Anda di halaman 1dari 4

Pemuda Gereja di Masa Pandemic Covid.

19,
Bagaimana ya ??
Pdt Lucia Tobing, M.Th – GKPI Medan

1. Pelayanan Pemuda di masa pandemic dan perubahan zaman (Revolusi 4.0)

Pada tahun 2020 – 2035 Badan Statistik Nasional memperkirakan bahwa Indonesia
akan memiliki 64% penduduk berusia 20 – 30 tahun yaitu sekitar 150 juta jiwa. Dan kalau
kita perhatikan di sana ada 13.050.000 jiwa yang merupakan pemuda Kristen. Pemuda
Kristen sedang masuk dalam jaman yang disebut dengan jaman Revolusi Industri 4.0. Suatu
jaman yang baru yang ditandai dengan lahirnya teknologi computer dan automation. Suatu
era industri yang dapat mempertemukan teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber, yang
dimana akan menjadi tren otomatisasi dan pertukaran data dalam teknologi manufaktur.
Revolusi Industri 4.0 akan terus berkembang ; teknologi akan terus berlari maju dan dan dia
kan mengubahkan jaman dan gaya hidup manusia serta peradabannya.
Bagaimana dengan kita yang menggunakan teknologi ? Apakah kita akan menguasai
teknologi yang semakin maju atau kita yang dikuasai oleh teknologi? Bagaimana pemuda
Kristen menyikapinya? Apakah orang muda akan cuek, masa bodoh saja kemudian
melanjutkan mimpinya seolah semua akan berjalan seperti biasanya ? Amsal 1:5 mengatakan
: “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah Ilmu dan baiklah orang berpengertian
memperoleh bahan pertimbangan.”
Ketika dunia sedang menderita karena Covid.19 ini sesungguhnya menurut saya kita
harus bersyukur karena kita menjalaninya di saat dunia sudah memasuki revolusi industri 4.0.
Suatu masa pandemik yang sungguh sulit dan membuat dunia sangat menderita tetapi
kecanggihan teknologi sedikit banyak telah sangat menolong kita untuk melewatinya dengan
lebih mudah.
Ketika Presiden RI bapak Joko Widodo pada tanggal 15 Maret 2020 menghimbau
kepada seluruh masyarakat untuk bekerja, sekolah dan beribadah dari rumah demi mencegah
semakin meluasnya penyebaran virus corona, maka kita melihat peran teknologi yang
mumpuni telah memungkinkan hal tersebut dapat dilakukan. Social distancing dapat
dilakukan karena masyarakat melihat bahwa teknologi telah membantu untuk menjaga jarak,
tidak berkerumun dan menjaga dirinya dari bahaya mematikan virus Covid.19.
Semua transaksi dapat dilakukan melalui M-Banking, E-Money pocket money dan tidak lagi
secara tunai. Bahwa pandemi Covid-19 telah memaksa kita lebih cepat mengaplikasikan
Revolusi Industri 4.0, terutama dalam bidang perdagangan, transportasi, kerja, kesehatan,
pendidikan dan sosial. Yah ... lihatlah di jaman ini, emak-emak yang biasanya rajin belanja
ke pasar tradisional atau “cuci mata” di mall, sekarang sudah ahli belanja melalui daring.
Perilaku internet of thing menjadi suatu habit pada jaman ini.
Bagaimana pemuda Gereja harus menyambut revolusi industry 4.0 sebagai sebuah
anugerah yang mesti disikapi dan disyukuri. Gereja harus memeluk revolusi industry 4.0
dengan penuh suka cita dan menggunakannya sebagai sarana untuk mewujudkan peradaban
kasih dalam masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat, dan beriman. Beberapa
program gereja yang melibatkan pemuda telah menolong warga jemaat melewati masa
pandemik Covid 19 ini. Misalnya Program pemuda yang menolong petani memasarkan hasil
pertaniannya melalui gereja. Hasil pertanian dijual kepada warga jemaat melalui Medsos
(WA, FB, Instagram, dll) yang pembayarannya melalui transfer (mobile banking) dan
distribusinya melalui pengantaran online. Dan beberapa contoh yang lain. Bagaimanapun
Revolusi Industri 4.0 tidak bisa dihindari. Gereja harus menerimanya dengan syukur dan
sukacita. Pun demikian pemuda gereja. Kita harus memanfaatkan kemajuan dan perubahan
jaman ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai kita menjadi “Generasi yang terhilang”.
Dunia sudah berubah, katanya perjalanan hidup kita sekarang ini ditentukan ujung jari.
Ketika ujung jari kita mengklik Jesus ada 173 juta hits dan ketika ujung jari kita
mengklik porn ada 187 hits. 90% pemuda yang mengakses kata porn itu dari HP/gadget
yang dibeli orangtuanya. Kemajuan teknologi mendatangkan hal-hal positif yang memberkati
dan hal-hal negatif yang dapat merusak orang-orang muda. Gereja perlu berinovasi dan
kreatif untuk menjangkau orang-orang muda melalui pemanfaatan teknologi untuk
memenangkan banyak jiwa bagi Kerajaan Allah. Injil tetap dapat diberitakan melalui
kemajuan teknologi ini.

