Anda di halaman 1dari 15

PRIVATISASI BUMN

Kelompok 1

Christian Batara Wishnu

Maria Magdalena Siregar

Bayu Hewu Pratama

Valencia Rodrigo

Jenny S.L Sibarani

Miranda Angela
Konsep dan Pengertian Privatisasi
• Privatisasi biasanya merujuk pada pengalihan pemilikan dan kendali dari publik ke sektor swasta
khususnya penjualan aset. Ini mencakup pengalihan sebagian atau seluruhnya (Hemming dan
Mansoor, 1988)
Konsep • Privatisasi tidak selalu melibatkan penjualan. Konsepnya telah diperluas mencakup perubahan
Privatisasi struktural yang lebih luas seperti leasing dan kontrak manajemen, waralaba sektor publik, kontrak
umum sektor publik (IBRD, 1988)

• Privatisasi secara luas adalah mencakup satu atau lebih kombinasi dari pengalihan peranan pemerintah
pada swasta dalam hal pemilikan, pembiayaan, pelaksanaan produksi, manajemen dan lingkungan
bisnis (Ramamurti, 1992)
Konsep • Privatisasi dalam arti yang lebih sempit dikemukakan oleh C. Pas, B. Lowes, dan L. Davies yang
Privatisasi mengartikan privatisasi sebagai denasionalisasi suatu industri, mengubahnya dari kepemilikan
pemerintah menjadi kepemilikan swasta.
Konsep dan Pengertian Privatisasi

• Privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian


Pengertian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka
Privatisasi meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar
BUMN manfaat bagi negara dan masyarakat, serta memperluas pemilikan
saham oleh masyarakat. (Pasal 1 angka 12 UU Nomor 19 Tahun
2003 Tentang BUMN)
Tujuan Privatisasi
Tujuan Privatisasi ( Pasal 74 UU 19/2003):
a) memperluas kepemilikan masyarakat atas Persero;
b) meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan;
c) menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang baik/kuat;
d) menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif;
e) menciptakan Persero yang berdaya saing dan berorientasi global;
f) menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro, dan kapasitas pasar.
Jenis-Jenis Privatisasi
• Berdasarkan ketentuan Pasal 78 UU Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN
hanya membolehkan tiga cara dalam privatisasi yakni:
1) Penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal;
2) Penjualan saham langsung kepada investor;
3) Penjualan saham kepada manajemen dan/atau karyawan yang bersangkutan.
Jenis-Jenis Privatisasi
Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk memprivatisasi BUMN
diantaranya, yaitu:
1. Penawaran saham BUMN kepada umum (public offering of shares).
Penawaran ini dapat dilakukan secara parsial maupun secara penuh. Di dalam
transaksi ini, pemerintah menjual sebagian atau seluruh saham kepemilikannya
atas BUMN yang diasumsikan akan tetap beroperasi dan menjadi perusahaan
publik. Seandainya pemerintah hanya menjual sebagian sahamnya, maka status
BUMN itu berubah menjadi perusahaan patungan pemerintah dan swasta.
Pendekatan semacam ini dilakukan oleh pemerintah agar mereka masih dapat
mengawasi keadaan manajemen BUMN patungan tersebut sebelum kelak
diserahkan sepenuhnya kepada swasta.
Jenis-Jenis Privatisasi
2. Penjualan saham BUMN kepada pihak swasta tertentu (private sale of
share).
Di dalam transaksi ini, pemerintah menjual seluruh ataupun sebagian saham
kepemilikannya di BUMN kepada pembeli tunggal yang telah diidentifikasikan
atau kepada pembeli dalam bentuk kelompok tertentu. Privatisasi dapat
dilakukan penuh atau secara sebagian dengan kepemilikan campuran.
Transaksinya dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti akuisisi langsung
oleh perusahaan lain atau ditawarkan kepada kelompok tertentu. Cara ini juga
sering disebut sebagai penjualan strategis (strategic sale) dan pembelinya disebut
invenstor strategis.
Jenis-Jenis Privatisasi
3. Penjualan aktiva BUMN kepada swasta (sale of government organization state-owned
enterprise assets).
Pada metode ini, pada dasarnya transaksi adalah penjualan aktiva, bukan penjualan perusahaan
dalam keadaan tetap beroperasi. Biasanya jika tujuannya adalah untuk memisahkan aktiva untuk
kegiatan tertentu, penjualan aktiva secara terpisah hanya alat untuk penjualan perusahaan secara
keseluruhan.
4. Penambahan investasi baru dari sektor swasta ke dalam BUMN (new private investment in an
state-owned enterprise assets).
Pada metode ini, pemerintah dapat menambah modal pada BUMN untuk keperluan rehabilitasi
atau ekspansi dengan memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk menambah modal.
Dalam metode ini, pemerintah sama sekali tidak melepas kepemilikannya, tetapi dengan tambahan
modal swasta, maka kepemilikan pemerintah mengalami dilusi (pengikisan). Dengan demikian,
BUMN itu berubah menjadi perusahaan patungan swasta dengan pemerintah. Apabila pemilik
saham mayoritasnya adalah swasta, maka BUMN itu telah berubah statusnya menjadi milik swasta.
Jenis-Jenis Privatisasi
5. Pembelian BUMN oleh manajemen atau karyawan (management/employee
buy out).
Metode ini dilakukan dengan memberikan hak kepada manajemen atau
karyawan perusahaan untuk mengambil alih kekuasaan atau pengendalian
perusahaan. Keadaan ini biasanya terkait dengan perusahaan yang semestinya
dapat efektif dikelola oleh sebuah manjemen, namun karena campur tangan
pemerintah membuat kinerja tidak optimal.
Mekanisme Privatisasi
• Mekanisme privatisasi diatur dalam Pasal 82 UU Nomor 19 Tahun 2003
Tentang BUMN yang berbunyi:
1) Privatisasi harus didahului dengan tindakan seleksi atas perusahaan-
perusahaan dan mendasarkan pada kriteria yang ditetapkan dalam
Peraturan Pemerintah.
2) Terhadap perusahaan yang telah diseleksi dan memenuhi kriteria yang telah
ditentukan, setelah mendapat rekomendasi dari Menteri Keuangan,
selanjutnya disosialisasikan kepada masyarakat serta dikonsultasikan kepada
Dewan Perwakilan Rakyat.
Mekanisme Privatisasi
Kriteria Privatisasi yang dapat dilakukan oleh Persero diatur dalam Pasal 7 PP
Nomor 33 Tahun 2005 Tentang Tata Cara Privatisasi Perusahaan Perseroan
(PERSERO) yang berbunyi:
Persero yang dapat diprivatisasi harus sekurang-kurangnya memenuhi kriteria:
a) industri/sektor usahanya kompetitif; atau
b) industri/sektor usahanya terkait dengan teknologi yang cepat berubah.
Problematika Privatisasi dalam
Pelaksanaannya
Alasan-Alasan Yang Mendukung Privatisasi :
1. Peningkatan efisiensi, kinerja dan produktivitas perusahaan yang diprivatisasi. BUMN sering
dilihat sebagai sosok unit pekerja yang tidak efisien, boros, tidak professional dengan kinerja
yang tidak optimal, dan penilaian-penilaian negatif lainnya. Beberapa faktor yang sering
dianggap sebagai penyebabnya adalah kurangnya atau bahkan tidak adanya persaingan di
pasar produk sebagai akibat proteksi pemerintah atau hak monopoli yang dimiliki oleh
BUMN. tidak adanya persaingan ini mengakibatkan rendahnya efisiensi BUMN. Hal ini akan
berbeda jika perusahaan itu diprivatisasi dan pada saat yang bersamaan didukung dengan
peningkatan persaingan efektif di sektor yang bersangkutan, semisal meniadakan proteksi
perusahaan yang diprivatisasi. Dengan adanya disiplin persaingan pasar akan memaksa
perusahaan untuk lebih efisien. Pembebasan kendali dari pemerintah juga memungkinkan
perusahaan tersebut lebih kompetitif untuk menghasilkan produk dan jasa bahkan dengan
kualitas yang lebih baik dan sesuai dengan konsumen. Selanjutnya akan membuat
penggunaan sumber daya lebih efisien dan meningkatkan output ekonomi secara
keseluruhan.
Problematika Privatisasi dalam
Pelaksanaannya
2. Mendorong perkembangan pasar modal. Privatisasi yang berarti menjual
perusahaan negara kepada swasta dapat membantu terciptanya perluasan
kepemilikan saham, sehingga diharapkan akan berimplikasi pada perbaikan
distribusi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Privatisasi juga dapat
mendorong perusahaan baru yang masuk ke pasar modal dan reksadana.
Selain itu, privatisasi BUMN dan infrastruktur ekonomi dapat mengurangi
defisit dan tekanan inflasi yang selanjutnya mendukung perkembangan pasar
modal.
Problematika Privatisasi dalam
Pelaksanaannya
3. Meningkatkan pendapatan baru bagi pemerintah. Secara umum, privatisasi
dapat mendatangkan pemasukan bagi pemerintah yang berasal dari
penjualan saham BUMN. Selain itu, privatisasi dapat mengurangi subsidi
pemerintah yang ditujukan kepada BUMN yang bersangkutan. Juga dapat
meningkatkan penerimaan pajak dari perusahaan yang beroperasi lebih
produktif dengan laba yang lebih tinggi. Dengan demikian, privatisasi dapat
menolong untuk menjaga keseimbangan anggaran pemerintah sekaligus
mengatasi tekanan inflasi.
Problematika Privatisasi dalam
Pelaksanaannya
Alasan-Alasan Yang Menolak Program Privatisasi :
• Privatisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja perusahaan yang diprivatisasi
dianggap tidak sesuai dengan fakta. Sebab jika itu yang menjadi motifnya, maka seharusnya yang
diprivatisasi adalah perusahaan-perusahaan yang tidak efisien, produktivitasnya rendah dan
kinerjanya payah. Sehingga dengan diprivatisasi, diharapkan perusahaan tersebut berubah menjadi
lebih efisien, produktivitasnya meningkat, dan kinerjanya menjadi lebih bagus. Padahal, pada
kenyataannya yang diprivatisasi adalah perusahaan yang sehat dan efisien. Jika ada perusahaan
negara yang merugi dan tidak efisien, biasanya disehatkan terlebih dahulu sehingga menjadi sehat
dan mencapai profit, dan setelah itu baru kemudian dijual.
• Alasan untuk meningkatkan pendapatan negara juga tidak bisa diterima. Memang ketika terjadi
penjualan aset-aset BUMN itu negara mendapatkan pemasukan. Namun sebagaimana layaknya
penjualan, penerimaan pendapatan itu diiringi dengan kehilangan pemilikan aset-aset tersebut. Ini
berarti negara akan kehilangan salah satu sumber pendapatannya. Akan menjadi lebih berbahaya
jika ternyata pembelinya dari perusahaan asing. Meskipun pabriknya masih berkedudukan di
Indonesia, namun hak atas segala informasi dan bagian dari modal menjadi milik perusahaan asing.

Anda mungkin juga menyukai