Anda di halaman 1dari 46

REFERAT

INTOKSIKASI MORFIN
Gabriella Caroline
10-041 UKI
Nabila Garyudanef 10-093 UKI
Tunggul Sinaga 11-118 UKI
Merryl EJ Wantah 11-125 UKI
Adella F Ranitria 11-133 UKI

Residen Pembimbing:
dr. Tuntas Dhanardhono, Msi. Med

Dosen Pembimbing:
Saebani, SKM, M.Kes

Penyalahguna
an Morfn

Intoksikasi
Morfn

PENGGUNAAN
NARKOTIKA
PREVALENSI PENYALAH
GUNAAN NARKOBA
MENURUT PENELITIAN
BNN TAHUN 2011
SEBESAR 2.2%(ATAU
SEKITAR 3.8-4.5 JUTA
JIWA)

1.4

3.2

1.2

8.2

RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu morfn dan jenisnya?
2. Apa saja efek samping dari morfn?
3. Apa kegunaan dan penyalahgunaan
dari morfn?
4. Bagaimana dasar hukum mengenai
morfn?
5. Bagaimana penerapan ilmu forensik
pada kasus penggunaan morfn?

TUJUAN

Untuk menambah pengetahuan


mengenai efek samping dari
morfn.
Untuk menambah pengetahuan
mengenai kegunaan dan
penyalahgunaan dari morfn.
Untuk menambah pengetahuan
mengenai dasar hukum
mengenai morfn.
Untuk menambah pengetahuan
mengenai gambaran forensik
pada penggunaan morfn.

Manfaat Penelitian
Bagi Ilmu
Pengetahuan

diharapkan mampu
memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai hasil
pemeriksaan pada kasus
keracunan morfn

diharapkan dapat menjadi


Bagi
acuan dan sumber informasi
Pengembang
bagi penelitian mengenai
an Penelitian
keracunan morfn

Bagi
Masyarakat

diharapkan dapat
memberikan informasi
kepada masyarakat
mengenai kasus keracuan
morfn

Papaver
somniferu
m

MORFI
N
Opiod
natural

Opiod
kuat

Golongan opioid
Agonis opioid
Antagonis opioid
Agonis-Antagonis opioid

Prekursor Opioid
Reseptor

Fungsi
Analgetik spinal dan supraspinal, sedasi, inhibisi

u (mu)

respirasi, menurunkan peristaltik usus, modulasi


penglepasan hormon dan neuroransmitter

(delta)

Analgetik spinal dan supraspinal,

modulasi

penglepasan hormon dan neuroransmitter

(kappa)

Analgetik

spinal

dan

supraspinal,

psikomimetik, menurunkan peristaltik usus

efek

Sediaan Morfn

FARMAKOKINETIK
0 Absorpsi :
Diabsorbsi baik pada pemberian IM
o Onset : 15-30 menit
o Efek tertinggi : 45-90 menit
o Durasinya sekitar 4 jam.
Tidak diserap baik pada pemberian oral
Pemberian IV selama masa operasi
o Efek puncak : 15-30 menit

0 Distribusi :
CNS Hanya sebagian kecil
o Penyebab lambatnya penetrasi morfn ke

CNS antara lain:


a. Kelarutan lemak yang rendah.
b. Tingginya derajat ionisasi pada pH
fsiologis.
c. Ikatan protein.
d. Konjugasi cepat dengan asam glukoronat.

Ginjal, hati dan otot skeletal


terakumulasi cepat

0 Metabolisme
Hepatik dikonjugasikan dengan asam

glukoronat
Ekstra hepatik ginjal

normomorfn : 5 % kodein : sebagian kecil


morfn 6 glukoronat : 5 - 10%

morfn 3 glukoronat : 75-85 %

0Ekskresi
Metabolit morfn akan

dieliminasi melalui urin


7-10% : melalui empedu.

FARMAKODINAMIK
Saluran
Cerna

SSP
Analgesia
Eksitasi
Miosis
Depresi
nafas
Mual muntah

Lambung
Usus Halus
Usus Besar
Duktus
Koledokus

Sistem
Kardiovaskul
ar
Hipotensi
Vasodilatasi
perifer

Otot Polos
Peninggian
tonus
Kontraksi
ureter dan
kandung
kemih

Kulit
Vasodilatasi
pemb. darah
kulit
tampak
merah &
panas
Pruritus

Metabolism
e
Kecepatan
metabolism
e

INDIKASI
Nyeri
Edema Paru
Akut

KONTRAINDIKA
SI
Hipersensitif
Depresi SSP

EFEK
SAMPING,
DOSIS,
ANALISIS
L AB
MORFIN

Efek analgesik morfn


1. Morfn meningkatkan ambang rangsang

nyeri
2. Morfn dapat mempengaruhi emosi
3. Morfn memudahkan tidur dan pada waktu

tidur ambang rangsang nyeri meningkat

Efek
subyektif

Merasa gembira, santai, mengantuk, dan


dang diakhiri dengan mimpi yang menyenang
ihat apatis, daya konsentrasinya menurun, da
irannya sering terganggu.