2. Manakah yang lebih disukai oleh pemuda : Ibadah virtual atau phisikal/real ?

Banyak pemuda gereja (anggota KNLWF – Indonesia) yang merasa tidak lagi cocok
beribadah dalam corak tradisional karena corak ibadah tradisional dirasa kurang memenuhi
kebutuhan rohani dan batin mereka serta dipandang tidak membangun unsur religiositas. Para
pemuda mencari corak ibadah yang sesuai dengan jiwa mereka yang cenderung menyukai
ibadah. Nyanyian, alat musik, genre musik, performance of leader of worship maupun
kehangatan fellowship-nya disesuakan dengan selera pemuda yang modern. Hal ini juga
didukung oleh teknologi baru. Ibadah variatif/alternatif /kontemporer kerap dilaksanakan
dengan musik, busana, bahasa, teknologi media visual, altar dan pengkhotbah yang sangat
berbeda tampilannya dari gereja tradisional. Ibadah syang mirip seperti konser musik ini
menurut pemuda gereja lebih sesuai dengan pribadi mereka. Dalam ibadah kontemporer ini
pemuda merasa lebih “cair, lebih bebas, lebih antusias, lebih menikmati, lebih menyegarkan
dan lalu menyebut mereka lebih bertumbuh.
Menurut pengamatan saya, ada beberapa gereja anggota KN LWF Indonesia yang
meskipun belum memiliki landasan teologis tentang ibadah kontemporer ini, mereka
melaksanakan ibadah Kontemporer menggunakan Multi media, memakai Worship Leader,
jemaat boleh bebas berekspresi dalam ibadah, dll. Alasannya lebih bersifat pragmatis yakni
sebatas untuk “menjaga” agar pemuda gerejanya tidak pergi ke gereja lain. Secara umum,
gereja yang melaksanakan ibadah kontemporer berhasil “mempertahankan” pemuda
gerejanya untuk tetap beribadah di gerejanya sendiri.
Bagaimana pelayanan gereja di masa Covid.19 ini terkhusus kepada para pemuda ?
Kami melakukan riset kecil-kecilan tentang Ibadah online menurut Pemuda di masa Covid.19
ini. Kami mengedarkan survey kami melalui rekan Pdt (gereja anggota KN LWF) di group
yang pada kami. Respons terbanyak berasal dari Pemuda yang tinggal di kota Medan,
selebihnya dari Jakarta, Pekanbaru, Pematang Siantar, Kabanjahe, Lubuk Pakam dan
sekitarnya, Tebing Tinggi dan sekitarnya, Gereja di Perkebunan dan Aek Kanopan. Tidak ada
respons dari Parapat, Toba, hingga Tarutung dan sekitarnya. Meskipun kami mengirmkannya
melalui WA kepada Bpk Ibu Pdt yang melayani di daerah tersebut dan menghubungi kembali
dalam dua kali kesempatan.
Dari response yang masuk, Pemuda yang merespons 92, 1% adalah sering beribadah
(Lebih dari 3 kali dalam 1 bulan) dan 7,9 % mengatakan jarang beribadah (kurang dari 1 kali
dalam 1 bulan). Mereka secara umum beribadah di gereja anggota KN LWF dan 19 orang
beribadah di gereja katolik, GBI dan Gereja Karismatik. Pertanyaan kami sebagai berikut :
a. Apakah anda senang dengan pelayanan ibadah online ?
Jawab : 51, 2 % Ya dan 48,8 % Tidak
b. Bagaimana gereja menyampaikan pelayanannya ?
- Menyediakan & mengedarkan tata ibadah 60 %
- Melaksanakan Ibadah Online 55,3 %
- Menyediakan tata ibadah dan khotbah online 20%
c. Selama wabah ini, apakah anda tetap beribadah di rumah ?
Jawab : 87, 1 % Ya dan 12,9 % Tidak
d. Tanggapan Pemuda tentang Ibadah Online (Negatif)
- Kurang fokus
- Nonton Ibadah
- Membosankan (boring)
- Kurang greget
- Kesannya sepele
- Ibadahnya kurang hikmat
- Kurang nyaman
- Kurang setuju
- Kurang maksimal
- Kurang dapat feelnya
- Bagus tetapi saya kurang suka
- Cukup Terganggu
- Offline lebih enak
- Tidak seindah ibadah di gereja
- Kurang menyentuh
- Kurang berasa
- Hanya Sementara (sebagai alternatif boleh) selanjutnya jangan
e. Tanggapan Pemuda tentang Ibadah Online (Positif)
- Bagus
- Baik
- Gud
- Saya tidak masalah, sama saja ibadah online atau offline saya bisa khusyuk
beribadah
- Waktu ibadah bisa kapan saja
- Gereja itu bukan gedungnya, melainkan hati
- Sangat positif karena Tuhan bukanlah Pribadi yang gagap teknologi
- Ibadah Online adalah tindakan tepat selama masa Pandemi ini
- Baik sekali meski belum terbiasa

