Keracunan Narkotika (Morfin, Anfetamin, Metafetamin)
Keracunan Narkotika (Morfin, Anfetamin, Metafetamin)
(Amfetamin, Morfin,
Metafetamin)
Bima Adi Wiryo / 11151030000016
Narkotika
● Berasal dari bahasa Yunani : narkosis
● Setiap obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri dan dapat menyebabkan suatu
keadaan stupor
● Farmakologis : memasukan obat-obatan yang sebenarnya tidak dapat menimbulkan
narkosis misal : cocaine (stimulan), marijuana (halusinogen ringan), dan jenis yang
sesuai dengan Undang-undang No.9 tahun 1976 tentang narkotika pasal 1 butir 1
sampai 13
Hipnotika
● Golonga obat tidur
● Sedative → depresi ringa SSP tidak sampai tidur (menjadi lebih tenang dan kepekaan
korteks serebri berkurang)
Adiksi (Addiction, ketagihan, kecanduan)
● Ketergantungan secara fisik dan mental (mental or physical dependence) terhadap
suatu obat atau bahan kimia yang penggunaan berulang dan cendeurng meningkatkan
takaran serta mengikuti pola hidup (life style) orang tersebut
Habituasi
● Morfin dan turunanya : morfin, diaudid, heroin, nalorfin, kodein, dan naloxone
● Turunan Benzomorfan : Pentacozine dan levorphannol
● Golongan 4 Fenilpiperidin : pethidine (meperidine)dan trime peridine
● Difenilpropilamin dan analgesik-asiklik : methadone dan ticarda
● Lain-lain : fenotiazin dan benzimidazole
● Akan cepat diubah menjadi morfin dalam tubuh (farmakologik sama dengan
morfin)
● Street narcotic → heroin 0-77% yang ditambakan filler (prokain, quinine,
magesium-silikat, laktosa, sukrosa, manitol)
● Preparat medis : garam klorida, sulfat atau fosfat dengan kadar morfin
10mg/ml parenteral
Farmakokinetik
● Absorpsi → saluran cerna, selaput lendir, hidung dan paru, suntikan IV, IM, SC, dan
kulit yang luka.
● Penggunaan IV → intensitas maksimal → sensasi abdominal sama dengan orgasme
seksual
● Metabolisme → terutama dalam hati, dan dalam paru-paru, darah, ginjal, dan
plasenta (90% morfin terikat (konjugasi) dengan asam glukoronat)
● Ekskresi → ginjal dan saluran empedu dapat dijumpai dalam tinja atau keringat
(heroin akan ditemukan dalam bentuk morfin terikat 50% dalam urin)→ pemeriksaan
urin
Farmakodinamik
● Toleransi hanya timbul terhadap efek-efek depresi yaitu bila digunakan dalam
takaran besar secara teratur
● Adiksi kuat → heroin, menimbulkan timbul eforia kuat tanpa disertai mual dan
konstipasi
● Adiksi paling lemah → Kodein (menyebabkan disforia)
● Semua narkotika menyebabkan depresi susunan saraf pusat → analgesia dan narkose,
perasaan mengantuk, tidak dapat konsentrasi, sukar berpikir, apati, penglihatan
kurang tajam letargi, badan terasa panas, muka gatal, mual dan muntah
● Efek kardiovaskular → menurunkan tekanan darah akibat hipoksia dan depresi
vasomotor
Tanda dan Gejala Keracunan
● Akut dan kronis → percobaan bunuh diri atau
takar lajak, dapat pula terjadi pada
kecelakaan dan pembunuhan
● Eksitasi susunan saraf kemudian disusul
narkosis (penderita mengantuk → coma →
lidah relaksasi dapat menutupi saluran nafas,
nadi kecil dan lemah, pernafasan sukar,
irreguler, pernafasan dangkal-lambat, cheyne
stokes, suhu badan turun, muka pucat, pupil
miosis (pinhead size), tekanan darah menurun
hingga syok
Pengobatan
● Antagonis narkotik → Nalorfin HCL
(Nalline 0,1 mg/kg IV) tpi dapat membuat
depresi pernafasan, Naloxone HCL
(Narcan) 0,005 mg/kg IV
● Pemberian Oksigen dan pembilasan
lambung, pemberian norit dan pemberian
katartik seperti Natrium Sulfat (30 mg
NaSO4 dalam 200 ml air)
Sebab kematian
● Kecelakaan
● Pembunuhan → suntikan
(hot-shot) biasanya
menggunakan morfin dan
heroin takar lajak,
dicampur racun seperti
sianida atau strichnin
● Bunuh diri → Sindrom
Absitensi
Mekanisme Kematian
● Depresi pusat pernafasan : pusat pernafasan menjadi kurang sensitif terhadap
stimulus CO2 atau H+
● Edema paru : peningkatan tekanan cairan serebrospinal dan tekanan intrakranial serta
berkurangnya sensitifitas pusat pernafasan terhadap CO2 → menurunya ventilasi
paru dan gangguan permeabilitas
● Syok Anafilaktik → hipersensitivitas terhadap morfin/heroin atau terhadap bahan
pencampurannya
● Pemakaian alat suntik yang tidak steril → infeksi → Pneumonia, AIDS, tetanus,
malaria, Sepsis, endokarditis, jarum yang terlepas dari semprit saat fly menyebabkan
masuknya udara
Takaran Mematikan
Pemeriksaan Jenasah
Bekas-bekas suntikan
● pada lipat siku, lengan atas, punggung tangan dan tungkai, leher dibawah lidah, atau
pada derah perineum
● Baru - lamanya suntikan → penekanan pada suntikan tersebut, jika keluar darah atau
nanah maka masih baru.
● Keadaan meragukan → Insisi kulit sepanjang vena dan membebaskannya secara
tumpul untuk memeriksa keadaan dinding vena dan jaringan disekitarnya apakah
ditemukan perdarahan atau jaringan parut.
● Adiksi kronik → bekas suntikan lama disertai dengan jaringan parut berbentuk
titik-titik sepanjang pembuluh balik (intravenous mainline tracks)
● Selain bekas suntikan sering ditemukan rajah
● abses , granuloma atau ulkus
● Tetanus → karena penyuntikan subkutan (skin-popper)
● Apabila tidak ditemukan suntikan → ↑ selaput lendir hidung (nasal swab) →
Pemeriksaan toksikologi → kemungkinan cara korban menggunakan dengan cara
sniffing (menghirup), ack ack (menghisap rokok yang dicampur heroin), chasing
the dragon (menghisap uap)
● Pembesaran kelenjar getah bening setempat terutama di daerah ketiak disertai dengan
adanya bekas suntikan → fenomena drainase, Ditemukannya hipertrofi dan hiperplasia
limfositik pada pemeriksaan mikroskopik
● Lepuh kulit (skin blister) → telapak tangan dan kaki
● Kelainan lain → keluar busa halus dari lubang hidung dan mulut berwarna putih lama
kelamaan menjadi kemerahan
● Perforasi septum nasi → sniffing
● Kelainan paru akut → paru edema dan kongesti, paru membesar, lebih berat dan posterior
lebih padat, anterior emffisema
● Narcotic Lungs → paru sangat mengembang, trakea busa halus sampai ke cabang, lobulus
yang sangat menonjol
● Kelainan paru akut → granulomatosis vaskular paru sebagai manifestasi reaksi jaringan
terhadap talk (magnesisum-silikat)
● Kelainan hati → akumulasi sel radang berupa limfosit, sedikit PMN dan beberapa narcotic
cells
● Kelainan getah bening → teurama pada kelenjar getah bening di daerah porta hepatis
Pemeriksaan Laboratrium
● Urin (bila tidak ada diambil ginjal, cairan empedu dan jaringan sekitar
● Kromatografi lapis tipis (TLC), Kromatografi gas (GLC), Radio immnunoassay
(RIA)
● Uji Nalorfin → untuk mendeteksi pecandu → midriasis dan tanda pecandu lainya
● Analisa Urin → dikerjakan dengan TLC, dapat dikerjakan sendiri atau bersama-sama
uji nalorfin
● Withdrawal Symptom/sindrom abstinensia → menggigil, mual, kehilangan nafsu
makan kelelahan, insomnia hiperhidrosis, lakrimasi, kedutan otot, muntah, diare, dan
dilatasi pupil
Barang bukti
● Bubuk mengandung morfin, heroin, atau narkotika
● Uji Marquis : kepekaan 1-0,0025 mikrogram, reagen dibuat dari 3ml asam sulfat
pekat ditambah 2 tetes formaldehida 40% → reaksi warna ungu positif morfin,
heroin, dana codein, jingga positif pethidine
● Uji Mikrokristal : lebih sensitif, 1 larutan narkotika ditambah reagen dan dilihat
kristal mikroskop yang berbentuk
● Hanging microdrop technique : modifikasi untuk narkotika dengan pembentukan
kristal agak lama
● disebut Alfa-Metil-Fenetilamina, beta-fenil-isopropilamina, atau
Amfetamin benzedrin) adalah obat golongan stimulansia (hanya dapat
diperoleh dengan resep dokter)
● biasanya digunakan hanya untuk mengobati gangguan hiperaktif
karena kurang perhatian atau Attention-deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD) pada pasien dewasa dan anak-anak.
