Temperature (°C)

(liquid)
• water-
sugar 60 +
L
system ( liquid
40 solution i.e., S
syrup) (soli
20 d
sug
ar)
00 20 40 A(70,
60 70 80
100 20)
216
C o =Composition (wt% sugar)
Cooling Curve for Pure Metal

(a)

FIG. 3-50 (1) Heat pure metal to point Ta; (2) cooling of liquid metal a – b; (3) at
point b, pure metal starts to precipitate out of solution; (4) point c, pure metal
completely solid; curve from b to c straight horizontal line showing constant
temperature Tb-c because thermal energy absorbed in change from liquid to solid; (5)
more cooling of solid pure metal from c to d and temperature be1g3ins to fall again.
Cooling Curve for Pure Iron

(b)

FIG. 3-50 (b) Cooling curve for pure iron.


18
Allotropic Forms of Iron

FIG. 3-54 Allotropic forms of iron (three phases: bcc, fcc, bcc)
19
Cooling Curve for a Metal Alloy

(c)

FIG. 3-50 (c) Cooling curve for a metal alloy: (1) The alloy A-B heated to point a
(liquid phase, with both metals soluble in each other); (2) cooling of alloy in liquid
phase; (3) point b, solidification begins; (4) point c, solidification complete; sloped
b – c due to changing from liquid to solid over the temperature range Tb to Tc
because components A and B have different melting/cooling temperatures; (5)
further cooling from c to d of solid-state metal alloy. 16
Klasifikasi Diagram Kesetimbangan Fasa
1. Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat.
2. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam
keadaan padat (reaksi eutektik).
3. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan
padat (reaksi eutektik).
4. Larut sempurna dalam keadaan cair, larut sebagian dalam keadaan
padat (reaksi peritektik).
5. Larut sempurna dalam keadaan cair, tidak larut dalam
keadaan padat dan membentuk senyawa.
6. Larut sebagian dalam keadaan cair (reaksi monotektik).
7. Tidak larut dalam keadaan cair maupun padat.
21
1. Larut sempurna dalam keadaan cair dan padat

Biasa disebut binary isomorphous alloy systems, kedua unsur


yang dipadukan larut sempurna dalam keadaan cair maupun padat.
Pada sistem ini hanya ada satu struktur kristal yang berlaku untuk
semua komposisi, syarat yang berlaku adalah:

a. Struktur kristal kedua unsur harus sama.

b. Perbedaan ukuran atom kedua unsur tidak boleh lebih dari 15%.

c. Unsur-unsur tidak boleh membentuk senyawa.

d. Unsur-unsur harus mempunyai valensi yang sama.

Contoh klasik untuk jenis diagram fasa ini adalah diagram fasa
Cu-Ni.
22
T(°C) • 2 phases:
1600 • 2–
– L(liqui
(FCC solid
1500 L (liquid) Lha(lisqeui
• 2psolution)
–linThe
es(F(phase
CquCidus line
d)  li
1400 • boundaries):
3(L/L+)
– pThhae ssoelidus line
u s
id
il qu +
( /L+ )
1300
L d u s • 3 phLase fields:
o li
1200 s
 ––
– L L
+L + 

1100
(FCC solid
solution)
1000
0 20 40 60 100 wt% Ni
80
23
Rules of Determining Number & Types of Phases
(The lever arm rule/Aturan kaidah lengan)
• aturan 1: jika diketahui T dan Co (komposisi),
maka
– akan diketahui jumlah dan jenis fasa
Lihat gambar disamping 1600
T(°C)
1500 L (liquid)
u s
• contoh: uid

B(1250,35)
1400 liq u s
A (1100°C, 60wt% Ni): lid
so
1 phase:  1300 + 
L (FCC solid
1200 solution)
B (1250°C, 35wt% Ni):
2 phases: L +  1100 A(1100,60)

1000
0 20 40 60 80 100 wt% Ni
24
Aturan kaidah lengan/the lever arm rule

Untuk menghitung persentase


fasa-fasa yang ada pada komposisi
tertentu, digunakan metoda
kaidah lengan.
x adalah komposisi paduan yang
akan dihitung persentase fasa-
fasanya pada temperatur T, maka
tarik garis yang memotong batas
kelarutannya (garis L-S).
Jika x = wo; L = wl dan S = ws
maka % fasa cair dan padat :

ws  wo wo  wl
L  ws  S  ws 
x100% x100% 25
• aturan 2: jika diketahui T dan Co,
maka T(°C)
1600
– akan diketahui komposisi dari fasa 1500 L (liquid)
s
id u