Ibadah online yang saya amati melalui youtube , yang dilakukan oleh gereja anggota
KN-LWF Indonesia di masa wabah Covid.19 masih dilakukan seperti pada umumnya ibadah
minggu di gereja dengan liturgi gereja masing. Ibadah Pemuda hanya dilakukan oleh 3 gereja
anggota KN LWF, itupun gereja yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Lampung danMedan.
Kita tidak mengetahui kapan wabah pandemik ini akan berakhir. Meskipun Bapak
Presiden kita sudah mencanangkan Era New Normal. Karena sungguhpun kita mengalami
penderitaan yang luar biasa tetapi pada satu titik kita harus memutuskan pilihan yang
dilematis. Katanya, pilihannya cuma di antara mati karena corona atau mati karena kelaparan
? Maka gereja harus mengambil sikap menghadapi pergumulan menjalankan ibadahnya.
Pilihannya adalah yang pertama menyediakan ibadah online. Bagi gereja anggota
KN LWF ini adalah pelayanan yang baru. Kita belum siap melakukannya. Diperlukan usaha
yang banyak juga mahal untuk pelayanan ibadah online baik secara kwantitas dan kwalitas.
Yang kedua, Gereja juga perlu memikirkan tata cara beribadah di gereja dalam jumlah
jemaat yang sedikit. Ini harus dan baik untuk mengurangi resiko persebaran Virus Corona.
3. Iman Dan Imun Di Tengah Pandemi

TUHAN pasti memiliki rencana yang baik bagi orang percaya di tengah pandemik
ini. Seburuk apapun Covid.19 ini harapan selalu ada. Badai pasti berlalu. Gelap akan berubah
menjadi terang. Airmata akan berganti sorak sorai kebahagiaan. Bagian terbaik dari
pandemik Covid.19 ini adalah Tuhan sedang memberi waktu bagi kita untuk kembali
menyadari bahwa Tuhan Allagh saja yang memiliki kuasa atas kehidupan dan kematian
ciptaanNya. Bahwa umat Tuhan hanya dapat selamat dari situasi ini adalah karena Tuhan
yang menjaga dan memeliharakan. Kita bertumbuh menjadi pribadi yang beriman kepada
Tuhan Allah dalam doa dan ibadah kita. Memakai waktu yang baik ini untuk lebih banyak
merenungkan Firman Tuhan, memuji nama Tuhan dan berdoa. Kita pun mempunyai waktu
yang baik ini untuk membangun persahabatan dengan keluarga dan alam ciptaanNya.
Meningkatkan iman dengan merayakan kehidupan sebagai sesama ciptaan Allah!Dengan
demikian manusia dan alam sekitarnya tidak lagi saling bermusuhan dan saling mematikan,
tetapi saling memberi kehidupan dalam sebuah siklus kehidupan yang berkelanjutan sebagai
sesama makhluk hidup dengan martabat masing-masing sebagaimana kodrat masing-masing
makhluk ciptaan Allah! Karena Tuhan Allah melihat semua baik adanya (bnd. Kej1:1-2:1-7).
Demi iman, kita wajib meningkatkan imunitas tubuh kita dengan berolahraga,
mengonsumsi vitamin A, C, D, dan E, makanan bergizi, hingga berjemur di bawah sinar
matahari saat pagi. Menjaga suasana hati yang selalu senang gembira hanya bisa diraih oleh
mereka yang tidak punya masalah atau musuh. Tidak punya kebencian, dendam, dan nafsu
serakah. Suasana hati yang penuh sukacita adalah milik mereka yang dekat dengan Tuhan,
sumber segala kedamaian dan kebahagiaan. Iman sangat mendukung sistem imun.
Menjaga Kesehatan bisa juga dengan mematuhi kebijakan pemerintah melalui anjuran
menjaga jarak, rajin cuci tangan, menghindari kerumunan dan menjaga kebersihan
lingkungan serta tetap memakai masker. Suatu gaya hidup yang baru yang harus kita patuhi
demi terhindarnya dari Covid.19 ini.
Mari kita menjadi umat yang lebih bijak menyikapi situasi COVID 19 hari ini. Patuhi
setiap protokoler kesehatan yang di tetapkan pemerintah dalam upaya penanggulangan
COVID 19. Jangan mudah termakan hoax seputar COVID 19 yang hanya meresahkan
masyarakat. Tetaplah optimis karena Tuhan akan selalu menuntun kita dengan wahyu-Nya
dan hikmat-Nya atas hidup kita (Yesaya 30:20-25). Sama seperti Yesus yang mengorbankan
diriNya bagi keselamatan umat manusia menyadarkan kita sebuah teladan untuk menjadi
saluran berkat bagi sesame. Hal yang paling hakiki dalam kehidupan adalah kita menjadi
penerima berkat kelimpahan kehidupan di hadapan Tuhan (blessing receiver). Tetapi, di
hadapan sesama kita menjadi penyalur kelimpahan kehidupan (blessing supplier). Oleh
karena itu, tidak seharusnya kita menjadi egois dan serakah dengan selalu berorientasi
mengejar berkat materi dan finansial. Dan kita kehilangan kepekaan terhadap sesama untuk
saling mendorong dan mendukung secara moral. Tuhan memberkati Abraham dengan sebuah
prinsip “di berkati untuk memberkati” (Kejadian 12:2-3). Tuhan memberkati Abraham bukan
hanya untuk membuat Abraham menjadi kaya raya dan termasyur tapi supaya melalui
kehidupan Abraham menjadi saluran berkat bagi banyak orang dan banyak bangsa.

Anda mungkin juga menyukai