Anda di halaman 1dari 3

SEKTOR PUBLIK DAN SEKTOR PRIVAT

Konsep Sektor Publik dan Sektor Privat diklasifikasikan berdasarkan peran-peran sosial, harapan-
harapan sosial, dan pengecualian perorangan dari harapan yang menempatkan perilaku individual di
dalam situasi politik tertentu. Secara prinsip, yan membedakan antara Sektor Publik dan Sektor
Swasta terletak pada: Maksud (Purpose), Kondisi (Conditions), dan Tugas (Task).

Sektor Publik adalah wilayah yang pengelolaan dan kewenangannya dimiliki oleh Pemerintah
(Government) sehingga jenis barang dan jasanya di sebut Public Goods sementara Sektor Swasta
adalah wilayah yang pengelolaan dan kewenangannya dimiliki oleh Pribadi orang perorangan atau
Badan Hukum Swasta sehingga barang dan jasanya di sebut Private Goods

Dalam mengelola Manajemennya baik Publik dan Swasta (Privat) memiliki 3 (tiga) perbedaan besar,
seperti:

1. Perbedaan Faktor Lingkungan : Tidak adanya orientasi ekonomi di dalam menjalankan


pemerintahan serta pengaruh aspek internal dan eksternal politik yang tinggi
2. Perbedaan Transaksi Organisasi : Manajemen sektor publik menghadapi tekanan kuat di
dalam melakukan proses: Keadilan (Fairness), Responsif (Responsiveness), Kejujuran
(Honesty), Keterbukaan (Openness), dan Akuntabilitas Publik (Public Acountability).
3. Perbedaan Peran, Struktur dan Proses Organisasi : Mencakup konflik yang tinggi dan
ketidakjelasan dari tujuan yang ingin dicapai Organisasi, proses Birokrasi yang berbelit-belit,
lamban dan tidak inovasinya Birokrasi dalam bekerja.

PRIVATISASI
Privatisasi adalah beralihnya fungsi-fungsi pemerintah dalam rangka mengurus kepentingan dan
kebutuhan kesejahteraan masyarakat kepada sektor swasta.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh ahli, dapat dijelaskan bahwa Privatisasi sebagai suatu
upaya untuk memberikan kesempatan yang lebih luas bagi Swasta untuk membantu Pemerintah
dalam rangka memenuhi hajat hidup masyarakat.

Privatisasi harus dilakukan dikarenakan kebutuhan masyarakat yang semakin cepat bertambah
sangat mustahil untuk Negara bisa mengatur dan mengelola kepentingan masyarakat yang besar
dan banyak.

Sejarah Privatisasi sendiri berawal dari berakhirnya Perang Dunia II, dimulai pada awal tahun 1980,
terjadi perubahan secara radikal pada Partai Konservatif di Inggris dan Partai Demokrat di Amerika
Serikat. Gerakan ini di sebut sebagai Ideologi Kanan Baru.

Karakteristik Privatisasi
1. Barang dan jasa bersifat sosial
2. Jasa pendidik dan kesehatan tidak dapat di produksi
3. Barang dan jasa di produksi dalam jumlah berlebih
4. Beberapa barang dan jasa akan di produksi dengan jumlah minimal
5. Kegagalan pasar bisa dihindarkan manakala Pemerintah dapat mengendalikan fungsi
pelayanan, seperti: alokasi, distribusi, regulasi dan stabilisasi

Macam-Macam Privatisasi
1. Privatisasi terhadap Perusahaan Negara skala besar
2. Privatisasi Perusahaan Swasta dalam pengembangan infrastruktur

