Bila arus mulai megalir melalui coil maka arus yang mengalir ini cenderung
terhalang oleh efek self induction.
Oleh karena itu, pada saat aliran arus mulai mengalir pada kumparan primer
ignition coil,arus primer naik secara bertahap. Aliran arus semakin lambat bila
banyak gulungan dalam kumparan bertambah.
PADA IGNITION COIL TANPA RESISTOR
Karena waktu menutupnya
platina agak lama pada
kecepatan rendah, aliran arus
(i3) mencukupi, sehingga
diperoleh tegangan sekunder
yang cukup tinggi. Tapi pada
saat kecepatan mesin tinggi,
waktu menutupnya platina
menjadi singkat & aliran arus
primer (i1) kurang mencukupi,
sehinga mengakibatkan
tegangan sekunder menjadi
rendah.
Aliran arus (i2) mencukupi
meskipun pada kecepatan tinggi
& penurunan tegangan
sekunder dapat dicegah.
PUTARAN MESIN DAN TEGANGAN SECONDARY COIL
Mempermudah star mesin. Karena arus yang mengalir ke motor starter pada
saat engine start cukup besar,pada saat tegangan baterai menurun dan
mengurangi arus primer pada ignition coil. Yang mengakibatkan, tegangan
sekunder menurun dan loncatan bunga api pada busi menjadi lemah, dilakukan
dengan cara membypass arus yang mengalir melalui resistor.
DISTRIBUTOR
DESCRIPTION
BREAKER POINT
CARA KERJA
Breaker point ( platina ) membuka dan menutup oleh cam yang dipasang pada
poros governor, camlobe yang jumlahya sama dengan jumlah silinder akan
mendorong breaker arm untuk membuka dan menutup platina. Menutupnya
platina karena adanya pegas pembalik.
DWELL ANGLE
Dwell angle adalah sudut lamanya platina menutup, untuk memberikan waktu
terhadap lamanya pengisian arus pada kumparan primer agar dapat
membentuk magnetic flux yang cukup kuat. Sehingga mutual induksi yang
dibangkitkan oleh kumparan cukup, dan dapat menghasilkan tegangan yang
tinggi pada kumparan secunder.
CONDENSER ( CAPASITOR )
Pada umumnya condenser dipasangkan diluar rumah distributor dan
disambungkan secara paralel dengan platina. Fungsi condenser adalah untuk
membatasi terjadinya busur ( arching ) pada titik kontak, self induction ( EMF )
yang terjadi pada kumparan primer selama platina terbuka disimpan sementara
oleh condenser untuk mempercepat pemutusan aliran arus primer.
IGNITION ADVANCER
DESCRIPTION
Setelah campuran udara-bahan bakar
dibakar oleh bunga api, maka
diperlukan waktu tertentu bagi api
untuk merambat didalam ruang
bakar.Oleh sebab itu terjadi sedikit
kelambatan antara awal pembakaran
dengan pencapaian tekanan
pembakaran maksimum. Dengan
demikian, agar diperoleh output
maksimum pada mesin dengan
pembakaran mencapai titik tertinggi
(sekitar 10º setelah TMA), periode
perambatan api harus diperhitungkan
pada saat menentukan kapan
pengapian dimulai (ignition timing).
ADVANCER CHARACTERISTICS
Jika putaran mesin dinaikkan, waktu perambatan api, menjadi berubah sesuai
dengan tekanan pada intake manifold ( beban dan campuran udara ). Untuk itu
saat pengapian harus dikontrol sesuai dengan kondisi ini .
Selama mesin stasioner,( throttle valve tertutup ) mesin idling, advance port
yang ditempatkan diatas throttle valve berada pada tekanan atsmosfir &
tiadak terjadi pemajuan pengapian.
Bila throttle valve terbuka sedikit akan terjadi kevakuman pada advance port,
kevakuman ini bekerja pada diapragma, menarik advancer rod.
Akibatnya, breaker plate berputar berlawanan putaran cam sehingga saat
pengapian maju oleh sudut putaran breaker plate.
VACUUM ADVANCER
CHARACTERISTICS
Bentul elektroda yang bulat akan semakin sulit melompatkan bunga api,
sedangkan bentuk persegi & runcing akan mempermudah melonpatnya bunga
api.
CODE BUSI
CODE BUSI
HEAT RANGE
Batas operasional terendah dari busi adalah self cleaning temperature,
sedangkan batas tertinggi dari operasional busi adalah pre-ignition
SELF - CLEANING TEMPERATURE
Jika temperature pada electrode tengah dari pada busi kurang dari 450oC
( 842oF ), endapan carbon akan timbul pada electrode busi, yang
diakibatkan oleh pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang
tidak sempurna.