● digunakan untuk mengobati gejala-gejala luka-luka traumatik
pada otak dan gejala mengantuk pada siang hari pada kasus
narkolepsi dan sindrom kelelahan kronis
● Pada awalnya, amfetamin sangat populer digunakan untuk
mengurangi nafsu makan dan mengontrol berat badan
● di Indonesia dijual dalam kemasan injeksi dengan merk dagang
generik
● digunakan secara ilegal sebagai obat untuk kesenangan
(Recreational Club Drug) dan sebagai peningkat penampilan
(menambah percaya diri atau PD)
● Amfetamin berupa bubuk warna putih dan keabu-
abuan.
● Ada 2(dua) jenis amfetamin yaitu MDMA (metal
dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ekstasi.
Nama lain fantacy pils, inex, metamfetamin bekerja
lebih lama dibandingkan MDMA (dapat mencapai
12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama
lainnya shabu, SS, ice.
● Cara penggunaan dalam bentuk pil diminum. Dalam
bentuk Kristal dibakar dengan menggunakan botol
kaca yang dirancang khusus (bong).
● Dalam bentuk Kristal yang dilarutkan dapat juga
melalui suntikan ke dalam pembuluh darah
(intravena).
Efek Amfetamine
Jantung terasa sangat berdebar-debar (hearts thumps)
Suhu badan naik/demam
Tidak bisa tidur
Merasa sangat bergembira (euphoria)
Menimbulkan hasutan (agitasi)
Banyak bicara (talkativeness)
Menjadi lebih berani/agresif
Kehilangan nafsu makan
Mulut kering dan merasa haus
Berkeringat
Tekanan darah meningkat\
Mual dan merasa sakit
Sakit kepala, pusing, tremor/gemetar
Timbul rasa letih, takut, dan depresi dalam beberapa hari
Gigi rapuh, gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
Farmakodinamik
Konsentrasi neurotransmiter
utama yang terlibat dalam sirkuit
hadiah dan fungsi eksekutif,
dopamin dan norepinefrin,
meningkat secara dramatis dalam
cara yang tergantung pada dosis
oleh amfetamin karena
pengaruhnya terhadap transporter
monoamina
Farmakokinetik
● oral amfetamin diserap dengan baik dari usus, dan bioavailabilitas biasanya lebih dari
75%.
● Amphetamine adalah basa lemah, ketika pH basa, lebih banyak obat dalam bentuk
basa bebas larut lipidnya , dan lebih banyak diserap melalui membran sel yang kaya
lipid dari epitel usus .
● Sekitar 15-40% amfetamin yang beredar dalam aliran darah terikat dengan protein
plasma .
● Setelah absorpsi, amfetamin siap didistribusikan ke sebagian besar jaringan dalam
tubuh, dengan konsentrasi tinggi terjadi dalam cairan serebrospinal dan jaringan
otak .
Penemuan Klinis
● hiperpireksia dan hipertensi, yang kadang-
kadang dapat memicu pendarahan otak atau
subaraknoid, dan ada juga resiko aritmia
jantung.
● Ekstasi sering dijumpai di klub-klub malam
“rave”
● Pengguna jadi minum banyak air
● Dapat meninggal karena edema serebral
(pemeriksaan dalam)
Pemeriksaan Pemeriksaan
1. Tahap permintaan pemeriksaan
● Surat Permintaan Pemeriksaan
● laporan polisi → terdapat barang bukti
● Berita acara penyitaan barang bukti → sampel yang diambil
● Berita Acara Pembungkusan dan Penyegelan Barang Bukti→ keterangan yang
menerangkan segala tindakan yang dilakukan petugas di lapangan
● Visum Et Repertum Bila Terdapat Korban Luka atau Meninggal Dunia.
2. Tahap penyelidikan
3. Tahap penindakan
4. Tahap pemeriksaan