Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal
penderita akan
Mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing
Ketebalan partial Jilatan api, sinar Kering tidak ada Bertambah merah Nyeri
superfisial (tingkat I) ultraviolet (terbakar gelembung, edema
oleh matahari) minimal atau tidak
ada, pucat bila
ditekan dengan
ujung jari, berisi
kembali bila
tekanan dilepas
Lebih dalam dari Kontak dengan Blister besar dan Berbintik – bintik Sangat nyeri
partial (tingkat II) bahan air atau lembab yang yang kurang jelas,
- Superfisial bahan padat. ukurannya putih, coklat, pink,
- Dalam Jilatan api kepada bertambah besar. daerah merah
pakaian. Jilatan Pucat bila ditekan coklat
langsung kimiawi, dengan ujung jari,
sinar ultraviolet bila tekanan dilepas
berisi kembali
Ketebalan Kontak dengan Kering disertai kulit Putih, kering, hitam, Tidak sakit, sedikit
sepenuhnya bahan cair atau yang mengelupas. coklat tua, hitam, sakit, rambut
padat. Nyala api, Pembuluh darah merah mudah lepas bila
kimia, kontak seperti arang dicabut
dengan arus listrik terlihat dibawah
kulit yang
mengelupas.
Gelembung jarang,
dindingnya sangat
tipis, tidak
membesar, tidak
pucat bila ditekan
Kedalaman Penyebab Penampilan Warna Perasaan
LUAS LUKA BAKAR
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau
kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine
atua rule of wallace yaitu:
Kepala dan leher : 9%
Lengan masing-masing 9% : 18%
Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36%
Tungkai maisng-masing 18% : 36%
Genetalia/perineum : 1%
BERAT DAN RINGANNYA LUKA BAKAR
Perubahan Tingkatan hipovolemik( s/d 48-72 jam Tingkatan diuretik(12 jam – 18/24 jam
pertama) pertama)
Kadar sodium/natrium. Na+ direabsorbsi oleh Defisit sodium. Kehilangan Na+melalui Defisit sodium.
ginjal, tapi kehilangan diuresis (normal
Na+melalui eksudat dan kembali setelah 1
tertahan dalam cairan minggu).
oedem.
Kadar protein. Kehilangan protein ke Hipoproteinemia. Kehilangan protein Hipoproteinemia.
dalam jaringan akibat waktu berlangsung
kenaikan terus katabolisme.
permeabilitas.
Keseimbnagan asam Metabolisme anaerob Asidosis metabolik. Kehilangan sodium Asidosis metabolik.
basa. karena perfusi jarinagn bicarbonas melalui
berkurang peningkatan diuresis,
asam dari produk hipermetabolisme
akhir, fungsi renal disertai peningkatan
berkurang produk akhir
(menyebabkan retensi metabolisme.
produk akhir tertahan),
kehilangan bikarbonas
serum.
Respon stres. Terjadi karena trauma, Aliran darah renal Terjadi karena sifat Stres karena luka.
peningkatan produksi berkurang. cidera berlangsung
cortison. lama dan terancam
psikologi pribadi.
Eritrosit Terjadi karena Luka bakar Tidak terjadi Hemokonsentra
panas, pecah termal. pada hari-hari si.
menjadi fragil. pertama.
Penatalaksanaan
A. Resusitasi A, B, C.
1) Pernafasan:
a) Udara panas à mukosa rusak à oedem à obstruksi.
b) Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin à
iritasi à Bronkhokontriksi à obstruksi à gagal nafas.
2) Sirkulasi:
gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler
pindah ke ekstra vaskuler à hipovolemi relatif à syok à
ATN à gagal ginjal.
B. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
C. Resusitasi cairan à Baxter.
Dewasa : Baxter.
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam.
Kebutuhan faal:
< 1 tahun : BB x 100 cc
1 – 3 tahun : BB x 75 cc
3 – 5 tahun : BB x 50 cc
½ diberikan 8 jam pertama
½ diberikan 16 jam berikutnya.
Hari kedua:
Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin.
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc) à 1 cc/mnt.
Anak : Diberi sesuai kebutuhan faal.
D. Monitor urine dan CVP.
E. Topikal dan tutup luka
- Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) +
buang jaringan nekrotik.
- Tulle.
- Silver sulfa diazin tebal.
- Tutup kassa tebal.
- Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor.
F. Obat – obatan:
o Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang <
6 jam sejak kejadian.
o Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola
kuman dan sesuai hasil kultur.
o Analgetik : kuat (morfin, petidine)
o Antasida : kalau perlu
DIAGNOSA DAN INTERVENSI
DIWORD