Anda di halaman 1dari 15

PROTEKSI

INDUSTRI
PENGERTIAN PROTEKSI

 Proteksi adalah perlindungan yang diberikan kepada


produsen dalam negeri dari persaingan barang impor
dengan membatasi atau melarang impor barang dari
luar negeri
 Tujuan dari proteksi adalah selain untuk perlindungan
industri muda (infant-industry) juga digunakan untuk
kepentingan nasional dalam rangka menyelamatkan
industri yang tidak mampu bersaing dengan produk luar.
KEBIJAKAN PROTEKSI

 Alasan industri muda (infant industries)


 Proteksi dilakukan dengan alasan eksternalitas yang
disebabkan ketidaksempurnaan mekanisme harga.
 Proteksi untuk memperkecil resiko dari ketidakpastian
ekonomi dunia
 Proteksi dilakukan untuk mendorong skala ekonomi.
SEJARAH PROTEKSI

Krisis Ekonomi PD I dan PD


II
Dunia

 Dillon Round
 Kennedy Round GATT
 Tokyo Round
Sejarah Proteksi Sejak PD II
diartikan sbb:
 Terus merosotnya tarif bea masuk melalui negoisasi GATT yang
berkelanjutan (successive GATT negotiations)
 Hambatan pada perdagangan secara konvensional yang makin
menurun (licences, kuota impor)
 Mencuatnya non tarrif barriers

Alasan proteksi dilakukan : 1.alasan ekonomi, melindungi infant


industry,melindungi lapangan pekerjaan,melindungi industrialisasi dalam
negeri,menghemat devisa, 2. alasan non ekonomi, alasan keamanan ,alas
an Kesehatan ,alas an budaya dan nasionalisme
Kebijakan proteksi dapat
menyebabkan deviasi karena :
 Kebijakan tidak taat asas dengan tujuan, tidak jarang proteksi
dilakukan untuk mendorong permintaan terhadap devisa yang
makin tinggi.
 Kebijakan proteksi dilihat hanya sebagai kebijakan mikro.
 Penentuan instrumen kebijakan sering dipengaruhi oleh
kepentingan kelompok ( vested interest)
 Kebijakan proteksi dengan melupakan coperative advantage)
 Terjadinya beberapa bea dan pungutan ilegal (rent-seeking)
Keunggulan proteksi

 Secara positip diakui bahwa dengan proteksi yang tepat


maka industri di dalam negeri mampu berkembang,
kesempatan kerja bertambah, devisa dapat dihemat,
dan penggunaannya dapat lebih efisien.
 Proteksi dapat mencapai sasaran apabila asumsi-asumsi
yang implisit didalam teori dan kebijakan dipenuhi,
seperti adanya batas waktu perlindungan, prinsip
comperative advantage, kebijakan tersebut mempunyai
kaitan yang jelas dengan kebijakan makro.
KONSEP DAN PRAKTIK
PROTEKSI
 Proteksi dibagi atas dua yaitu proteksi tarif dan non
tarif.
 Proteksi non tarif terbagi atas :
1. Pembatasan impor secara kuantitatif ( kuota,
pelarangan impor, lisensi impor dll).
2. Pembatasan secara administratif adalah dengan
merintangi impor melalui bermacam-macam peraturan,
seperti prosedur yang panjang, cara-cara penilaian
pabean dipersulit, memantau dan mengawasi lalu lintas
barang.
• Fungsi Tarif sebenarnya bukan hanya untuk
perlindungan tetapi juga sebagai sumber
pendapatan bagi pemerintah.

• Pada tahap awal tingkat tarif bea masuk relatif


tinggi dikenakan kepada barang-barang konsumsi,
tetapi relatif rendah untuk barang-barang
modal.

