Anda di halaman 1dari 15

Keberadaan Humas

dalam Organisasi
Erita Riski Putri, S.Sos., M.Si

Pertemuan ke-4
Tujuan
adanya penguatan dan perubahan kognisi, afeksi
dan perilaku komunikasi untuk menjaga dan
terbentuknya perilaku positif publik terhadap
organisasi/ lembaga, seperti:
 Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian
(Aspek Kognisi), yaitu Saling pengertian dimulai
dari saling mengetahui atau mengenal tujuan
humas pada akhirnya adalah membuat public dan
organisasi/ lembaga mengenal. Baik mengenai
kebutuhan, kepentingan, harapan, maupun
budaya masing-masing.
Tujuan
 Menjaga dan membentuk saling percaya (Aspek
Afeksi), yaitu: Untuk mencapai tujuan saling
percaya ini, prinsip-prinsip komunikasi
persuasive dapat diterapkan. Sikap saling
percaya keberadaannya masih bersifat
laten,yakni ada pada keyakinan seseorang akan
kebiasaan/ ketulusan orang lain
(organisasi/lembaga) dan juga pada keyakinan
organisasi akan kebaikan /ketulusan publiknya.
Tujuan
 Memelihara dan menciptakan kerja sama (Aspek
Psikomotoris), yaitu: Bantuan dan kerja sama ini
sudah dalam bentuk perilaku atau
termanifestasikan dalam bentuk tindakan
tertentu.
Fungsi
 Fungsi Konstruktif, Djanalis djanaid (1993) menganalogikan
fungsi ini sebagai “Perata Jalan”. Fungsi konstruktif ini
mendorong humas membuat aktifitas ataupun kegiatan-kegiatan
yang terencana, berkesinambungan yang cenderung bersifat
proaktif.
 Fungsi Korektif, berperan sebagai “Pemadam Kebakaran”.
Apabila sebuah organisasi/lembaga terjadi masalah-masalah
(krisis) dengan public, maka humas harus berperan dalam
mengatasi terselesaikannya masalah tersebut.
Fungsi
Selain itu menurut Cutlip and Center mengatakan fungsi PR
meliputi :
 Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi;
 Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan
 menyebarkan informasi dari perusahaan kepada public dan
menyalurkan opini public pada perusahaan;
 Melayani public dan memberikan nasihat kepada pimpinan
organisasi untuk kepentingan umum;
 Membina hubungan harmonis antara organisasi dan  public, baik
internal maupun eksternal.
Tugas
Ada tiga tugas humas dalam organisasi/ lembaga yang berhubungan
erat dengan tujuan dan fungsi humas, yaitu :
 Meginterpretasikan, menganalisis dan mengevaluasi
kecenderungan perilaku publik. Kemudian direkomendasikan
kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/
lembaga. Kecenderungan perilaku public diklasifikasikan dengan
baik menjadi empat situasi dan kondisi kecenderungan publik
yang dihadapi humas yakni tidak tahu, apatis, prasangka dan
memusuhi. Maka tugas humas adalah merubah public yang tidak
tahu menjadi tahu, yang apatis menjadi peduli, yang berprasangka
menjadi menerima dan yang memusuhi menjadi simpati. Tugas
ini melekat dengan kemampuan praktisi humas dalam mengamati
dan meneliti perilaku dalam kajian ilmu-ilmu sosial.
Tugas
 Mempertemukan kepentingan organisasi/ lembaga dengan
kepentingan public. Kepentingan organisasi/ lembaga dapat jadi
jauh berbeda dengan kepentingan public dan sebagainya, namun
dapat juga kepentingan ini sedikit berbeda bahkan dapat juga
kepentingan yang sama.
 Mengevalusi program-program organisasi/ lembaga, khususnya
yang berkaitan dengan public. Tugas mengevalusi program
manajemen  ini mensyaratkan wewenang humas yang tinggi dan
luas. Humas bertugas untuk senantiasa memonitor semua
program.
Kegiatan

