Anda di halaman 1dari 20

Self Introduction

Asep Mulyana (21th)


batosai_1370@yahoo.com
+6285624123413
Kujang:
Mengungkap
Kekayaan Budaya
Warisan
Indonesia
Apa itu Kujang ?
Kujang merupakan senjata
tradisional berbentuk unik yang
berasal dari Jawa Barat. Secara
etimologi, “kujang” berasal dari
“kudi” dan “hyang”. “Kudi” berasal
dari bahasa Sunda kuno yang
bermakna sebuah senjata atau jimat
yang memiliki kekuatan gaib.
Sementara, “hyang” berarti dewa
atau sesuatu yang dianggap Tuhan.
Jadi, secara harfiah kujang bisa
dimaknai sebagai senjata pusaka
yang memiliki kekuatan dewa.
Sejarah Kujang
Kujang merupakan senjata khas
dari Sunda, Jawa Barat. D iperkirakan
sudah ada sejak abad ke-5 Masehi.
Awalnya digunakan sebagai alat
pertanian, namun kemudian menjadi
lambang kekuatan dan simbol budaya.
Kujang dipercaya memiliki energi
mistis dan melambangkan keberanian
serta
keadilan.
Sejarah Kujang
Kujang berasal dari kata Ku Jawa Hyang atau Ku Dyah Hyang, dengan tahapan: Kujang asal kata dari
Kudi Hyang atau Ku Dyah Hyang yang menunjuk kepada Ku Dayang Sumbi. Pernyataan tersebut
sebagai wujud dari dimulainya sistem ketatanegaraan di wilayah Nusa Kendeng atau Dwipantara
(nama pulau Jawa saat itu).
Sejarah Kujang
Berdasarkan pernyataan dari Bapak Santosa Adiwibowo, seorang pemerhati dan pecinta tosan aji dari
Yogyakarta tahun 2010, istilah “Kujang” lebih populer di Jawa Barat, sementara di wilayah Jawa
Tengah dan Timur lebih dikenal dengan istilah “Kudi” dan “Cangak”.
Bentuk dan Fungsi Kujang
Kujang memiliki bentuk yang unik,
dengan bilah yang melengkung dan
ujungnya yang berbentuk seperti kepala
burung atau singa.

Kujang memiliki beberapa fungsi,


seperti senjata pertahanan diri, alat
pertanian, dan objek seni dan budaya.
Bentuk dan Fungsi Kujang
Kujang memiliki bentuk yang unik,
dengan bilah yang melengkung dan
ujungnya yang berbentuk seperti kepala
burung atau singa.

Kujang memiliki beberapa fungsi,


seperti senjata pertahanan diri, alat
pertanian, dan objek seni dan budaya.

tetapi juga memiliki makna spiritual


dan simbolik dalam budaya Sunda .
METODOLOGI
Kujang
4 5
PANCA
Kujang merupakan karya

3 Curiga
1
budaya tradisi Sunda maka
untuk menerjemahkannya
harus menggunakan
berbagai disiplin ilmu yang
berasal dari tradisi budaya

2
Sunda pula.
Sindir/Sampir (index)

1
Sindir :
“Kukuh kana Jangji” Pemaknaan ungkapan
dengan susunan kalimat
yang berbeda
(allusion)
Sampir :
Merupakan alat pertanian
orang “Sunda”
Silib / Siloka (icon)

Pemaknaan ungkapan yang


dikatakan tidak langsung,
dikiaskan
2
pada hal lain (allude)

Ku–Jawa–Hyang/Kudi
Hyang/Ku Ujang
Silib / Siloka (icon)

Pemaknaan ungkapan yang


dikatakan tidak langsung,
dikiaskan
2
pada hal lain (allude)

Ku–Jawa–Hyang/Kudi
Hyang/Ku Ujang
Silib / Siloka (icon)

Pemaknaan ungkapan yang


dikatakan tidak langsung,
dikiaskan
2
pada hal lain (allude)

Ku–Jawa–Hyang/Kudi
Hyang/Ku Ujang
“Manuk” sebagai lambang Sandi/Simbul (kode)
kedaulatan sebuah Negara yang
disimbolkan dalam bentukBurung
sebagai perupaan saja.
Kujang Pusaka kemudian menjadi
symbol ajaran
Pemaknaan ungkapan
dalam bentuk lambang
(symbol, icon)
3
Galeuh-na Nu Agung /
Galuh Hyang Agung / Galunggung,
dan system kenegaraan
dilambangkan menjadi
Garuda – Galuh Ratu Sunda.
Sandi/Simbul (kode)

Pemaknaan ungkapan
dalam bentuk lambang
(symbol, icon)
3
Sandi/Simbul (kode)

Pemaknaan ungkapan
dalam bentuk lambang
(symbol, icon)
3
Siloka
Diri manusia sebagai
pembawa ajaran untuk
menyempurnakan
Pemaknaan ungkapan
dalam bentuk pengandaian
atau gambaran
4
kesejahteraan Naga-Ra yang berbeda (aphorisma)
Siloka

4
Ka-Dja-Nga (Hanacaraka) Sasmita (Essensi)

5
Ka = Tanaga (Buana Nyungcung)
Dja = Wujud Hurip (Buana Panca
Tengah) Pemaknaan ungkapan yang
Nga = Seuneu Kawasa (Buana berkaitan dengan suasana
Larang) dan perasaan hati
(depth aphorisma)
Maka dari itu Kujang adalah
Manifestasi
manusia sebagai perwujudan alam
semesta
yang paling sempurna.

Anda mungkin juga menyukai