B(1250,35)
u
1400 li q s
l i du
so
• contoh: C0 = 35 wt%Ni 1300 + 
L (FCC solid
1200 solution)
At TA : 1100 A(1100,60)

Only Liquid (L) 1000


100 wt% Ni
CL = C0 = 35 wt%Ni
0 20 40 60 80
T(°C)
A
tie line d u s
At TD : TA
1300 L (liquid) liq u
i

Only Solid 
B L + dus
i
( )= C0 = 35 wt%Ni
C TB
sol

 
At TB: 1200 L+ (solid)
TD D
Both  and L
30 3235
CL = CLiquidus = 32 wt%Ni 20
C L Co 40 43 50
C  wt% Ni
C = CSolidus = 43 wt%Ni 22
wl (32%) wo(35%) ws(43%)

43  35 35  32
L  43  32 x1 0 0 % S  43  32 x100%
L  72,7% S  27,3 %
Contoh lain: pada wo= 53% Ni

23
% fasa cair dan padat:
wl (45%) wo(53%) ws(58%)

58  53 53  45
L  58  45 x10 0 % S  58  45 x100%
L  38% S  62 %

28
Example: Determine the phase(s) that are present
and the composition of the phase(s)

For the alloys listed below:


60 wt% Ni-40 wt% Cu at 1100°C
35 wt% Ni-65 wt% Cu at
1250°C
(1) Phase(s) that are present
(2) The composition of each phase

29
(1) Determine the
phase(s) that are
present
60 wt% Ni-40 wt
% Cu at 1100°C

Point A:
 phase

30
(2) Determine the
composition of each
phase

60 wt% Ni-40 wt% Cu


at 1100°C (Point A):
 

C = C0 = 60 wt% Ni

31
(1) Determine the
phase(s) that are
present

35 wt% Ni-65 wt%


Cu at 1250°C 

Point B
 + L phases

32
(2) Determine the
composition of each
phase

35 wt% Ni-65 wt%


Cu at 1250°C (Point 
B):
+L

33
Tie Line

(2) Determine the


composition of each
phase

C L C0 C
Composition (wt% Ni)
• 35 wt% Ni-65 wt% Cu at 1250°C (Point B): in two phase ( + L) region
Draw a tie line
Composition of a: intersection L/+L — C = 42.5wt% Ni
Composition of L: intersection / +L — CL = 31.5 wt% Ni
34
Equilibrium Cooling in a Cu-Ni Binary System
• Consider L: 35wt%Ni
T(°C) L (liquid)
Co = 35wt%Ni
• Upon cooling 1300
A +
–L L: 35wt%Ni L
: 46wt%Ni
35wt%  B 46
32 35 C
43
32wt% 
24wt% 24 D36 L: 32wt%Ni
–
+
: 43wt%Ni
1200 E
46wt%  L L: 24wt%Ni
43wt%  : 36wt%Ni
36wt% 
(solid)
– Equilibrium
cooling
1100
Sufficiently slow 20 30 35 40 50
readjustments
cooling rate gives Co wt% Ni
enough time for 35
Reaksi Metalurgis yang Terjadi

Reaksi Peritektik
Reaksi ini terjadi pada temperatur 1495°C.
Kandungan karbon 0,53%C bergabung dengan delta dengan kandungan 0,09%C
yang membentuk fasa austenite (γ) dengan kandungan sekitar 0,17%C.
Delta (δ) adalah fasa padat pada temperatur tinggi dan kurang berarti untuk
proses perlakuan panas.
Reaksi Eutektik
Reaksi ini terjadi pada temperatur 1148°C.
Kandungan karbon 4,3% membentuk austenite (γ) dengan 2,08%C dan senyawa
sementit (α) yang mengandung 6,67%C .
Reaksi Metalurgis yang Terjadi (Cont’d)

Reaksi Eutektoid
Dimana reaksi ini terjadi pada temperatur 723°C.
Kadar austenit (γ) padat 0,8%C akan menghasilkan ferit (α) dengan kandungan
0,025%C dan sementit (Fe3C) yang mangandung 6,67%C.
FUTURE
PLANS
Semoga penjelasan dalam materi ini

dapat bermanfaat untuk semuanya.

Mohon maaf atas segala kekurangan


THANK Kesepian Tanpa Kekasih,

YOU
Cukup Sekian dan Terimkasih
Jurnal http://www.jurnal.upnyk.ac.id/

Ilmiah
index.php/jmept/article/view/4852

Anda mungkin juga menyukai