• Dalam proses industrialisasi kebutuhan bahan


baku dan modal belum dapat dipasok oleh
industri dalam negeri sehingga ada rangsangan
fasilitas yang lunak untuk impor barang-barang
modal dan bahan baku.
Hubungan Proteksi dengan
Variabel Ekonomi
 Kaitannya dengan harga barang-barang
 Kaitannya dengan harga, baik dengan harga mata uang asing
maupun dengan harga barang di dalam negeri dengan sendirinya
berkaitan dengan alokasi sumber daya ekonomi.
 Kaitannya dengan kurs di dalam negeri terhadap mata uang asing.
 Proteksi terhadap barang-barang industri pengolahan berkaitan
pula dengan harga barang-barang produksi pertanian.
 Mempengaruhi teknologi produksi yaitu padat modal atau padat
karya.
 Proteksi mempunyai hubungan dengan tingkat efisiensi industri
 Mempunyai hubungan dengan struktur pasar industri dalam negeri.
 Mendorong peningkatan nilai tambah industri pengolahan yang
berarti mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.
Ilustrasi : industri kerupuk
udang
 Jika diimpor tanpa bea masuk dan pajak impor maka
harga jauh lebih murah dibanding harga kerupuk udang
buatan dalam negeri dengan asumsi kualitasnya sama.
 Tetapi karena adanya tarif, pajak impor, dan pungutan-
pungatan lainnya maka harga kerupuk impor 50 % lebih
mahal , sementara produsen kerupuk udang di dalam
negeri hampir tidak ada saingan sehingga ingin
menaikkan harga lebih tinggi.
 Konsumen membeli dengan harga mahal, kualitas
rendah dsb.
Ada beberapa penyebab mahalnya
harga komoditas dalam negeri :

 Inputnya , seperti tepung terigu sudah mendapat


proteksi nominal sebesar 36 % atau mendapat proteksi
efektif sekitar 106 %. Dalam hal ini kerupuk udang
adalah salah satu contoh industri hilir dari udang,
karena input ini bersaing dengan tujuan ekspor.
 Biaya transport juga relatif mahal.
 Dalam proses kegiatan, mulai dari mendirikan pabrik,
membeli bahan baku, perizinan tidak luput dari rent-
seeking.
SKEMA : INDUSTRI KERUPUK
UDANG
Input
( tepung 1. Proteksi nominal 36 %
terigu) 2. Proteksi efektif 106 %

Kerupuk udang contoh


industri hilir dan input Biaya
Rent -
bersaing dengan tujuan tarnspor
seeking
ekspor mahal

Harga
EFISIENSI Under
tinggi
capacity
PRAKTEK TARIF DI BERBAGAI
NEGARA
 Penilaian Bela Balassa tentang praktik tarif di negara-
negara Amerika Latin, seperti Brasil dan Chili, dan di
Asia seperti Filipina, Malaysia dan Pakistan menyatakan
bahwa negara-negara yang mempunyai tingkat proteksi
tinggi, perusahaan-perusahaan kurang terangsang untuk
meningkatkan penjualan, perbaikan produk dan
perubahan tehnologi.
 Di Pakistan periode 1951-1963 terdapat kecenderungan
sektor pertanian relatif tertekan pertumbuhannya
karena proteksi industri yang relatif tinggi, bahkan
sektor pertanian mengalami diskriminasi harga karena
sektor ini mengalami nilai tukar yang rendah terhadap
barang industri pengolahan.
Pada tahun 1978 Amerika Serikat mengesahkan undang-undang tarif
dan non tarif yang membatasi impor baja, kendaraan bermotor, dan
tekstil dari Jepang, Korea, Taiwan.
Tahun 1982 jumlah pekerja pada industri mobil di AS menurun sekitar
40 %, hal ini disebabkan meningkatnya impor mobil dari Jepang sekitar
80 %
Di Indonesia, beberapa industri yang tingkat
pertumbuhan nilai tambahnya tinggi dengan proteksi
tinggi terlihat pada industri pengolahan dan pengawetan
daging, industri bir, industri minuman yang tidak
mengandung alkohol, industri pulp, kertas dan karton,
industri kosmetik, permata, terigu .
Beberapa industri oligopolistik yang mendapat tingkat
proteksi tarif yang relatif tinggi adalah industri
pengawetan dan pengolahan buah-buahan, industri
tepung terigu, industri coklat bubuk, industri rokok,
industri plastik.

Anda mungkin juga menyukai