Sistem
pernafasan

- Bronkokonstriksi,
pernapasan menjadi
lebih dangkal, dan freq
menurun
- ASMAPenyempitan
sal. nafas

Sistem
pencernaan

Sistem
urinarius

Sekresi pankreas,
kontraksi sfngter
kandung empedu dan
motilitas usus
berkurang
Retensi urin serta
motilitas uterus
berkurang pd
persalinan

GEJALA
KELEBIHAN
DOSIS

BILA
SANGAT
HEBAT

Pin point pupil


Pernapasan satusatu
Koma
Pupil dilatasi
Nausea
Edema paru

ADIKSI MORFIN

HABITUASI

KETERGANTUNGA
N

FISIK

ADANYA
TOLERAN
SI

DOSIS DAN SEDIAAN


MORFIN
0 Tersedia dalam tablet, injeksi, supositoria.
0 Dosis anjuran untuk menghilangkan atau

mengurangi nyeri sedang adalah 0,1-0,2 mg/


kgBB.
0 Dosis anjuran nyeri hebat pada dewasa 1-2

mg intravena dan dapat diulang sesuai yang


diperlukan.

6-12 jam: lakrimasi,


rhinore, mengantuk,
gelisah

GEJALA
LEPAS
OBAT

12-24 jam : tidur


gelisah,irritabel,
tremor, pupil dilatasi,
anorexia
24-72 jam: >>,
depresi,nausea, mialgia
arthralgia
>72jam: gejala
hiperaktivitas otonom
s/d 7-10hr

Tahap intoksikasi
morfn

eksitasi

stupor

- Kelihatan tenang
dan senang, tetapi
tak dapat istirahat.
- Halusinasi.

Kepala sakit, pusing


berat dan kelelahan.
Merasa ngantuk dan
selalu ingin tidur.

- Kerja jantung
meningkat, wajah
kemerahan,kejang
- Dapat menjadi
mania.

Wajah sianosis, pupil


amat mengecil.
Pulse dan respirasi
normal

koma

Tidak ada reaksi nyeri,


refleks menghilang, otototot relaksasi.
Proses sekresi.

Pupil pinpoint, refleks


cahaya negative. Pupil
melebar kalau ada asfksisa,
dan ini merupakan tanda
akhir

Respirasi cheyne stokes.


Pulse menurun, kadangkadang ada kejang,
akhirnya meninggal.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan
0 Penatalaksanaan

kegawatan
0 Penilaian klinis
0 Dekontaminasi
0 Pemberian antidote /
penawar
0 Terapi suportif,
konsultasi, dan
rehabilitasi
0 Observasi dan
konsultasi
0

Untuk terapi intoksikasi

0 Naloxone HCI 0,4 mg

IV, IM atau SC dapat


diulang setelah 2
menit sampai 2-3
kali. Bila tidak ada
reaksi pikiran
kemungkinan zat
lain.

Terapi Apabila Putus Zat :


1. Cara konvensional/ simptomatik
a. Analgetik : tramadol, analgetik non narkotik, As,
Mefenamat, dsb.
b. Dekongestan : misalnya Fenllpropanolamin
c. Metropropamid
d. Spasmolitik
e. Antiansietas dan Sedative (Golongan Benzodiazepin)
2. Putus Opiat Bertahap : Morfn, Petidin, Metadon atau
Kodein yang diturunkan secara bertahap. Misalnya
Kodein 3 x 60-80 mg/hari diturunkan 10 mg tiap hari.
3. Substitusi non oploid : Clonidine dimulai dengan 17
Mikrogram/kg BB dibagi dalam 3-4 kali pemberian.
Dosis diturunkan bertahap dan selesai dalam 10 hari.
4. Metode cepat dalam anastesi (Rapid Oploid
Detoxifcation).

