Anda di halaman 1dari 18

PERILAKU

ORGANISASI
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
OUR
TEAM

Nabiella Dwi Buana A.


(200302009)

Anggun Ferasta Putri


(200302094)

Vidya Eka Permatasari


(200302081)

Kelompok 2
SUB
MATERI
1. Keselarasan Tujuan

2. Faktor – Faktor Informal yang Memengaruhi Keselarasan Tujuan

3. Sistem Pengendalian Informal

4. Jenis – Jenis Organisasi

5. Fungsi Kontroler

Kelompok 2
KESELARASAN TUJUAN

Manajemen senior menginginkan agar organisasi mencapai tujuan


organisasi. Tetapi anggota individual organisasi mempunyai tujuan pribadi
masing-masing yang tidak selalu konsisten dengan tujuan organisasi.

Dengan demikian, tujuan utama dari sistem pengendalian manajemen adalah


memastikan (sejauh mungkin) tingkat “keselarasan tujuan (goal congruence)”
yang tinggi.

Dalam proses yang sejajar dengan tujuan, manusia diarahkan untuk


mengambil Tindakan yang sesuai dengan kepentingan pribadi mereka sendiri,
yang sekaligus juga merupakan kepentingan Bersama.

Kelompok 2
FAKTOR INFORMAL YANG MEMENGARUHI

1. Faktor Eksternal

2. Faktor Internal

Kelompok 2
FAKTOR EKSTERNAL

Faktor-faktor eksternal adalah norma-norma mengenai perilaku yang diharapkan di dalam


masyarakat, di mana organisasi menjadi bagiannya.

Norma-norma ini mencakup :


a. Sikap, yang secara kolektif sering juga disebut sebagai etos kerja, yang diwujudkan melalui
loyalitas pegawai terhadap organisasi
b. Keuletan
c. Semangat dan juga kebanggaan yang dimiliki pegawai dalam menjalankan tugas (dan
bukannya sekedar menjalankan tugas secara tepat waktu)

Kelompok 2
FAKTOR INTERNAL

BUDAYA

Faktor internal yang terpenting adalah budaya di dalam organisasi itu sendiri, yang meliputi keyakinan
bersama, nilai-nilai hidup yang dianut, norma-norma perilaku serta asumsi-asumsi yang secara implisit
diterima dan yang secara eksplisit dimanifestasikan di seluruh jajaran organisasi.

GAYA MANAJEMEN

Faktor internal selanjutnya yaitu gaya manajemen. Biasanya, sikap-sikap bawahan mencerminkan apa
yang mereka anggap sebagai sikap atasan mereka, dan sikap para atasan itu pada akhirnya berpijak
pada apa yang menjadi sikap CEO.

Kelompok 2
LANJUTAN

 ORGANISASI INFORMAL

Garis-garis dalam bagan organisasi menggambarkan hubungan-hubungan formal yaitu, pemegang


otoritas resmi dan bertanggung jawab dari setiap manajer. Penyataan kenyataan yang ditemui
selama berlangsungnya proses pengendalian manajemen tidak bisa dipahami tanpa mengenali arti penting
dari hubungan-hubungan yang menyusun diorganisasi yang bersifat informal.

 PERSEPSI DAN KOMUNIKASI

Dalam upaya meraih tujuan-tujuan organisasi, para manajer operasi harus mengetahui tujuan dan
tindakan-tindakan yang harus diambil untuk mencapainya. Mereka menyerap informasi ini dari berbagai
jalur, baik itu jalur formal (seperti anggaran dan dokumen-dokumen resmi lainnya) ataupun jalur informal
(seperti dari bahan obrolan yang tidak resmi)

Kelompok 2
SISTEM PENGENDALIAN FORMAL

1. Aturan - aturan

2. Proses kendali secara formal

Kelompok 2
ATURAN - ATURAN

Istilah “aturan-aturan” sebagai perangkat tulisan yang memuat semua jenis instruksi dan
pengendalian,

Beberapa jenis aturan :


 Pengendalian Fisik

 Manual

 Pengamanan system

 Sistem pengendalian tugas

Kelompok 2
PROSES KENDALI SECARA FORMAL
Gambar rangkaian proses pengendalian manajemen secara formal.

