Anda di halaman 1dari 22

SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

DEDI IRWAN EKA PUTRA


TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 1 LINTAU BUO
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
• Fungsi sistem pengapian adalah untuk menyediakan percikan bunga api yang kuat pada
busi untuk MEMULAI proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara pada saat
yang tepat.
• Untuk menghasilkan bunga api yang kuat dibutuhkan tegangan tinggi pada kedua ujung
elektroda busi
• Percikan bunga api harus dimulai pada saat yang tepat (beberapa derjat sebelum titik
mati atas akhir langkah kompresi) sehingga tekanan maksimum pembakaran terjadi
disekitar 10⁰ setelah titik mati atas awal langkah usaha.
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
Komponen sistem pengapian konvensional terdiri dari
Baterai
 Fuse
Ignition switch
Ballas/resistor
Ignition coil
Breaker point
Vacuum advancer
Governor advancer
Rotor
Tutup distributor
Kondensor (capasitor)
Kabel tegangan tinggi (high tension cord)
busi
SISTEM PENGAPIAN KONVENSIONAL
KOMPONEN FUNGSI
Baterai Sumber tegangan sistem pengapian

Ignition switch Memutuskan arus yang mengalir di sistem pengapian

Fuse Pengaman rangkaian dari arus yang berlebihan

Ballast/resistor

Ignition Coil Merubah tegangan 12 V menjadi tegangan tinggi

Breaker point Memutus atau mengalirkan arus pada rangkaian primer

Vacuum Advancer Memajukan waktu pengapian akibat perubahan beban

Governor Advancer Memajukan waktu pengapian akibat perubahan putaran mesin

Rotor Membagikan tegangan tinggi sesuai Firing Order

Kondensor Membantu pemutusan arus primer sehingga lebih cepat/spontan

Kabel tegangan tinggi

Busi Menyediakan percikan bunga api yang kuat dan di saat yang tepat
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
KETERBATASAN SISTEM PENGAPIAN DENGAN BREAKER POINT

• Breaker point memerlukan PERAWATAN


SECARA PERIODIK karena breaker point
tersebut mengalami keausan akibat percikan
api yang muncul di point tersebut pada saat
membuka
• Berkurangnya tegangan tinggi yang dihasilkan
pada saat putaran tinggi
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Untuk mengatasi keterbatasan breaker point/ platina dalam pemutusan arus yang
mengalir pada kumparan primer coil, maka dipergunakan transistor sebagai pemutus
dan penyambung arus primer tersebut.
Simbol transistor diperlihatkan pada gambar berikut, dan transistor dapat dibedakan
menjadi tipe NPN dan PNP.
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Cara kerja transistor sebagai pemutus dan penyambung arus dapat di analogikan seperti
relay 3 terminal. Perhatikan gambar berikut

 Pada saat saklar berada pada posisi  Pada saat saklar berada pada posisi
“off” tidak ada arus yang mengalir “off” tidak ada arus yang mengalir
melalui kumparan relay sehingga melalui Basis ke Emiter Transistor
lampu “Off”. sehingga Colector terputus dengan
 Saat sakalar berada pada posisi “ON”, terminal Emiter
arus mengalir melalui kumparan relay  Pada saat saklar di posisi “ON”, arus
sehingga titik kontak pada relay akan mengalir dari basis ke emiter
menutup dan lampu akan “ON” sehingga arus dari colector akan
mengalir ke emiter dan lampu “ON”
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
SISTEM PENGAPIAN TRANSISTORIZED

•Pada sistem pengapian transistorized, pemutusan arus yang mengalir pada kumparan
primer ignition coil tidak lagi menggunakan breaker point, tetapi sepenuhnya telah
digantikan oleh igniter yang didalamnya terdapat transistor sebagai pemutus arus,
disamping komponen elektronika lainnya.
•Sistem ini masih menggunakan vacuum advencer dan governor advencer untuk mengatur
ignition timing
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
PICK-UP COIL DAN SIGNAL ROTOR AKAN MEMICU IGNITER UNTUK MENYAMBUNG DAN
MEMUTUSKAN ARUS YANG MENGALIR PADA KUMPARAN PRIMER.

