Pengantar : Penyebaran Virus-Corona 19 sampai di Halmahera pada bulan Pebruari 2020
dengan mencapai puncaknya pada diakhir bulan Juli-Agustus 2021. Ketika Pandemi Covid-19 merebak pemerintah mengeluarkan Protokol kesehatan:Memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilisasi. GMIH pun mengeluarkan buku saku sebagai panduan didalam menyikapi keadaan yang ada. Kegiatan beribadan dan pendampingan Pastoral Didalam menyikapi pandemic, ditemukan ketidakseragaman pemahaman dalam jemaat dan hal itu berdampak dalam hal beribadah dan pendampingan Pastoral sbb: I. Sikap PertamaPada umumnya jemaat yang ada di perkotaan mengikuti protocol kesehatan secara baik: menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumun, dan pengurangi mobilitas Durasi waktu ibadah dipersingkat(Khotbah,pujian,doa) Ibadah Minggu dialihkan ke tiap2 rumah jemaat Tata ibadah, khotbah disiapkan oleh BPHJ Pelayanan perjamuan kudus, baptisan, pernikahan dilaksanakan di rumah jemaat. Hal teknis diatur secara fleksibel dan variatif oleh Majelis. Ibadah secara virtual dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang sederhana (TOA). Pelayan menuntun dari gedung gereja dan jemaat berada di rumah masing2, Di era new normal: ibadah minggu dilaksanakan di gedung gereja dengan tetap memperhatikan protak. Pelayanan pendampingan pastoral lainnya: Pelayanan orang sakit, berduka, bermasalah dilakukan secara on line melalui telp, WA, Vidio Call dan jika pelayanan harus secara on site maka baik pelayan(Majelis Jemaat) dan jemaat harus mengikutiprotak Untuk pendampingan Pastoral : Orang sakit, berduka dan bermasalah dilakukan dengan menggunakan media komunikasi(HP) pada umumnya :Telp, WA, Vidio Call dan jika dilakukan secara on site maka baik penderita maupun pelayan mengikuti protocol kesehatan. Persoalan yang dihadapi
Keterbatasan fasilitas teknologi informasi dan konunikasi sebagai pendukung ibadah on