Anda di halaman 1dari 18

LEARNING OBJECTIVE 2

(Fraktur Terbuka)

Fadilla Rahma Azzahra


2113010114
Proses bone remodelling
All about fraktur
• Definisi
Fraktur merupakan kondisi terputusnya
kontinuitas tulang. Penyebab tersering adalah
trauma, sebagian terjadi secara sekunder
akibat proses penyakit seperti osteoporosis.
Etiologi

Penyebab fraktur adalah trauma


- trauma langsung
- trauma tidak langsung
- trauma ringan
Patofisiologi
Faktor risiko
Manifestasi klinis
• Deformitas : Pembengkakan dari perdarahan lokal dapat menyebabkan deformitas
pada lokasi fraktur.
• Pembengkakan yaitu edema muncul sebagai akibat dari akumulasi cairan serosa
pada lokasi fraktur serta ekstravasasi darah ke jaringan sekitar.
• Memar (ekimosis) yaitu memar terjadi karena pendarahan subkutan pada lokasi
fraktur.
• Nyeri : Nyeri terus-menerus meningkat jika fraktur tidak dimobilisasi.
• Ketegangan : Ketegangan disebabkan oleh cedera yang terjadi.
• Kehilangan fungsi : Terjadi karena nyeri yang disebabkan hilangnya fungsi
pengungkit-lengan pada tungkai yang terkena. Kelumpuhan juga dapat terjadi dari
cedera saraf.
• Perubahan neurovascular : Terjadi akibat kerusakan saraf perifer atau struktur
vaskular yang terkait.
• Spasme otot : Spasme otot involuntar berfungsi sebagai bidai alami untuk
mengurangi gerakan lebih lanjut dari fragmen fraktur.
• Gerakan abnormal dan krepitasi : Terjadi karena gerakan dari bagian tengah tulang
atau gesekan antar fragmen fraktur yang menciptakan sensasi dan suara deritan.
• Syok : Fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah. Perdarahan besar atau
tersembunyi dapat menyebabkan syok.
Klasifikasi fraktur terbuka
Klasifikasi Fraktur Sudut patahan pada tulang

• Fraktur transversal merupakan fraktur yang garis patahannya tegak lurus terhadap sumbu panjang
tulang. Pada fraktur semacam ini sulit ditangani, karena biasanya salah satu ujing tidak memilki
pembuluh darah sehingga sulit untuk pemulihan, dan keadaan ini mungkin memerlukan
pembedahan.
• Fraktur kominuta adalah serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan dengan lebih dari
dua fragmen tulang.
• Fraktur Grenstick adalah dimana salah satu sisi tilang patah sedang sisis lainnya membengkok.
• Fraktur Oblik dimana patahan membentuk sudut dengan garis tengah tulang (lebih tidak stabil
dibanding transversal)
• Fraktur spiral adalah dimana seputar batang tulang memuntir .
• Fraktur Depresi adalah fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada
tulang tengkorak dan tulang wajah)
• Fraktur Kompresi adalah dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang)
• Fraktur Patologik adalah fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang,
metastasis tulang, dan tumor)
• Fraktur Avulsi merupakan tertariknya fragmen tulang oleh ligmen atau tendo pada pelekatannya.
• Fraktur Epifiseal adalah fraktur melalui epifisis.
Diagnosis
• Anamnesis
Riwayat mekanisme cedera (posisi kejadian)
dan kejadian-kejadian yang berhubungan
dengan cedera tersebut. riwayat cedera atau
fraktur sebelumnya, riwayat sosial ekonomi,
pekerjaan, obat-obatan yang dia konsumsi,
merokok, riwayat alergi dan riwayat
osteoporosis serta penyakit lain.
• Pemeriksaan fisik
Adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan
bengkak di bagian tulang yang patah,
deformitas (angulasi, rotasi, diskrepansi),
gangguan fungsi muskuloskeletal akibat nyeri,
putusnya kontinuitas tulang, dan gangguan
neurovaskuler.
• Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan foto radiologi: menentukan lokasi/luasnya
fraktur/trauma, dan jenis fraktur.
b. Hitung darah lengkap: Ht mungkin meningkat
(hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada
sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multiple). Peningkatan
sel darah putih adalah respon stres normal setelah trauma.
c. Arteriogram: dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan
vascular.
d. Kreatinin: trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk
klirens ginjal.
e. Scan tulang : memperlihatkan tingkat keparahan fraktur juga
dapat untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak (Suriya &
Zurianti, 2019).
Tatalaksana
• Prinsip penanganan fraktur adalah mengembalikan posisi patahan tulang
ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan posisi itu selama masa
penyembuhan patah tulang (imobilisasi).
• Penatalaksanaan umum
– fraktur meliputi menghilangkan rasa nyeri : obat anti nyeri
– Menghasilkan dan mempertahankan posisi yang ideal dari fraktur,
Agar terjadi penyatuan tulang kembali, Untuk mengembalikan fungsi
seperti semula.
• Teknik imobilisasi dapat dilakukan dengan pembidaian atau gips.
Komplikasi
a. Komplikasi awal
• Syok
Syok hipovolemik akibat dari perdarahan karena tulang merupakan organ
yang sangat vaskuler maka dapat terjadi perdarahan yang sangat besar
sebagai akibat dari trauma khususnya pada fraktur femur dan fraktur pelvis.
• Emboli lemak
Ketika terjadi fraktur globula lemak dapat masuk kedalam darah karena
tekanan sumsum tulang lebih tinggi dari tekanan. Globula lemak bergabung
dengan trombosit membentuk emboli yang dapat menyumbat pembuluh
darah kecil yang memasok darah ke otak, paru- paru, ginjal dan organ lainnya.
• Compartment syndrome merupakan masalah yang terjadi saat perfusi
jaringan dalam otot kurang dari yang dibutuhkan.
• Komplikasi awal lainnya seperti infeksi, tromboemboli dan koagulopati
intravaskular.
b. Komplikasi lambat
• Delayed union, malunion, nonunion Penyatuan terlambat (delayed
union) terjadi bila penyembuhan tidak terjadi dengan kecepatan
normal berhubungan dengan infeksi dan distraksi (tarikan) dari
fragmen tulang. Tarikan fragmen tulang juga dapat menyebabkan
kesalahan bentuk dari penyatuan tulang (malunion). Tidak adanya
penyatuan (nonunion) terjadi karena kegagalan penyatuan ujung-
ujung dari patahan tulang.
• Nekrosis avaskular tulang Nekrosis avaskular terjadi bila tulang
kekurangan asupan darah dan mati. Tulang yang mati mengalami
kolaps atau diabsorpsi dan diganti dengan tulang yang baru. Sinar-
X menunjukkan kehilangan kalsium dan kolaps structural.
Prognosis

Anda mungkin juga menyukai