Model Privatisasi
1. Mengubah kepemilikan Institusi Publik menjadi Swasta/Investor (Transfer of Ownership)
Metode Privatisasi dalam model ini meliputi:
 Model Property Restitution; Pengembalian Perusahaan Publik atau Perusahaan yang
di-Nasionalissi ke pemilikan Swasta
 Model Auction; Proses penjualan perusahaan melalui lelang kepada investor
domestik maupun mancanegara
 Model Divestiture; Proses transfer korporasi Publik melalui penawaran saham di
Bursa Saham
 Model Mangement of Employee Buy Out; Proses Swastanisasi melalui penjualan
saham kepada pekerja BUMN
 Model Liquidation or Bankruptcy; BUMN bangkrut dan membebaskan dari Utang
atau Tagihan
2. Profitisasi Institusi Publik menjadi lembaga profit seperti Perusahaan Swasta (Corporatising
atau Lucrative) : Metode yang biasa dilakukan adalah Commercialization of Public
Enterprise; Menjadikan Institusi Publik seperti perusahaan profit biasa dengan cara
mengembalikan ongkos produksi dan meniadakan subsidi
3. Pengabdosian Manajemen Swasta ke Institusi Publik (Transfer Management Control).
Metode yang di pakai meliputi:
 Metode Contracting; Perusahaan Swasta ikut serta berperan dalam pemenuhan
kebutuhan jasa Publik
 Metode Public-Private Partnership; Penyediaan pelayanan Publik dan infrastruktur
melalui kerjasama finansial antara Pemerintah dan Swasta
4. Swasta sebagai Mitra dalam penyediaan pelayanan Publiknya Elimination of Public Sector
Roles)
 Metode Delegation; Pengalihan tanggung-jawab dan kewenangan Institusi Publik
kepada Swasta
 Metode State Guarantees or Incentives; Penciptaan kondisi dan fasilitas yang
bersahabat bagi operasinya Perusahaa Swasta dalam lingkup penyediaan pelayanan
Publik.

Jenis Privatisasi
1. Penggabungan
2. Kerjasama
3. Kerjasama operasi
4. Kerjasama Pemerintah – Swasta

KERJASAMA PEMERINTAH-SWASTA (PUBLIC PRIVATE PARTNERSHIP)


Kerjasama Pemerintah-Swasta (Public Private Partnership) adalah suatu keterlibatan pihak Swasta
dalam kerjasama dengan Pemerintah untuk mengurus kepentingan Publik.

Syarat Kerjasama Pemerintah-Swasta


Kerjasama Pemerintah-Swasta ini akan berjalan baik apabila didasarkan pada beberapa hal, yaitu:

1. Mengembangkan konsensus atau kesepakatan serta pembagian pendanaan dan metoda


pembayaran
2. Kerjasama Pemerintah-Swasta memiliki kewenangan yang kuat dari aspek legalitas
3. Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah-Swasta akan terjaminnya kelangsungan pendapatan
yang stabil
4. Pada kerjasama ini diperlukan pihak Swasta yang di percaya atau Kredibel
5. Mengatur resiko agar dapat seimbang di antara kedua belah pihak
6. Pembiayaan terkontrol melalui penjadwalan yang ketat
7. Kerjasama ini dilakukan melalui manajemen proyek yang pengalaman
8. Kerjasama ini selalu berorientasi pada hasil atau produksi
9. Kerjasama ini selalu fokuspada Misi Organisasi
10. Kewenangan dalam kerjasama ini sudah diputuskan dalam pembuatan keputusan yang ada

Tujuan Kerjasama Pemerintah-Swasta


1. Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan melalui pengerahan dana Swasta
2. Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan efisiensi pelayanan melalui persaingan sehat
3. Meningkatkan kualitas pengelolaan dan pemeliharaan dalam penyediaan infrastruktur
4. Mendorong prinsip dengan mempertimbangkan kemampuan membayar pemakai

Prinsip Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah-Swasta


1. Pengadaan Badan Usaha dalam rangka perjanjian kerjasama
2. Dilakukannya tata cara pengadaan, yang meliputi: persiapan pengadaan, penetapan
pemenang, dan penyusunan perjanjian kerjasama
3. Setiap usulan proyek harus disertai dengan pra studi kelayakan, rencana bentuk kerjasama,
rencana pembiayaan proyek, dan sumber dana serta rencana penawaran kerjasama yang
mencakup jadwal, proses, dan cara penilaian
4. Diterimanya kompensasi untuk Badan Usaha sebagai pengusul kerjasama dengan nilai
maksimal 10% dari tender pemrakarsa atau pembelian proyek kerjasama.

Anda mungkin juga menyukai