• Signal rotor diputar oleh poros distributor dan


terdapat tonjolan yang sama jumlahnya
dengan jumlah silinder pada engine tsb
• Pick up coil akan menghasilkan tegangan bolak
balik (arus AC) akibat perubahan fluks magnet
pada saat signal rotor berputar
• Terdapat air gap/ celah udara antara braket
dan ujung gigi signal rotor
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
Tegangan yang dibangkitkan oleh pick-up coil diperlihatkan pada gambar berikut

• Pada saat ujung gigi signal rotor


bergerak mendekati pick-up coil, maka
dibangkitkan tegangan positif
maksimal.
• Pada saat ujung gigi segaris dengan
pick up coil, tegangan menjadi nol
• Pada saat ujung gigi signal rotor
bergerak menjauh, maka dibangkitkan
tegangan negatif yang maksimal
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
IGNITER BERFUNGSI UNTUK MEMUTUS DAN MENYAMBUNG ARUS YANG MENGALIR
MELALUI KUMPARAN PRIMER IGNITION COIL

TERMINAL C* TERMINAL B*

KET : *
Terminal B dan terminal C terdapat pada ignitier produk DENSO
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
CARA KERJA IGNITER
1. IG/SW “ON” ENGINE “MATI”

Pada titik “P” diset pada tegangan dibawah


operasi transistor dengan menggunakan R1 &
R2 sehingga transistor akan tetap “ OFF “ arus
dari primari koil tidak dapat mengalir
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
2. IG/SW “ON” ENGINE “HIDUP”

½ PERIODE POSITIF
Jika mesin berputar, signal rotor pada
distributor berputar, akibatnya pada pick-up
coil dibangkitkan tegangan. Pada saat
dibangkitkan tegangan positif pada pick-up
koil, tegangan tersebut akan ditambahkan
pada tegangan yang sudah ada pada titik “P”
sehingga tegangan pada titik “Q” menjadi lebih
besar dari tegangan operasi transistor.
Akibatnya transistor menjadi “ON” arus dari
primari koil dapat mengalir melalui colector ke
emitor.
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
½ PERIODE NEGATIF

Pada saat dibangkitkan tegangan negatif pada


pick-up koil, tegangan tersebut akan
ditambahkan pada tegangan yang sudah ada
pada titik “P” sehingga tegangan pada titik “Q”
turun drastis dibawah dari tegangan operasi
transistor. Akibatnya transistor menjadi “OFF “
arus dari primari koil tidak dapat mengalir
melalui colector ke emitor.
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
RANGKAIAN SISTEM PENGAPIAN TRANSISTORIZED
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
SISTEM PENGAPIAN IIA (integarted ignition assembly)
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

Sistem pengapian IIA dipergunakan pada mesin toyota 4A-FE. Ignition coil terpasang
dalam distributor unit sehingga kabel tegangan tinggi dari coil ke distributor telah
dihilangkan.
Distributor dipasangkan pada poros cam pada cylinder head.
Di dalam distributor terdapat igniter yang berfungsi untuk memutus atau mengalirkan
arus primer.
Ignititer mengambil suplay tegangan dari terminal positif ignition coil dan pemasangann
igniter pada rumah distributor langsung menjadi ground igniter tersebut.
Igniter terhubung dengan check connector dan menjadi terminal IG- pada cek connector.
Terminal IG- digunakan untuk memeriksa rpm dengan menggunakan tachometer
Igniter dihubungkan dengan ECU pada terminal IGT dan IGF.
Sinyal IGT dibangkitkan oleh ECU dan berfungsi untuk meng”ON” atau meng”OFF”kan
transistor di dalam igniter sehingga arus primer akan terputus atau mengalir
Sinyal IGF berfungsi sebagai konfrimasi telah terjadi pengapian dan diterima oleh ECU
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK

•Jika sinyal IGF tidak diterima oleh ECU, ECU akan menghentikan fuel pump dan mesin
tidak dapat hidup.
•Terdapat dua buah pick up coil yang masing-masingnya disebut sebagai NE+ ; NE- dan G+
dan G-. Kedua pick up coil tersebut dihubungkan ke ECU.
•Sinyal G berfungsi untuk memberikan informasi sudut crankshaft dan berdasarkan
sinyal ini akan ditentukan ignition timing dan injection timing.
•Sinyal Ne digunakan oleh ECU untuk menentukan RPM engine
•Signal rotor G memiliki gigi 1 buah dan signal rotor NE memiliki gigi 4 buah, maka bentuk
gelombang yang dihasilkan adalah :
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
PEMERIKSAAN PADA KENDARAAN
Lakukan pemeriksaan percikan bunga api busi
SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
PEMERIKSAAN IIA

PEMERIKSAAN TAHAN KABEL BUSI


PEMERIKSAAN TAHAN KUMPARAN SEKUNDER

PEMERIKSAAN TAHAN KUMPARAN PRIMER PEMERIKSAAN CELAHA ROTOR


SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK
PEMERIKSAAN IIA

PEMERIKSAAN TAHAN NE PCK UP COIL DAN G PICK UP COIL

Anda mungkin juga menyukai