Proteksi Industri
Proteksi Industri
INDUSTRI
PENGERTIAN PROTEKSI
Dillon Round
Kennedy Round GATT
Tokyo Round
Sejarah Proteksi Sejak PD II
diartikan sbb:
Terus merosotnya tarif bea masuk melalui negoisasi GATT yang
berkelanjutan (successive GATT negotiations)
Hambatan pada perdagangan secara konvensional yang makin
menurun (licences, kuota impor)
Mencuatnya non tarrif barriers
Harga
EFISIENSI Under
tinggi
capacity
PRAKTEK TARIF DI BERBAGAI
NEGARA
Penilaian Bela Balassa tentang praktik tarif di negara-
negara Amerika Latin, seperti Brasil dan Chili, dan di
Asia seperti Filipina, Malaysia dan Pakistan menyatakan
bahwa negara-negara yang mempunyai tingkat proteksi
tinggi, perusahaan-perusahaan kurang terangsang untuk
meningkatkan penjualan, perbaikan produk dan
perubahan tehnologi.
Di Pakistan periode 1951-1963 terdapat kecenderungan
sektor pertanian relatif tertekan pertumbuhannya
karena proteksi industri yang relatif tinggi, bahkan
sektor pertanian mengalami diskriminasi harga karena
sektor ini mengalami nilai tukar yang rendah terhadap
barang industri pengolahan.
Pada tahun 1978 Amerika Serikat mengesahkan undang-undang tarif
dan non tarif yang membatasi impor baja, kendaraan bermotor, dan
tekstil dari Jepang, Korea, Taiwan.
Tahun 1982 jumlah pekerja pada industri mobil di AS menurun sekitar
40 %, hal ini disebabkan meningkatnya impor mobil dari Jepang sekitar
80 %
Di Indonesia, beberapa industri yang tingkat
pertumbuhan nilai tambahnya tinggi dengan proteksi
tinggi terlihat pada industri pengolahan dan pengawetan
daging, industri bir, industri minuman yang tidak
mengandung alkohol, industri pulp, kertas dan karton,
industri kosmetik, permata, terigu .
Beberapa industri oligopolistik yang mendapat tingkat
proteksi tarif yang relatif tinggi adalah industri
pengawetan dan pengolahan buah-buahan, industri
tepung terigu, industri coklat bubuk, industri rokok,
industri plastik.