Harta Haram Waris
Harta Haram Waris
ت الثََّر ٰى حَت ا مو ا م ه ن ي ب ا مو ِ
ض اَأْلر يِف ا مو ِ
اتاو م الس
َّ يِف لَهُ َما
َ ْ َ َ َ ُ َ َْ َ َ ْ ََ َ َ
Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada di langit, semua yang di
bumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di
bawah tanah. (Q.S. Thaha: 6)
Patuh pada aturan syara’
terkait cara
mendapatkan dan
menggunakan harta
Kewajiban
Pengemban Amanah
Menunaikan kewajiban
harta (nafkah, zakat,
dsb.)
Pengertian Harta Haram
Mendapatkan harta
tanpa ikhtiyar Waris
(otomatis)
Karena Babi, benda
najis, bangkai,
dzatnya dst.
Mengklaim harta dengan akad yang tidak sah Keluarga tapi bukan ahli waris
Harta Haram Mengambil kembali hibah yang sudah sah Bukan ahli waris tapi merasa
(kecuali bapak dari anak) punya jasa pada almarhum
Waris
Tercampur dengan milik orang
lain
Membagi harta yang bukan milik almarhum
Uang haram (hasil menipu,
korupsi, dll.)
1
Tidak dikembalikan kepada
pemiliknya, tapi disedkahkan
Hanafiyyah dan salah satu qaul
dalam mazhab Maliki & Hanbali
Jika diambil dengan kerelaan pemiliknya seperti hasil zina, jual khamr,
dsb: ulama terbagi dua pendapat
1
Disedekahkan pada faqir miskin
atau untuk kemaslahatan umum
Jumhur
Jika pemilik harta tidak diketahui: ulama beda pendapat
2
Dimusnahkan, dihancurkan atau
dibuang ke laut
Fudhail bin ‘Iyadh
Hasil usaha dari modal haram
1
Hasil usaha mengikuti hukum modal:
Haram
Abu Hanifah, Qaul Qadim Imam Syafi’i,
Imam Ahmad, Ibnu Hazm, Syaukani
Hasil usaha dari modal haram