Kelompok 2
JENIS – JENIS ORGANISASI

1. Struktur Fungsional

2. Struktur Unit Bisnis

2. Struktur Matriks

Kelompok 2
ORGANISASI FUNGSIONAL

Alasan di balik bentuk organisasi fungsional melibatkan gagasan mengenai seseorang manajer yang
membawa pengetahuan khusus untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan fungsi spesifik, yang
berlawanan dengan manajer umum yang kurang memiliki pengetahuan khusus.

Ada sejumlah kelemahan dalan struktur fungsional :

1. Sebuah organisasi fungsional terdapat ketidakjelasan dalam menentukan efektivitas manajer


fungsional secara terpisah.

2. Organisasi terdiri dari beberapa manajer yang bekerja dalam satu fungsi yang melapor ke beberapa
manajer pada tingkat yang lebih tinggi dari fungsi tsb, maka perselisihan anata manajer dari
fungsi- fungsi berbeda hanya dapat diselesaikan di tingkat atas, meskipun perselisihan itu
berasal dari tingkatan organisasi yang lebih rendah.

3. Struktur fungsional tidak memadai untuk diterapkan pada sebuah perusahaan dengan produk dan
pasar yang beragam.
Kelompok 2
LANJUTAN

Akhirnya, organisasi fungsional cenderung menciptakan “sekat-sekat” bagi tiap


fungsi yang dimiliknya sedemikian rupa sehingga menghambat kemungkinan
diadakannya koordinasi lintas fungsi di bidang-bidang seperti pengembangan produk
baru.

Persoalan ini bisa dikurangi dengan cara melengkapi struktur fungsional vertikal
yang ada dengan proses-proses lintas fungsi yang saling berhubungan seperti rotasi
bidang lintas fungsi dan penghargaan berdasarkan kerja sama tim.

Kelompok 2
UNIT BISNIS
Bentuk organisasi dari unti bisnis dari organisasi dirancang untuk menyelesaikan masalah-masalah
yang terdapat pada struktur fungsional. Suatu unit bisnis, yang juga disebut sebagai divisi, bertanggung
jawab atas seluruh fungsi yang ada dalam produksi dan pemasaran sebuah produk.

Meskipun manajemen unit bisnis menjalankan wewenang yang sangat luas terhadap unit-unitnya,
kantor pusat tetap memiliki sejumlah hak prerogative. Setidaknya, kantor pusat bertanggung jawab untuk
memperoleh dana bagi perusahaan secara keseluruhan dan mengalokasikannya ke beberapa unit bisnis
sesuai dengan pemanfaatannya scr maksimal.

Kantor pusat juga menetapkan kebijakan-kebijakan yang berlaku untuk seluruh lingkup area
perusahaan, yang bergantung dari kebijakan CEO, dapat berjumlah sedikit dan bersifat umum, atau
dikodifikasikan ke dalam beberapa manual yang tebal.

Kelompok 2
LANJUTAN
 Kerugian dan keuntungan “UNIT BISNIS”

Kerugian Keuntungan
• Adanya kemungkinan bahwa masing-masing staf unit • Struktur bisa berfungsi sebagai tempat pelatihan bagi
bisnis menduplikasi sejumlah pekerjaan yang dalam manajemen secara umum.
organisasi fungsional, dikerjakan di kantor pusat.
• Unit bisnis lebih dekat dengan pasar dari produk-
• perselisihan yang terjadi diantara spesialis fungsional produknya dibandingkan dengan kantor pusat, maka
dalam organisasi perusahaan fungsional digantikan para manajer unit bisnis dapat membuat keputusan-
dengan perselisihan diantara unit—unit bisnis dalam keputusan produksi dan pemasaran yang lebih baik.
organisasui unit bisnis

Kelompok 2
FUNGSI KONTROLER
“Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian
manajemen disebut sebagai seorang kontroler”.

Kontroler menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian

2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk pengembalian pajak)

3. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-laporan untuk para manager,
menganalisis program dan proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta
mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan

4. Melakukan supervise audit internal dan mencatat prosedur pengendalian, menetapkan pengamanan yang
memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional

5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendalian dan berpartisipasi dalam pendidikan personel
manajemen
Hati hampa, Tanpa
Kekasih
Cukup Sekian Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai