Anda di halaman 1dari 14

PROSES PEMBUKTIAN TINDAK

PIDANA YANG DILAKUKAN ANAK


MENURUT
UU NO. 11 TAHUN 2012 TENTANG
SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK

R I C K Y TA N D E A N

0 3 0 5 11 8 0 0 5 6

18L1
POINT
PEMBAHASAN
• Pendahuluan
• Tinjauan Pustaka
• Metode Penelitian
• Pembahasan
• Kesimpulan& Saran
LATAR BELAKANG
• Anak merupakan makhluk sosial, sejak dalam kandungan mempunyai
hak atas hidup dan merdeka serta mendapat perlindungan baik dari orang
tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.
• Oleh karena itu, tidak ada dari setiap manusia atau pihak lain yang boleh
merampas hak atas hidup dan merdeka anak.
• Sebagai Negara yang menjunjung tinggi HAM, pemerintah membentuk
Undang-Undang No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-
Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
• Selanjutnya sistem peradilan pidana pada anak yang dahulu diatur dalam
Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 juga diubah menjadi Undang-Undang
No. 11 Tahun 2012 Sistem Peradilan Pidana Anak.
• Proses pembuktian tindak pidana anak sedikit berbeda proses pembuktian
tindak pidana biasa.
• Ada kalanya anak berada dalam status saksi dan/atau korban yang telah
diatur dalam Undang-Undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak.
Bagaimana proses pembuktian tindak
pidana yang dilakukan oleh anak
menurut UU no. 11 tahun 2012
tentang sistem peradilan pidana anak?

RUMUSAN
Apakah kendala yang dihadapi dalam
proses pembuktian tindak pidana
MASALAH
yang dilakukan oleh anak?
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang
penulis uraikan diatas, maka adapun tujuan penulisannya adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses pembuktian jika pelakunya anak
apakah tetap berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum
TUJUAN
Acara Pidana (KUHAP) atau Undang-Undang No.11 Tahun PENELITIAN
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
2. Untuk mengetahui kendala yang sering dihadapi dalam
proses pembuktian tindak pidana yang dilakukan oleh anak.
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan
penulisan makalah yang penulis uraikan diatas, maka adapun
tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Diharapkan dapat menjadi bahan pembelajaran dan bahan
pengetahuan mengenai proses pembuktian tindak pidana MANFAAT
yang dilakukan oleh anak; PENELITIAN
2. Agar mahasiswa/i Program Studi Ilmu Hukum UPH Kampus
Medan dapat mengetahui apa sajakah kendala yang terdapat
terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh anak.
TINJAUAN
PUSTAKA
• Secara umum, anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antara seorang perempuan dengan
seorang laki-laki, dan meskipun tidak pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak.
• Anak sebagai subjek hukum juga digolongkan sebagai human right yang terkait dalam ketentuan peraturan
Perundang-Undangan. Ketentuan dimaksud pada anak dalam golongan orang yang belum dewasa, orang
yang tidak mampu melakukan perbuatan hukum.
• Hukum akan meletakkan anak dalam posisi sebagai perantara hukum untuk dapat disejajarkan dengan
kedudukan orang dewasa atau untuk disebut sebagai subjek hukum.
• Ketentuan hukum atau persamaan kedudukan dalam hukum dapat memberikan legalitas formal terhadap
anak sebagai seorang yang tidak cakap hukum atau meletakkan ketentuan hukum yang memuat tentang
klasifikasi kemampuan dan kewenangan berbuat peristiwa hukum dari anak yang bersangkutan.
• Menurut Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) maka anak didefinisikan sebagai anak
yang belum dewasa apabila belum berumur 16 (enam belas) tahun. Oleh sebab itu, hakim dapat
mengembalikan anak kepada orangtua, wali atau pemeliharanya apabila anak yang diduga tersangkut
tindak pidana.
• Kedudukan Status Pengertian Anak Dalam Hukum Pidana Meliputi :
a. Ketidakmampuan untuk pertanggung jawaban tindak pidana.
b. Pengembalian hak-hak anak dengan jalan mensubtitusikan hak-hak anak yang timbul dari
lapangan hukum keperdataan, tatanegara dengan maksud untuk mensejahterakan anak.
c. Rehabilitasi, yaitu anak berhak untuk mendapat proses perbaikan mental spiritual akibat dari
tindakan hukum pidana yang dilakukan anak itu sendiri.
d. Hak-hak untuk menerima pelayanan dan asuhan.
e. Hak anak-anak dalam proses hukum acara pidana.

• Hal ini merupakan akibat dari peraturan perundang-undangan yang mengatur secara tersendiri
mengenai peraturan anak. Pengertian anak dari pandangan sistem hukum atau disebut kedudukan
dalam arti khusus sebagai objek hukum.
• Anak dalam UU Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, antara lain :
1. Anak yang Berhadapan dengan Hukum adalah anak yang berkonflik dengan hukum, anak yang
menjadi korban tindak pidana, dan anak yang menjadi saksi tindak pidana,
2. Anak yang Berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak adalah anak yang telah
berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga
melakukan tindak pidana,
3. Anak yang Menjadi Korban Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak Korban adalah anak
yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang mengalami penderitaan fisik, mental,
dan/atau kerugian ekonomi yang disebabkan oleh tindak pidana,
4. Anak yang Menjadi Saksi Tindak Pidana yang selanjutnya disebut Anak Saksi adalah anak yang
belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu perkara pidana yang
didengar, dilihat, dan/atau dialaminya sendiri.
JENIS DAN SIFAT PENELITIAN
jenis penelitian kepustakaan yang berarti
data-data/bahan untuk membuat suatu penelitian itu
berasal dari perpustakaan baik berupa buku,
ensiklopedia, kamus, jurnal, internet, dokumen dan
lainnya.
SUMBER DATA METODE
Sumber data yang digunakan adalah
sumber data sekunder berasal dari UU,
PENELITIAN
buku, blog, wikipedia, tesis serta tulisan-
tulisan di internet. Dari beberapa sumber
tersebut, Penulis kaji dan Penulis teliti
untuk mendapatkan suatu kesatuan
peristiwa yang padu agar lebih mudah
untuk diteliti.
METODE PENGUMPULAN DATA
Pada penelitian ini Penulis menggunakan metode
pengumpuan data kuantitatif, dimana Penulis meneliti
melalui dokumen-dokumen yang ada, yang ditulis oleh
beberapa ahli di masa dulu serta melakukan studi
terhadap dokumen-dokumen yang didapat yaitu yang
berasal dari berbagai sumber.
METODE
ANALISA DATA
Analisa data yang digunakan adalah PENELITIAN
pendekatan yuridis normatif, yaitu melakukan
penelitiannya atau pengkajian ilmu hukum
normatif, kegiatan untuk menjelaskan hukum
tidak diperlukan dukungan data atau fakta-
fakta sosial di masyarakat. Karena hukum
normatif tidak mengenal data atau fakta-fakta
sosial tetapi hanya mengenal bahan hukum
yang ada.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai