Anda di halaman 1dari 49

UNSUR-UNSUR

ESENSIAL
KEPEMIMPINAN

VISI &
INTEGRITAS
??????? ??
Dalam karya klasik Alice in
Wonderland karya Lewis
Caroll, diceritakan suatu kali
Alice tersebut dalam
petualangannya di tengah
hutan. Dalam kebingungan,
Alice bertanya dengan polos
kepada seekor kucing yang ia
jumpai.
“Wahai ku
cing,
dapatkah en
gkau
memberitah
ukan
mana jalan
yang
harus kutem
p uh
dari sini?”
“Tergantung
ke mana
engkau mau
pergi,”
“Aku tidak
peduli ke
mana..”

“Kalau begi
tu,”
“tidak jadi s
oal jalan
mana yang
ka u
tempuh.”
“Asal aku
dapat samp
ai
ke suatu
tempat,”

“O, jangan k
hawatir,
kalau engka
u
berjalan cuk
u p ja u h
pasti akan s
ampai
ke suatu tem
pat,”
Hari ini dunia kita mirip seperti
Wonderland. Banyak hal di
dunia ini yang indah.
What a wonderful world! Setiap lorong
kehidupan menawarkan hal-hal yang
menyenagkan kelima indra kita sehingga
perhatian, energi, waktu, bahkan orientasi
hidup kita dipengruhi dan dibentuk olehnya.

Ada banyak pilihan hidup


yang bisa kita tempuh, dan
jika tidak berhati-hati, kita
akan sama dengan si Alice:
Bingung dan tersesat!
Karakteristik pemimpin paling penting yang
membedakannya dengan non-pemimpin
Adalah kejelasan
tujuan
Visi.
Ada banyak karakteristik lain, namun visi
adalah prasyarat utama yang harus ada.
Seseorang bisa saja memiliki 50 karakteristik
kepemimpinan. Namun tanpa visi, ia tidak
dapat disebut sebagai seorang pemimpin.
Celakanya, banyak orang hari ini
mengaku sebagai pemimpin namun
tidak memiliki arah yang jelas.
Sepintas orang-orang yang
dipimpinya terlihat maju dan
progresif, namun sebenarnya
mereka hanya berputar-putar.
Dan lebih parah, mereka tidak
sadar bahwa mereka sedang
berputar-putar.
Manusia liar

Orang yang tidak memiliki arah yang


jelas dalam hidupnya masuk dalam
kategori orang liar.
Hidupnya diombang-ambingkan oleh
berbagai hal yang tidak menentu.
Misalnya rutinitas hidup: “Ya, beginilah
setiap hari... mau bilang apa lagi?”
Atau, oleh ekspektasi sosial:
“Lulus kuliah mesti kerja, lalu
menikah, punya anak, dan
seterusnya, lalu mati.”

Atau, oleh tren sosial yang


paling kini: “Saya menekuni
bidang informasi teknologi
karena itu sedang banyak
dibutuhkan.”
Tidak sedikit orang
yang hidupnya secara
penuh dikendalikan
oleh ambisi pribadi:

“Sebagai seorang
profesional, saya mesti lebih sukses dari
dia, pensiun di usia muda dan kaya raya
untuk menikmati sisa hidup di dunia.
Hidup ini hanya sekali.”
Tidak sedikit orang yang ketika
ditanya mengenai tujuan hidupnya
dengan sepontan akan menjawab,
“Tujuan hidupku adalah
memuluahkan Tuhan.

” Jawaban ini terkadang hanyalah sebuah


retorika yang klise. Kedengarannya sangat
rohani. Padahal sering kali itu hanya lip servise,
semacam kosmetik untuk menutupi
ketidakpahaman kita tentang arah dan arti
hidup. Singkatnya, itu untuk menutupi fakta
bahwa kita adalah orang yang liar.
Apakah
Anda orang
yang hidup
liar????

A n da
Atau,
il ik i
mem
visi
u p ?? ?
hid
Menemukan Visi Pribadi

Apa itu visi? George Barna dalam bukunya


Leaders on Leadership memberi definisi
yang baik tentang visi,
yaitu sebuah gambaran masa depan yang
sangat jelas yang Allah komunikasikan
kepada para pemimpin pelayanNya
berdasarkan pengenalan yang akurat
tentang Allah, diri sendiri, dan
lingkungan.
Dari definisi di atas, visi adalah
sebuah fusi atau perpaduan yang
harmonis dari tiga elemen yang
interdependen, yaitu

(1) Allah: Kehendak dan beban dari


Allah,
(2) Diri kita: Talenta dan kapasitas
yang Allah berikan, dan
(3) Lingkungan: Kebutuhan zaman
yang Allah tunjukkan.
Ketiga elemen tersebut perlu
menjadi bahan pergumulan kita
dalam menemukan visi.

Kalau kita memiliki elemen 1 dan 2, kita


akan membabi buta. Karena kita tidak
merasa dibutuhkan oleh zaman. Kalau
yang ada hanya elemen 1 dan 3, kita akan
mudah frustasi karena merasa tidak
mampu mengerjakan visi tersebut. Kalau
hanya elemen 2 dan 3, kita akan mudah
jenuh dan patah semangat.
Observasi John C. Maxwell

Selama lebih dari dua dekade adalah bahwa


semua pemimpin yang efektif memiliki satu visi
dari apa yang harus mereka capai.

Visi itu menjadi energi di belakang setiap


usaha dan dorongan yang melewati segala
problem.
• Pemimpin berada
dalam satu misi dan
semangat yang menular
dirasakan diantara
karyawan sampai mereka
Dengan
mulai bersemangat
visi: untuk bekerja bersama
pemimpin.
• Kesatuan adalah
penting agar mimpi
menjadi kenyataan.
• Jam kerja panjang yang diberikan
dengan senang hati untuk mencapai
tujuan itu.
• Hak-hak individu dikesampingkan
karena keseluruhan adalah lebih
penting daripada sebagian.
• Waktu berlalu cepat, moral
meningkat, kisah kepahlawanan
diceritakan, dan komitmen adalah
kata yang diperrhatikan.
Empat tingkat visi orang yaitu:

1. Orang yang tidak pernah melihatnya.


(mereka adalah pengembara).
2. Orang yang melihatnya tetapi tidak pernah
melanjutkannya sendiri. (mereka adalah
pengikut).
3. Orang yang melihat dan melanjutkannya.
(mereka adalah pencapai).
4. Orang yang melihat dan melanjutkannya
dan membantu orang lain melihatnya.
(mereka adalah pemimpin).
Integritas?
????
Berdasarkan
Webster,

Integritas adalah “ keadaan utuh, bersatu.” Saat


saya memiliki integritas, kata – kata dan
tindakan saya sesuai. Saya adalah saya, tidak
peduli dimana saya atau saya bersama siapa.
Integritas adalah modal utama seorang
pemimpin, namun sekaligus modal yang
paling jarang dimiliki oleh pemimpin.
Inilah tragedi terbesar dalam
kepemimpinan.
Pakar kepemimpinan Warren Bennis dalam bukunya
Leaders: Strategies For Taking Charge menulis bahwa
integritas adalah fondasi untuk membangun rasa
percaya (trust).

Seorang pemimpin yang


memiliki integritas
membangun rasa percaya
dengan menunjukan
kepada orang lain apabila
Trust ini
berkaitan erat
ia diperhadapkan dengan
dengan tantangan moral, segala
predictability. keputusan dan aksinya
dapat diprediksi.
Namun integritas adalah sebuah
komoditas kepemimpinan yang sangat
langka, bahkan hampir punah.

Pengakuan pendeta Jesse jackson di depan


publik pada tanggal 18 januari 2001 tentang
marital affair-nya kembali memperkuat
pesimis tersebut.
Siapa yang tidak kaget
mengetahui bahwa ia
memiliki anak di luar nikah
berusia 20 bulan? Siapa yang
tidak kaget mengetahui
bahwa pendeta Jesse
Jackson yang dipersepsi
publik sebagai salah satu
spiritual compass
masyarakat Amerika
ternyata berselingkuh sejak
tahun 1998.
Skandal ini seakan menjadi sequel kedua
dari sekandal mantan presiden Bill Clinton
dengan Monica Lewinski yang juga
menimbulkan kekagetan publik Amerika
dan dunia.

Bedanya, skandal pendeta Jesse Jackson


jauh lebih dahsyat. Mengapa? Karena ia
adalah seorang tokoh spiritual yang selain
menjadi pendeta,
Juga memainkan peran penting sebagai seorang
politikus dan pejuang hak asasi manusia yang
sangat berpengaruh.

Yang lebih dahsyat lagi, meskipun terlibat


dalam perselingkuhan, ia tetap melayani
sebagai konselor bagi Clinton dalam kasus
Monica Lewinski.

1
1. Panggilan untuk
berintegritas

Di semua lapisan masyarakat ada seruan


yang kuat agar para pemimpin, baik
dibidang usaha, politik atau agama, hidup
berintegritas. Integritas dipandang
sebagai kualitas yang sangat mendasar
dan penting dalam kepemimpinan. Kita
tidak perlu terkejut bila integritas dinilai
tinggi dalam sektor usaha.
Dalam bukunya yang berjudul Transforming
Leadership, Richard Higginson mendaftarkan
beberapa pernyataan misi dari perusahan-
perusahan terkemuka:

.
• Integritas tidak bisa dikkompromikaan
• Perusahaan Shell mengutamakan
kejujuran dan integritas dalam semua aspek
usahanya
• Kami menjalankan usaha dengan penuh
integritas
Integritas juga merupakan hal yang sangat
diperhatikan di kalangan para pegawai.

.
Penelitian menunjukan bahwa, ketika
para pegawai ditanyai mengenai apa
yang paling mereka kagumi dari
seorang pemimpin, maka integritas
merupakaan salah satu dari tiga
kualitas yang paling sering disebutkan.
Bagi kebanyakan pegawai tersebut
integritas berarti bertindak jujur,
mereka menginginkan atasan mereka
bersikap jujur dengan pegawainya,
dan juga bersikap konsisten.

Pemimpin-pemimpin dalam bidang usaha


atau politikus atau para hamba Tuhan
sebaiknya tidak mengatakan hal yang sama
sekali berbeda dengan apa yang mereka
katakan keesokan harinya.
Popularitas pemimpin yang paternalistik di
Dalam satu pasal mengenai integritas
dalam buku The Seven Heavenly Virtues
of Leadership.
Margaret Thorsborne melaporkan suatu
survai yang dilakukan dikalangan orang
dalam berbagai lapisan, temasuk
didalamnya para pemimpin perusahaan,
manajer tingkat menengah dan senior, dan
staf serta keluarga-keluarga mereka dalam
berbagai organisasi besar dan kecil di
Queenland, Australia.
1
Ketika diminta untuk menggambarkan orang
yang menurut mereka memiliki integritas,
inilah kata-kata yang digunakan oleh para
responden tersebut:

• “Berkarakter kuat”,
• “Teguh, tegas, berakhlak”,
• “Menjalani apa yang dikatakan dan
melalukan apa yang dijanjikannya”
• “Autentik, berterus terang, apa yang ada di
1 diluar”,
dalam dirinya telihat jelas
• “Terbuka, jujur dan tegas dalam berhubungan
denggna orang lain”,
• “Memiliki nilai-nilai yang jelas dan tidak
kompromistis, dan mempunyai kejelasan mengenai
apa yang benar dan yang salah”,
• “Berkomitmen tegur, dan bertindak menurut
keyakinannya”,
• “Perilakunya sepadan dengan nilai-nilai yang
dianutnya”,

• “Berprinsip, terhormat, adil, bertanggung jawab”,


• “Seimbang, terpadu, menyeluruh”,
• “Mengawasi dirinya sendiri dan mengintrospeksi diri”,
• “Dewasa dan bijak”.
2. Sifat Integritas

Integritas bisa berarti keadaan yang utuh


dan lengkap. Di daerah rawan gempa,
perumahan bertingkat di atasnya harus
diperiksa dan dipastikan bahwa setiap
komponen strukturnya tersusun dan
terkait satu dengan lainnya secara utuh
dan lengkap seperti yang diharapkan.
Satu definisi dari kata ‘integral’
adalah sangat mendasar atau sangat
penting untuk keadaan yang lengkap,
utuh, lengkap, sempurna, tidak ada
yang kurang, menyeluruh.

Dalam pengertian ini, integritas menyatakan


kehidupan yang menyatu dengan baik. Ada
keterkaitan antara bagian-bagian yang berbeda
dari kehidupan seseorang. Sistem nilai yang kita
anut akan membentuk setiap segi kehidupan kita
, baik di depan unum maupun dalam kehidupan
pribadi. Ada kekompakan antara kepribadian
kita dan cara hidup kita.
Integritas juga bisa memiliki arti lebih umum
dalam percakapan sehari-hari. Kita
menggunakannya untuk menggambarkan kualitas
yang berhubungan dengan kebenaran dan
moralitas.

Integritas mengandung arti bahwa kita


adalah orang yang ‘lurus’, jujur dandan
tulus. Kita bisa dipercayai karena adanya
konsitensi kata, sifat dan tindakan. Inilah
wujud luar dari integritas yang tertanam
dalam batin.
3. Wujud integritas

Mantan Presiden
uni Soviet,
Mikhail
Gorbachev,
memperkenalkan
revormasi
ekonominya
dengan slogan
perestroika.
Dalam buku yang berjudul sama, Gorbachev
mendefinisikan sebagai ‘kesatuan antara
perkataan dan tindakan’. Ia ingin sekali
memastikan program-program politik
benar-benar bisa diwujudkan dalam
kehidupan ekonomi sehari-hari, sehingga
masyarakat yang selama puluhan tahun
sudah bosan dengan janji-janji politis yang
tidak dipenuhi bisa diyakinkan oleh program
reformasi yang praktis seperti itu. Bukan hal
yang mudah baginya untuk
melaksanakannya.
Ayat-ayat berikut ini akan sangat menolong
dalam melihat pikiran atau tindakan Paulus
sebagai seorang pemimpin.

Ayat-ayat ini menyoroti tiga ciri integritas yan


sangat penting.
a. Ketulusan: Motivasi yang murni
Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami
memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia
ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai
oleh ketulusan dan kemurnian dari
Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih
karunia Allah. (2 Kor 1:12)
Paulus adalah orang yang apa adanya
dan tulus ikhlas, sama sekali tidak licik
dan bukan penipu. Kesederhanaan
merupakan ciri yang menarik dari anak-
anak dalam berinteraksi dengan orang
tuanya; spontan, jujur dan tidak
berpura-pura; tidak berbelit-belit dan
terbuka.
Ciri-ciri integritas ini, yakni
transparansi, keterbukaan,
keterusterangan dan ketulusan hati,
sangat penting untuk memimpin
dengan penuh integritas.
Terlalu sering gaya kepemimpinan
berbau manipulasi, intrik politik, dan
maksud-maksud tersembunyi. Sikap-
sikap seperti ini telah menimbulkan
kekecewaan masyarakat terhadap
politik, bisnis-bisnis besar.
b. Konsistensi: Menjalani kehidupan
sebagai satu keseluruhan

Pertama, ia konsisten dalam semua situasi dan


kondisi. Menarik sekali untuk memerhatikan
saat ia mengatakan bahwa “hidup kami di dunia
ini, khususnya dalam hubungan kami dengan
kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian
dari Allah”.
Tingkah lakunya tetap sama, baik saat ia
berada ditengah-tengah masyarakat
umum maupun di tengah jemaat. Ia tidak
bersikap lain saat berada di antara orang-
orang yang belum percaya dan bersikap
berbeda lagi saat ia berada di antara
orang-orang Kristen.

Apakah kita bisa mengatakan hal yang


sama untuk diri kita sendiri?
Apakah saya orang yang berbeda saat berada di
rumah dibandingkan dengan citra saya di
tempat kerja?

Apakah saya seorang pribadi yang lain saat di


tempat kerja, dan menjadi pribadi yang lain
lagi saat saya gereja?

Apakah saya seorang pribadi yang lain saat di


kamar hotel, atau di kantor pajak, atau
ditenggah-tengah kemacetan lalu lintas, dan
menjdai pribadi yang lain lagi saat di atas
mimbar di gereja?
Kedua, ia konsisten dalam
caranya berkomunikasi, entah
itu dalam bentuk tertulis
ataupun dalam pembicaraan
langsung.

Ketiga, ia konsisten dalam


mengatur semua urusannya.
c. Keandalan:
Nilai-nilai Mencerminkan
yang dianut oleh seorang
pemimpin kesetiaan Allah
tipe laissez faire dalam
menyelenggarakan fungsi-funsi
kepemimpinannya biasanya bertolak dari
Menjalani
filsafat hidupkehidupan yang menunjukan
bahwa manusia pada dasarnya
memilikikesesuaian dengan
rasa solidaritas iman
dalam kehidupan
bersama, mempunyai kesetiaan kepada
Ketulusan, konsistensi dan keandalan mungkin sikap
sesama dan
yang sangat kepadabanyak
dikagumi organisasi, taat kepada
orang. Namun dalam
norma-norma dan peraturan
pelaksanaanya tidak yang
selalu diterima telah
dengan
baik,bahkan
disepakati bias diragukan
bersama, dan difitnah
mempunyai rasa
Paulus memberi contoh, ia memberi respon dengan
tanggung
menekankanjawab yang Allah
kesetiaan besarlalu
tehadap tugas
menegaskan
yang harus diembannya.
keandalannya

Anda mungkin juga menyukai