 Kegiatan merupakan implementasi dari tugas. Dengan demikian,


kegiatan humas sebenarnya adalah implementasi dari tugas
humas untuk mencapai tujuan humas dan menjalankan fungsi dan
peranannya secara menyeluruh.
 Kegiatan humas pada hakikatnya adalah kegiatan komunikasi
dengan berbagai macam symbol komunikasi, verbal maupun non
verbal. Kegiatan komunikasi verbal, sebagian besar adalah
pekerjaan mulai dari menulis proposal, artikel, progress
report, menulis untuk presentasi, menulis untuk pers atau (press
release), membuat rekomendasi, dan sebagainya.
Kegiatan

 Sedangkan verbal lisan antara lain jumpa pers, guest guide


(open house), announcer,present, desk informatios, dan
sebagainya. Kegiatan komunikasi non verbal meliputi
penyelenggaraan pameran, seminar, special event, riset
atau penelitian, pers kliping, dan sebagainya.
 Kegiatan komunikasi dapat pula berarti kegiatan dalam
proses komunikasi itu sendiri. Meliputi mencari informasi
(fact fanding melalui observasi, riset, ke
perpustakaan, media seeking, dan sebagainya).
Kegiatan

 Kemudian mengolah informasi, meliputi


mengedit, merangkum, identifikasi, analisis data,
dan sebagainya. Kemudian mendistribusikan
informasi baik secara verbal, tulis maupun verbal
lisan, dan non verbal. Semua itu adalah kegiatan
berkomunikasi. Yakni kegiatan yang berkaitan
dengan proses pentransferan dan penerimaan ide,
gagasan dan segala macam informasi dengan
tujuan tertentu.
Kedudukan Humas

Morisan, seorang pakar Humas, dengan sangat tepat menguraikan


kedudukan Humas dalam konteks organisasi/perusahaan.
Menurutnya, ada tiga hal yang turut menentukan, eksistensi
departemen Humas pada setiap perusahaan yaitu:
 Pertama, ukuran organisasi atau perusahaan itu sendiri.
Suatu perusahaan kecil mungkin tidak terlalu membutuhkan unit
humas tersendiri karena fungsi itu mungkin bisa dirangkap bagian
lain. Pada beberapa organisasi tertentu fungsi Humas langsung
dirangkap oleh salah seorang Direkturnya.
Namun suatu perusahaan besar yang memiliki hubungan dengan
khalayak luas sudah cukup membutuhkan suatu departemen
Humas tersendiri dengan staf lengkap.
Kedudukan Humas

 Kedua, nilai atau arti penting fungsi Humas bagi manajemen.


Besar kecilnya departemen Humas terkadang dipengaruhi oleh
pengetahuan atau kebutuhan pimpinan perusahaan terhadap peran
Humas bagi kepentingan organisasi atau perusahaan.

Suatu perusahaan keluarga atau perusahaan milik pribadi yang


cenderung tertutup, biasanya tidak merasa terlalu membutuhkan
fungsi Humas, kalaupun ada, hanya kecil saja.

Kondisi ini berbeda dengan perusahaan terbuka yang sudah go


public, yang harus lebih transparan, sehingga membutuhkan
fungsi humas yang lebih aktif.
Kedudukan Humas

 Ketiga, karakteristik organisasi atau perusahaan. Setiap


perusahaan pasti memiliki kebutuhan tersendiri yang tidak bisa
diseragamkan dengan kebutuhan perusahaan lain.

Perusahaan pembuat produk konsumen yang bersifat massal,


semisal: sabun, shampo atau makanan, pasti lebih mengarahkan
dana untuk keperluan periklanan, dan tidak terlalu mementingkan
Humas.

Hal ini berbeda dengan perusahaan industri yang bersifat teknis


misalnya perusahaan yang membuat produk hasil teknologi baru
atau perusahaan yang bergerak di bidang asuransi, reksadana,
investasi dan sebagainya yang akan lebih mementingkan
kegiatan-kegiatan Humas demi mendidik pasar daripada beriklan
semata-mata.
Pertanyaan?

Anda mungkin juga menyukai