Akibatnya , tegangan tinggi yang diperlukan untuk pembakaran, akan
mendapatkan ground sebelum melompat pada electrode tengah busi.
Kondisi ini dapat menyebabkan misfiring.
Temperatur 450oC ( 842oF ) atau lebih sangat diperlukan untuk
membakar endapan karbon yang terdapat pada insulator dan electrode
tengah busi.
Temperatur inilah yang disebut dengan “ SELF-CLEANING
TEMPERATURE”
PRE – IGNITION TEMPERATURE
Jika temperature pada electrode tengah dari pada busi melebihi 950oC
( 1742oF ), electrode tengah busi dapat berfungsi sebagai penyedia
panas yang dapat membakar campuran bahan bakar dan udara tanpa
lompatan bunga api listrik.
Kejadian seperti ini disebut dengan “ PRE - IGNITION “
Busi iridium :
Busi jenis ini menggunakan iridium alloy pada center electrode dan platinum
pada electrode ground.
Ini akan memberikan keuntungan dengan umur pemakaian yang lebih panjang
dan membuat kemapuan busi yang lebih tinggi
BUSI DENGAN RESISTOR
Kedua cara ini akan menjadikan jumlah gulungan menjadi banyak, dan
akibatnya coil akan menjadi lebih besar dan lebih berat.
IGNITION COIL
CLOSED MAGNETIC PATH COIL
Coil dengan tipe, Closed magnetic path coil dengan model tertutup,
sehingga memungkinkan medan magnet lebih mudah untuk menerobos
masuk ke dalam gulungan secundair, kondisi ini akan meningkatkan
kekuatan medan magnet yang mempengaruhi gulungan secundair. Dengan
tanpa menambah jumlah gulungan maupun arus yang masuk pada
gulungan primer
TRANSISTORIZED IGNITION SYSTEM
Jika Signal rotor terus berputar, celah udara mengecil, & flux density menjadi
besar. Pada posisi (B) perubahan flux yang terbesar, maka EMF yang
dibangkitkan menjadi besar.
EMF yang terbesar tidak dibangkitkan pada saat magnetic flux itu sendiri
terkuat seperti pada (A) & (C) tetapi perubahan magnetic flux terbesar pada
(B) & (D).
PRINSIP KERJA SISTIM PENGAPIAN TRANSISTOR
KUNCI KONTAK ON MESIN MATI
Bila mesin dihidupkan, maka signal rotor pada distributor akan berputar,
menghasilkan tegangan AC dalam pick-up coil. Bila tegangan yang dihasilkan
positif, tegangan ini ditambahkan dengan tegangan dari baterai (yang dialirkan
ke titik (P), untuk menaikan tegangan pada titik (Q) diatas tegangan kerjanya
transistor, & transistor ON. Akibatnya arus primer ignition coil mengalir ke
transistor dari collector (C) ke emitter (E).
PRINSIP KERJA SISTIM PENGAPIAN TRANSISTOR
MESIN HIDUP ( PICK-UP COIL MENGHASILKAN
TEGANGAN NEGATIF )
Bila tegangan AC yang dihasilkan dalam pick-up coil negatif, tegangan ini
ditambahkan pada tegangan titik (P) sehingga tegangan pada titik (Q) turun
dibawah tegangan kerja transistor & transistor OFF. Akibatnya arus primer
(primari current) terputus & tegangan tinggi diinduksikan pada kumparan
sekunder.
PENGATURAN DWELL
Dengan sistim ini, ketelitian kontrol sistim pengapian lebih baik dibandingkan
dengan sistim konevnsional, yang hanya mengandalkan rpm dan
kevacuuman yang linear pada intake manifold yang dideteksi dengan
governor dan vacuum advancer.
DLI & DIS
DISTRIBUTOR LESS IGNITION or DIRECT IGNITION SYSTEM
Pada sistim pengapian electronic konvensional, tegangan tinggi yang
dihasilkan oleh coil didistribusikan ke busi oleh distributor.
Sekarang systim DLI ( Distributor Less Ignition ) sudah mulai banyak digunakan
Signal Ne dan signal Ge pada mesin HD-E, HE-E, dan HC-E diambil dari cam
angle sensor
Ne ( RPM ) & Ge ( CRANK POSISITION ) SIGNAL
Signal Ne dan signal Ge pada mesin K3 dan EJ diambil dari crank sensor
IGNITION COIL W/ HIGH VOLTAGE DIODE
Untuk model – model tertentu ignition coil dilengkapi dengan diode tegangan
tinggi, pada coil yang seperti ini nilai tahanan coil tidak dapat diukur.
Untuk menentukan apakah coil tersebut masih baik atau tidak, dengan menukar
coil yang kita anggap rusak dengan coil yang masih baik dan memastikan
percikan bunga apinya.