Undang-Undang Yang Berhubungan


Dengan Morfin
0 Berdasarkan Undang Undang No. 35 tahun 2009

tentang narkotika pasal 6 narkotika dibagi menjadi


digolongkan ke dalam:
a. Narkotika Golongan I
b. Narkotika Golongan II
c. Narkotika Golongan III
0 Morfn termasuk dalam narkotika golongan II. Pasal

- pasal yang terkait dengan narkotika golongan II


adalah

0 Pasal 117 tentang hukuman bagi yang tanpa hak atau

melawan hukum dan perbuatan memiliki, menyimpan


menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan II.
0 Pasal 118 hukuman bagi yang tanpa hak atau melawan
hukum dan perbuatan memproduksi, mengimpor,
mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan II.
0 Pasal 119 tentang hukuman bagi yang tanpa hak atau
melawan hukum dan perbuatan menawarkan untuk dijual,
menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual
beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II.
0 Pasal 120 tentang hukuman bagi yang tanpa hak atau
melawan hukum dan perbuatan membawa, mengirim,
mengangkut, atau mentransit Narkotika Golongan II.
0 Pasal 121 tentang hukuman bagi yang tanpa hak atau
melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan II
tehadap orang lain atau memberikan Narkotika Golongan II
untuk digunakan orang lain dan apabila mengakibatkan
orang lain mati atau cacat permanen.

Penerapan Forensik dan


Kesimpulan

Pemeriksaan Barang Bukti Hidup Pada


Kasus Penggunaan Morfin
Pemeriksaan Fisik

Gejala
Klinis

Pada umumnya gejala yang sering timbul


antara lain nausea, vomiting, nyeri kepala,
otot lemah, ataxia, suka berbicara, suhu
menurun, pupil menyempit, tensi menurun
dan sianosis

Pada keracunan akut : miosis, koma, dan


respirasi lumpuh

Gejala ini muncul 30 menit setelah


masuknya racun

Pemeriksaan Barang Bukti Mati Pada


Kasus Penggunaan Morfin
Penyidikan terhadap kasus narkoba meliputi 4 aspek, yaitu :

Pemeriksaan pada kematian akibat


pemakaian morfin

Pemeriksaan Toksikologi
0 Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari sumber, sifat serta

khasiat racun, gejala-gejala dan pengobatan pada keracunan,


serta kelainan yang didapatkan pada korban yang meninggal.
0 Racun yang dimaksud ialah zat yang bekerja pada tubuh secara

kimiawi dan fsiologik yang dalam dosis toksis akan


menyebabkan gangguan kesehatan atau mengakibatkan
kematian. Racun dapat dibagi menjadi, racun yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan: opium, kokain; yang berasal dari hewan:
bisa ular/laba-laba/hewan laut; mineral: timah hitam atau
sintetik : heroin.

Pengambilan Sampel
Sampel terbaik adalah saat jenazah belum
diawetkan dengan formalin, diambil dari :
1.

Urin

2.

Darah

3.

Lambung

4.

Hati

5.

Empedu

6.

Ginjal

7.

Otak

8.

Jaringan sekitar suntikan

9.

Rambut

10. Nasal Swab

ANALISIS LABORATORUM
0 Pemeriksaan Toksikologi sebagai barang bukti:
0 Urin, cairan empedu dan daerah tempat suntikan

(diambil sampai radius 5-10cm dr tmpt suntikan)


0 Darah dan isi lambung, diperiksa bila

diperkirakan keracunannya peroral


0 Nasal swab, kalau diperkirakan melalui cara

menghirup atau sniffing

ANALISIS KUALITATIF
1. Tes Warna
A. Reagen marquis (formaldehyde dalam H2SO4 pekat)
B. Reagen Frohde (Molibdate dalam H2SO4 pekat)
C. Reagen Meckes (Asam selenious dalam asam sulfat

pekat)
D. Uji asam nitrat pekat
E.

Uji ferrikhlorida

Pemeriksaan Barang Bukti

B. Tes Mikroskopik
1. Platinum klorida
2. Merkuri iodide dalam asam klorida
C. Thin Layer Chromatographyatau
dengan Gas Chromatography (Gas Liquid
Chromatography)
Terutama peroral
Dihidrolisis terlebih dahulu

2. Analisis Kualitatif
a. Nalorfne Test
.

Kadar morfn dlm urin = 5 mg korban


minum heroin/morfn jumlah sangat banyak

Bila kadar morfn/heroin dalam urin 5-20


mg, atau kadar morfn/ heroin dalam darah
0,1-0,5 mg pemakaiannya lebih besar
dosis lethalis

Kesimpulan
0 Morfn merupakan salah satu jenis dari opioid yang merupakan

analgesia narkotik yang sering digunakan dalam anastesia untuk


mengendalikan nyeri saat pembedahan dan nyeri pasca pembedahan.
0 Morfn menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat

lainnya. Jika konsumsi morfn dosis berlebihan dan tidak sesuai dengan
indikasinya dapat menyebabkan intoksikasi morfn
0 Penerapan ilmu kedokteran forensik dalam menangani kasus

pengunaan morfn yaitu dalam pemeriksaan barang bukti hidup atau


mati dan pemeriksaan kematian akibat penggunaan morfn

Anda mungkin juga menyukai